AKAN HARI BERMALAS-MALASAN SEORANG ELF
(Translater : Zerard)

“Hrm...?”l
Matahari telah berada tinggi di langit ketika cahayanya menembus jendela dan menyinari mata seorang High Elf Archer. Dia telanjang, meringkuk di ranjangnya di bawah sehelai selimut, dan membenamkan wajahnya di dalam bantal, enggan untuk bangun. Namun cahaya matahari sangatlah menyilaukan. Cahaya itu tidak dapat di kalahkan hanya dengan sekedar menutupi wajahnya.
Menyerah, sang elf menguap layaknya kucing—fwaah—dan meregangkan tubuh langsingnya.
“Faah...oooh... apa pagi?”
Matahari sudah terlalu tinggi untuk di sebut pagi. Adalah hampir tengah hari.
High Elf Archer, menggosok matanya dan melihat keluar jendela, duduk bersila.
“Ooo...”
Dia menggaruk rambutnya yang berantakan seraya bergumam tidak jelas.
Dia mengingat, bahwa ini adalah hari liburnya. Paling tidak, jika tidak ada seorangpun yang membangunkan dirinya, itu artinya tidak ada petualangan.
Orcbolg itu—telah pergi sendirian, hanya goblin, goblin seperti biasanya.
High Elf Archer sejujurnya tidak yakin akan kejadian yang baru-baru saja terjadi. Sulit baginya untuk mempercayai sebuah pertarungan dengan penyihir jahat di puncak sebuah menara.
Apapun itu, ini benar-benar berbeda dengan di hutan.

Terlebih lagi, kenyataan bahwa dia dapat tidur hingga siang hari membuatnya bersyukur telah meninggalkan hutan.
Dia menguap kembali, kemudian menggaruk perutnya yang kencang dan pusarnya. Bangsa High elf di kenal dengan keanggunan mereka, namun terdapat batasan akan hal itu.
High Elf Archer menjulurkan kakinya menuju lantai, yang berserakan dengan berbagai macam peralatan dan barang yang membuatnya hampir tidak memiliki tempat untuk menempatkan kakinya. Ujung dari jempol kakinya menemukan busur besar kesayangannya. Dia mengikat kembali benangnya yang longgar, kemudian menarik benangnya lembut untuk memeriksanya. Dia perlu mengganti benangnya cepat atau lambat.
“Hmm, Aku yakin ada di sekitar sini... Ah, di sana rupanya.”
Dia merangkak di atas ranjangnya dan mejulurkan lengannya mengarah lantai.
Dia mengambil seekor laba-laba kecil sebesar ujung jari. Laba-laba itu telah berjalan-jalan di atas leggingnya di lantai.
High Elf Archer menepuk perut laba-laba dengan jari kurusnya dan memberikan sebuah tekanan, dan sebuah benang silver mengambang di udara. Dia secara harfiah sedang menenun sutra. Dan bukan sutra laba-laba yang lengket, melainkan sutra yang di gunakan laba-laba untuk berjalan. Dia melakukan ini dua hingga tiga kali, hingga dia mendapatkan panjang benang yang dia inginkan, yang di mana telinganya mengepak. (TL Note : di sini yang di maksud “perut laba-laba” itu bagian tempat jaringnya keluar ya.)
“Aku rasa sudah cukup. Terima kasih!”
Dia membiarkan laba-laba itu pergi dan mulai merajut benangnya. Sutra laba-laba sangat ringan namun lebih kuat dari kawat besi dengan ketebalan yang sama. Bahan yang sempurna untuk di jadikan benang busur. Setelah beberapa saat, sang elf merajut benang itu menjadi satu. Dia menelusuri benang itu dari ujung ke ujung dengan jarinya beberapa kali.
 Merasa yakin tidak ada masalah, dia mengepak telinganya senang.
“Nah.”
Dia membentuk benang itu menjadi sebuah lingkaran dan turun dari ranjangnya. Berhati-hati untuk tidak menginjak buku pinjaman dan mainan yang telah dia beli namun tidak memahami bagaimana cara memainkannya, dia bergerak di sekitaran ruangannya.
Dia mengambil pakaian berburunya, memakainya dengan malas.
Hari ini adalah hari liburnya. Dia merasa tidak membutuhkan mantel atau semacamnya. Walaupun sebuah pedang pendek mungkin akan di butuhkan...
Dia sangatlah kurus dan elegan; kulitnya begitu putih hingga hampir tak kasat mata dan tidak terdapat banyak daging ekstra pada tulangnya. Di tambah dengan dada ratanya, dia memiliki keindahan layaknya sebuah ukiran patung.
Dalam keindahan, paling tidak, para elf hutan merasa tidak puas jika mereka menduduki peringkat kedua dengan bangsa lain. Kemungkinan alasan mereka menutupi diri mereka dengan pakaian adalah karena mereka merasa keindahan mereka adalah sesuatu yang sudah seharusnya.
“~🎵
Bersiul tanpa nada, High Elf Archer merapikan rambutnya. Dengan lembut dia menyisir  Rambutnya yang berantakan dari pundak hingga ke pipinya, dan ketika dia berputar, ruanganya yang berantakan menyambutnya.
Keadaan yang porak poranda ini masih dapat di mengerti di dalam ruangan seorang petualang. Namun sulit untuk di percayai bahwa ini adalah ruangan seorang wanita muda, terlebih seorang elf. Peralatan di lempar begitu saja, pakaian yang bergeletakan di mana-mana, piring-piring kosong di tumpuk sembarangan. Novel petualangan dan buku permainan terbuka lebar, sementara mainan yang di belinya di kuil pada saat festival berserakan. Akan lebih mudah untuk mempercayainya jika ini adalah ruangan anak kecil.
Bagaimana bisa bebrbagai macam benda dapat muat di dalam ruangan kecil ini? Adalah sebuah misteri besar bahkan bagi para elf dengan segala pengetahuan mereka, tidak dapat mengetahuinya.
“Hmm,” High Elf Archer melipat tangannya dan memperhatikan ruangannya, kemudian mengepak telinga panjangnya dan mengangguk seolah menyetujui sesuatu. “Aku harus mencuci pakaianku.”
*****
Dia menambahkan sabun dan bajunya ke dalam ember kayu yang penuh akan air dari sumur, kemudian memasukkan kakinya ke dalamnya.
“Oooh... Air bawah tanah dingin banget.”
Tubuh dan telinganya merinding, dan dia-pun mulai mencuci pakaiannya.
Dia mengetahui ini secara pasti: bahwa dia tidak akan pernah menyangka ini semua jika masih berada di rumahnya di dalam hutan. Di sana, hanya cukup untuk meletakkan pakaianmu di dalam sungai dan meminta undine atau roh air lainnya untuk mencucinya buatmu. Sedangkan pekerjaan rumah di serahkan kepada pembantu. Dunia manusia sangatlah merepotkan, pikirnya.
Namun walaupun dengan semua itu, dia cukup menikmati menghentakkan kakinya di dalam air, atau lebih tepatnya bermain di dalam air.
Di belakang bangunan Guild terdapat sebuah sumur yang dapat berfungsi juga sebagai tempat mencuci.
Cahaya siang akan matahari menyinari dari atas. Di kejauhan, dia dapat mendengar anak-anak berlari dan ibu rumah tangga berbincang-bincang. Persiapan makan siang pastinya sedang berlangsung,  di karenakan aroma menggiurkan mengalir dari dalam dapur rumah makan.
High Elf Archer menyukai waktu ini. Entah mengapa aroma itu terasa berbeda di banding dengan pagi dan malam hari di mana dia sedang berpergian berpetualang. Dia tidak mengetahui aroma apa itu, dan mungkin saja dia hanya berhalusinasi. Dia memiliki rasa penasaran yang cukup besar dan baik, namun terkadang ada sesuatu hal yang tidak perlu terlalu di selidiki.
“Bwaaah...”
Tapi, rasanya sayang banget.
Hal-hal menarik, hal-hal yang mendapatkan perhatiannya—jika dia mengalihkan pandangannya sebentar saja, tiba-tiba saja hal-hal itu menghilang.
High Elf Archer melanjutkan mencuci pakaiannya, seraya menguap kembali dan keluar dari ember kayu. Kemudian dia memeras pakaiannya dan mengibaskannya ke kiri dan kanan dengan bunyi  whap.
“Banyak hal menarik untuk di pikirkan.”
Seperti aroma wangi sebuah sabun. Hembusan angin yang dia rasakan di balik pakaiannya. Cahaya matahari.
Menikmati semua ini, High Elf Archer menggantung pakaiannya pada jemuran di tempat mencuci. Dia mengingat ketika dia menggantung pakaiannya secara sembarangan dan pakaiannya menjadi kusut, karena itu dia memastikan untuk menjemurnya dengan rapi. Dan juga, sangatlah merepotkan jika pakaiannya terhempas oles angin dan terjatuh di tanah, karena itu dia menjepitnya dengan sebuah jepitan.
“Selesai!”
Dia menjemur pakaian terakhirnya dengan hati-hati, kemudian mengepakkan telinganya puas. Dia mengelap dahinya, walaupun dahinya tidak berkeringat, meletakkan tangannya di pinggul, dan memperhatikan hasil cuciannya. Pakaiannya berdansa di dalam tiupan angin layaknya sebuah bendera di atas sebuah benteng.
“Mencuci? Rajin sekali.”
High Elf Archer berputar mendengar suara di belakangnya dengan hembusan napas bangga.
Pada umumnya, bangsa elf dapat mengetahui siapa yang datang tanpa perlu melihat, namun bahkan merekapun terkadang dapat terkejut. Selalu ada pengecualian di setiap aturan.
“Oh, Gadis Guild. Sedang apa?”
“Aku mendapat hari libur, jadi aku sedang jalan-jalan saja.”
Resepsionis itu mengenakan pakaian pribadinya. Sedikit mengejutkan, karena High Elf Archer sudah terbiasa melihat Gadis Guild dengan seragamnya, namun tentu saja, bahkan Gadis Guild-pun memiliki pakaian lain. Seperti orang lain pada umumnya.
Gadis Guild mengenakan pakaian untuk musim panas. Pakaiannya tidak memiliki lengan baju, menunjukkan garis lengannya yang indah dari pundak hingga menuju kukunya yang di rawat dengan baik. Pakaiannya sangatlah pantas untuk dirinya dan kemungkinan juga pakaiannya dapat membuat angin sejuk menghembus di dalamnya dengan mudah. Tubuhnya yang proposional kemungkinan adalah hasil jerih payahnya yang di lakukannya setiap hari. Tidak berlebihan jika tubuhnya di sebut ideal.
“Entah kenapa, kamu jadi terlihat seperti peri.”
Gadis Guild tersenyum mendengar ini. “Aku membeli pakaian ini karena ini busana terbaru di Ibukota.”
Jadi seperti itu. High Elf Archer mengangguk. Pakaian ini memang terlihat seperti pakaian yang bagus untuk jalan-jalan. Tetapi, busana manusia berubah dengan begitu cepatnya yang membuat High Elf Archer sulit untuk mengikutinya...
Aku penasaran bagaimana mereka bisa menciptakan banyak hal hanya dalam waktu setahun.
Satu hal yang sudah pasti: dunia manusia tidak akan pernah membosankan.
“Tapi kenapa kamu ada di Guild?”
Hari merupakan hari libur Gadis Guild. Tiba-tiba Gadis Guild mengalihkan pandanganya mendengar pertanyaan polos High Elf Archer. Pandangan Gadis Guilld berpindah dari satu tempat menuju tempat lain.
“...Karena. Aku pikir mungkin aku harus memastikan kalaumpetualang kami telah pulang dengan selamat.”
“Huh!” High Elf Archer tertawa, dan bukan di karenakan jawaban ini. “Itu baru berdedikasi!”
“Yah, begitulah...” Gadis Guild berkata pasrah. “Jadi bagaiamana cucianmu?”
“Lihatlah, buah dari pekerjaanku.” High Elf Archer membusungkan dada kecilnya bangga. “Gimana menurutmu?”
High Elf Archer tidak menggunakan kemampuan khusus. Hanya sekedar pencucian biasa. Bukan sesuatu yang perlu di sombongkan, namun Gadis Guild tetap tersenyum.
“Kamu sudah terbiasa melakukannya, ya?” Gadis Guild berkata.
“Kurasa begitu. Aku bisa mengerjakan ini dengan mudah,” High Elf Archer membalas.
“Oh... Tidak ada pakaian dalam?”
“?”
Gadis Guild berdiri dengan kepangnya yang berayun seraya dia memiringkan kepalanya penuh tanya.
High Elf Archer menjawab, “Aku nggak punya.”
“Oh, apa maksudmu ini cucianmu yang kedua kali?”
“Nggak.” High Elf Archer menjawab dengan gelengan kepalanya. Kenapa dia nggak mengerti? “Aku nggak punya.”
“...Aku kira kita sudah membeli beberapa pakaian dalam bersama waktu itu?”
“Aku menguburnya...”
Gadis Guild memijat dahinya dan menatap ke tanah dengan cukup lama yang membuat High Elf Archer menjadi sedikit curiga. Dan ketika Gadis Guild menatap ke atas kembali...
“Kalau begitu, ayo beli beberapa pakaian dalam.”
Terdapat senyum-tempel di wajah Gadis Guild.
“Huh? Tapi... Jujur aja, pakaian dalam itu merepotkan...”
“Ayo.”
Bagi seorang petualang, untuk menolak ajakan dari petugas Guild adalah hal yang mustahil.
*****
“Ergh... Hei, apa aku benar-benar harus memakai ini?”
“Iya, kamu harus!”
High Elf Archer mengintip keluar dari dalam ruang ganti dan mendapati jari Gadis Guild yang menunjuk kepadanya.
Gadis Guild telah membawa High Elf Archer secara paksa dan menggiringnya menuju toko pakaian.
Daerah ini mungkin memang daerah yang masih belum banyak berkembang, walaupun begitu bahkan di sini-pun masih terdapat seorang penjahit.
“Tapi, kalau soal pakaian model terbaru, kamu mungkin akan menemukannya di Ibukota.”
Kota ini mungkin tidak bisa di bandingkan dengan Kota air, namun tidak sedikit barang yang telah mencapai kota perbatasan ini.
Karena itu Gadis Guild berkata dan membusungkan dadanya yang proposional, namun High Elf Archer tidak memahaminya. Busana berubah dengan begitu cepatnya, mungkin hanya manusia yang dapat mengikuti perubahannya.
“Dan lagi,” Gadis Guild berkata dengan ayunan jarinya, “Penampilan itu sangat penting untuk seorang petualang.”
“Yang benar?”
“Kalau petualang tingkat tinggi tidak berpenampilan yang sepantasnya, maka itu akan membawa nama jelek untuk semua petualang kita.”
Memang benar, petualang di kenal karena penampilannya: para bajingan dengan senjata dan armor. Negara mungkin memang telah mendirikan Guild untuk membantu mengurus para petualang, namun opini publik tidaklah sebaik itu. Tidak perlu menggunakan pakaian yang berlebihan, namun penampilan yang rapi dan terawat sangatlah penting.
Bukan karena High Elf Archer tidak mengerti akan logika itu. Dia memahaminya, akan tetapi...
“Yeah?” dia berkata dengan kepakkan telinga tidak senang. “Coba kamu bilang itu sama dia.”
“Kamu pikir dia akan mendengarkan?” Gadis Guild menjawab dengan senyuman lebar.
“...Enggak.” High Elf Archer berkata, masuk ke dalam ruang ganti kembali dengan cemberut. Di tangannya dia memegang sebuah lingerie tipis dan tak berlengan.
“Tapi kamu tahu, aku berharap besar buatmu.”
“Berharap?”
“Para elf mempunyai kulit indah secara alami—kamu mungkin tidak perlu untuk merawat dirimu sendiri.”
“Aku nggak tahu soal itu...”
Apapun itu, High Elf Archer memberikan dengusan menyudahi dan mencoba pakaian dalamnya. Dia benar-benar tidak bisa membiasakan dirinya dengan sensasi pakaian dalam itu yang menempel pada dada datarnya.
“Aku berjanji untuk menolong teman kecil kita untuk membelikannya pakaian dalam juga.” Untuk sesaat, Gadis Guild tampak akan mengintip di balik senyum kakunya. “Kita semua gadis kan? Kamu mungkin memang petualang, dan perlengkapan mungkin akan lebih penting daripada busana, tapi...” Telinga High Elf Archer menangkap ucapan terakhir Gadis Guild yang bergumam, “Tapi, kita semua gadis kan?”
Bukanlah sesuatu yang penting ataupun sebuah ceramahan di dalam nadanya. Mungkin Gadis Guild tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan ini. High Elf Archer tidak mengetahuinya, namun walaupun High Elf Archer tidak mengetahuinya, dia dapat memahami bahwa Gadis Guild sangat mempedulikan mereka melalui caranya sendiri.
Dia orang yang baik.
“Tapi tetap saja...”
Memang benar. Pakaian dalam bisa membantu menyerap keringat dan semacamnya, tapi...
High Elf Archer menggenggam sebuah sepasang pakaian dalam tipis, sebuah segitiga terbalik. Warna atasan dan bawahan, tentu saja, serupa.
...Menurutku benda ini nggak banyak berguna.
Dia mengangkat pakaian itu di tangannya, menariknya, dan menelitinya seraya dia berkata, “Kenapa kamu mau memakai ini?”
“Apa maksudmu kenapa?”
“Maksudku, nggak ada orang lain yang akan melihatnya juga. Sama siapa kamu mau menunjukkannya?”
High Elf Archer dapat merasakan Gadis Guild yang menegang di dalam ruang ganti.
“Hm?” High Elf Archer berkata, terkejut, dan memiringkan kepalanya. Tampaknya dia telah bertanya sesuatu yang seharusnya tidak dia tanyakan.
“in-ini semacam persiapam untuk...untuk menunjukkannya kepada seseorang saat waktunya telah tiba. Pakaian dalam adalah kartu as terakhir seorang gadis.” Gadis Guild berkata dengan lembut seperti biasanya.
“Benarkah?” High Elf Archer bertanya, yang di mana Gadis Guild membalas datar, “Iya, benar.”
Hmm...
Sulit bagi High Elf Archer untuk membayangkan sepasang pakaian tipis ini dapat mepakukan semua itu.
Mungkin Gadis Guild dapat merasakan High Elf Archer yang sedang memikirkan ini, karena dia berkata, “Oh yah. Kamu tidak perlu memaksakan dirimu untuk membelinya sekarang, tapi ini bisa jadi pertimbangan untukmu.”
“Oke.”
High Elf Archer melepas pakaian yang dia coba tanpa sedikitpun penyesalan. Kemudian mengambil pakaiannya sendiri, yang tergeletak di lantai dan memakainya dengan cepat. Dari balik gorden, High Elf Archer dapat mendengar Gadis Guild berteriak, “Y-yikes!” seraya pakaian dalam terbang keluar dari ruang ganti.
“Kalau kamu memakai dalaman di baju ini dan berusaha bergerak, rasanya itu...nggak nyaman.” High Elf Archer keluar dari dalam ruang ganti dengan memakai pakaian biasanya, dan menata mata Gadis Guild. Gadis Guild sedang mengambil pakaian yang telah di lempar High Elf Archer di lantai. High Elf Archer tersenyum nakal, layaknya seekor kucing. “Aku lebih ingin melakukan seshatu yang lebih menyenangkan. Hei, mau main?”
*****
“Permainan papan?”
“Iya. Aku baru saja menemukannya.”
Dengan itu tibalah mereka pada rumah makan Guild setelah lewat tengah hari.
Pelayan Padfoot memberikan salam kepada mereka, dan High Elf Archer mengambil kursi di salah satu meja.
Gadis Guild mengeluarkan sebuah kotak datar panjang yang terbungkus dengan kain berwarna tembaga. Dia membuka jendela dan membersihkan debu pada kotak itu. Pada tutup kotak itu tergambar sebuah ular yang saling membelit.
“Kamu menggerakkan bidaknya, lempar dadunya, dan berpura-pura sebagai seorang petualang... Paling tidak, aku rasa seperti itu cara bermainnya.”
“Jadi...kamu berpura-pura jadi petualang?”
“Kurang lebih.”
Dia membuka tutup kotak itu, mereka menemukam beberapa buku kulit domba yang usang, bersama dengan beberapa bidak dan dadu, tersusun rapi di dalam. High Elf Archer mengambil salah satu bidak itu di tangan dan dan menelitinya. Bidak itu berdiri dengan dasar berbentuk lingkaran: sebuah knight menggunakan armor biru. Kemungkinan armornya terbuat dari metal, karena bidak itu terasa cukup berat. Bidak lainnya menggenggam sebuah bendera dengan simbol omega, mengusung sebuah pedang baja, dan meneriakkan seruan perangnya untuk mengakhiri Kekacauan. Tidak di ragukan, sebuah paladin.
“Bidak ini bagus juga.”
“Ada banyak skenario juga. Dari menyelamatkam dunia, hingga, yah, membasmi goblin.”
High Elf Archer tertawa kecil mendengar kata membasmi goblin. Telinga panjangnya mengepak senang.
“Aku yakin permainan ini akan kacau kalau kita mengajak Orcbolg bermain... Hei, aku boleh tanya?”
“Apa?”
“Apa sih tujuan ini semua?”
Gadis Guild berkedip mendengar pertanyaan itu. High Elf Archer menyadari rasa bingung Gadis Guild dan melambaikan tangannya panik.
“Maaf, jangan salah paham. Maksudku permainan ini.”
“Oh, Begitu... Hmm.” Berpikir sejenak, Gadis Guild tampak sama seperti biasanya walaupun tanpa menggunakan seragam kerjanya. “Aku rasa kamu bisa memutuskan peran dan tindakkanmu sebelum pergi berpetualang sungguhan, kurang lebih.”
Jawaban ragu Gadis Guild membuat High Elf Archer tersenyum, dan Gadis Guild menggaruk pipinya.
“Tapi aku belum pernah memainkan ini sebelumnya.” Sang elf berkata.
“Permainan ini membutuhkan waktu dan usaha, dan tentunya kamu butuh pemain yang cukup. Dan juga, banyak orang yang tidak bisa membaca.”
“Hmm...”
Gadis Guild menambahkan walaupun permainan ini tersedia, permainan ini jarang sekali di gunakan.
Itu masuk akal bagi High Elf Archer. Dia meletakkan paladin itu dengan hati-hati ke dalam kotak. “Aku yakin ini nggak akan menjamin petualangan yang sesungguhnya berjalan lancar.”
“Itu benar. Permainan ini pastinya berbeda dengan kenyataan.”
Seraya Gadis Guild berbicara, Gadis Guild menggapai kotak itu kembali dan mengambil sebuah bidak. Adalah light warrior yang terlihat maskulin, menggunakan armor kulit dan menggenggam belatinya bersiap. Kemungkinan adalah sebuah scout.
“Tapi mungkin...ini sudah cukup.” Gadis Guild menyentuh wajahnya lembut dengan jarinya, tersenyum malu. “Kamu bisa menyambut pulang para petualang yang telah menyelamatkan dunia. Bukan fantasi ataupun mimpi...” Dia berbicara pelan, seakan ingin menyembunyikam rasa malu.
Aku mengerti. Telinga gadis elf itu berayun lembut dan tersenyum. Dia dapat memahaminya. Walaupun dia berada pada sisi yang di sambut dan bukan yang menyambut.
“Hei, ajarin aku cara mainnya.” Dia berkata, mengambil paladin dari dalam kotak.
Yeah aku suka wajahnya.
“Lihat saja. Aku akan menyelamatkan dunia!”
Dan kemudian High ElF Archer berakhir dengan kegagalan. Tak hanya dia tidak dapat mengalahkan penyihir abadi, dia bahkan tidak dapat mencapai makam labirin sang penyihir abadi tersebut. Menemukan pintu masuk makam yang di penuhi oleh miasma bukanlah pekerjaan untuk pahlawan kelas teri.
Menyelamatkan dunia ternyata bukan pekerjaan yang mudah, walaupun itu dunia sebuah papan permainan.
*****
“Aww, sial! Payah banget!”
Rumah makan pada sore hari sangatlah ramai, dan tidak ada seorangpun yang mendengar teriakan High Elf Archer. Terkadang petualangan berjalan lancar, dan terkadang juga tidak. Terkadang hal terbaik yang dapat kamu lakukan pada seseorang adalah menghiraukannya.
“Aku yakin ada yang aneh di sana! Gimana mungkin naga bisa muncul begitu saja dari langit?!”
“Itu sudah apa yang tertulis di ceritanya, jadi begitulah.”
Seraya sang elf terbaring lemas di atas meja dan memukul mejanya, Gadis Guild membalas dengan senyum yang canggung.
Setelah itu, dunia telah hancur beberapa kali. Walaupun dengan tambahan Inspector, dan juga Priestess dan Gadis Sapi, yang muncul di rumah makan, kedamaian tampaknya masih jauh di luar jangkauan.
“’Jadi begitulah’! Aku nggak terima.” Elf yang berumur dua ribu tahun mengambek layaknya anak kecil.
“Jadi bagaimana?”
“Yeah, aku rasa kita bisa melakukannya dengan cara lain. Aku yakin.” Sang elf mengeluh, meneguk segelas anggur miliknya.
“Mungkin,” Gadis Guild mengangguk menyetujui, menjauhkan makanannya dari tetesan anggur yang terciptat di meja. “Bagian yang membuat permainan papan menjadi menarik adalah untuk melihat apa yang bisa di lakukan para pemainnya.”
Dan Gadis Guild mengakui bahwa pengaturan permainan ini sedikit terlalu berlebihan.
Mendengar ucapannya, High Elf Archer mendengakkan kepalanya di meja untuk menatap Gadis Guild.
“...Sebenarnya, apa kamu nggak berpikir kalau ini sia-sia saja?”
“Sia-sia?”
“Atau...khawatiran. Umur kalian bahkan hampir tidak bisa menyentuh seratus tahun, kan?”
Tidak termasuk necromancer yang terkadang muncul.
Telinga High Elf Srcher berayun, menggambsr sebuah lingkaran di udara dengan jarinya.
“Dalam waktu kalian yang sempit itu, mengkhawatirkan soal masa depan...kelihatannya percuma saja.”
“Maksudmu kita harus mengkhawatirkan masa saat ini?” Gadis Guild bertanya, kepangnya terjatuh seraya dia memiringkan kepalanya.
“Yeah,” jawab High Elf Archer dengan tawaan. “Sudah kewajiban makhluk fana untuk tertawa atau menangis atau marah atau meributkan apa yang terjadi di hari ini. Untuk mengkhawatirkan apa yang akan terjadi seratus atau dua ratus tahun dari sekarang—itu urusan kami.”
“Apa iya.”
“Seorang high elf yang mengatakannya. Jadi itu pasti benar!”
Jawaban High Elf Archer di iringi dengan dengusan bangga seraya dia membusungkan dada kecilnya. High Elf Archer masihlah jauh dari gambaran akan bangswan high elf yang bergabung dengan manusia untuk memberikan nasihat. Namun kenyataannya adalah, bahwa dia sendiripun merasa perlu mengerahkan segala yang dia miliki untuk menghadapi apa yang ada di hadapannya hari demi hari.
Gadis Guild tertawa kecil, dan senyum tersirat di wajahnya—bukan senyum tempelnya, namun merupakan senyum yang alami. Melihat itu, High Elf Archer, merasa cukup terhibur dengan apa yang sudah dia capai, menyipitkan matanya layaknya kucing dan tersenyum.
“Yah, mumpung kita ada di sini... Permisi!”
“Ya!”
Dengan Gadis Guild yang masih tersenyum, High Elf Archer memanggil Pelayan Padfoot dan memesan satu botol anggur lagi. High Elf Archer bukanlah seorang yang menganut hedonisme, namun hari ini spesial. Kenapa tidak meminum sesuatu yang enak?
Dia membuka tutupnya, menikmati aroma alkohol, kemudian menuangkannya ke dalam gelas Gadis Guild dan gelasnya sendiri. High Elf Archer meneguknya, dan matanya berkilau tidak seperti biasanya, dan Gadis Guild melakukan hal yang sama.
“...Oke. ini untuk petualangan gagal kita hari ini.”
“Kegagalan yang tidak akan aku lupakan kalau aku bisa hidup sampai seratus tahun!”
Bersulang! Gelas mereka berdenting dengan suara merdu.