CHAPTER 8
(Translater : Orion)


Part 1
.*Ding Ling*---Suara dari lonceng yang terdengar jelas.
Dengan punggung yang menghadap ke arah bulan, Shiroyasha tersenyum sambil berkata:
“Jika kau mau.......Aku bisa membantumu menemui [Guru Agung yang Setara dengan Langit].”
“...Apa yang baru saja kau katakan?”
“Hanya saja ada dua persyaratan:
1. Bantu Sala Doltrake menjadi ‘Floor Master’,
2. Menang dalam Game [Balapan Kuda Laut]
Jika kau setuju dengan dua persyaratan tersebut, Aku akan membantumu memanggil WuKong ke Little Garden.”
Shiroyasha mengibaskan rambut peraknya yang panjang sambil tersenyum, ditambah dengan rambut keperakannya yang bersinar terkena sinar matahari, membuat perasaan sakral yang dipancarkan dari dirinya bertambah. Dia mungkin mencoba memancing JaRyuu tapi bukan berarti dia tidak menjadi gadis yang feminim lagi saat dia terus memancarkan aura keagungan yang tidak akan pernah ditemakn pada gadis normal manapun.
“Hanya Sun WuKong yang bisa membuat dirimu bersemangat lagi. Kau yang sekarang...memiliki penampilan seperti ‘pengembara yang tak tentu arah’, hanya akan menyebabkan rasa sakit bagi mereka yang sudah lama mengenalmu.”
“.....”
“Jika kau tidak percaya denganku, maka lupakan saja. Melewatkan kesempatan ini dan kau hanya harus menunggu untuk yang berikutnya setelah beberapa ratus atau seribu tahun setelahnya. Kusarankan agar kau menerimanya sekarang.”
Shiroyasha membuka kipas kertasnya untuk menutup mulutnya. Apakah dia tersenyum atau tertawa kecil? JaRyuu menatapnya dengan ragu sambil ia memikirkan tawarannya.
Setelah beberapa saat menatap satu sama lain, JaRyuu yang akhirnya menyerah.
“......Hng! Lagi pula bukan orang lain selain Shiroyasha-sama yang menggunakan perangkap manis seperti itu kepadaku. Bahkan jika Aku tertipu, hal itu masih dianggap sebagai semacam hiburan......Tapi apa tidak apa – apa melakukan hal ini? Begitu aku bergabung dalam Game-nya, pasti akan kacau.”
“Hm. Aku meragukan hal tersebut. Aku sebenarnya berpikir bahwa kemungkinanmu untuk menang itu kecil.”
“---Apa?” JaRyuu membuka matanya lebar – lebar saat ia menatap Shiroyasha dengan marah. Kebangkitan semangat Raja Iblis yang tiba – tiba membuat Shiroyasha senang dan dia tertawa terbahak – bahak saat menghilang ke dalam cahaya bulan.

Part 2
---Pantai dari kumpulan Pohon Laut.
Di pantai di mana angin laut terus berhembus ke arah mereka, empat orang berwaspada terhadap lawan mereka.
Izayoi telah mengalihkan perhatiannya ke Saurian demon King yang tersenyum dengan santainya. Rasa percaya diri yang ada disenyumannya seperti ular berbisa tanpa penyamaran kulit domba yang pernah ia gunakan. Insting Izayoi mengatakan jika ia bertindak gegabah, gigitan dari ular itu akan langsung membunuhnya.
[...Sungguh sebuah kejutan. Ketika dibandingkan dengan dirinya kemarin, tampak seperti orang yang berbeda.]
Meski ia ingin bertarung dengan Saurian Demon King setidaknya untuk sekali, ia tidak menyangka akan secepat ini. Jika ini di Game yang berbeda, ia akan langsung menghadapinya secara langsung saat ini, dengan atau tanpa rencana sama sekali.
Bagi Izayoi, membantu Sala hanyalah tugas sampingan yang sejalan dengan rencananya karena ia menginginkan Gift yang Shiroyasha akan berikan sebagai hadiah tidak peduli apapun yang terjadi. Oleh karena itu, ia tidak akan tujuan itu menjadi sia – sia.
[......Meski aku berpikir begitu, Kurasa menatap satu sama lain bukanlah suatu rencana juga.]
Izayoi menguatkan tekadnya saat ia berdiri di depan Asuka sambil berbisik:
“Ojou-sama, orang ini masih harus mengambil buahnya. Aku akan di sini untuk memperlambatnya selama yang Aku mampu. Ambil kesempatan ini untuk lari secepat yang kau bisa.”
“...O-Okay. Mengerti.”
Asuka menjawabnya dengan segan karena emosinya sedang campur aduk.
Dan itu hal yang normal. Kata – kata Izayoi sama seperti menyuruhnya untuk meninggalkan tempat yang paling berbahaya sekali lagi. Meski Asuka tahu bahwa itu adalah permintaan yang wajar karena sang pengendara tidak boleh terjatuh dari Kudanya, dia merasa sedikit kecewa.
Mungkin ia bisa menebak pemikirannya, Izayoi menggunakan nada bicara yang kersa untuk menasiihati Asuka:
“Hey. Kau harusnya menguatkan tekadmu. Ojou-sama. Kau masih harus bertarung dengan Felicia Raisa sendirian.”
Asuka segera mengangkat kepalanya dan mengambil napas dalam – dalam. Hanya memikirkannya sebentar akan memberitahunya bahwa hasilnya sudah jelas.
Jika Izayoi berhadapan dengan Saurian Demon King, keseimbangan kekuatannya di lapangan akan segera rusak. Lawannya tidak akan semudah itu untuk melewatkan sebuah kesempatan. Asuka akan segera kalah jika dia meringankan kewaspadaanya untuk sesaat.
“Ojou-sama, Aku akan mempercayakannya kepadamu. Pengendara itu adalah lawan terkuat yang pernah kau hadapi sampai saat ini. Karena keadaannya jadi seperti ini, bahkan Aku tidak bisa mengira apa yang akan terjadi setelah ini. Pilihanmu akan menjadi penentu dari Game ini. Kau harusnya menyadari hal ini lebih daripada orang lain.”
Menyadari hal yang terjadi dan harus mempertanggung jawabkannya---adalah apa yang Izayoi maksud.
Ini pertama kalinya ia mempercayakan Asuka dengan sebuah tugas.
“......Ok aku mengerti. Izayoi-san, lakukan yang terbaik juga.”
Mengencangkan cengkramannya pada kendali, Asuka menyesuaikan posisinya di pelana bersiap untuk berangkat sebentar lagi.
Izayoi juga mempersiapkan dirinya untuk melompat.
Namun, JaRyuu menghalau mereka.
“Aku minta maaf untuk mengatakan hal ini ketika kalian berdua sedang berdiskusi. Tapi waktu yang kalian habiskan terlalu lama dan itu membuatku bisa melakukan persiapkanku.”
“Apa?”
Ucapan yang tiba – tiba itu menyebabkan Izayoi meragukan rencananya. Mungkin itu ucapan yang digunakan untuk mengecoh lawan tapi waktunya terlalu sempurna.
JaRyuu mengangkat tangan kanannya dan segera terdengar suara ledakan yang lebih besar daripada sebelumnya mengarah ke mereka.
Dan saat berikutnya, mereka akhirnya menyadari bahwa gelar----[Guru Agung yang Menghancurkan Lautan] bukanlah sekedar nama saja.
“Mungkinkah itu... sebuah Tsunami!?”
“Terlalu tinggi! Tidak, ini buruk! Lari sekarang, Ojou-sama! Jika ini terus berlanjut, game-nya akan benar – benar berakhir!”
Izayoi segera berterika ketika ia mengingat kembali aturan permainannya.
Di bagian Tindakan yang di Larang, dikatakan bahwa setiap peserta yang terjatuh ke air akan dilihat sebagai terjatuh dari Kuda mereka dan akan didiskualifikasi. Dan bahkan jika itu adalah laut, terjatuh juga akan didiskualifikasi.
Felicia Raisa tampaknya menyadari situasi yang tidak menguntungkan ini dan berlari menuju air terjun. Menyandarkan kepalanya ke Kuda kesukaannya, dia bertanya: “...Bisakah kau melompat?”
Kudanya hanya mejawab dengan ringkikan singkat dan ketika melompat dari air terjun, turun dengan cepat dari ketinggian seratus meter.
“Ya ampun.....bahkan jika Aku selamat dari hal itu, terjatuh ke dalam kolam air terjun juga akan menjadi akhir dari Game.”
“Tapi tidak ada cara lain lagi! Ojou-sama juga harus lari menuju air terjun!”
Jangan meminta hal yang mustahil! Itulah yang ingin dikatakn Asuka tapi harga dirinya tidak mengizinkannya untuk mengatakannya.
Tubuh fisik Kudou Asuka tidak berbeda dari orang normal. Tentunya dari ketinggian seperti itu akan merenggut nyawanya.
Namun dia akan terlihat seperti orang yang menyerah jika dia mengatakannya. Gift Game bukanlah permainan normal yang ditujukan untuk orang normal pada awalnya. Siapapun yang tidak percaya bahwa dia tidak bisa menang pada akhirnya tidak akan pernah menang. Itulah yang telah Asuka pelajari dan mengerti dengan baik.
Selain itu---Ini adalah pertama kalinya Izayoi mempercayakannya dengan sebuah pertarungan.
Jika dia melarikan diri sekarang, dia tidak akan pernah bisa meminta kesetaraan maupun harapan Izayoi akan mempercayakannya tugas untuk ditangani.
“.....Wu~...ahhhhh! Ini menyebalkan! Jika aku tidak berhasil, jangan lupa untuk mencari tubuhku!”
“Okay! Serahkan padaku!”
Menggunakan cambuknya, dia melesat dengan tunggangnnya.
Semprotan air yang ditimbulkan oleh hentakan Kuda Laut menyebabkan dinding air yang terbelah di kedua sisinya, tampak seperti miniatur air terjun yang segera menghilang ketika mereka melewatinya. Begitu terburu – buru untuk melarikan diri sehingga dia tidak peduli dengan mengontrol tekanan air lagi karena hal yang dilakukannya melarang untuk memikirkan hal tersebut.
Asuka berbalik untuk melihat Tsunami di belakangannya yang mengejar sambil berteriak dengan penuh keputusasaan dalam hatinya:
[Aku tidak peduli apapun lagi sekarang! Bodoh----!]
Ketika mereka melompat dari tepi air terjun, mereka sebentar mengudara sebelum akhirnya terjun bebas dimulai.
Asuka memulai persiapan mentalnya untuk menghadapi kematiannya.
Part 3
---Kota Bawah Tanah. [Balapan Kuda Laut] Tribun Penonton.
Semua orang terdiam saat mereka menyaksikan Tsunami yang bergerak menuju kumpulan Pohon Laut. Semua sorak sorai untuk Saurian Demon King telah menghilang.
Ketika Felicia Raisa melompat dari air terjun, seseorang berteriak:
“Lihat! Dia berencana melarikan diri dengan melompat dari air terjun!”
“Bagaimana bisa! Itu terlalu gegabah!”
“Itu bunuh diri!”
Keluh kesah bisa terdengar dari kerumunan penonton. Meski mereka yang tahu akan kekuatannya tahu bahwa dia tidak akan mati, mereka terlalu terpaku kepada layar dengan rasa khawatir apakah Game ini akan segera berakhir bagi Felicia Raisa.
Shiroyasha juga mencondongkan dirinya ke depan, terfokus dengan apa yang akan dilakukan oleh Felicia Raisa.
[Ayo, tunjukkan apa yang akan kau lakukan sekarang, kesayangan dari [Ratu Halloween].]
Apakah itu Gift untuk terbang? Atau mengontrol air? Mata semua orang terpaku ke layar menyaksikan dan menunggu Felicia Raisa membuat sebuah keajaiban.
Setelah melompat dari tepi air terjun, Felicia Raisa menarik napas panjang---
“...Huuu.”
Sebelum mengeluarkan dua tombak ketika dia sedang terjun bebas.
Bahkan setelah melompat, dia tidak menunjukan tanda – tanda ingin menggunakan Gift lain. Sang pengendara bertopeng membiarkan dirinya ditarik oleh gravitasi dan sesaat sebelum menyentuh permukaan air----Dia memutar kedua tombak dan MENDORONG MEREKA KE BAWAH.
“......Eh?”
Ada beberapa yang tekejut di kerumunan penonton dan lebih dari sekedar menyebar tapi hampir seperti paduan suara yang terkejut. Mereka yang mengerti apa yang dia lakukan terlalu terpukau.
Kuro Usagi juga salah satu orang yang bingung untuk sesaat saat dia melihat hal tersebut. Namun, dia berhasil sadar kembali dan melaporkan situasinya.
“Pe....Penampilan yang luar biasa dari keahlian menggunakan tombak! Sesaat pengendara bertopeng Felicia Raisa mangayunkan tombaknya sebelum dia mendarat di atas air....Kekuatan benturan yang tersebar oleh gaya dorong kebawah dari ayunannya dan gaya yang sama dan berlawanan yang dihasilkan mendorong mereka sedikit.”
OOOOOOOOOOOOOOOooooooooooooooh!
Setelah mendengar penjelasan dari Kuro Usagi, para penonton bertepuk tangan dan bersorak!
Tidak ada dari mereka yang mengira bahwa dia bisa melarikan diri dari situasi seperti itu tanpa menggunakan Gift.
Ini bukan hal sederhana yang bisa dilakukan dengan menggunakan tombak tanpa teknik tingkat tinggi yang digunakan. Menggunakan terlalu banyak kekuatan akan menyebabkan permukaan air terpecah sedangkan menggunakan sedikit kekuatan akan menetralkan dampaknya.
Tindakan yang dilakukan oleh Felicia Raisa tidak membiarkan suatu kesalahan apapun sehinggan membuat para penonton terpukau.
Meski Kuro Usagi juga terpukau melihat hal tersebut, dia juga khawatir tentang keselamatan Asuka.
[Asuka-san......Tolong jangan terlalu mamksakan dirimu.....]
Ada sebuah keberanian yang diperlukan untuk menyerah tapi ini bukanlah pilihan untuk Asuka.
Sambil memegang erat tangannya, Kuro Usagi berdoa untuk keselamatan Asuka.
Part 4
[Wa-------!]
Ini kedua kalinya Asuka mengalami terjun bebas.
Yang pertama ketika dia dipanggil ke Little Garden.
Dan yang kedua adalah ini.
Butuh sekitar 5 detik sebelum dia menyentuh permukaan air. Bisa menenangkan dirinya untuk berpikir  adalah berkat pengalaman sebelumnya.
[Sarung tangan kiriku.....menyimpan [Hand of Amber] yang hampir hancur.]
Itu adalah fragmen kuning putih susu yang memiliki benih dari pohon air yang tertanam di dalamnya.
Dan meskipun sudah ada retakan, Asuka percaya bahwa itu masih bisa digunakan untuk beberapa kali lagi. Melihat bagaimana situasinya, Asuka tahu bahwa ini adalah waktu yang tepat menggunakannya untuk mengeluarkan dia dari situasi ini.
[Jika aku hanya mengontrol aliran air, tidak ada artinya karena Kuda Laut masih akan menyentuh permukaan air.....
Hanya ada satu kesempatan dalam situasi ini. Apa yang bisa aku lakukan? Apa yang harus kulakukan?]
Asuka terus mencari cara hingga cairan yang ada di otaknya hampir kering hingga akhirnya dia tiba dengan suatu cara.
[Kuda Laut punya gift untuk mengontrol arus air, tekanan air dan tegangan permukaan air mengalir di permukaannya. Mengapa aku tidak menggunakan kekuatanku untuk memperkuat Gift itu hingga batas maksimal?!]
Asuka tidak tahu teori atau mekanisme di baliknya.
Ia juga tidak punya waktu bagaimana membangun hal itu.
Asuka hanya tahu tentang kekuatannya dan menggunakannya, dia mengaplikasikan gambaran yang ada di pikirannya di atas permukaan air di bawah.

Part 5
Tribun penonton menjadi sunyi ketika melihat kemampuan dari gerakan yang dilakukan oleh Felicia Raisa. Dan itu karena kekaguman mereka terhadap peserta yang kuat.
Sama halnya ketika layar menunjukan Asuka sedang melarikan diri dari Tsunami, para penonton juga terdiam.
---Tapi kali ini bukan karena perasaan kagum.
Hanya saja sekarang mulut mereka terbuka lebar ketika mereka melihat ke layar sambil kebingungan. Bahkan Kuro Usagi tidak bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dan tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Ketika banyak dari penonton yang mulai bertanya – tanya, Shiroyasha yang sedag berada di depan layar berbicara dengan suara yang kecil selagi dia mengamati apa yang terjadi:
“.....memantul.”
“Yes?”
“Memantul ke atas... disebabkan oleh permukaan air.”
---Memang seperti itu yang sebenarnya terjadi. Seolah – olah air itu menolak Asuka dan Kuda-nya sedemikian rupa sehingga mereka memantul dengan lembut.
Mirip seperti trampolin air. Dengan mengangkat permukaan air hingga ke batas maksimum, mengontrol tekanan air hingga teksturnya menjadi lembut, dia berhasil selamat sampai ke bagian bawah air terjun ketika mereka....memantul di atas air.
Aksi yang dilakukan oleh Asuka itu cukup lucu dan membuat beberapa orang mulai tertawa. Tapi Shiroyasha tahu seberapa tinggi teknik yang dibutuhkan unuk melakukan aksi seperti itu dan akhirnya termenung:
“Meski sangat tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang sesingkat itu... tapi apa yang baru saja gadis itu lakukan adalah kemampuan mengontrol air tingkat tinggi yang belum aku lihat lagi selama bertahun – tahun. Ya Ampun. Itu benar – benar kemampuan yang luar biasa!”
Mengibaskan kipasnya yang terbuka dengan suara *Pak!*, Shiroyasha memuji Asuka.
Setelah mendengar penjelasannya, suasana hati para penonton menjadi bersemangat lagi dan dipenuhi dengan tepuk tangan dan sorakan.
Namun sesaat setelah hal itu terjadi---Tsunami yang datang dari puncak air terjun membanjiri hutan yang ada di bawah.
Part 6
---Pantai dari kumpulan Pohon Laut.
Setelah Asuka dan Felicia Raisa melompat dari air terjun, Izayoi juga mengayunkan tinjunaya untuk melindungi dirinya. Tidak ada trik khusus darinya tapi hanya berkali – kali memukul ombak hingga menciptakan sebuah lubang besar.
Itu adalah pukulan yang bisa membelah laut dan menghancurkan gunung atau daratan itu sendiri. Menggunakan pinggangnya sebagai titik tumpu untuk menambah gerak melingkar yang dilakukannya pada pukulannya, ia berhasil mengurangi gelombang Tsunami hingga setengahnya.
Menjilati air laut yang ada di jarinya dan mengecek kadar garam yang terkandung, Izayoi menoleh melihat ke arah JaRyuu.
“Maaf tentang itu. Hanya saja aku tidak ingin basah lagi hari ini.”
“Apa maksudmu? Terdengar seperti kau selalu basah oleh air.”
“Nn. Memang sering, hanya sebulan sekali aku basah hingga seluruh tubuhku.”
Meski Izayoi basah kuyup dari perut hingga ke bagian bawah, ia terus membumbungkan dadanya dengan bangga sambil membalas dengan acuh tak acuh. Dan tampak membuktikan kemalangannya ketika berhubungan dengan air.
Mungkin Izayoi terlihat konyol dalam keadaan seperti itu hingga JaRyuu tertawa terbahak – bahak.
Pria yang sedikitpun tidak terpengaruh oleh Tsunami turun dari Kuda Laut-nya.
“Aku mengerti sekarang. Persyaratan untuk didiskualifikasi membutuhkan seluruh tubuh untuk basah kuyup atau jatuh dari tunggangannya? Kupikir aku salah perhitungan. Meihat peraturannya begitu santai, kedua gadis itu seharusnya baik – baik saja.”
“Tentu saja mereka bbaik – baik saja. Meski Ojou-sama seperti bunga yang mekar di rumah kaca, Aku bisa meyakinkanmu bahwa dia memiliki tekad yang cukup kuat.”
Izayoi tertawa terbahak – bahak.
JaRyuu tersenyum kecut sebagai balasannya:
“Tampaknya Aku harus menyelesaikan sisi ini dengan cepat sebelum bergegas kembali. Akankah kau begitu baik hingga membiarkanku memetik salah satu buah yang ada di belakangmu?”
“Omong kosong apa yang kau ucapkan? Jika Aku membiarkanmu memetik salah satu buah itu, kau pasti akan mencapai garis finish terlebih dahulu dengan kecepatan seperti itu.”
Bisa menyusul Izayoi dan yang lainnya ketika bepergian ke hulu, tidak mungkin bagi JaRyuu bisa melewati Asuka dan yang alinnya dalam sekejap mata jika ia mendapatkan buah ini.
Izayoi harus menunda pria ini di sini tidak peduli apa yang terjadi.
“Karena kau turun dari kudamu, maka kuasumsikan bahwa kau akan bermain denganku kan, Saurian Demon King?”
“Tentu saja. Jika rumor tentangmu yang mengalahkan spesies terkuat itu benar, maka kalau cuma melawanku bukanlah hal yang sulit bagimu kan?”
JaRyuu tersenyum dengan senyumannya yang licik sekali lagi sambil mengangkat bahunya dengan santai.
Namun, ia tidak sedang buru – buru untuk mengambil buahnya yang berarti ia cukup percaya diri dengan dirinya sendiri. Kalau tidak, ia bisa saja mengabaikan Izayoi dan langsung mengambil buah itu.
[......Ha! Ini sepertinya menarik!]
Izayoi dengan senang hati bersiap dengan posisi bertarungnya. Tapi JaRyuu tidak menunjukkan tanda – tanda menggunakan pedang yang tergantung di pinggangnya yang berarti ia juga ingin bertarung dengan tinjunnya saja.
Sudah sejak ketika pertarungan terkahirnya melawan Weser dan Izayoi tidak bisa menahan kegembiraannya.
“Kau jangan menyesali ini, Saurian Demon King----!”
Melompat dari tanah, ia langsung mendekatinya.
Ketahanan air laut membuat kecepetannya jadi lebih lambat tapi ia terus mendekati jaraknya dengan JaRyuu dengan kecepatan yang melebihi kemampuan manusia normal. Jika orang normal melihatnya, mereka tidak akan bisa mengikuti pergerakannya hanya dengan mata mereka semata.
Izayoi yang cukup cepat hingga meninggalkan bayangannya mengayunkan tinjunya yang bisa menghancurkan gunung dan membelah lautan---

“...Apa?!”
Saurian Demon King menahan tinjunya hanya dengan satu tangan.
“Hey bocah, ketika kau berhadapan dengan lawan yang lebih kuat, bukankah ide yang buruk jika menggunakan serangan langsung seperti ini?”
Saurian Demon King menggengam tinju Izayoi dengan erat hingga seketika senyum di wajahnya menghilang.
Sebuah tekanan yang luar biasa menghantam Izayoi, menyebabkan instingnya agar melarikan diri dari pria ini.
[....Pria ini.....]
“Meski aku berkata begitu, tinju yang baru saja kau keluarkan dipenuhi dengan bakat mentah. Hanya saja cukup disayangkan---Nah, Aku akan menghilangkan perasaan itu. Anggap saja ini sebagai saran. Aku tidak bisa membunuhmu di sini jadi jangan mati dulu.....”
Saurian Demon King menurunkan posisinya dan melebarkan matanya saat ia menggunakan putaran telapak tangan untuk menyerang perut Izayoi. Setelah lamanya bertapa hingga bisa mengembangkan cara menyerang seperti itu hingga menyebebkan Izayoi merasakan rasa sakit yang belum pernah dirasakan sebelumnya hingga ke organ dalamnya.
[Pu......]
Meski Izayoi merasa seolah – oleh aliran darahnya mengalir secara terbalik dan pembulu darah yang rusak membuatnya memuntahkan darah, ia terus menggertakan giginya untuk menahan rasa sakit...
Dan memutar tubuhnya untuk menyerang Saurian Demon King dengan Kakinya.
“Apa....!”
Serangan balasan yang tak terduga menyebabkan Saurian Demon King terkejut.
Setelah merencanakan untuk menghabisi lawannya dengan satu serangan, siapa yang mengira bahwa ia tak hanya selama dari serangan tersebut namun masih bisa menyerang balik. Itu sendiri menyebabkan Saurian Demon King sangat terkejut.
Karena keduanya saling terpental karena serangan masing – masing, mereka terpental hingga melewati permukaan laut sebelum mendarat cukup jauh dari satu sama lain.
Yang pertama kali bangun adalah Saurian Demon King.
[Itu....Itu benar – benar mengejutkanku. Ia mampu bertahan dari seranganku dan menyerang balik.]
Meski faktanya Saurian Demon King bukanlah spesies terkuat, bukan berarti kekuatannya lemah dan bahkan melebihi mahluk suci yang normal.
Setelah lama bertapa dan bermeditasi di bawah laut dan gunung selama ribuan tahun, sebuah ular juga bisa mencapai ppuncak dan berubah menjadi naga spesies langka: [Dewa Naga].
Namun, Saurian Demon King mempercepat proses ini dengan bermeditasi di bawah Gunung Api Laut Dalam selama seribu tahun. Setelah bertapa dalam panas yang tidak mungkin di huni dan lava kental yang ada di laut, ia sekarang memiliki kekuatan yang setara dengan gabungan dari Gaia dan Dewa Laut.
Dan serangan tersebut tercampur dengan kekuatan dari Bumi dan Laut  yang seharusnya tidak bisa ditahan oleh seorang manusia.
“Bocah....Tubuhmu itu terbuat dari apa?”
“Itu kalimatku, dasat bodoh!”
Izayoi menggunakan bagian belakang tangannya untuk menghapus tetesan darah dari mulutnya sambil ia mencoba berdiri setelah sedikit kesusahan.
Meski Saurian Demon King mengekspresikan keterkejutannya dengan ekpresia yang santai, ia pasti menerima tendangan Izayoi dengan kekuatan penuh. Namun demikian, dia bangkit dengan mudahnya.
Namun jelas bahwa Raja Iblis ini....serangan dari Izayoi benar – benar tidak berefek apapun.
Meski itu adalah serangan yang bisa menghancurkan planet hingga ke intinya, sebuah hasil yang belum pernah terjadi sebelumnya muncul.
[Tch! Sudah muncul ya...?]
Izayoi terngah – engah saat ia menerima situasi yang ada di hadapannya.
Ia sudah mengira hari dimana ia akan bertemu lawan yang akan menyudutkannya.
Raja Iblis yang lebih kuat daripada dirinya akhirnya ada di hadapannya.
[Ha...Seperti yang diharapkan dari Little Garden. Kalau tidak seperti ini maka tidak akan menrik...!]
Tidak menyia – nyiakan kekuatan untuk trik – trik kecil, ingin cepat – cepat mengkahiri pertarungan ini dengan lawan terkuatnya.
Seketika Izayoi menjadi senang, darahnya yang memanas bergegas ke otaknya hingga membuatnya mengamuk menyebabkan dirinya bereaksi lebbih cepat daripada sebelumnya.
Mengabaikan rencana sebelumnya untuk menjaga buah yang ada di belakangnya, ia sekarang berencana unuk mengeluarkan kekuatannya di game ini: Untuk mengalahkan pria yang ada di depannya.
Meskipun dia telah memikirkan banyak cara untuk menghancurkan pertahanan pria itu...ia masih berencana memakai rencana yang pertama kali ia gunakan yaitu serangan langsung.
Part 7
Sesaat setelah selamat jatuh ke dalam kolam dari air terjun, Asuka segera berteriak dengan sekuat – kuatnya karena mereka masih belum yakin bisa selama dari bahaya yang sedang mendekat dengan cepat:
“Cepat! Lari Sekarang!”
Seakan mengatakan “Aku akan lari meskipun kau tidak beritahu!” jawab Kuda Laut dengan merinkik ketika bergegas maju.
Memilih jalur yang sama untuk kembalik akan terlalu berbahaya. Dia sendirian berjuang untuk dirinya sendiri dan dia tidak boleh direpotkan oleh beberapa Kelpie.
[Jalur mana yang dipilih oleh Felicia Raisa...Argh! Terus Saja! Aku bahkan tidak punya waktu untuk memikirkannya!]
Meski Tsunaminya menjadi lebih lebih lemah karena Izayoi memukulnya, tidak salah lagi jika game ini akan berakhir jika ombak itu datang ke mereka. Ombak yang hutan membanjiri lautan pepohonan tanpa ampun.
Dengan panik mendesak Kuda Laut-nya dengan menggunakan cambuknya, Asuka akhirnyamelihat sosok Felicia Raisa di depan.
[Ketemu...!]
Kuda Felicia Raisa adalah jenis yang terkenal namun Kuda Laut yang sudah diperkuat oleh kekuatan Asuka juga tidak boleh diremehkan. Mempertimbangkan bahwa ini adalah kesempatan yang bagus, Asuka hendak mendesak kudanya untuk meningkatkan kecepatan---
Ujung dari pedang Serpent Scorpia hampir mengenai hidungnya dan dia dipaksa untuk melambat.
[......Apakah itu peringatan untukku?]
Jarak antara mereka kira – kira dua puluh meter. Jarak serangan dari pedag cambuk itu hampir setara dengan lebar kedua tepi sungai.
[Aturannya melarang untuk membunuh lawan. Aku seharusnya bisa melewatinya jika aku sungguh – sungguh...Ku...rasa...]
---Selama Felicia raisa tidak memiliki rencan lain yang dia sembunyikan. Namun, itu artinya Asuka akan berlari hingga ke [Underwood] dengan sepenuhnya telanjang.
[...Uwu...]
Hanya memikirkan hal itu menyebabkan wajah dan telinga Asuka memerah. Jika mengalami penghinaan seperti itu bahkan ketika dia menang membuatnya lebih memilih kematian. Namun, Asuka tidak punya cara lain saat ini.
...Aku tidak bisa menang tanpa telanjang? Pemikiran seperti ini membuat hatinya terasa sakit.
Ketika Asuka baru saja menguatkan tekadnya untuk terus maju---
Kasukabe Yō turun dari langit dengan angin puyuh bersinarnya.
“Asuka! Apa kau tidak apa – apa?”
“Ka...Kasukabe-san! Dari mana saja kau?”
“Maaf, Aku menunggu kalian berdua di hilir setelah mengalahkan Griffith.”
Asuka baru menyadarinya. Bahwa sampai sekarang dia tidak melihat para peserta dari [Two wings].
“Oh......Kasukabe-san pergi bertarung sendirian?”
“Nn. Tidak ada dari [Two wings] yang akan datang. Hanya ada dia di depanmu sekarang.”
Mereka saling berhadapan dan mengangguk secara bersama – sama. Tidak ada harapan jika dia sendirian, tapi jika mereka berdua, mereka mungkin bisa mengatasi hambatannya.
“Kasukabe-san, bisakah kau mambantuku menghambat dia untuk sebentar ketika Aku mencoba melewatinya?”
“...aku akan mencoba yang terbaik.”
Jawaban yang dilontarkan terkesan ragu – ragu. Lagi pula, lawannya benar – benar kuat dan Yō mungkin tidak bisa menepati janjinya. Tapi dalam perlombaan ini, ada banyak kesempatan bagi Yō untuk menyerang Felicia Raisa.
Contohnya, peraturan yang mendiskualifikasi peserta yang turun dari tunggangannya dan jatuh ke air.
Atau peraturan yang melarangnya untuk membunuh peserta lain.
Dan yang paling penting adalah karena dia menunggangi Kuda Laut membatasi gerakannya.
“Menyuruhku untuk bertarung dengannya langsung akan mustahil dilakukan..... Aku hanya bisa bertahan 10 ronde paling banyak.”
“Mengerti. Mari kita lakukan di bagian terakhir karena jalannya lurus jadi bisa kita gunakan untuk pertarungan terakhir kita!”
Ketika mereka selesai menentukan strategi mereka, keduanya tiba – tiba terkena sinar matahari yang menandai keluarnya dari hutan yang suram.
Ketika penglihatan mereka mulai terbiasa, Pohon Besar [Underwood] muncul di hadapan mereka.
Part 8
---Serangan pertama ditujukan untuk melukai organ vitalnya.
---Serangan yang kedua ditujukan ke bagian belakang kepalanya dengan niat untuk membunuhnya.
---Serangan yang ketiga gagal dan dihindari oleh musuhnya.
[......Bocah ini.....bisa bertahan dari ketiga seranganku! Dan tampaknya ia sudah bisa membaca pergerakanku...!]
Permukaan laut bergejolak ketika Saurian Demon King mundur untuk menhindari serangan balasan dari Izayoi.
Tapi yang menarik baginya adalah ketahanan tubuh dari Izayoi.
Sebuah gunung berapi bawah laut terbentuk oleh magma panas yang dimuntahkan dari kerak Bumi dan setelah bertapa di sana selama ribuan tahun, Saurian Demon King berhasil mendapatkan kemampuan yang hasilnya bisa terlihat di Jiwanya, Kemampuan dan Ketahanan tubuhnya. Meski kalah dari Roc Demon King yang keturunan Garuda dalam hal seni beladirinya sebagai Iblis, ia setara dengan Bull Demon King atau Raja Monyet Tampan dalam hal Ketahanan tubuh. Di antara semua kemampuan yang berhasil didapatkannya selama bertapa, hal itu bisa dibilang sebagai salah satu kemampuan yang tertinggi.
Dan karena kemampuannya setara dengan ribuan gunung dan laut, pukulan dari Saurian Demon King setara dengan pengembunan uap Bumi dan Matahari yang menggerakan semua ombak laut di dunia.
Jika digunakan pada manusia normal, organ dalam dari lawannya akan hancur.
[Mungkinkah bocah ini juga Bertapa selama ribuan tahun?]
Ia segera mengabaikan pemikiran itu karena ia tidak bisa merasakan jejak seni bela diri maupun latihan apapun jika ia bertapa, dari pukulan yang ditujukan bocah itu kepadanya. Pukulan tersebut tidak mempunyai pola dan gerakannya kasar serta hal itu menjadi cukup bukti bahwa ia selalu bertarung hanya dengan menggunakan bakatnya hingga saat ini.
---Saurian Demon King terus merenung dan mengamati, mencoba menebak bagaimana musuh yang ada di hadapannya terbentuk.
[Aromanya tidak salah lagi kalau ia manusia......tapi gaya bertarungnya dengan gerakan yang ceroboh seperti itu menunjukkan bahwa ia belum pernah melawan musuh yang sebanding dengannya selama perkembangannya. Mungkinkah bocah ini baru dipanggil dari dari dunia lain?]
Hanya dengan tiga gerakan, ia bisa mengetahui asal usul dari lawannya. Dengan tingkat kepandaian seperti ini juga membuatnya menduduki posisi ketiga dalam peringkat dari Ketujuh Raja Iblis. Namun, kesimpulannya masih belum sempurna.
[Tapi jika ia manusia, bagaimana ia mendapatkan tubuh seperti itu.....Tidak. Bukan hanya manusia saja. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang terlahir dengan ketahanan tubuh seperti itu---]
Tidak. Lebih tepatnya, ada satu orang. Dia terlahir dengan kekuatan yang memungkinkannya bertarung melawan seluruh pasukan setengah dewa dan dewa – dewa itu sediri, yang mana bisa dideskripsikan sebagai keanehan alam dikarenakan banyaknya bakat yang dimilikinya.
Saurian Demon King teringat oleh seseorang yang mempunyai kemampuan yang sama.
[.......Sama seperti Sun WuKong Onee-san?]
Setelah memikirkan kemungkinan seperti itu, Saurian Demon King terdiam.
Namun, Izayoi tidak melewatkan kesempatan itu ketika ia berlari menuju ke arah Saurian Demon King dan melakukan uppercut ke dada Saurian Demon King dengan maksud membuatnya pingsan. Saurian Demon King yang menurunkan kewaspadaannya karena ceroboh merasakan rasa nyeri di sekujur tubuhnya tapi segera menggunakan telapak tangannya untuk memukul wajah Izayoi membuatnya mundur. Tangannya yang dipenuhi oleh darah Izayoi, membuat Saurian Demon King memutuskan menyimpan sampel darahnya untuk diperiksa.
[......Meski Aku meragukannya, tapi jika mirip dengan Sun WuKong Onee-san, maka identitas asli dari boca ini adalah.....!]
“Tch! Kau cukup kuat juga?! Kau berlatih seperti apa hingga menjadi seperti ini?”
Sebaliknya, Izayoi tampak sangat senang seperti ia menemukan orang baru untuk diajak bermain saat ia bursaha untuk berdiri kembali.
Wajahnya tergores dan darah merembes ke matanya, membuat pandangannya memerah. Tulang rusuk di dadanya yang dipukul oleh JaRyuu retak sedangkan dampak serangan yang ditujukan ke belakang kepalanya membuatnya sedikit kebingungan.
Jelas sekali bahwa ia sedang dalam kondisi yang sangat buruk tapi hatinya terasa lebih bebas daripada sebelumnya.
[...Hng! Sial! Ini benar – benar menarik.]
Ini bukan pertarungan lagi. Raja Iblis yang ada di depannya mempunyai ketahanan yang lebih tanggu daripada Izayoi. Bagaimana caranya ia mengalahkan lawan yang levelnya lebih tinggi darinya?
Dan dengan berpikir sampai seperti itu membuat Izayoi terasa sangat bersemangat hingga ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi kesenangan di wajahnya.
[Nn.....Dunia Little Garden memang luas. Bahkan untuk orang semacam ini, ia hanyalah peringkat ketiga di dalam kelompoknya...]
Ia selalu merasakan perasaan seperti ini selama ia melawan Percher, Naga besar dan sekarang Saurian Demon King yang ada di depannya.
Untuk menantang yang tidak mungkin.....dan menggunakan segala yang ia miliki untuk melewati rintangan dengan penuh kerja keras. Itulah yang Izayoi rasakan sebagai tindakan yang paling terhormat dan menarik dalam hidup ini.
[Meski Aku bisa menang jika aku bisa menjauhkannya ke air......tapi setelah dipikir – pikir lagi, tampaknya tidak mungkin bagiku melakukannya jika sendirian.]
Terlebih lagi, melawan [Guru Agung yang Menghancurkan Lautan] di laut seperti bertarung di wilayah yang dikuasainya dengan baik.
Hingga saat ini, ia hanya menggunakan kekuatan fisiknya. Apa yang terjadi jika ia benar – benar menggunakan lautan sebagai senjatanya? Ide itu membuat Izayoi berdebar kesenangan.
“........Kau tampaknya bersenang -  senang huh? Bocah.”
Ia tanpa sadar akhirnya tersenyum juga.
Izayoi menghapus tetesan darah yang ada di mulutnya sebelum membalas:
“Bukankah kau juga sama? Bersenang – senang saat ini. Dan kupikir bahwa senyummu di awal itu palsu hingga senyuman yang terpampang di wajahmu sekarang.”
“......Benarkah? Aku seperti sedang bersenang – senang?” Saurian Demon King bergumam pada dirinya sendiri.
Bocah itu benar. Serangan yang membuatnya berdebar, pemikiran mereka yang dipertajam karena menganalisa gerakan selanjutnya dari lawan mereka satu sama lain dan akhirnya saling bertukar pukulan satu sama lain. Inti sejari dari Gift Game adalah pertarungan dimana seseorang harus menggunakan seluruh kemampuannya untuk menang. Itu adalah Game yang hanya bisa dinikmati oleh orang – orang yang telah setingkat Dewa atau Raja Iblis.
Tak perlu dikatakan lagi, ketika dua orang kuat bertarung satu sama lain, itu menjadi kesenangan terbesar dalam hidup mereka.
“......”
Hanya saja ia, Saurian Demon King sudah lupa Game yang diikutinya sebelumnya.
Bertarung dengan lawan yang kuat sudah menjadi kenangan baginya.
Tiba di Little Garden dan menyatakan dirinya sebagai Raja Iblis ketika ia terburu – buru mencapai tujuannya yang ia anggap seperti Surga di atas.
Haus akan emosi yang ia miliki pada saat itu, JaRyuu ingin bertemu dengan [Guru Agung yang Setara dengan Langit] sekali lagi...tapi pada akhirnya, ia mulai bersemangat lagi pada saat – saat ini.
Dan menyadari hal ini Saurian Demon King merasa marah pada dirinya sendiri.
[...Betapa bodohnya. Apakah aku hanya seorang pria yang tidak bisa memegang teguh prinsipnya sendiri?]
Ia selalu berpikir bahwa satu – satunya orang uang ia hormati dengan sepenuh hati akan mampu menyalakan kembali api yang ada di dalam dirinya. Tapi itu semua adalah kenangan yang spesial, ambisi dan waktu yang dihabiskan untuk mengenang masa lalu hanyalah sebuah mimpi saja?
Rasa Hausnya begitu mudah hingga bisa dipuaskan hanya dengan pertarungan?
Saurian Demon King terus bertanya pertanyaan reorikal kepada dirinya sendiri padahal ia sudah tahu jawabannya. Yang dibutuhkan hanyalah sedikit percikan yang bisa menyemangati ‘Pengembara yang tak tentu arah’ itu?
Ketika ia baru saja murung dengan sikapnya selama ini---
Izayoi kembali menyerang langsung dan tanpa ampun memukul dada Saurian Demon King.
“Ku...”
Serangannya terus berlanjut. Dan pukulan ketiga yang ditujukan ke dadanya membuat tubuh Saurian Demon King tersentak. Menyadari bahwa lawannya sudah dalam posisi membungkuk, Izayoi meluncurkan serangan keempatnya ke arah tubuh itu.
Tapi pukulannya tidak mengenai apa – apa.
Segera berdiri kembali setelah menghindari serangan dari Izayoi, Saurian Demon King mengamuk karena marah:
“Bocah! Kau benar – benar tidak melewatkan kesempatan sedikitpun huh?”
“Tentu saja! Ini masih di tengah – tengah dari Game dan kau mulai menunjukkan ekspresi membosankan seperti itu! Berhenti meremehkan orang lain!”
Keduanya saling mengeluarkan tendangan pada saat yang sama. Izayoi yang lebih diuntungkan dalam posisi seperti itu membuatnya mampu menekan Saurian Demon King sebelum ia mulai menyerang balik.
Memecah ombak laut dan menghancurkan bebatuan yang menghalangi pertarungan mereka, mereka saling memukul satu sama lain dan segera menjadi pertempuran jarak dekat yang tak dapatt dihindarkan.
“Kalau dipikir – pikir lagi, bakatmu itu sungguh mengaggumkan! Dengan bakat seperti itu, kau mungkin bisa bergabung dengan komunitas yang levelnya lebih tinggi di Little Garden.”
“Ha! Aku tidak serendah itu untuk mengkhianati teman – temanku! Lagi pula, Aku sudah berjanji selama Raja Iblis muncul, aku yang pertama kali berdiri di garis tempur paling depan dibandingkan yang lain!---Ya! Itu benar! Aku punya kewajiban terbesar untuk berdiri di garis depan pertempuran!”
Mendengar perkataan Izayoi saat mereka masih bertarung, Saurian Demon King teringat kembali bayangan dari orang itu.
---Untuk melindungi saudara dan saudari sekandungnya--- Bayangan dari orang yang menuju medan perang untuk bertarung hingga titik darah penghabisan.
“...Aah... Sial! Menunjukkan kekuatan, keberanian dan kepandaianmu kepada lawan seperti itu!”
Tanpa rasa malu atau takut dan rasa ampun menegur ketika itu utnuk teman – temannya. Bayangan yang lebih terang dari apapun yang ada di hadapannya.
Menyeka tetesan darah lain dari bibirnya, Izayoi tertawa dengan gembira sekarang.
“Jika kau iri akan hal itu, makan belajarlah darinya! Kecuali jika kau ingin memeberitahuku bahwa kau berencana untuk berwajah seperti itu ketika bertemu [Guru Agung yang Setara dengan Langit?!”
JaRyuu terdiam karena kata – katanya. Memanfaatkan kesempatan itu, Izayoi meluncurkan pukulannya ke pinggang JaRyuu.
JaRyuu hampir jatuh ke dasar tebing jika bukan karena pemulihan dirinya yang cepat memegkinkannya berdiri kembali sesaat sebelum terjtuh.
Namun,  Matanya terus menatap Izayoi karena keterkejutannya.
“Mungkinkah...Mungkinkah kau dengar hal itu dari Shiroyasha...”
“Hentikan omong kosongmu. Hanya saja Aku tidak bisa memikirkan alasan lain yang membuatmu megikuti Game ini......Tapi wow! Kau benar – benar akan menemui [Guru Agung yang Setara dengan Langit]? Sangat tidak adil! Aku juga ingin ikut! Jika bukan karena seseorang yang sekarang sedang terluka.......”
Izayoi tampaknya marah karena beberapa alasan.
Tapi ia segera menghilangkan perasaan marah tersebut dan melihat Saurian Demon King dengan hina.
“Aku akan mengatakan hal ini. Jika kau punya saudara tidak berguna yang cukup tangguh muncul di hadapanku, Aku pasti akan menghukumnya. Dan jika ia kebetulan seseorang yang bertapa hingga sembunyi dari dunia luar, Aku akan menggandakan hukumannya!”
“.....”
“Jadi sebelum hal itu terjadi, kau lebih baik memperbaiki ekspresi wajahmu itu! Saat ini, Sekarang sebelum kau pergi! Mari kita jadikan pertarungan ini begitu hebat hingga hal itu bisa memperbaiki ekpresia yang ada di wajahmu. Karena hanya hal itu yang bisa kau jelaskan kepada Onee-san mu sebagai alasan kau tidak bisa menceeritakan jalan hidupmu sebelum ini!”
*Pak* Izayoi meluncurkan tinjunaya ke telapak tangan JaRyuu mendesak untul melanjutkan pertarungannya.
Matanya terbakar dengan semangat pemuda yang ingin menuji batas kekuatannya.
“......Nn. Bocah. Kau orang yang cukup menarik.”
Dan kata – katanya ada benarnya juga.
Sudah sejak lama semenjak ia berpisah dengan saudara perempuannya dan selama itu, [Guru Agung yang Setara dengan Langit] juga bertarung di dunia manusia, sukses, membuat namanya menjadi terkenal tentang kebaikannya membantu orang lain.
JaRyuu juga mempunyai mimpi dan ambisinya dulu.
Mengibarkan bendera yang sama dengan nama gelarnya, ia berambisi menjadi Guru Agung yang Menghancurkan Lautan.
Tapi, jika ia membiarkan dirinya menemui Onee-san tanpa bisa berbicara banyak selama bertahun – tahun berpisah.....ia pasti akan dikirim ke Sungai Sanzu.....
Hanya saja lawan kuat yang ada di hadapannya tidak mungkin menyerah dengan begitu mudahnya.
“----Mari bertarung sepenuh hati kita! Saurian Demon King! Dan sudah waktunya kau untuk bertarung serius.”
“Hentikan omong kosongmu itu juga. Bukannya kau juga menyembunyikan kartu as-mu juga? Kenapa tidak kau gunakan?”
Pertanyaan yang sama ditujukan balik kepada Izayoi dan membuatnya canggung sesaat sambil menggaruk kepalanya.
“...Aku tidak berusaha menyembunyikannya dengan sengaja. Hanya saja jika kugunakan serangan itu, aku tidak akan bisa mengontrolnya kalau kau tidak bisa bertahan dari serangan itu. Karenanya dalam Game yang tidak menempatkan nyawa kita sebagai taruhannya, akan sangat tidak adil jika menggunakan kartu as tersebut.”
“Lagi pula, peraturannya melarang untuk membunuh.” Izayoi menambahkan setelah berhenti sebentar.
Kata – kata dan tindakannya membuatnya terdengar begitu jujur dan murni sehingga tampak lucu.
[Tidak masalah dengan tindakan membunuh satu sama lain tapi tidak melakukannya jika situasinya tidak mengizinkannya?]
Menghormati sebuah pertarungan dan pada saat yang sama menghormati kehidupan itu sendiri. Bahkan jiwa Izayoi bersinar dengan cahaya nostalgia yang sama dengan seseorang. Namun, dengan kekuatannya yang sekarang ini......ia akan dikalahkan oleh Raja Iblis yang lebih kuat cepat atau lambat.
Sama seperti saudara laki – lakinya yang telah lama berubah menjadi debu.
Setelah memikirkannya lagi, JaRyuu tampaknya sudah memutuskan pilihannya saat ia mengangkat kepalanya.
“...Mari kita hentikkan saja.”
“Apa?”
“Juri! Aku mengundurkan diri! [Guru Agung yang Menghancurkan Lautan] dengan ini meminta mengundurkan diri dari Game!”
Suaranya terdengar oleh telinga Kuro Usagi dan kontrak yang telah ditandatangani oleh JaRyuu terbakar.
Karena menang dengan seperti itu, Izayoi menatap marah Saurian Demon King.
“Hey, dasar ular jelek...apa yang kau maksud dengan hal itu?”
“Mari kita hentikan pertarungan ini sekarang. Pertarungan kita sudah menyimpang jauh dari maksud Game ini. Tidak peduli siapa yang menang, karena tidak akan menarik juga. Jadi aku ingin menunda pertarungan ini sampai kita bertemu di Game yang lain.”
JaRyuu tersenyum mencurigakan sebelum berbalik dari Izayoi
Tapi pertanyaan Izayoi belum berakhir.
“...Lalu gimana dengan bertemu [Guru Agung yang Setara dengan Langit], kau akan meninggalkannya begitu saja?”
“Hey tunggu....Bukannya kau sendiiri yang mengatakannya? Jika kau pergi menemuinya dengan seperti ini sekarang.....Aku hanya akan mengecewakannya kan?”
Bertemu dengan seseorang yang sangat ia hormati.
Setelah menemukan jawaban untuk jalan hidupnya, JaRyuu berdiri di puncak tepi air terjun.
“Selamat tinggal bocah. Mari kita bertemu lain waktu.... Denganku menggunakan [Kekuasaan dari Host Master] yang menjadi lawanmu.”
JaRyuu tersenyum ketika ia melompat dari tepi air terjun.
Semangat untuk mendominasi sudah pulih sepenuhnya, itu pertama kalinya JaRyuu terlihat lebih bersemangat setelah ribuan tahun berlalu.
Part 9
---[Underwood], Jauh sebelum garis finish.
Pada saat – saat terakhir balapan berlangsung, di bendungan [Underwood], sebuah kerumunan terbentuk memenuhi tempat tersebut bersiap untuk menyambut pemenang dari perlombaan ini. Dan kedua peserta itu yang bersaing hingga akhir menjadi yang pilihan yang paling banyak dipilih untuk bertaruh dan itulah yang menyebabkan perhatian penonton seja tadi.
Siapa yang akan menjadi yang pertama dan memenangkan balapan ini? Paara penonton terdiam saat mereka terus menonton balapan dengan begitu serius.
Menunggu di depan bendungan, Kuro Usagi dengan gembira mengumumkan ketika dia melihat dua sosok yang bersemangat berlari di atas air di kejauhan.
“Semuanya! Para peserta yang muncul dan sedang memimpin saat ini adalah Felicia Raisa dari [Will-O’-Wisp]! Diikuti oleh Kudou Asuka dari [No Name] di belakangnya! Pendukungnya, Kasukabe Yō juga masih bersamanya!”
Mendengar komentar Kuro Usagi, Ayesha dan Jack juga bersorak:
“Yay! Langsung saja menuju garis finish dan memenangkan balapan ini, Felicica Raisa!”
“Yahohoho! Hanya beberapa langkah lagi!”
Keduanya mengibarkan bendera dari [Will-O’-Wisp] sambil menyemangati Felicia Raisa.
Bahkan Lily yang sedang menjual makanan tidak ingin kalah dari mereka.
“Asuka-sama! Yō-sama! Semangat!” Lily melakukan semua yang dia bisa seperti melambaikan tangan dan kedua ekornya lakukan untuk menyemangati mereka berdua.
Sedangkan Percher dan Leticia yang berdiri di samping Lily sedang mengamati situasinya dengan serius.
“Asuka tampaknya cukup kesulitan.”
“Nn. Aku mengerti kalau dia menjaga jarak dari musuhnya karena berada dalam jangkauan serangan Felicia Raisa......”
“Jika dia ingin melewatinya, dia harus siap mental karena baju renangnya akan dirobek – robek......Ehehe, Games di Little Garden cukup cabul.”
Tidak dapat menjawab pertanyaannya dengan “Tidak, tidak ada hal yang seperti itu.” Juga menjadi hal yang menyedihkan dalam percakapan tersebut.
Tapi dalam sudut pandang Percher, apakah Asuka akan kalah dalam perlombaan ini atau menelanjangi dirinya sendiri, yang manapun akan menjadi suatu hal yang bagus untuk menggoda Asuka.
Menjadi penonton dalam situasi saat ini, dia memperlihatkan senyum kemenangan saat dia melihat balapan dengan santainya.
Setelah mengikuti rencana awal dan tiba di jalur yang lurus, Asuka dan Yō membulatkan tekad mereka, menjalankan rencananya pada saat – saat terakhir.
“Baik hidup atau mati, sekarang saatnya!”
“Tidak Asuka, bukan begitu. Pilihannya hanya kau harus menang atau ditelanjangi.”
“Jika aku ditelanjangi, lebih baik aku mati!”
Asuka berteriak putus asa. Tampaknya dia sudah membulatkan tekadnya tentang hal itu.
Yō merenungkan beban baru yang ada di dalam rencana sebelum dia pergi menjalankannya.
“Jangan khawatir, Aku tidak akan membiarkan Asuka... ditelanjangi...”
Berkilau dengan cahaya Pegasus dan dikelilingi oleh angin puyuh dari Gryphon, Yō mulai menyerang Felicia Raisa.
Felicia Raisa bahkan tidak menoleh ketika Yō memasuki jangkauan serangan pedang cambuknya tapi dia berhasil mengenai baju renang Yō ketika dia melancaarkan serangan tersebut. Mungkinkah dia bisa mendeteksi apapun yang datang dalam jarak serangnya hanya dengan menduga hawa keberadaan lawannya? Itu benar – benar membuatnya lebih dari sekedar monster yang biasanya
Karena mereka masih terpisah dengan jarak, Yō berhasil menghindari pedang itu tetapi dia tahu bahwa yang selanjutnya mungkin dia tidak akan seberuntung itu jika dia mencoba mendekat.
Menghadapi kemampuan pedang yang menakjubkan dari lawannya---Kasukabe Yō mempersiapkan mentalnya jika dia nanti akan ditelanjangi.
“Asuka! Pergi!”
“Mengerti! Zipopo-san, kerahkan semua yang kau bisa di saat – saat terakhir ini---!”
Kuda Latunya merinkik dengan begitu luar biasanya saat melesat maju. Setelah beberapa kali berhasil kabur dari situasi yang berbahaya, kekuatannya hampir pada batasnya. Ini benar – benar pertahanan terakhir yang harus ditembusnya.
Felicia Raisa ingin menggunakan pedang cambuknya untuk menyerang Asuka yang mengejar mereka dari sebelah kiri tapi serangannya digagalkan oleh angin puyuh berkilauan yang dikeluarkan oleh Yō.
Jika itu pedang biasa, dapat memotong menembus angin puyuh. Namun, pedang cambuk lebih mirip dengan cambuk dan ujung pedang yang lunak yang bisa dikendalikan arahnya dengan mengendalikan angin puyuh.
Dengan segera menganalisa situasinya, Felicia Raisa mengarahkan serangannya dimana Yō tidak akan bisa menghindari serangan berikutnya.
“...Aku mengerti sekarang. Maka terima seranganku ini.”
Menggunakan Gift card-nya untuk mengganti senjata, dia menargetkan Asuka yang dengan cepatnya mendahuluinya dan mengayunkan tombak besinya.
“Asuka! Awas!”
Ketika Asuka hampir terkena serangannya, armor dari Pegasus tiba – tiba menghalangi pandangannya terhadap Felicia Raisa. Dan Yō yang menerima serangannya kehilangan keseimbangannya.
[Begitu...serangan yang begitu kuat!]
Bahkan dengan menggunakan kekuatan Titan yang dimilikinya dan angin puyuh berkilau dari kekuatan Gryphon dan pegasus digabungkan, dia nyaris berhasil bertahan dari serangan tersebut. Tapi Felicia Raisa sendiri tampaknya tidak terpengaruh apa – apa sambil terus melancarkan serangan keduanya.
Untuk bisa bertarung setara dengan kekuatannya membutuhkan paling tidak Tombak Kirin atau senajata dengan tingkat seperti itu. Tapi jika aku menghilangkan pertahanan dari Pegasus, tidak mungkin aku bisa menyamai keceepatanku dengannya...
Yō kebingungan dengan pilihan yang tampaknya tidak terlalu layak untuk dicoba.
---Dia memang lawan yang kuat. Tapi aku juga tidak boleh kalah.
“Asuka......aku serahkan sisanya kepadamu!”
Dia setuju untuk membantu Asuka menahan serangannya sepuluh kali. Jadi setidaknya setelah menahan sepuluh serangan tadi, dia tidak boleh kalah.
Menghilangkan energi yang ada di kakunya, Yō memutuskan untuk menyerang ketika dia dengan cepat menuju ke arah Felicia Raisa. Setelah memikirkan tentang karakteristik dari tombak itu, dia menganggap bahwa pertatrungan jarak dekat adalah yang terbaik.
Felicia Raisa segera mengganti tombak dengan senjata untuk pertarungan jarak dekat. Tapi untuk bertarung dengan lawan yang terbang ketika tunggangannya terus melaju dengan kecepatan yang luar biasa memang cukup sulit.
Melihat rencana yang dipikirkannya tampak efektif, Yō cepat – cepat mengambil kesempatan untuk menyerang bertubi – tubi.
[Selama aku bisa menundanya! Kita akan menang...]
Asuka telah melewati Felicia Raisa dan sedikit memimpin. Karena Asuka jauh lebih cepat, akan aman baginya jika bisa keluar dari jarak serangannya yang bisa menelanjangi dirinya kalau tidak...
Namun, kelengahan tersebut menjadi kekalahan untuknya.
“---Kau terlalu naif, Nona Kasukabe.”
Tendangan beruntunnya dengan menggunakan armor kaki Pegasus terhenti. Ini karena Felicia Raisa mengganti tombaknya dan menggunakan tangannya untuk memegang kaki Yō.
“Tidak...Tidak mungkin!”
“Benar -  benar pertarungan yang bagus. Jika ada kesempatan, mari kita bertarung lagi.”
Felicia Raisa menggunakan suara monotonnya untuk memujinya sebelum melempar Yō ke permukaan sungai. Degannya yang keluar dari Game ini, tidak ada lagi yang melindungi Asuka sekarang.
Semua anggota dari [No Name] yang menonton dari kejauhan mengigil ketakuan karena menyadari hal ini.
“Jika ini berlanjut...Asuka akan ditelanjangi!”
“Cepat lari! Asuka-sama!”
Teriakan putus asa dari Leticia dan Lily bisa terdengar dari tribun penonton.
Felicia Raisa mengeluarkan Pedang Serpent Scorpius-nya dan menyerang ke arah baju renang Asuka---
“---Bakar hingga hangus! Pedang cabul itu!---“
Baju renang itu masih utuh.
Sedangkan api yang dikeluarkan oleh Asuka melelehkan besi dari Pedang Serpent Scorpius.
“Ini......”
“Oh, tampaknya kau terkena perangkapku! Bahkan tanpa perlu melihat mata pedang itu, selama kutahu bahwa kau akan [mengarahkan ke baju renang], Aku bisa dengan mudahnya menaruh perangkap untukmu!”
Asuka dengan suara yang lantang menyuarakan kemenangannya. Ini adalah usaha terakhirnya.
Totalnya ada lima batu permata yang dilepaskan dari sarung tangan dan disembunyikan di baju renangnya. Menunggu saat – saat ketika mata pedang bersentuhan. Kekuatan dari batu permata digunakan untuk melelehkan pedang lawannya. Karena batasan dari Gift yang memerlukan kontak langsung agar lebih efektif, dia menyimpannya sebagai rencana yang terkahir.
“Hu...”
Felicia Raisa membuang pedang cambuk yang terbakar dan mencoba mendesak kudanya dengan segala kemampuan berkuda yang dimilikinya untuk mengejar Asuka. Dan meskipun dia memiliki kemampuan berkuda yang tinggi, hasil dari balapan ini sudah ditentukan.
“Aku mengerti kalau kau sudah berjuang! Pengendara Bertopeng-sama! [Balapan Kuda Laut] ....kami menangkan!”
Asuka memenangkan pertaruhan terakhir dan dia mengumumkannya dengan suasana hatinya yang gembira.
Keceriaan yang memekakan telinga terdengar di seluruh [Underwood] ketika para penghuninya menyambur pengendara pertama yang berhasil sampai ke garis finish.
Kuro Usagi juga meninggalkan pekerjaannya sebagai komentator dan melompat ke arah Asuka.
“Asuka-san, Selamat atas kemenangannya!”
“Tu...Tunggu! Kuro Usagi!”
“Kya!” Asuka kaget karena keduanya jatuh ke dalam air dengan percikan besar.
Para penonton yang berada di bendungan juga mulai tertawa dengan pemandangan lucu itu.
Tersenyum sambil mengamati kerumunan itu, Shiroyasha menepuk tangannya untuk menarik perhatian semua orang.
“Dengan ini kuumumkan juara pertama dari [Balapan Kuda Laut] jatuh kepada Asuka dari [No Name] dan kawan – kawannya! Ayo sekarang, Bawa pemenangnya ke atas panggung! Kita akan segera memulai upacara penyerahan Gift bersamaan dengan babak kedua dari festival ini!”
Memimpin kerumunan itu untuk mengucapkan selamat kepada pemenang, para penonton juga bersorak.
Merai bahu Kuro Usagi, Asuka bergumam dengan kebingungan”
“....masih ingin makan?”
“Lagi pula ini festival panen. Ehehe. Kuro Usagi juga akan menunjukkan kemampuannya malam ini! Untuk menebus kegagalan sebelumnya!”
“NnNn!” Kuro Usagi menyemangati dirinya sendiri.
Pada saat ini, asuka tiba – tiba memeluk Kuro Usagi dengan erat.
“.......terima kasih untuk selama ini, Kuro Usagi.”
“Eh?”
“Ehehe, tidak apa – apa.”
Asuka tersenyum saat dia kembali naik ke pelana dengan Kuro Usagi di belakangnya.
Sorakan terus terdengar dari kedua sisi ketika mereka berjalan di sepanjang jalan menuju Kota Bawah Tanah Underwood.