KOTA HOLAD YANG MEMBANGKITKAN KENANGAN
(Translater : Dhien)

"Hyahha-! Yeah!
Dengan Lembah Besar Raisen di sebelah kiri mereka, dan padang rumput besar di sebelah kanan, motor dan mobil sihir Hajime melaju ke barat dengan mentari di belakangnya. Kepulan awan debu berterbangan di jalan diterbangkan oleh roda mobil, sementara motornya terlihat maju mundur di antara tanah tandus dan padang rumput di samping lembah sambil berteriak dengan berisik, bahkan terlihat riang.
"... Sepertinya mood Shia sedang bagus. Ia bahkan berteriak seperti orang-orang di akhir abad." (tln: penyanyi rock mungkin maksudnya?)
"... Hmm. Aku juga ingin coba."
Di jok pengemudi mobil, Hajime bergumam dengan ekspresi takjub selagi menyetir dengan satu tangan, sementara sikut tangannya yang satunya ada di bingkai jendela. Seperti yang Hajime katakan, Shia tidak ikut naik mobil, melainkan mengendarai motor sendirian.
Pada awalnya Shia benar-benar menyukai sensasi membelah angin yang dirasakannya saat motor melaju, tetapi sekarang jumlah orang telah bertambah dan kendaraan utama mereka telah berubah menjadi mobil, hal itu membuatnya merasa tidak puas. Meskipun ia dapat merasakan angin jika menaruh kepalanya di jendela, ia tidak cukup puas dengan itu dan ia juga tidak bisa menempel ke Hajime karena tempat duduk disampingnya telah dipesankan untuk Yue. Makanya, ia meminta Hajime untuk mengajarinya cara mengendarai motor.
Motor sihir dapat dikendarai dengan mudah selama pengemudinya dapat memanipulasi sihir secara langsung. Tergantung situasinya, manipulasi sihir secara langsung juga dapat digunakan untuk mengkontrol kemudi tanpa perlu memegangnya. Oleh karena itu, itu bukan hal yang sulit untuk Shia, dan ia belajar berkendara dengan cepat. Selanjutnya, ia pun jatuh cinta dengan motor itu.
Bahkan sekarang, ia ugal-ugalan mengendarainya sambil bercicit, ia bahkan mencoba melakukan belokan-belokan tajam dan mengangkat roda motornya. Terlebih, ia juga melakukan tekhnik jackknife dan backride yang membuatnya tak kalah dari para pengendara motor profesional. Percepatan dan pengereman dapat dilakukan dengan memanipulasi sihirnya, jadi itu membuatnya lebih mudah dikendarai dibanding motor di bumi... Tapi masih saja, ia menyamakan kecepetannya dengan Hajime. Telinga kelinci Shia berkata, "Hey, hey, gimana atraksiku?"
Sambil terkadang menoleh ke Hajime dengan ekspresi sombong yang membuatnya terlihat menyebalkan.
Terkadang, beberapa orang sifatnya memang berubah saat berkendara, dan Shia mungkin salah satu di antara mereka. Melihat Shia, Yue yang disamping Hajime juga ingin mencobanya sendiri. Yue bahkan berseru "Hyahha-!" tapi Hajime memastikan untuk menghentikannya karena merasa suasana akan berubah buruk. Juga, di samping Hajime adalah Myuu yang berusia tiga-empat tahun yang menaruh kepalanya di jendela sisi Yue, sambil ia perlahan naik dari pangkuan Yue dengan mata berkilauan. Mengacungkan tangannya ke Shia yang mulai berdiri selagi menyetir dengan satu tangan, Myuu pun mulai meminta ke Hajime.
"Papa! Papa! Myuu juga ingin itu!"
"Sudah kubilang kau tak bisa."
Sambil duduk di pangkuan Yue, Myuu yang keinginannya tidak dipenuhi mulai merajuk dan berkata, "Gak! Myuu juga pengin!" ke Hajime. Jadi agar Myuu yang merajuk tidak jatuh dari tempat duduknya, Yue memeluknya dari belakang dan memarahinya dengan, "...jangan manja!" "Uu~" Myuu menunjukkan erangan yang imut dan Hajime menunjukkan muka maklumnya ke Myuu yang bersedih.
"Myuu. Kita naik bareng lain kali, jadi sabar yaa."
"Ehh~? Benarkah?"
"Mhm. Aku tak membolehkanmu naik dengan Shia... tapi itu tidak apa jika denganku."
"Jadi, Myuu ga bisa naik bareng Shia-oneechan?"
'Mhm, harus. Lihat saja ia. Kali ini ia berpose aneh sambil menyetir. Walaupun ada yang kupikirkan... Aku tidak akan pernah membolehkanmu berkendara dengan pengemudi yang berbahaya."
Sambil berdiri di atas setirnya, Shia berpose aneh dimana ia membuka telapak tangan kanannya untuk menutupi mukanya selagi tangan kirinya menggantung dengan bahu yang sedikit terangkat sambil tertawa ala Amerika. Sambil memperhatikan Shia dengan pose lawakannya, Hajime menunjuk Myuu. "Jangan tiru ia, ok?", katanya.
"Awalnya aku tak membolehkanmu naik motor karena itu berbahaya... apa harus kubuatkan kursi khusus anak-anak? Aku akan membutuhkan bahan... bla bla bla."
"Yue-oneechan. Papa sedang bergumam. Aneh."
"... Papa Hajime hanya khawatir ke Myuu... tidak disangka dia overprotektif."
"Fufu, apa artinya Master itu tanpa disangka-sangka orang yang pemanja. Hmm, berbeda dari yang biasanya... haa, haa."
"Yue-oneechan. Tio-oneechan terengah-engah."
"... Itu penyakit yang tidak ada obatnya jadi abaikan saja."
Berperan sebagai teman bicara Myuu, Yue mengelus kepala Myuu yang sedang menatap memandangnya.
Baru sebentar saja waktu telah berlalu sejak saat mereka memulai perjalanan dengan Myuu, tapi Hajime telah menyerah dengan Myuu yang terus memanggilinya 'Papa'. Awalnya, dia mencoba berbagai cara untuk menghentikannya, tapi Myuu akan terus mulai menangis, dan matanya yang bergetar diam-diam mengucapkan "Apa itu buruk? Apa Papa membenci Myuu?" Bahkan Hajime, yang dapat melumatkan para DB (Demonic Beast) tidak bisa menang dari Myuu, seperti bagaimana dia tidak bisa melawan Yue. Hasilnya, dia tidak bisa mengubahnya dan telah ditentukan bahwa dia akan dipanggil sebagai 'Papa'.
Karena Hajime membolehkan (karena dia menyerah) Myuu memanggilnya 'Papa', Hajime mulai khawatir tentang Myuu. Bahkan sekarang, bisa dibilang dia menjadi overprotektif. Shia kelinci yang tak tahu malu dan Tio yang mesum, aku harus melindunginya sampai Myuu bertemu kembali dengan ibunya! kurang-lebih itulah yang dipikirkannya. Saat Hajime mulai terlalu banyak ikut campur, Yuelah yang menghentikannya, sebagai orang yang mengajari Myuu cara menjadi normal, dan itulah isi regu Hajime.
Karena Myuu terus menempel ke Hajime, Yue jadi tidak bisa mermesra-mesraan dengannya dan membuatnya merasa tidak puas, tapi ia memakluminya karena ia juga menyukai Myuu yang lucu.
Selagi diam-diam menembakkan sihirnya ke Tio yang sedang berdelusi sambil terengah-engah di kursi belakang untuk mendiamkannya, Yue menutupi telinga Myuu karena itu menjadi contoh yang buruk untuknya. Dengan demikian, Hajime masih bergumam tentang membuatkan kursi khusus untuk Myuu, dan Shia mengendarai motornya dengan hanya ban depannya yang menyentuh tanah. Aku harus tenang! Yue menetapkan hatinya.
***
Regu Hajime saat ini berada di Kota Persinggahan, Holad.
Biasanya mereka hanya melewatinya begitu saja, tapi karena sebuah permintaan dari kepala cabang Guild Petualang Fhuren, Ilwa, mereka harus berhenti di sini. Meski begitu, tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke dari sini.
Hajime berjalan di jalan utama ke arah guild cabang Holad dengan pandangan nostalgia. Sambil naik di atas bahu Hajime, Myuu menyadari kondisi Hajime dan menggunakan tangan mungilnya untuk menyentuh kepala Hajime.
"Papa? Apa ada yang terjadi?"
"Nn? Ah~ yahh, Aku pernah ke sini sebelumnya... walaupun hanya baru empat bulan, tapi itu rasanya seperti tahunan untukku."
"... Hajime, kau tidak apa?"
Yue yang tangannya menggandeng lengan Hajime, memasang wajah bingung melihatnya dengan gelisah. Hajime mengangkat bahunya dan lalu suasana kembali seperti biasanya.
"Ah, tidak ada masalah. Aku hanya terbawa emosi karena sudah lama saja. Aku ingat semuanya dimulai dari sini... Setelah melewati malam dengan rasa tegang, takut dan putus asa, aku pergi ke dungeon hari berikutnya... dan saat itulah aku terjatuh."
"..."
Hajime merasa bahwa hari itu adalah hari yang ditakdirkan. Monolognya membuat Yue dan yang lain mendengarkannya dengan serius. Yue memperhatikan Hajime  dengan tenang. Dan Tio menanyai Hajime dengan penasaran.
"Hmm. Apa Master ingin kembali ke hari itu? Bagaimanapun, Master juga punya teman-teman kan? Walaupun Master punya masalah tersendiri... Bagaimanapun, mereka bukan hanya ada orang yang menyakiti Master kan? Bukannya ada juga yang akrab dengan Master?"
Karena hubungan Tio dengan regu Hajime masihlah dangkal, kadang ia akan berterus terang menanyakan hal yang harus dihati-hatikan meskipun ia tahu apa yang ada dalam benak Hajime. Itu karena ia tidak ingin hanya menjadi sekedar teman perjalanan, jadi Tio berusaha keras untuk benar-benar menjadi kawan di regu Hajime. Meskipun ia adalah orang yang mesum dalam cara menginginkan Hajime.
Itulah kenapa Hajime mendengarkan pertanyaan Tio tanpa terganggu dengannya. Oleh karena itu, dia menghela nafas dan mengingat pesta minum teh tengah malah di bawah sinar rembulan. Dengan teh yang terasa tidak enak, terdapat baju putih dan rambut hitam yang memantulkan sinar bulan, dimana pemilik rambut itu berjanji untuk melindunginya, dan di saat-saat akhir, ia mengulurkan tangan ke arahnya dengan ekspresi pahit selagi teman-temannya menahan ia...
Tanpa diduga, dia merasakan tangan yang bergetar di lengannya yang membuatnya sadar kembali. Ketika melihat ke sumber getaran, Yue menatapnya lurus dengan kuat, pandangan yang teguh, dan tangannya yang bergetar menggenggam Hajime dengan kuat.
Hajime menyamakan pandangannya dengan Yue dan membalasnya dengan pandangan yang lemah lembut.
"Tentu, ada seseorang... Akan tetapi, bahkan seandainya aku dapat kembali ke hari-hari itu, aku akan tetap menapaki jalanku sendiri."
"Heh~, kenapa?"
Meskipun Yue tahu jawabannya dari ekspresi Hajime, Tio masih menanyainya dengan ekspresi yang sedikit terhibur. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Yue, Hajime menggunakan tangannya yang lain untuk menggenggam lembut tangan Yue yang ada di sikunya. Yue tersenyum samar-samar, dan pipinya sedikit berwarna kemerahan.
"Tentu saja... itu karena aku ingin bertemu Yue."
"... Hajime."
Di kota Holad, membuatnya mungkin untuk menaikkan levelnya dengan cepat sambil menjual bebatuan sihir dengan batasan harga yang aman. Oleh karena itu, para petualang, pedagang, dan Tentara Kerajaan berkumpul, bersama dengan banyak pedagang sebagai rekan bisnis. Kota yang benar-benar menunjukkann keramaian dan kesibukan. Tentunya, jalan utama kota yang seperti akan meningkatkan keramaian.
Dengan jalan utama di mana banyak orang melakukan aktifitas. Hajime dan Yue tiba-tiba berhenti dan saling pandang. Mereka berada di dunianya sendiri tanpa mempedulikan sekitarnya. Mereka saling mendekatkan pipi mereka, dan suasananya terlihat seolah mereka dapat berciuman kapanpun. Meskipun mereka entah bagaimana membuat orang-orang berkerumun di sekitarnya, dan mereka dihujani dengan pandangan penasaran dan iri, Hajime dan Yue tidak menyadarinya sama sekali. Mereka hanya dapat saling pandang.
"Tio-san, kau dengar itu? Itu bukan 'kamu' yang Hajime ingin temui kan? Cuma Yue-san. Lagi-lagi, mereka buat dunia mereka sendiri. Mereka tidak peduli situasi dan kondisi. Dan kita cuma bisa memperhatikan dari samping bukan?"
Kupikir ini masalah tentang waktu sampai suasana seperti itu harus tercipta diantara aku dan Hajime-san. Meskipun aku selalu siap menerima perlakuan seperti itu, hal seperti itu selalu terlewatkfan, dan untuk dianggap sebagai orang yang dianggap patut disesalkan... Tidak, aku mengerti itu tahu? Aku tahu Yue-san itu spesial. Aku menginginkan hubungan seperti mereka berdua, makanya aku ingin bersama dengan mereka.
Yang kumaksudkan adalah, Yue-san sebaggai orang yang yang spesial adalah hal yang normal dan kurasa itu hal yang bagus. Sebaliknya, Hajime-san yang mengabaikan Yue-san itu bukanlah Hajime-san. Jika itu terjadi dan membuat Yue-san menjadi sedih karenanya, akulah orang yang akan menghajar Hajime.
Akan tetapi, ini seandainya ok? Akhir-akhir ini, Hajime-san menjadi sedikit lebih dere~ Aku penasaran jika ini memang saatnya untukku naik ke tangga kedewasaan~ Aku mengharapkannya, tapi itu tidak menjadi kenyataan. Tidak peduli sespesial apa Yue-san, bukannya tidak apa jika Hajime-san lebih melihatku sedikit lagi? Hal yang memalukan bagi seorang pria menolak tawaran dari wanita.
Meskipun gampang memahami bahwa aku siap menerimanya, dengan santainya dia menjawab seenaknya dengan mukanya yang tenang, dasar tolol!, kupikir seperti itu, tapi aku tidak pernah berpikiran untuk protes  Aku cuma ingin bermesra-mesraan dengannya! Lalu ini-itu di atas kasur! Bahkan dia 'bermain keras' dengan Yue-san! Aku memikirkan itu! Jadi, apa yang Tio-san, sebagai perwakilan para orang mesum pikirkan!?"
"Sh-Shia. Aku tahu kalau kau slalu menyimpan kebencianmu, tapi tenanglah. Sebaliknya, orang yang berteriak tanpa memperhatikan sekelilingnya adalah kau. Juga, berbicara hal buruk seperti itu dengan santai sampai selesai... Untuk dianggap sebagai orang mesum di tempat umum, haa, haa, membuat semuanya melihatku dengan tatapan dingin... Haa, haa, ngh, ngh."
Di tengah jalan raya, gadis bertelinga kelinci meneriakkan hal erotis apa yang ingin dilakukannya selagi membicarakan hal buruk tentang wanita cantik mesum yang mulai terengah-engah karena suasananya. Orang-orang yang mulai berkumpul karena penasaran kaget dan berjalan mundur.
"Papa~, lihat Shia-oneechan dan Tio-oneechan..."
"Myuu. Jangan lihat mereka. Kita pura-pura tidak mengenalnya."
"...Shia... selanjutnya, aku akan mengikat Hajime dan bersama dengan Shia..."
Teriakkan Shia djsadari oleh Hajime dan Yue, dan mereka bertingkah normal kembali. Akan tetapi, untuk sekarang, mereka pura-pura tidak mengenal Shia dan Tio, dan tidak memperhatikan mereka karena Myuu yang terlihat bingung.
Meskipun Yue membisikkan sesuatu yang menakutkan, Hajime memutuskan untuk tidak mendengar apapun. Tetapi dia khawatir tentang itu, dia memikirkan kemungkinan terkena jebakan saat bersama Yue nantinya. Tapi dia ingin dimaafkan dari melakukan hal seperti itu. Jika itu Yue, hal seperti itu... tidak akan... terjadi kan? Tentu, mungkin... ini akan aman meskipun ada serangan sebelumnya! Hajime mencoba membujuk dirinya sendiri.
Karena dari kejauhan. Ada apa dengan keramaian itu!, penjaga kota dapat terlihat di manapun. Hajime dengan enggan menyeret Shia dan Tio lewat kerah leher mereka untuk pergi. Setiap kali mereka pergi ke kota, pandangan-pandan penuh rasa iri dan dengki menusuk Hajime yang dikelilingi oleh gadis-gadis canfik... Akan tetapi, dia tidak tahu entah mengapa kali ini terdapat banyak tatapan kasihan. Tentu itu hanya imajinasinya.
***
Selagi mengabaikan pandangan orang-orang, regu Hajime akhirnya sampai di Guild Petualang Holad. Dengan Myuu di pundaknya yang seperti sebelumnya, Hajime membuka pintu guild. Tidak seperti pintu guild di kota lainnya, pintu guild cabang Holad ini terbuat dari metal. Suara yang berat menjadi penanda seseorang yang memasuki bangunan.
Ink adalah pertama kalinya dia datang ke sini, sejak terakhir kali dia berada di kota, dia tidak pernah memiliki urusan di sini ataupun memiliki waktu untuk datang berkunjung. Suasana di dalam terasa seperti guild petualang yang Hajime kira dari awal.
Terdapat bagian-bagian yang rusak dari tembok dan lantai yang terlihat ditembel dengan kasar. Lumpur dan noda ada di sana-sini, memberikan kesan yang kurang sehat. Interiornya sendiri seperti yang ada di guild lainnya dimana counter berada di dekat pintu masuk dengan restoran di sebelah kirinya. Akan tetapi, tidak seperti guild lainnya, di sini disediakan alkohol, dan ada orang tua yang keluyuran mabuk di siang bolong. Ada juga lantai dua dimana orang-orang yang terlihat seperti petualang sedang melihat ke bawah dari pinggir pagar atas. Orang-orang di lantai kedua memberikan kesan kelompok yang kuat. Dia tidak tahu bahwa itu adalah peraturan tak tertulis, tapi petualang tingkat atas terlihat berada di lantai dua.
Suasana di sekitar para petualang juga terlihat berbeda dibanding kita lainnya. Semuanya terlihat memandangi mereka, dan tidak ada satupun suasana hangat seperti yang ada di kota Brook. Itu adalah hal yang normal, karena para petualang dan pedagang dipenuhi dengan semangat karena mereka yang ahli dalam pertarungan dengan DB akan menjadi relawan untuk masuk ke dalam Dungeon.
Akan tetapi, ada kesan aura ketegangan di dalam guild dan ada sesuatu yang tidak terlihat biasa. Sesuatu pasti telah terjadi karena para petualang memasang wajah yang serius.
Sesaat setelah regu Hajime masuk ke dalam guild, para petualang memperhatikan mereka dengan serentak. Pandangan mereka begitu tajam, seolah terasa seperti dapat menusuk mereka yang membuat Myuu yang di pundak Hajime berteriak, "Kyaa!", dan ia dengan cepat bergelantungan di kepala Hajime. Karena Hajime muncul dengan seorang gadis kecil di pundaknya selagi dikelilingi wanita cantik, para petualang mengeluarkan hawa haus darah mereka yang berisikan maksud tertentu. Myuu semakin gemetaran. Ia turun dari pundak Hajiime, dan sekarang  berada di lengan kanan Hajine. Myuu membenamkan kepalanya di dada Hajime untuk menutup diri dari sekelilingnya.
Dengan semangat masa muda, sebaliknya para petualang terbawa oleh semangat mereka sendiri, "Ayo kita hajar bocah ini," itulah apa yang pandangan mereka katakan, dengan ledakan kemarahan untuk melampiaskan kebencian mereka, guild pun dipenuhi dengan aura yang aneh, dan itu jelas bahwa mereka tidak menyukai regu Hajime.
Ada kemungkinan bahwa regu Hajime sebenarnya adalah klien... tapi para petualang sepertinya tidak terpikirkan tentang itu. Pembicaraan tentang itu bisa dilakukan setelah mereka menghajarnya atau memberinya pelajaran, dan mereka yang berpikiran seperti itu melangkah maju ke Hajime.
Akan tetapi, Hajime, yang akhir-akhir ini menjadi Papa, adalah orang yang overprotektif. Bahkan meskipun hanya sebentar, dia tidak bisa berdiam diri membiarkan seseorang menakut-nakuti putrinya. Urat nadi yang telah muncul di dahi Hajime dan berlawanan dengan tangannya yang dengan lembut menenangkan Myuu, pandangannya menjadi ganas.
Oleh karena itu...
BaaaANG!!
Seolah suara seperti itu dapat didengar, sebuah tekanan yang besar, kuat dan ganas menyerang para petualang yang menyerang regu Hajime dengan tanpa ampun. Niat membunuh yang sebelumnya datang dari para petualang terlihat tak lebih seperti amukan anak-anak dibandingkan yang satu ini. Seolah membawa kekuatan fisik juga, para petualang yang masih belum matang itu kehilangan kesadaran selagi para petualang yang berdiri terdudukkan tanpa sempat gemetaran.
Bahkan mereka yang tidak kehilangan kesadaran dari tekanan Hajime, skill 'Tekanan' dan 'Pemancaran Energi Sihir', sedang berusaha keras menyangga tubuh dan kesadaran mereka selagi gemetaran dengan wajah pucat dan keringat dingin.
Setelah momen yang terasa seperti lama sekali itu, tekanannya pun melemah. Para petualang menggunakan kesempatan itu untuk menarik nafas. Meskipun ada beberapa di antara mereka yang kencing dan muntah tanpa disengaja... Hajime berbicafa pada mereka sambil menyengir.
"Oi, kalian yang mengincar kami."
""""""!""""""
Para petualang merasa terkejut dan tergetarkan oleh kalimat Hajime. Tatapan yang malu-malu memperhatikan Hajime telah merasa takut seolah mereka melihat seorang monster. Akan tetapi, tanpa mempedulikan hal itu, Hajime meminta sesuatu... memerintah mereka.
"Tertawalah."
""""""Eh?""""""
Para petualang terbingungkan dengan situasi itu, mengabaikan perintah. Jadi, Hajime meneruskan kalimatnya.
"Apa kalian tidak dengar? Kubilang, tertawalah. Senyum. Tunjukkan ke anak ini tidak ada yang perlu ditakutkan. Lambaikan tangan kalian juga. Anak ini ketakutan karena kalian. Apa yang akan kalian lakukan jika dia menjadi trauma? Hah? Hah? Jadi perbaiki kesalahan kalian."
Kalo gitu, jangan bawa anak kecil ke sini!, itulah apa yang para petualang ingin katakan, tapi mereka tidak bisa membalas ucapan seorang monster. Karena pandangan tajam Hajime menusuk mereka yang kebingungan, mereka dengan panik memaksakan diri untuk tersenyum meskipun pipi mereka benar-benar kaku. Bersamaan dengan itu, mereka mulai melambaikan tangan juga.
Penampilan para lelaki ganas bertubuh kekar mengembangkan senyuman dengan pipi yang mengkerut selagi melambaikan tangan mereka dengan ringannya benar-benar terlihat aneh. Akan tetapi tanpa mempedulikan hal itu, Hajime mengangguk dan berbisik ke Myuu yang membenamkan wajahnya di dada Hajime.
Karena apa yang Hajime katakan, Myuu malu-malu memunculkan mukanya, dan matanya yang berair memandang Hajime. Selanjutnya, ia perlahan berbalik selagi didorong oleh tatapan Hajime. Tentu saja, yang ia lihat adalah orang-orang ganas dan terlatih yang berusaha keras untuk bersikap ramah.
"Kyaa!"
Seperti yang diduga, Myuu masih ketakutan dan kembali ke dada Hajime. Hajime mengerutkan keningnya. Dengan tatapan yang lebih menusuk Hajime memandang ke para petualang yang seolah berkata, "Bajingan, apa-apaan ini!" "Jangan ngawur!", itulah apa yang para petualang coba bantah di benak mereka, dan mereka akhirnya mengalihkan perhatian mereka ke Yue dan lainnya yang ada di samping Hajime untuk memohon pertolongan.
Setelah menerima pandangan mereka, "Haa~," Yue menghembuskan nafas dalam-dalam, mendekati Myuu, dan membisikkan sesuatu ke telinganya mirip seperti apa yang Hajime lakukan sebelumnya. Oleh karena itu, Myuu dengan malu-malu menampakkan wajahnya dan melihat ke para petualang. Mereka pun dengan panik mencoba terlihat ramah.
Untuk sesaat, Myuu memperhatikan mereka dengan tenang dan, seolah ia telah mengerti sesuatu, ia tersenyum dan membalasnya dengan melambaikan tangan mungilnya. Karena senyumnya dan gerakannya yang begitu manis, para petualang yang terlatih itu tanpa sengaja menjadi tenang dan melupakan situasinya. Hajime pun merasa puas, dan sekali lagi memanggul Myuu di pundaknya. Kemudian, dia berjalan ke counter seolah dia tak tertarik dengan mereka lagi.
Sesaat setelah regu Hajime sampai di counter, sambil mengabaikan suara berisik yang ada di sana-sini, mereka memberitahukan tujuan mereka datang ke resepsionis.
Omong-omong, gadis resepsionisnya terlihat manis. Seorang gadis periang yang terlihat seumuran Hajime. Sepertinya pusat perhatian yang sebenarnya biasa ada di sini. Tapi yang paling terlihat adalah ketegangan dan kebingungan besar yang muncul di wajah resepsionis yang terlihat menarik tersebut.
"Apa kepala cabang ada di sini? Aku punya pesan dari kepala cabang Fhuren... tapi aku diperintahkan untuk memberikannya secara langsung."
Seperti yang dia katakan, Hajkme menunjukkan status platenya ke resepsionis. Meskipun ia terlihat sangat tegang, tapi ia berdiri dan menerima status platenya seperti seorang pro.
"Te-terima kasih. Kau dapat mempercayakannya padaku. Ma-maaf, permintaan seperti apa yang kepala cabang Fhuren... minta?"
Biasanya tidak ada petualang biasa yang menerima permintaan dari kepala cabang, jadi resepsionis menunjukkan ekspresi yang sedikit ragu. Akan tetapi, matanya terbuka lebar ketika ia melihat informasi yang tertera di status plate Hajime.
"Ra-Rank 'Emas'!?"
Di antara para petualang, bahkan tidak sampai 10% dari mereka yang memiliki rank 'Emas'. Oleh karena itu, seluruh personel guild diberitahukan siapa saja pemilik rank emas jadi mereka dapat mengenalnya. Tentu saja, resepsionis ini juga mengenal seluruh petualang pemilik rank 'Emas'. Akan tetapi, tanpa sengaja ia mengeluarkan suara terkejut karena ia tidak mengenal Hajime.
Suaranya membuat para petualang, petugas guild, dan semua yang di dalam ruangan guild terbelalak terkejut. Dan juga seperti resepsionis itu, mereka memandangi Hajime. Ruangan guild pun menjadi berisik.
"Ma-maaf! Aku benar-benar meminta maaf!"
"Ah~, santai saja. Aku bahkan tak mempedulikannya. Jadi, apa bisa kau sampaikan ini pada pak kepala cabang sekarang?"
"I-Iya! Tolong tunggu sebentar!"
Resepsionis yang terlihat seperti akan terus meminta maaf jika Hajime tak menjawab sama sekali membuat Hajime menyengir. Setelah pertempuran kecil di Ul dan amukan besar yang menghabisi organisasi bawah tanah di Fhuren, dia pikir sudah terlalu telat untuk menyembunyikan identitasnya.
Petualang pria dengan rank 'Emas' yang membawa anak kecil dan harem yang terdiri dari wanita-wanita cantik membuatnya menarik perhatian seisi guild. Namun, regu Hajime memberikan kesan yang jelas bahwa itu adalah hal yang biasa bagi mereka sembari menunggu mbak resepsionis. Tak terbiasa menjadi pusat perhatian, Myuu merasa tidak nyaman, sampai membuat semua orang di regu Hajime menenangkannya. Karena cara Tio yang buruk dalam menenangkannya, sebuah tamparan mendarat di pipinya. Makanya hal itu membuat keributan lainnya, tapi tentu saja hal itu dihiraukan.
Belum lama, tepatnya belum 5 menit berlalu, seseorang lari dari dalam ruangan dengan suara langkah yang keras. Regu Hajime memperhatikan suara itu dan penasaran apa yang terjadi. Seorang pria berpakaian hitam melompat dari bagian belakang counter dan terpeleset karena momentumnya. Pria itu seperti sedang mencari seseorang, dia pun mulai memperhatikan sekelilingnya.
Hajime mengingat orang itu. Dia tercengang karena dia tak pernah menduga bakal bertemu dengannya lagi di tempat seperti ini, dan sampai akhirnya dia bergumam tanpa disengaja.
"... Endou?"