MASIH KELUARGA HIIRAGI
(Translater : Natsume-kun)

Beberapa saat sebelumnya,
"Jadi~, strategi apa yang sebaiknya diambil?”
Hiiragi Shinya telah memberangkatkan pasukan dari Mikado no Oni ke SMA 1 Shibuya.
Saat dia datang, pertempuran telah mendekati hasil.
Karena Guren hampir melenyapkan semua musuh mereka.

Oleh karena itu, hal yang dilakukan Shinya saat tiba adalah melindungi para siswa Mikado no Oni dan menahan beberapa prajurit Gereja Hyakuya.
Karenanya, seluruh sekolah menjadi lengang.
Ketika sekolah diperiksa menggunakan detektor suhu, ruang-ruang kelas sudah hampir kosong.
Hanya ada tiga orang tersisa di gedung itu.
Dua orang di atap.
Jika seseorang mempercayai detektor suhu, maka hanya merekalah yang tersisa.
Tidak ada kepastian kalau Mito, Goshi, Sayuro dan Shigure masih hidup.
Akan tetapi, hal itu bukanlah sesuatu yang harus aku khawatirkan lagi.
Guren berkata ia ingin melindungi rekan-rekannya. Pria itu membuang kemanusiaannya demi melindungi rekan-rekannya.
Maka tugasku adalah untuk mengurus hal lainnya.
Ngomong-ngomong, sekolah ini berbeda dari sekolah pada umumnnya. Semua hal yang disekeliling Shibuya, pada umumnya dibuat untuk menguntungkan pihak Mikado no Oni.
Lagipula, Shibuya adalah lokasi dimana markas utama Mikado no Oni berada. Oleh karenanya,
"Jika kami dengan mudah dikalahkan disini, semua orang akan balik berpihak pada Gereja Hyakuya."
Akan tetapi, belum bisa dipastikan bagaimana situasi di belahan Jepang lainnya. Jika peristiwa pembunuhan sebesar ini terjadi di Shibuya, maka tidak diragukan bahwa ini adalah sebuah perang.
Berita tentang perang yang terjadi tidak bisa ditutup-tutupi lagi.
Semua organisasi politik diseluruh Jepang terlibat dalam pembicaraan yang panas.
Dikarenakan berbagai alasan, Gereja Hyakuya dan Mikado no Oni punya peluang yang sama untuk memenangkan perang.
Tapi jika kita melihat dalam pandangan umum, bukankah kita adalah pihak yang kalah? Pikir Shinya.
Lagipula, gereja Hyakuya lebih besar dari kita. Mereka punya lebih banyak pengikut. Meskipun keduanya sama-sama menerima dana dari pihak-pihak dalam negeri, gereja Hyakuya masih memiliki anggaran yang lebih besar.
Jika terjadi perang berkepanjangan, Mikado no Oni pasti akan mendapat tekanan dari pemerintah Jepang dan organisasi luar. Hal iti akan lebih menguntungkan Gereja Hyakuya lagi.
Meskipun begitulah keadaannya, kemenangan dan kekalahan tidak bisa diputuskan secepat itu.
Itu akan menjadi perang yang panjang, bengis dan tentunya berlumuran darah.
Sampai salah satu pihak mengakui kekalahan, perang tidak akan berhenti.
Terlebih lagi, ini adalah perang yang melibatkan dua organisasi keagamaan yang memiliki banyak pengikut setia.
Pihak mana yang berada disisi keadailan, pihak mana yang lebih kuat, tak jadi soal.
Itu hanyalah soal darah yang mengalir
Selain itu, para petinggi dari kedua organisasi itu pastinya mengetahui ini. Oleh karenanya,
"....... Jika mereka tidak bodoh, mereka pasti akan berdamai ketika perang mencapai keadaan tertentu."
Tetapi jika hal ini bisa dicapai, maka perang keagamaan yang tercatat dalam sejarah tak akan terjadi begitu lama. Sejauh ini, ia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Shinya memandang langit malam.
Waktu akan segera melewati pukul sebelas malam. Masih ada satu jam tersisa sampai hari ini berakhir.
"Pada akhirnya, perang tak bisa diakhiri hari ini, ya....."
Jika  situasi ini terus berlanjut, organisasi sihir dari negara lain akan ikut campur. Meskipun keduanya berada di Jepang, bagaimanapun Gereja Hyakuya dan Mikado no Oni dianggap sebagai organisasi yang cukup besar didunia. Dengan demikian, ada banyak organisasi dan negara yang memusuhi mereka.
"Lagian~, masalah sebesar itu tidak ada hubungannya denganku sih.”
Sambil berkata begitu, Shinya mengarahkan pandangannya kembali ke ruang kelas.
Pastinya monster yang melenyapkan seluruh pasukan penyerbu yang dikirim gereja Hyakuya ada disekitar sekolah saat ini.
Shinya membuat persiapan untuk menyegel monster itu. Dulu, ia berhasil menangkap seekor vampir. Menilik pengalamannya saat itu, ia mempersiapkan peralatan besar yang dibuat dengan mantra kutukan penyegel.
Meskipun ia sedikit terlambat karena mempersiapkan peralatan ini, tapi jelas ini adalah tindakan yang tepat.
Pertempuran disini telah berakhir.
Jadi tugas yang tersisa adalah,
"...... Mengatasi sang Oni."
Shinya bergumam.
Ia datang kemari untuk menyelamatkan rekan yang menjadi Oni.
Ia melihat pada layar detetkor suhu. Sumber panas berasal dari tempat sekitar ruang audio visual.
Hanya ada satu makhluk disana, makhluk itu menunjukan jumlah panas yang tidak mungkin manusia bisa capai.
Mungkin itu adalah si Oni.
Atau Guren.
Setelah itu, Shinya memerintahkan prajurit yang sedang menyiapkan meriam.
"Bidik ruang audiovisual di lantai dua.”
Para prajurit segera bereaksi. Semua orang disini adalah para elite dibawah kendali Kureto.
Para penyihir dari regu operasi spesial terbaik Mikado no Oni juga terlihat hadir. Mereka semua sangat kuat. Banyak diantara mereka yang kemampuannya setara dengan Shinya, bahkan mungkin ada beberapa yang lebih kuat darinya.
Keseluruhan, total ada lima ratus orang.
Semuanya bersumpah setia pada keluarga Hiiragi. Mereka semua bersedia menyerahkan nyawa mereka tanpa ragu jika Kureto memerintahkannya.
Salah satu dari mereka bicara.
"Shinya-sama. Persiapannya sudah selesai.
Meriam membidik ruang audiovisual.
Seluruh meriam yang bertujuan untuk menyegel jendela telah diarahkan sebelum perintah dikeluarkan. Mereka jelas orang-orang elite.
Orang-orang ini mematuhi perintahku. Mereka mungkin melakukan ini karena ini adalah langkah yang tepat.
Shinya merinding karenanya.
Dari perilaku para prajurit ini, bisa disimpulan bahwa keluarga Hiiragi memiliki kekuaatan yang tak terkira, Tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh satu orang saja. Bahkan jika seseorang menjadi kuat -- menjadi iblis, dunia ini tetap tidak akan berubah.
Sekuat apapun seseorang, itu percuma.
Mahiru juga pasti mengerti ini. Ia sangat cerdas dan terlahir dari keluarga Hiiragi
Mengapa organisasi?
Mengapa manusia?
Ia seharusnya sudah menyadarinya sejak lama.
Meskipun ia menjadi iblis, ia tetap tidak bisa mencapai hal yang sangat ia inginkan.  Lalu, apa yang sebenarnya ia rencanakan?
"...... Ah ah¬, merepotkan sekali. Itu sangat menakutkan, tidak ada seorang pun yang ingin terlibat."
Sambil bergumam, Shinya menengadah ke ruang audiovisual.
Mungkin saja perang ini direncanakan oleh Mahiru. Ia mungkin memanipulasi gereja Hyakuya dan Mikado no Oni, untuk memulai peperangan.
Akan tetapi, setelah semua ini, apa yang Mahiru inginkan?
Apa yang ia persiapkan?
Untuk seseorang yang memainkan peran minor di dalam kisah ini, aku sama sekali tidak mengerti. Kegelapan macam apa yang sebenarnya tersembunyi di hatinya?
Dibanding dengannya, alasan Guren menjadi Oni tampak sedikit naif dan manis.
Untuk menyelamatkan rekan-rekannya.
Itulah yang dikatakan pria itu.
Untuk menyelamatkan teman-temannya.
Ia menjadi Iblis.
“……….”
Bagaimanapun juga, ia adalah orang dungu. Orang yang sangat dungu. Si dungu yang meneydihkan.
Akan tetapi, karena itulah di dunia yang dipenuhi kegelapan ini,
"...... Harus ada orang seperti dia."
Shinya berbisik.
"Ada sebuah nilai yang didapat disaat menyelamatkan rekanmu."

Ia melihat pada layar detektor suhu. Ada tiga orang di dalam ruang audiovisual.
Bisa saja itu Guren, ia tidak membunuh dua orang lain. Ia benar-benar mampu membunuh mereka secepat mungkin, tapi ia tidak melakukannya.
Dengan kata lain, dua orang itu adalah.
"..... rekannya.”
Mereka pasti Goshi, Mito, Sayuri atau Shigure.
Jika begitu keadaannya, sekolah belum bisa disegel sekarang.
Saat itu, seseorang bergerak. Salah satunya menolong yang lain dan berlari keluar.
Shinya dengan segera mengangkat tangannya.
Jika mereka yang lari adalah prajurit gereja Hyakuya, tembakan akan dilancarkan. Menyegel musuh disekolah tentunya adalah rencana yang lebih bagus.
Akan tetapi, sesuai yang ia prediksi, mereka yang lari melalui jendela ruang audiovisual adalah rekan-rekannya.
Goshi yang sedang membawa Mito melompat keluar.
Tak jauh dibelakang mereka, Guren mengangkat pedangnya dan mengejar Goshi.
Guren nampaknya sedang dalam keadaan kehilangan akal sehatnya.
Ia sedang bersiap untuk membunuh Goshi dan Mito.
“……. Sial.”
Shinya mengutuk.
Ia sedang memperhitungkan kapan harus menembak.
Jika ia menembak sekarang, Goshi dan Mito pastinya akan terjebak didalam sekolah. Melihat perkembangan situasinya, Shinya menyimpulkan bahwa mereka berdua mungkin saja terbunuh. Membantu mereka lari adalah salah satu prioritas mendesak.
Tetapi, jika tembakan tidak dilancarkan sekarang, Guren juga akan lari. Rencana akan berubah jika hal itu terjadi.
Jika ia tidak dikurung disini, ia akan menjadi musuh bagi seluruh dunia.
Guren mungkin akan merenggut lebih banyak nyawa. Tidak ada hubungannya dengan gereja Hyakuya atau Mikado no Oni, ia kan menjadi mesin pembunuh.
Bunuh, bunuh, terus membunuh, dan pada akhirnya Guren akan terbunuh juga.
Manusia tidak selemah itu.
Meskpun mereka takut dengan iblis, disana hanya ada satu iblis berkeliaran.
Jika hanya ada satu Oni, manusia akan bisa membasminya ketika mereka fokus untuk melakukannya.
Hal ini telah terbukti dalam sejarah mereka.
Para manusia pernah mengorbankan hidup mereka untuk membasmi mereka yang dirasuki iblis, banyak kisah seperti itu.
Bahkan ada kisah-kisah yang menceritakan kesuksesan manusia dalam membunuh vampir yang memiliki kekuatan hebat.
Itulah sebabnya Guren pasti akan terbunuh.
Jika gereja Hyakuya fokus padanya.
Jika Mikado no Oni menaruh fokus padanya.
Bahkan jika harus mengorbankan nyawa yang tak terhitung banyaknya, Guren dan Mahiru tetap akan terbunuh.
Itu semua adalah alasan mengapa ia harus dikurung disini.
Shinya disini untuk memberi bantuan semampu ia bisa. Untuk menghentikan Guren. Untuk melindungi rekannya. Ia mengungkapkan semua yang ia tahu pada Mikado no Oni demi datang kesini.
Seperti halnya Guren yang melepas kemanusiaannya, Ia melepas hasrat egoisnya.
Jadi,
"...... Tolong hentikan, Guren.”
Shinya berbisik.
"....... Kumohon bangunlah. Jika kau menjadi Oni untuk menolong rekanmu, maka seharusnya kau bisa berhenti.”
Ia mengatakan ini tiba-tiba.
Seorang prajurit disampingnya berbicara.
"Shinya-sama, tolong berikan perintah.”
Dengan kata lain, sudah waktunya mereka menembak. Ia pun berpikir demikian.
Sekarang bukan saatnya untuk khawatir tentang hidup Goshi dan Mito. Bahkan jika ia tidak peduli tentang hidup mereka, banyak orang telah mati. Saat ini, nilai kehidupan Goshi dan Mito di dunia ini terlalu rendah.
Akan tetapi, Shinya tidak menghiraukan perkataan si prajurit dan menatap ruang audiovisual.
".... Kau pasti bisa bangun. Aku tahu itu. Jika tidak, tidak ada gunanya kau datang kemari untuk menyelamatkan rekan-rekanmu."     
Goshi berteriak selagi ia berusaha lari dari Guren.
"GUREN! AKU.... PERCAYA KAU REKANKU...... KAU ADALAH ORANG YANG BAIK! KARENA ITU, TOLONG BERHENTI! MARI BEKERJA KERAS BERSAMA!”
Apa yang dikatakannya sangat naif dan bisa membuat orang lain merasa jijik.
Rekan.
Orang baik.
Bekerja keras bersama.
Jika Guren berhenti setelah mendengar kata-kata itu, maka ia benar-benar seorang yang dungu.
“……..”
Akan tetapi, Guren berhenti.
Meskipun hanya sesaat, ia benar-benar berhenti.
Memang, ia memang si dungu sejati yang bisa membuat orang lain malu karena kedunguaanya.  
Setelah itu, Shinya berkata pada si dungu itu,
"Baiklah.”
Ia mengangguk.
Dan melambaikan lengannya.
Dengan segera,
"Tembak!”
Ia berteriak.
Goshi dan Mito tidak lagi terancam terkena tembakan.
Mendengar suara Shinya, Guren melihat ke arah Shinya.
Shinya mendongak.
“…….”
Sesaat, mata mereka bertemu.
Mata Guren terlihat meminta sebuah pertolongan. Seolah-olah meminta seseorang membunuhnya.
Hal itu mungkin subjektif, mungkin karena aku ingin mempercayai bahwa Guren sedang berpikir demikian.
Namun, Shinya benar benar melihat Guren seperti itu. Karena itu, ia berkata,
"Ha, lebih baik kau tidak berpikir bisa mati dengan damai setelah tidur dengan tunanganku. Aku akan memaksamu untuk selamat kali ini. Setelah itu, aku tidak akan membiarkan seseorang membunuhmu selain aku. Jika tidak, seluruh hidupku akan menjadi sebuah kegagalan.”
Guren memotong bola meriam itu dengan pedangnya. Kertas mantra mulai menyebar keluar. Mungkin dengan kontak langsung dengan benda itu bisa mengikat Guren secara langsung. Akan tetapi, Guren dengan cekatan merespon.
Ia mundur, sekarang tidak nampak lagi wujudnya.
Tapi Shinya tak menurunkan intensitas tembakannya.
Kertas-kertas mantra itu menempel pada jendela dan dinding, membuat banyak lapisan untuk menyegel Oni ­disana.
Tidak perlu waktu lama untuk menutupi seluruh sekolah dengan kertas mantra. Persiapannya sudah selesai. Kumpulan kertas mantra itu membentuk pembatas, untuk mencegah siapapun keluar. Pembatas itu diperluas secara vertikal, jadi selama seseorang tidak bisa terbang, tidak akan ada jalan keluar.
Dengan segera para prajurit melancarkan serangan.

Tentunya dengan sangat sempurna. Setelah perintah diberikan, mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.
Ponselnya mulai berdering. Shinya mengangkatnya.
"Ah, akhirnya saya bisa bicara dengan Anda~”
Suara seorang pria paruh baya terdengar di sisi lain panggilan.
Sang penelepon tidak lain adalah Ichinose Sakae, kepala keluarga Ichinose. Pria yang mengurus seluruh Mikado no Tsuki.
Ayah Guren.
Ia bertanya dengan hati-hati.
".... Apakah disana ada orang lain yang mendengar?”
Shinya menjawab dengan normal.
"Semuanya mendengarkan. Apa ada masalah dengan itu?”
“…….”
"Saya kira Anda tidak punya pilihan. Putra Anda sedang ada dalam bahaya besar. Jadi, perihal mana yang lebih penting bagi Anda, organisasi atau nyawa putra Anda, mungkin Anda sudah memutuskanya, bukan? Lagipula, Anda menghubungi saya sekarang”
Sakae terdiam sesaat.
"........ Bagaimana keadaan putraku?"
Shinya memandang kearah sekolah dan mengingat-ngingat penampilan Guren ketika tadi meyerang Goshi dan Mito.
Sangat buruk. Ia menjadi Oni. Ia saat ini sedang mengamuk, menghancurkan semua yang ada didepannya."
"..... Menurut informasi yang kau serahkan padaku, Putraku telah menjual dirinya pada Kiju.”
"Ya.”
“Jika hal ini terungkap. Kami....... Mikado no Tsuki akan ada dalam bahaya besar. Kami akan dimusnahkan.”
Mungkin saja. Jadi?”
“Jika itu benar-benar terjadi, aku tidak bisa mengerti apa maksud kebaikanmu. Menurut apa yang sebelumnya kau katakan, kau ingin menolong putraku....menolong Guren. Itulah sebabnya kau menyuruhku memberi semua informasi yang kupunya. Tapi, mengapa kau melakukan ini? Meskipun kau adalah seorang Hiiragi, kau hanya anak adopsi. Jika kau ketahuan ikut campur, kau akan dibunuh juga.”
“Mungkin.”
"Lalu mengapa.... kau ingin menyelamatkan Guren?”
Shinya menjawab dengan polos.
"Karena kami teman?”
“…….”
"Hanya bercanda. Aku mengerti Anda tidak bisa percaya padaku. Anda juga paranoid, ragu jika ini adalah jebakan. Tapi kami tidak punya jebakan saat ini. Situasinya memburuk dengan sangat cepat. Putramu dan aku memiliki sedikit persaingan dalam merebut seorang gadis. Kami telah melakukan berbagai percobaan untuk mencoba menolongnya. Tapi tidak berhasil. Kami sedikit kesal dan dipaksa menemui jalan buntu. Merepotkan sekali, sebagai ayahnya, setidaknya Anda perlu mengajarinya memperlakukan wanita dengan baik.”
“……”
Sakae tidak menjawab.
Akan tetapi, Shinya tidak peduli.
"Yah, anak itu cukup menakutkan.”
Suara Sakae bergetar.
"Apakah itu Hiiragi Mahiru-sama.....?”
Suaranya terdengar sedang menahan sebuah kebencian. Mungkin baginya, bocah dengan darah Hiiragi itu terkesan mempermainkan putranya yang sangat berharga, dan membahayakannya.
Ia mendengar ini dari Mahiru. Hal itu pastinya saat masa kecil mereka. Guren dan Mahiru disalahkan karena terlalu dekat satu sama lain dan mendapat teguran keras dari para orang dewasa.
Shinya mengingat ekspresi Mahiru saat ia mendengar hal ini. Ekspresinya saat ia memikirkan dan membicarakan Guren. Guren, anak laki-laki yang membuatnya sangat bahagia meskpun faktanya Mahiru hampir selalu menyembunyikan ekspresinya.  Orang macam apa dia itu? Shinya pernah memikirkan hal seperti ini, hal hal yang sering ia pikirkan.
“Menurut perkiraan saya, peperangan ini pastinya bagian dari rencannya. Perang habis-habisan antara gereja Hyakuya dan Mikado no Oni, semua ini didalangi olehnya. Oh dan mereka yang sedang menguping, apa anda masih disana? Orang yang paling bertanggung jawab atas perang ini adalah wanita yang dipanggil Hiiragi Mahiru. Semua orang dikendalikan olehnya. Jika perang membosankan ini tidak berakhir, semuanya akan berjalan sesuai kehendaknya."
Tentunya tidak ada jawaban.
Shinya melanjutkan.
"Yah, untuk saat ini, kami akan mengabaikan masalah ini. Jadi kami telah mengganti strategi bertempur kami. Untuk menyelamatkan Mahiru, kami akan menyingkap secara terbuka penelitian yang telah saya dan Guren lakukan. Meskipun ia merahasiakan itu demi melindunginya, kami tidak bisa lagi menutupinya. Mahiru bukan seseorang yang bisa kami kendalikan. Oleh karena itu, aku akan mempercayakan segalanya kepada para petinggi Mikado no Oni mulai sekarang, Ichinose Sakae – bisakah Anda menyerahkan penelitian yang dilakukan Guren? ”
Ia mengatakan semuanya sekaligus.
Perkataanya penuh dengan kebohongan.
Penelitian dilakukan bukan untuk menyelamatkan Mahiru.
Baik Guren maupun Shinya, penelitian itu dimaksudkan untuk mendapat kekuatan.
Begitulah kenyataannya.
Mereka menginginkan lebih banyak kekuatan untuk mengubah keadaan saat ini.
Tapi tidak semuanya bohong. Alasan mereka mendapat kekuatan memang benar untuk menyelamatkan Mahiru.
Bagi Guren, ini adalah babak akhir dari kisah cinta masa kecilnya.
Bagi Shinya, ini adalah demi melepaskan diri dari pertunangannya dan mencari tahu perasaanya yang sebenarnnya.
“……”
Atau mungkin, usaha ini tidaklah cukup.
Usaha keduanya tidak cukup.
Mahiru yang berada didepan mereka, terus bergerak maju.
Menyerahkan hidupnya.
Menyerahkan dunia yang pernah ia tinggali.
Ia telah menjadi Iblis.
Demi menyusulnya, melepaskan semua usaha mereka adalah hal yang amat diperlukan.
Sakae nampaknya telah mengerti keadaannya.
"….. Kami akan menyerahkan informasinya. Hukuman akibat dari mengadakan penelitian terhadap kutukan terlarang, aku akan menerima itu semua. Jadi putraku…..”
Shinya memotong.
“Akan terselamatkan. Kirimkan semuanya ke alamat yang sudah diberikan. Saya akan menggunakan semua informasinya untuk menyelamatkan Guren,"
Dengan itu, ia mengakhiri panggilannya.
Hampir seketika, ponselnya berbunyi lagi. Shinya memandang layar dan mengangkatnya.
"Halo?”
"Apa kau bercanda? Gereja Hyakuya juga mematai-matai pesanmu."
Itu adalah Kureto.
Shinya tersenyum.
“Ah, Kureto-nii-san. Jangan menguping~”
“Kau harusnya tidak membeberkan penelitian Kiju pada gereja Hyakuya…."
Shinya memotong.
“Mereka pastinya sudah mempunyai itu. Meskipun mereka tidak punya, Mahiru akan memberikannya. Lagipula, ia berada di sisi mereka. Menurut perkiraanku, ia mestinya sudah memberi informasi pada Gereja Hyakuya maupun Mikado no Oni demi membuat kedua sisi melanjutkan penelitian itu. Kemudian, ia akan membiarkan kedua belah pihak saling bertempur, dan merugikan keduanya."
Shinya berhenti setelahnya.
Kureto itu cerdas. Tentunya, ia mengerti situasinya sepenuhnya.
Ini adalah kompetisi untuk menentukan pihak mana yang pertama kali dapat membuat senjata Kiju.
Mahiru merencanakan semua ini demi hal itu.
Untuk membuat gereja Hyakuya dan Mikado no Oni bertarung demi kekuatan. Di satu sisi ia memberi bagian penelitian pada kedua pihak, disisi lain ia membuat kedua pihak saling bertempur.
Jika mereka berperang, jika ada musuh yang hadir, proses riset akan berjalan dengan cepat. Para peneliti yang menolak melakukan percobaan manusia juga akan terlepas dari jeratan moral karena situasi perang.
Hal ini dapat memicu pengembangan kutukan terlarang dengan pesat, sesuatu yang seharusnya tidak boleh diselesaikan.
Pihak yang mempunyai keraguan mesipun hanya sedikit akan kalah.
Pihak yang terlambat meneliti kiju akan kalah.
Atau kedua belah pihak akan membuat perjanjian bahwa mereka tidak akan melakukan riset tentang senjata terkutuk itu.
Shinya bertanya.
"Ah, atau mungkin disana, kedamaian…..”
Kureto dengan cepat memotong ucapan Shinya.
"Mustahil.”
"Jadi”
“Tentu saja, musuh yang sebenarnya bukan gereja Hyakuya. Bahkan jika kita memastikan tidak ada informasi yang bocor, Mahiru akan memberikannya pada mereka.”
"Ya.”
"Dengan kata lain, kita perlu mendahului Hiiragi Mahiru dalam pengembangan senjata Kiju.”
"Tentu."
Jujur saja, menjelaskan hal ini secara detail adalah sesuatu yang tidak diperlukan. Akan tetapi, Kureto tetap melakukannya. Itu berarti jelas ada seseorang yang mendengarkan percakapan ini.
Apakah itu Gereja Hyakuya atau Hiiragi Mahiru?
Kureto melanjutkan.
“Jika satu orang bisa unggul melawan satu kelompok, itu hanya akan terjadi di awal pertempuran . Ia salah memperhitungkan keadaan dengan memberi kita informasi. Kita akan memenangkan pertarungan ini. Oni, tidak peduli seberapa kuatnya dia, tidak akan berdaya jika bertindak seorang diri."
Itu ditujukan pada Mahiru.
“Kau mendengarnya, Hiiragi Mahiru? Kau hanya seorang diri. Hanya seorang. Kami manusia akan meneyelesaikan penelitian ini. Menggunakan informasi yang kau tinggalkan, kami akan berdamai dengam Gereja Hyakuya.
Kureto baru saja mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya.
Tidak ada yang tahu seberapa benar perkataannya. Tetapi jika itu benar, penelitian mungkin akan berkembang dengan cepat bahkan sebelum Mahiru bisa mencapainya.
"Berhenti meremehkan manusia. Kami, secara penuh,pasti akan dapat menyelesaikan kutukan itu bahkan lebih dari yang kau bisa.”
Mahiru tidak menajawab. Jika itu dia, dia tentunya bisa untuk masuk dalam percakapan itu, tetapi dia menahan diri untuk tidak melakukannya. Bisa saja, ia bahkan tidak mendengarkan ini semua. Atau kemungkinan lain adalah hal ini sesuai dengan perkiraannya.
Kureto tetap melanjutkan.
"Shinya. Aku akan pergi ke Aichi. Laboratorium Ichinose ada disana. Nampaknya disana ada beberapa percobaan Oni yang dibuat dari darah Guren. Aku akan mendapatkannya.”
Pastinya itu adalah percobaan yang Guren lakukan. Sakae berkata jika hal itu terbongkar, Mikado no Tsuki yang beroperasi dibawah keluarga Ichinose akan dibasmi. Tapi hal itu nampaknya telah terbongkar sejak lama.
Shinya berkata.
"Lalu, aku akan menyegel tempat ini sampai kau sukses mendapatkan subjek eksperimen?”
"Tolong lakukan saja”
Itu saja, Hiiragi Kureto hanya menyuruh Shinya,'melakukannya'.
Dengan itu, panggilan pun berakhir.
Di saat bersamaan, sebuah mobil masuk dari gerbang sekolah. Itu adalah sebuah mobil mewah yang dibuat oleh pabrik terbesar di Jepang, lengkap dengan mesin V12.

Itu bukan tipe mobil normal yang akan dijual sembarangan.
Mobil itu masuk dan berhenti di belakang Shinya. Pintu belakang mobil terbuka. Seorang pria berjalan keluar.
Itu adalah Hiiragi Kureto, pria yang baru saja berbicara dengan Shinya.
Shinya tersenyum pahit.
"Oh? Bukannya kau pergi ke Aichi”?

Kureto memberikan tatapan dingin.
"Jika aku tidak salah, aku tidak menyerahkan apapun padamu.”
"Sejak kapan kebohongan itu dimulai?”
Dengan kata lain, semuanya adalah kebohongan.
Termasuk berdamai dengan Gereja Hyakuya.
Termasuk pergi ke Aichi untuk mendapatkan subjek eksperimen. Bahkan pembicaraan tentang membiarkan Shinya mengambil komando untuk melindungi sekolah.
Kureto tersenyum.
"Pertama-tama, ini adalah intinya. Tidak peduli hal buruk apa yang terjadi di Jepang bagian manapun, tidak ada yang benar-benar menjadi masalah. Itu terjadi setiap saat dalam keseharian kita. Akan tetapi, apa yang terjadi disini….”
Ia melihat sekolah yang telah tersegel.
Sekolah dengan  Oni di dalamnya.
Kureto melanjutkan.
"Ini adalah evolusi dari manusia, kan?” Menyelesaikan penelitian Kiju dan mempersenjatainya, seluruh pemandangan di bumi akan berubah. Jepang atau seluruh dunia, semuanya akan menjadi milik Mikado no Oni. Itulah yang akan menjadi tugasku."
Shinya terdengar sedikit jengkel.
"Apakah Kureto-nii juga terobsesi dengan kekuatan? Tepat seperti yang diprediksi Mahiru.”
Kureto menjawab.
"Mengungkap informasi dan merundingkan perdamaian dengan Gereja Hyakuya adalah kebenaran. Ini demi membuat Mahiru mengungkapkan rencananya. Akan tetapi, bahkan jika kita mengungkap informasi, kita masih punya...."
"Guren?”
"Ya. Kita punya Oni yang asli. Karena Mahiru sangat tidak mau menyerah pada Guren. Ia pastinya telah memasukan Oni yang terbaik padanya. Jika kita berhasil mengembangkannya, maka kita akan selangkah lebih maju. ”
Banyak mobil masuk ke area sekolah. Banyak peneliti yang keluar.
Shinya menatap mereka.
"..... Mahiru pasti sedang menonton ini semua."
"Ya.”
“Ia tidak menyerang. Dengan kata lain, ini bagian dari rencananya. Ia ingin penelitian Kiju berkembang.
"Tentu saja. Akan tetapi, jika kita berhasil mengembangkannya melebihi perkiraan Mahiru, kita akan menjadi sangat unggul dalam segalanya."
"Tapi mungkin apa yang menunggu kita adalah kehancuran?"
Kureto tersenyum.
"…… Kehancuran? Mengapa? Karena kekuatan yang tak terkendali?”
"Ya, iya.”
"Jika manusia dihukum karena mengejar kekuatan, maka dunia sudah berakhir sejak lama."
Itu benar.
Manusia belajar untuk memanfaatkan api. Tapi dunia tidak berakhir.
Manusia belajar untuk menggunakan minyak bumi. Tapi dunia tidak berakhir.
Manusia belajar menggunakan energi nuklir. Tapi dunia tidak berakhir.
Tiap kali manusia menyentuh sesuatu yang terlarang, perkembangan pesat dibuat. Jadi barangkali, mengejar kekuatan apa pun itu, keinginan untuk berbagai jenis kekuatan terlarang dan mempersenjatai mereka tidak akan membawa akhir bagi dunia.
Namun, bagiku hal-hal ini tidak terlalu penting.
Shinya berkata.
"…..Bagaimanapun aku hanya punya satu keinginan. Aku ingin kita tidak membunuhnya saat menangkapnya. Maka biarkan dia bangun. Hanya itu.”
Mendengarnya, Kureto menatapnya dengan curiga.
“Apa maksud ucapanmu.”
Shinya tertawa genit.
"Ah, orang itu belum mengembakikan majalah porno yang dia pinjam dariku ~”
“………”
Kureto mengabaikannya. Ia berbalik dan mulai memberi perintah pada para prajurit.
"Guren-sama! Guren-sama!"
Itu adalah suara seseorang. Seorang wnita mengenakan jas putih dan hanya mempunyai satu lengan. Kelihatannya ia adalah seorang peneliti dari keluarga Ichinose.
Kureto telah mengumpulkan para peneliti dari Mikado no Tsuki didekatnya.
Apakah ia melakukan itu ketika Shinya mengirimkan pesan ke Mikado no Tsuki saat ia mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan Sakae Ichinose? Atau ia telah lama memata-matai mereka?
Untuk menyelamatkan Guren, tenaga ahli tidak boleh tersebar dimana-mana. Sangat penting untuk mengarahkan semua informasi ke satu tempat tertentu.
Rencananya memiliki awal yang bagus. Kureto mengambil alih tindakan. Semua peneliti dari Mikado no Tsuki mungkin berkumpul disini.
Karena situasi telah berkembang sedemikian rupa, aku tidak bisa lagi memenuhi keinginan egoisku. Mustahil untuk menjadi kuat sendirian. Jika keluarga Hiiragi memiliki semua kekuatan di dalam tubuhnya, maka dunia tidak akan berubah sama sekali.
Aku akan tetap menjadi sampah, seorang anak angkat yang dipilih oleh keluarga Hiiragi, dipaksa untuk mematuhi semua yang mereka tuntut dariku.
Seakan menabur garam pada lukaku, sampah lain tidur dengan tunanganku.
"…… menyebalkan sekali, apa yang sebenarnya aku lakukan~?”
Shinya melihat ke depan seraya mengatakan itu sambil tersenyum.
Mito dan Goshi, yang sedang berjalan dengan bantuan para prajurit, menyadari kehadiran Shinya.
"Shinya-sama!”
Goshi berkata.
Pakaian Mito robek di sekitar dadanya. Shinya melihatnya dan sedikit mengerutkan dahinya. Ia menyuruh prajurit disampingnya.
"Beri dia blus atau semacamnya.”
Si prajurit dengan segera bereaksi.
Goshi dan Mito terlihat babak belur.
Mito berkata.
"Shinya-sama….. Guren, Guren menyelamatkanku….”
Dia menangis.
Goshi melihat sekelilingnya dan berkata.
"……. Shinya-sama. Mungkinkah Guren akan dibunuh….."
Shinya memotong.
"Tidak. Pasukan-pasukan ini bertugas menyelamatkannya.”
Seketika, wajah mereka menjadi lebih terang.  Kedua orang ini juga ingin menyelamatkan Guren. Meskipun mereka berada di bawah keluarga Hiiragi, mereka masih ingin menyelamatkan Oni itu.
Shinya percaya bahwa pria itu memiliki suatu karisma.
Meskipun sikapnya sangat buruk, dia masihlah si tolol yang menjadi Iblis demi menyelamatkan rekan-rekannya. Hal itu sedikit jarang. Seseorang yang cukup mengesankan.
Ia mengerti mengapa Mahiru yang menjadi iblis, memilih orang itu.
Shinya melanjutkan.
Cukup keras untuk didengar Kureto.
Cukup keras untuk terdengar oleh para prajurit.
"Tentu saja kita akan menyelamatkan Guren. Kami, Keluarga Hiragi, tidak akan pernah tinggal diam dan akan berupaya untuk menyelamatkan pengikut yang setia, yang mempertaruhkan nyawanya dan mengusir pasukan Gereja Hyakuya sendirian. ”
Kemudian, ia menatap Kureto.
Kureto menatapnya dan berkata.
“Kita, keluarga Hiiragi?”
Shinya tersenyum.
"Yah, aku masih menyandang nama Hiiragi, sih.”
"Meskipun aku tidak terlalu peduli, lebih baik kau mempertanggungjawabkan apa yang telah kau katakan. Perintah yang diberikan pada tim penyergap adalah untuk menagkap Guren…."
Shinya memotong.
"Bukan menangkap. Tapi menyelamatkan.”
“……”
Kureto menatap tajam Shinya.
"Jangan jadi tidak tahu diri, Shinya."
Suaranya sangat halus.
Tapi astmosfir sekelilingnya benar-benar berubah.
Jika Kureto serius, aku mungkin langsung dibunuhnya. Ia lebih baik dalam pertarungan jarak dekat.
Ditambah lagi, semua orang di sekolah adalah pelayan Kureto.
Goshi dan Mito menjadi gelisah.
Meskipun begitu, Shinya tersenyum ringan.
"Aku tidak pernah jadi tidak tahu diri, Kureto-nii. Aku paham kalau Kureto-nii itu menakutkan. Aku paham keluarga Hiiragi itu menakutkan. Aku telah memutuskan untuk sepenuhnya patuh. Tidak buruk. Menjalani hidup sebagai pelayan Kureto-nii tidaklah buruk.”
"Lalu….."
Shinya memotong.
"Tapi setidaknya biarkan aku menyelamatkan temanku. Aku tidak diakui sebagai anak adopsi. Bahkan tunanganku meninggalkanku. Aku sudah menyerah pada harapanku juga ...... apa yang tersisa jika kau mengkhianati temanku? ”
Kureto menjawab.
"Hidupmu akan bersinar hanya dengan menjadi bawahanku."
Apakah kata-katanya tulus?
Shinya dengan sengaja mengangkat bahu.
Kureto perlahan mendekat. Shinya mungkin akan dibunuh.
Dia mengulurkan tangannya dan meraih kerah baju Shinya, lalu menariknya mendekat.
Kureto berbisik padanya.
“....... Jika kau menghargai hidupmu, maka jangan memberontak didepan orang lain. Aku telah memutuskan untuk menyelamatkan Guren, bagaimanapun juga. Karena orang itu telah meminta perlindunganku.”
Shinya mendongak pada Kureto.
"Eh? Mungkinkah Guren menghubungi Kureto-nii sebelum menajdi Oni?”
Kureto mundur sedikit dan tersenyum.
"…… Kau pikir kaulah satu-satunya orang yang diberi kepercayaan?”
"….. Bukankah Kureto-nii juga sama?"
Kureto tertawa.
"Tidak peduli jalan mana yang diambil, pada akhirnya akulah pemenangnya."
Ia memerintah para prajurit dibelakangnya.
Sepertinya ada sesuatu yang disuntikkan ke tengkuk peneliti dari Keluarga Ichinose.
Ia menampakan ekspresi terkejut diwajahnya. Tapi ia dengan segera berkata,
"Ti, tidak masalah aku menjadi apa! Guren-sama, Guren-sama kumohan….”
Saat itu, dia pingsan.
Para peneliti dari Mikado no Oni mengelilinginya dan membawanya ke dalam mobil.
Shinya menyaksikan seluruh kejadian itu.
“Apa itu?”
Kureto menjawab.
"Seekor tikus percobaan. Tak usah dipikirkan. Kau awasilah tempat ini empat jam kedepan. Setelahnya, aku akan membereskan semuanya.”
"Wow, perhitungan yang teliti. Mungkinkah keluarga Hiiragi sudah melakukan penelitian Kiju….."
Kureto tersenyum.
"Apa yang Mahiru lakukan awalnya adalah sesuatu yang dimulai oleh keluarga Hiiragi. Mahiru melakukan eksperimen pada kutukan terlarang? Tidak. Kita yang memulainya. Kita akhirnya mendapat hasilnya.”
"Guren dan Mahiru, hasilnya keduanya menjadi iblis?"
Kureto mengangguk.
"Ya. Penelitian telah resmi dilanjutkan. Ini akan segera dimulai. Pertama, kita harus menyelamatkan Ichinose Guren.”
Menyelamatkan—meskipun ia menggunakan kata ini, bajingan ini tidak benar-benar bermaksud menyelamatkannya.
Ia hanya ingin kekuatan.
Semua orang hanya ingin kekuatan.
Oleh sebab itu, mereka bukan lagi manusia.
Semua orang mulai berpikir seperti itu.
Tepat seperti yang Mahiru prediksi.
Shinya menatap kearah siluet Kureto yang perlahan hilang.
“……..”
Sebelum mengembalikan pandangannya ke sekolah.