BAB 15
(Translater : Fulcrum)

Ketika dia menyantap sarapannya selagi menonton berita pagi, Tatsuya menyadari kalau ia secara tidak sadar sedang mengangguk-anggukkan kepalanya dan segera menghentikan gerakan kepalanya. Untungnya, mata Miyuki tidak terpaku pada televisi, jadi dia bingung melihat gerakan aneh Tatsuya.
“Gangguan mesin? Tapi aku tidak melihat adanya ramalan cuaca kalau akan terjadi angin topan ataupun kabut tebal.”
Skeptisme Miyuki muncul setelah mendengar berita tentang sebuah kapal kecil Amerika yang terapung di perairan teritorial Jepang.
“Sulit untuk membayangkan kalau mesin mereka akan mengalami kerusakan, jadi itu mungkin karena motornya. Di zaman dimana semua mesin otomatis, kemungkinan kalau hal itu karena kesalahan manusia berlayar ke arah yang salah cukup kecil.”
Melihat adiknya terkejut saat dia dengan mudah menerima perkataannya selagi mengangguk, Tatsuya tidak bisa menahan dirinya merasa kalau jiwanya telah teracuni. Tentu saja, Tatsuya cukup sadar diri untuk tahu bahwa ini tidaklah lebih dari sebuah meskonsepsi.
Disisi lain……
(Bahkan jika ini perintah langsung dari Oba-ue, pelaksanaannya terlalu cepat.)
Berdasarkan waktu kapal itu ‘diamankan’ dan waktu Tatsuya menghubungi Hayama, lupakan apa yang terjadi setengah hari yang lalu, seluruh kronologi dari penyerangan sampai ke pembersihannya terselesaikan hanya dalam waktu setengah hari.
Dengan kata lain, mereka saat ini sedang terlibat dalam perang rahasia dimana kekuatan bertarung mereka benar-benar terbatas, tapi musuh mereka adalah seorang tentara profesional. Mereka bukanlah tentara dari sebuah negara berkembang kecil, tapi kemungkinan besar merupakan seorang elit dari elit di sebuah negara adidaya.
Tidak peduli semampu apapun agen Yotsuba, ini adalah waktu yang benar-benar tak bisa dipercaya.
Singkatnya,
(Disaat aku melakukan kontak, mereka sudah mengirimkan aset mereka.)
Terkait rencana mereka yang sebenarnya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tatsuya. Mungkin ini benar-benar kebetulan, atau mungkin mereka telah berencana untuk tidak ikut campur sejak awal.
Bukan tidak mungkin kalau mereka ingin melihat Tatsuya tunduk dan meminta bantuan.
(Terlepas dari itu, aku bukan merasa seperti berhutang kepada mereka.)
Tidak peduli apa latar belakangnya, Tatsuya akan puas selama hasil akhirnya bergerak ke arah yang positif.
Miyuki sengaja melukiskan kesetujuannya pada penjelasan kerusakan motor kapal itu selagi ia mengintip ke mata kakaknya.
Kakaknya tidak terlihat sadar akan keanehannya.
Meskipun dirinya tidak senang melihat hal sekecil apapun menjerumuskan kakaknya, ada waktunya dia juga ingin untuk merahasiakan beberapa hal dari kakaknya.
Miyuki menyimpan peralatan makan di dapur dan menyerahkan pembersihannya kepada HAR (Home Automation Robot) sebelum naik ke atas ke kamarnya untuk berganti baju.
Berdiri di depan cermin, Miyuki mengeluarkan sebuah desahan kecil.
Miyuki bahkan tidak perlu melihat berita untuk tahu ada sesuatu yang janggal.
Setelah Tatsuya pergi untuk latihan paginya setelah sarapan seperti biasa, Miyuki menerima panggilan telepon dari Maya.
Isi panggilan itu menyatakan kepadanya bahwa ‘pasukan USNA yang mengancam sekeliling Tatsuya telah ditangani’.
Tapi tetap saja, Miyuki masih belum tahu secara pasti anggota Keluarga Yotsuba yang mana yang dikerahkan dalam operasi ini. Karena itu, satu-satunya orang yang Miyuki berikan terima kasih adalah Maya. Meski mengetahui ini adalah cara untuk mengawasinya, Miyuki berterimakasih dengan tulus.
Ditambah lagi, Miyuki meminta Maya, yang biasanya tidak akan memperhatikan kakaknya ataupun dirinya kalau tidak ada kepentingan, untuk merahasiakan ini semua dari Tatsuya.
(Liciknya diriku…… Kalau Onii-sama tahu akan ini, dia pasti berpikir kalau aku gadis yang nakal………)
Di sisi lain, Miyuki berharap agar Tatsuya tidak memandangnya sebagai orang bodoh.
Di saat yang sama, ia berusaha sebisa mungkin untuk memastikan Tatsuya tidak melihatnya sebagai orang pintar.
Dari lubuk hatinya yang terdalam, Miyuki tidak ingin membebani kakaknya.
Tapi di saat yang sama, satu hal yang benar-benar tidak diinginkannya adalah kakaknya untuk percaya kalau ‘adikku tidak membutuhkanku lagi’.
Sekali dia menjadi kepala Keluarga Yotsuba dan independen sepenuhnya….. Sekali Tatsuya sampai pada kesimpulan itu, kakaknya akan pergi dari sisinya.
Bahkan jika ia tidak meninggalkannya, dia mungkin masih akan menjaga jarak darinya.
Itu adalah mimpi buruk yang terus menghantui Miyuki.
Miyuki dan Tatsuya adalah saudara kandung.
Saat ia beranjak dewasa, sudah pasti dia akan meninggalkan kakaknya, seperti bagaimana Tatsuya akan bertumbuh makin jauh dari adiknya.
Miyuki juga mengerti kalau suatu hari dia harus menikah.
Dia akan dipaksa untuk menerima siapapun selain kakaknya sebagai suaminya.
Meski ini berlawanan dengan keinginan Miyuki, orang disekitar dan negaranya yang bernama Jepang tidak akan membiarkannya untuk tidak melakukannya, selama dia adalah seorang penyihir berbakat dengan gen yang akan menghasilkan keturunan penyihir yang kuat.
Ini bukanlah sesuatu yang masih lama, tapi sesuatu yang sebentar lagi akan terjadi.
Di zaman modern, penyihir diminta menikah dini. Terutama bagi para penyihir wanita, sehingga mereka dapat segera menikah dan memilki keturunan. Alasannya karena semakin cepat penyihir memiliki keturunan, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk memiliki bakat sihir yang kuat. Para peneliti menyebutnya sebagai ‘sihir yang mengalir dalam hereditas’. Perbedaan antara penyihir terhebat setiap generasi tidak terlalu jauh, tapi rata-rata kekuatan mereka sangatlah tinggi. Generasi orang tua mereka telah melampaui generasi kakek-nenek mereka, sama seperti mereka yang juga akan melampaui generasi orang tua mereka. Meski suatu saat hal ini akan berhenti, semua orang masih terikat dengan keinginan kuat untuk menghasilkan generasi penyihir selanjutnya secepat mungkin.
Tidaklah aneh bagi seorang siswi yang berkuliah di Universitas Sihir untuk tiba-tiba drop out untuk membesarkan anak.
Mutasi dengan harapan hidup yang tidak stabil tidak termasuk dalam batasan ini, tapi tetap saja, baik itu generasi kedua atau ketiga, tetap saja ada kewajiban di hadapan publik untuk mengandung anak di usia dini. Ibu mereka yang menikah tua dan bibi mereka yang tetap teguh untuk menjaga status lajangnya adalah pengecualian, diterima oleh masyarakat karena masalah fisik yang tak terhindari.
Miyuki adalah contoh yang ideal dari seorang wanita sehat, jadi tidak satupun alasan tersebut yang berlaku untuknya.
Apa lagi, dia dianggap sebagai kepala selanjutnya dari Keluarga Yotsuba, pembawa gen yang sangat spesial.
Kenyataannya, dia tidak ingin melakukan hal seperti itu dengan lelaki siapapun selain kakaknya. Itulah perasaan Miyuki yang sesungguhnya. Tidak, sebenarnya, dia membenci semua lelaki selain kakaknya.
Ini bukan masalah biologis, jadi sesuatu seperti menari bukanlah masalah. Namun, didalam hati Miyuki, satu-satunya orang yang diperbolehkannya untuk menyentuhnya adalah Tatsuya seorang. Satu-satunya orang yang dapat melakukan apapun yang diinginkannya pada dirinya hanyalah Tatsuya seorang.
Yang dipantulkan oleh cermin adalah bayangannya yang hanya mengenakan pakaian dalamnya. Seketika dia melihat dirinya sendiri, Miyuki tidak bisa tidak berpikir. Jari ini, dan rambut ini, bibir, dada, tempat rahasia yang tidak seorangpun dia perbolehkan untuk lihat, semuanya ada hanya untuk disentuh Tatsuya kalau dia menginginkannya. Jika dengan Tatsuya, dia mau melakukan apa saja.
Tidak peduli hati ataupun tubuhnya, semua yang dia miliki adalah milik Onii-sama-nya
Itulah kebenaran Miyuki, sebuah harapan yang datang dari dalam hatinya dan lebih seperti sebuah doa.
Namun, Miyuki juga tahu kalau perasaan ini tidak mungkin tersampaikan.
Itulah yang dipikirkannya.
(Bahkan jika aku hanya adik perempuannya yang memalukan...... Bukan, akan lebih baik jika aku terlihat seperti adik perempuannya yang memalukan dan tidak berguna. Jika memang itu bisa membuatku bersama dengan Onii-sama selamanya.)

Selagi dia berpikir seperti itu, dia juga selalu berusaha keras untuk memastikan Tatsuya tidak membencinya.
Semua hal itu menjadi teka-teki tersendiri bagi Miyuki.

◊ ◊ ◊

Setelah menginjakkan kakinya ke dalam kelas 1 E, Tatsuya menyadari suasana yang aneh dan mengayunkan tatapannya ke depan dan belakang.
Dia segera menemukan alasannya.
Denah 25 tempat duduk di kelas biasanya diisi dengan siswa dan siswi yang duduk tercampur.
Tatsuya duduk di belakang Leo, Mizuki duduk di kirinya, dan sumber masalah ini datang dari satu baris diseberang tempat duduk samping jendela.
Menggerutu, Erika duduk disana memandang keluar jendela. Kekesalannya terasa seperti akan merembes keluar dari tempat duduknya.
(Yah….. mau bagaimana lagi.)
Tatsuya memahami dengan baik alasan dari kekesalannya. Berdasarkan sikapnya yang bersemangat musim panas lalu, rasanya sulit sekali baginya untuk menerima apa yang terjadi kemarin malam.
“Tatsuya…… apa yang terjadi dengan Erika-chan?”
Sebuah suara memanggil Tatsuya setelah dia melirik ke Erika sebelum duduk.
Selagi menatap wajah Tatsuya, Mizuki terus menaruh separuh perhatiannya pada Erika.
Bahkan jika bukan 80% atau 90% perhatiannya pada Erika, satu-satunya hal yang dimengertinya adalah kalau Tatsuya mengetahui sesuatu.
Berdasarkan tatapan Mikihiko dan Leo yang terlihat seperti tatapan Mizuki, mereka juga menyadari hal tersebut.
Meski begitu, ada beberapa hal di dunia yang Tatsuya tidak bisa jawab bahkan jika dia ditanya.
Setidaknya, dia tidak bisa bilang ‘Kemarin malam, kakak kedua Erika dikalahkan Lina’.
“Apa yang terjadi di sini?”
Pada akhirnya, Tatsuya tidak punya pilihan lain selain pura-pura tidak tahu.
Salah satu sifat positif temannya adalah mereka tidak mempermasalahkan suatu hal terlalu lama. Alasan mereka berbeda dari alasan Mizuki, dimana Mikihiko dan Leo memiliki pengalaman pribadi dengan ‘hal yang mereka tidak ingin orang lain ketahui’.
Tapi tetap saja, masih tidak mungkin bagi mereka untuk tidak terpengaruh dengan suasana ini.
Suasana tidak mengenakkan ini terus berlanjut hingga sebuah hal langka ketika lima teman sekelasnya berpisah saat makan siang, kata ‘teman sekelasnya’ sengaja digunakan karena Miyuki dan Honoka biasanya termasuk didalamnya.
Terjadi perubahan situasi sepulang sekolah.
Tepat seperti apa yang dikatakannya kepada adiknya kemarin malam, Tatsuya dengan gesit bernegosiasi (diam-diam) dengan pemilik dan meminjam Pixie.
Ini bukan untuk alasan hiburan semata, tapi untuk sebuah interogasi; namun, gudang milik Klub Robotik tidak cocok untuk interogasi.
Mengingat hal tersebut, pakaiannya sendiri terlalu menarik perhatian jika ia diajak berkeliling sekolah. Pakaiannya sendiri sebenarnya adalah kostum untuk robot humanoid yang dipinjam Mayumi dari Klub Seni. Ada sedikit kekhawatiran akan perbedaan antara rangka manusia dengan desain mesinnya yang akan menyusahkan saat mengganti pakaiannya, tapi tubuh 3H terbukti lebih fleksibel daripada kelihatannya, jadi melepas baju dan memakaikannya tidaklah sulit. Garis di tubuh bagian bawahnya entah bagaimana terlihat tidak alami, tapi Tatsuya sudah mengatasinya dengan menyiapkan serangan yang satu ukuran lebih besat sehingga hal tersebut tidak akan terlihat jelas. Siapapun yang berpapasan dengannya di lorong hanya akan berasumsi kalau dia adalah seorang siswi biasa. Untuk berjaga-jaga, harus diingat kalau Tatsuya tidak punya perasaan khusus selagi melihat sebuah robot humanoid berganti pakaian.
Setelah semuanya selesai, Tatsuya membawa Pixie ke sebuah ruangan kosong di laboratorium dan memulai interogasinya.
Mengkesampingkan rasa aneh saat mendengar suara yang menggema di kepalanya dan perasaan aneh saat dipandangi oleh mata yang membara yang tidak berasal dari optik robot itu, Tatsuya memulai interogasinya.
Pertanyaan yang ditanyanya berhubungan dengan ‘Insiden Vampire’. Kenyataannya, korban jelas tidak memiliki tanda luka sama sekali, tapi secara tak bisa dipercaya darah dalam tubuh mereka dalam jumlah banyak menghilang. Pertanyaan mengenai mekanisme ini dan motif dibaliknya. Ini adalah topik yang menarik perhatian Tatsuya sejak dia pertama kali mendengar kasus ini.
“Apa Parasite bertanggung jawab atas hilangnya darah para korban?”
((Ya.))
“Mengapa kau perlu darah mahluk hidup?”
((Darah bukanlah tujuan utama kami. Itu adalah efek samping dari kegagalan reproduksi.))
“Tolong jelaskan dengan lebih detil.”
((Proses reproduksi kami dimulai dengan memisahkan bagian tubuh kami dan mentransplantasikannya ke tubuh sang inang. Bagian tubuh itu akan menyerap Psion dan pushion di darah untuk bertumbuh, karena itu darah di tubuh inang habis.))
“Tunggu sebentar…. Mengganti darah dengan dirimu? Sebagai badan informasi, kau seharusnya tidak memiliki energi. Dari mana asal energi itu?”
((Darah itu tergantikan selama proses asimilasi. Kalau proses asimilasi gagal, maka darah itu akan berubah menjadi gas dan keluar dari tubuh bersamaan dengan bagian tubuh kami.))
“Aku mengerti, jadi begitu cara kerjanya…… Lanjutkan.”
((Kalau proses asimilasi itu berhasil, maka kami akan dapat masuk hingga ke dalam wujud astral dari badan informasi.))
“Menggunakan tubuh bersama-sama, badan informasi dan wujud fisik, lebih seperti teori sihir.”
((Wujud astral adalah rute yang menuju ke roh. Sekali koneksi antara wujud astral dan wadah roh telah terbentuk, maka proses reproduksi via asimilasi telah berhasil. Sayangnya, saat ini tidak ada contoh dari keberhasilan proses itu.))
“Alasannya?”
((Tidak diketahui. Saya juga ingin tahu. Mengetahui alasan dibalik hal itu ialah satu-satunya perasaan yang ada di hati saya.))
“…….Ada berapa banyak yang sepertimu di negara ini?”
((Ketika saya memasuki tubuh ini telah ada enam.))
“Apa Parasite bisa berkomunikasi satu sama lain?”
((Ya.))
“Seberapa besar jangkauan komunikasinya?”
((Seluruh wilayah negara ini memungkinkan.))
“Dimana lokasi Parasite lainnya saat ini?”
((Lokasi tidak diketahui. Karena bersemayam di tubuh ini, hubungan dengan yang lain jadi terputus.))
Pixie tidak pernah menjawab pertanyaan Tatsuya dengan ragu-ragu.
Tidak ada cara untuk membedakan ekspresi wajahnya, tapi kelihatannya pola kognitifnya sedang dalam kondisi bersemangat. Hal ini, setidaknya, tidak salah. Seberapa akurat emosi itu dapat disampaikan melalui telepati dan sampai mana perasaan itu dapat disembunyikan masih belum diketahui, tapi perasaan yang disampaikannya terlihat seperti sebuah kebahagian murni yang dirasakannya karena dapat membantu Tatsuya.
Meski pertanyaannya terkesan tak berperasaan, tapi tetap tak dapat dipungkiri kalau ada perasaan ‘menjijikkan’ karena dipandang dengan pandangan hangat oleh seekor monster, semua hal ini dapat diabaikan ketika ada orang yang ingat bahwa sang inang ialah sebuah ‘objek’ dan bukan mahluk hidup. Dia menunjukkan perbedaan kedua hal tersebut dengan jelas, jadi ini tidak lebih dari saling memanfaatkan, karena itu dia melanjutkan interogasinya tanpa adanya rasa bersalah.
Ketika mereka berdua duduk sendirian (lebih tepatnya, lebih seperti satu orang dan satu mesin) di ruangan itu, Erika masuk ke dalam ruangan itu yang sedang ditengah sesi interogasi.
“Tatsuya-kun, apa aku boleh masuk sebentar?”
Tidak ada cara untuk mengetahui apa ia sudah memperhitungkan kalau ini adalah waktu yang sempurna untuk masuk setelah menguping semua pembicaraan itu atau ini memang hanya sebuah kebetulan.
Mengetahui kalau itu adalah Erika, tidak ada masalah kalau ia mendengar semuanya. Lalu sekali lagi, karena interogasi ini dilakukan via telepati, tidak akan satu pun dari mereka yang dapat menguping pembicaraan itu tidak peduli seberapa keras mereka mencoba.
Tatsuya tidak punya masalah tentang Erika yang meminta masuk secara tiba-tiba.
Karena ini bukan ruangannya dan dia tidak sedang ganti baju, tidak perlu meminta orang untuk ‘mengetuk’ terlebih dahulu.
Tetapi
“Aku tidak masalah kalau kau ingin bertanya sesuatu kepadaku, tapi tolong tahanlah sedikit hawa membunuhmu itu. Aku tidak benar-benar buta, kau tahu.”
Dia menyampaikan pemintaannya agar Erika lebih tenang sedikit dengan terus terang.
“Ah, maaf.”
Erika sendiri terlihat tidak mengerti akan apa yang terjadi. Dia tersipu malu setelah Tatsuya mengatakannya.
“Tidak apa-apa, selama kau mengerti.”
Kelihatannya dia benar-benar tidak menyadarinya, jika dilihat dari betapa tajamnya aura yang keluar dari tubuh Erika yang perlahan-lahan menghilang.
Dengan kata lain, emosinya sedang campur aduk. Tatsuya tidak bisa apa-apa selain merasa kalau dia sedikit mirip dengan adiknya, jadi dia menahan senyum mengancamnya agar tidak terbentuk di wajahnya.
“Pixie, kunci pintunya.”
“Baik.”
Bertukar tempat dengan Pixie, Erika sekarang berdiri di depan Tatsuya.
Meski Tatsuya mempersilahkannya untuk duduk, ia menolak untuk melakukannya. Erika tetap berdiri ketika dia melihat ke bawah ke arah Tatsuya saat Tatsuya duduk di kursinya.
Karena dia memahami perasaan yang bergejolak di hatinya, Tatsuya tidak mempermasalahkan hal itu.
“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?”
“Kau sudah tahu.”
“Seperti yang sudah kuperkirakan?”
“Tepat sekali…. Kemarin malam, kakakku terlibat dalam sesuatu yang memalukan.”
Respon Erika sesuai dengan yang sudah diprediksinya, tapi Tatsuya memiliki lebih dari satu jawaban yang sudah dipersiapkannya sebelumnya.
“Itu saja?”
“Lagipula ini yang terpenting.”
Aku mengerti, jadi ada beberapa hal yang penting. Tepat ketika Tatsuya akan mengatakannya, Erika melanjutkan perkataannya.
“Siapa yang dihadapinya?”
Dia tidak berbasa-basi sama sekali ketika dia menanyakan pertanyaannya secara terang-terangan. Ngomong-ngomong, melihat kalau dia bahkan tidak menunggu untuk penjelasan terkait musuh yang dihadapi kakaknya, saat ini dia pasti sedang kesal sekali.
“Militer USNA, Komandan Stars, Angie Sirius.”
Sebagai balasannya, jawaban Tatsuya juga terus terang dan tepat sasaran.
Mungkin karena dia tidak menduga kalau Tatsuya akan menjawabnya dengan cepat, kebingungan berkumpul di kepala Erika.
“Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah mengetahui hal itu?”
Memanfaatkan momen dimana Erika terdiam sesaat, kali ini Tatsuya lah yang melayangkan pertanyaan.
“Hal seperti itu………. Apa bahkan perlu ditanyakan?”
Dia kelihatan sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang memecah lamunannya itu, tapi dia segera membalas dengan tampang menakutkan di wajahnya.
“Aku bisa mengetahui aksi apa yang akan kau lakukan, tapi…….. aku menyarankan kalau kau menyerah saja, Erika.”
“Apa maksudmu itu mustahil bagiku?”
Ini bukanlah luapan amarahnya yang sebelumnya.
Tatsuya bahkan tidak berkedip saat ia mendapati luapan amarahnya.
“Ya itu mustahil. Bukan karena kemampuanmu, tapi karena hasil akhirnya nanti.”
“…….Apa maksudmu?”
Paruh pertama dari perkataannya masih dipenuhi amarahnya, tapi paruh selanjutnya berubah jadi penuh kekagetan.
“Kau melihat berita pagi ini, ‘kan? Tidak peduli gambarnya atau isinya saja.”
“Aku melihatnya. Yang mana maksudmu?”
“Berita tentang kapal kecil USNA yang rusak.”
“Yang itu……….. Jangan bilang?”
“Hebat sekali dirimu.”
Melihat adanya perubahan ekspresi wajah Erika, perkataan Tatsuya bukan hanya kalimat biasa tapi memang berisi pujian murni.
“Meski ini masih mungkin……. Tapi ‘Sirius’ sepertinya tidak akan muncul lagi. Bahkan jika kedua pihak masih dalam posisi siaga, tidak ada gunanya untuk kedua pihak itu berada di sini.”
Erika tidak punya jawaban ataupun sangkalan mendengar perkataan Tatsuya.
“Tatsuya-kun…..”
Dibandingkan sebelumnya, dia menatap Tatsuya dengan serius seolah-olah dia sedang melihat orang yang benar-benar tidak dikenal.
“Siapa…… Apa kau sebenarnya?”
Tidak, bukan ‘seolah-olah’. Dia sebenarnya melihat Tatsuya sebagai sebuah teka-teki.
“Hal seperti itu, setidaknya bagi keluargaku….. ini diluar kemampuan Keluarga Chiba.”
“Benarkah?”
Tatsuya tidak berpura-pura saat ini, tapi dia sudah tidak punya pilihan lain di titik ini.
“Bukan hanya keluarga kami. Ini jelas mustahil bagi keluarga lain seperti Isori, Chiyoda, dan Tomitsuka. Aku tidak tahu jelas mengapa, tapi satu-satunya yang dapat mendapatkan hal seperti itu hanyalah Sepuluh Master Clan. Dan meski begitu, hanya….”
“Aku yakin itu sudah cukup, bukan?”
“Keturunan yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Keluarga yang basisnya di ibu kota, atau keluarga yang punya hak untuk bergerak tanpa teritori ataupun yurisdiksi.”
Dia tidak dapat berhenti berbicara.
“Erika, cukup.”
“Kesampingkan Keluarga Ichijou yang berpusat di daerah utara…….. Maka hanya ada Saegusa, Juumonji, atau……. Yotsuba. Tatsuya-kun, jangan-jangan kau…..”
“Diam!”
“Ah!”
Erika menghentikan mulutnya bukan karena kekasaran perkataan Tatsuya, tapi karena apa yang ada dibaliknya.
“Apapun yang terjadi setelah ini hanya akan membuat semuanya menjadi canggung.”

Tatsuya mengatakan hal itu dengan tenang.
Erika bukan tidak berpengalaman dalam menyebrangi jurang kematian.
Dia tidak terdiam karena sikap Tatsuya.
Sebaliknya, pengalamannya itulah yang mengatakannya untuk seperti itu.
Terutama karena dia baru saja akan melewati batasnya.
“……..Maafkan aku.”
“Selama kau mengerti.”
Frasa itu sama seperti sebelumnya. Seperti biasa, nada bicaranya halus.
Namun, keringat dingin bercucuran di punggung Erika.
“Erika, bahkan kalau kau ingin tahu siapa Sirius itu, tidak ada gunanya sekarang. Karena itu, mari kita akhiri semua ini sekarang.”
“………Kau benar.”
Dia mengerti setengah dari alasan mengapa Tatsuya merubah topik pembicaraannya ialah demi dia, jadi Erika menerima tawaran Tatsuya.
“Kalau begitu, apa lagi yang ingin kau ketahui. Aku rasa ini ada hubungannya dengan sisa-sisa Parasite.”
“Tepat sekali, meski ini bukan pujian. Kau bukan Tatsuya kalau tidak tahu hal seperti ini.”
Akhirnya, dia telah kembali pada dirinya yang biasanya setidaknya begitulah penampilannya, yang mana itu berarti dia mengerti akan hal ini sekarang.
“Apa itu benar-benar pujian?”
“Setidaknya, aku tidak mengejekmu, ‘kan?”
Selama pembicaraan ini, Erika secara perlahan-lahan kembali jadi dirinya yang biasanya. Dirinya yang seperti itu patut dipuji.
“Bukan berarti aku berencana untuk membiarkan semua masalah ini berlanjut. Kau bisa percaya kepadaku kalau aku akan memberitahumu jika aku tahu sesuatu.”
Saat dia mengatakannya, Tatsuya menaruh tatapannya pada Pixie yang melihatnya dengan penuh perhatian.
Erika juga melirik ke arah Pixie sebelum ujung mulutnya melengkung ke atas tanda puas.
“Tentu saja, OK? Sebagai gantinya, aku juga akan terbuka akan semua ini dan tidak akan menyembunyikan apapun.”
Itu jelas Erika sekali sampai menambah pemikirannya dalam persetujuan mereka.
“Ah, setuju.”
Ini adalah jarak yang layak dalam hubungan mereka.
“Lalu, Tatsuya-kun, maaf mengganggumu.”
“Ah, dan tolong sampaikan salamku pada kakakmu.”
Tangan Erika yang direntangkan ke pintu sedikit gemetaran, tapi Erika segera meninggalkan ruangan itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Tatsuya tidak berkata apapun masalah itu.

◊ ◊ ◊

Setelah meninggalkan ruangan dimana dia melakukan pembicaraan rahasia dengan Tatsuya, Erika segera berjalan menuju lorong. Setelah kembali gedung percobaan yang tidak terlalu ramai ke lantai utama, Erika menyandarkan punggungnya di tembok koridor.
Dan menghelas nafas lega yang panjang.
Seolah-olah akhirnya sadar betapa dalam lubang yang dimasukinya, keringat dingin bercucuran di pelipisnya.
Mengingat apa yang telah terjadi, dia tidak bisa apa-apa selain berpikir kalau dia bersikap aneh hari ini.
Biasanya, dia tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti menginjak ekor harimau.
Lupakan itu semua daripada menyebutnya ekor harimau, itu lebih seperti sisik naga.
Berkat itu, dia mengetahuinya.
Dia bahkan tahu sesuatu yang tak seharusnya diketahuinya.
(…….Kacau sekali.)
Bibir Erika melengkung membentuk sebuah senyum menyedihkan.
Sekali dia membuka ‘tirai’ dan melihat apa yang terjadi, banyak hal yang menjadi masuk akal.
Sebenarnya, Erika tidak setuju dengan ‘orang itu’ yang bahkan meminta bantuan kakaknya untuk mencari tahu tentang Tatsuya. Dia pikir begitu, sebagai salah satu teman Tatsuya, dia seharusnya menghentikan hal itu.
Dia telah berencana untuk menyimpan rahasia Tatsuya.
Saat ini, untuk alasan tertentu, dia bukan hanya ‘ingin melindungi’ tapi ‘dipaksa untuk melindungi’.
Bukan berarti kalau Erika membeberkan rahasia itu maka Tatsuya akan mengejarnya untuk balas dendam.
(Aku bahkan merasa kalaupun aku keceplosan, Tatsuya hanya akan tertawa dan memaafkanku.)
Tapi tetap saja, semuanya itu hanya perandaian, yang mana menjadi pertimbangan penting bagi Erika.
Tidak ada cara baginya untuk membuktikan hal tersebut.
Kemampuan Tatsuya sendiri saja sudah sulit sekali untuk dihadapi, dan terlebih lagi…… meski itu hanya sebuah kemungkinan.
(Ah~~~ ………Aku bingung sekali. Yang benar saja, aku seharusnya ‘membiarkan anjing tidur tetap tidur’.)
Mengapa dia berkata seperti itu, Erika mengkomplain dirinya dalam hati.
Sekarang jika dia pikir-pikir lagi, ada sedikit perasaan kalau dia sedang dikendalikan.
(Lucu sekali………. Itu sudah terlalu berlebihan, tidak peduli seberapa jahat Tatsuya.)
Erika tersenyum untuk menghilangkan semua kekhawatirannya.
Dia berputar balik menjauh dari pikiran kalau dia mampu melakukan hal itu.

◊ ◊ ◊

(……….Apa itu akan berimbas kepadaku?)
Tatsuya memikirkan hal itu saat dia terus meratapi pintu setelah Erika keluar.
Dia telah memperhitungkan kemungkinan bahwa intervensi Chiba Naotsugu kemarin adalah hasil dari Keluarga Chiba yang bekerja sama dengan Keluarga Saegusa, atau lebih tepatnya, pasukan penyelidik JSDF yang diperintah oleh Keluarga Saegusa, tapi ini sepertinya tidak ada hubungannya dengan Erika.
Tepi tetap saja, ini mungkin hanya karena Erika tidak diberi tahu.
(Lupakan itu. Mereka juga akan tahu cepat atau lambat.)
Pada akhirnya, Erika sudah melihat semuanya. Bukan hanya melihat kekuatannya, tapi juga ‘Cocytus’ milik Miyuki. Berdasarkan instingnya yang luar biasa, semua ini hanya masalah waktu.
(Pada akhirnya, kita menariknya juga.)
Perkembangan ini bukanlah sesuatu yang direncanakan Tatsuay di skenarionya, tapi ini masih tidak apa-apa selama nantinya tidak ada masalah, pikirnya.
Pada dasarnya, memanglah mustahil untuk menjaga rahasia tanpa kerja sama.
Ada situasi dimana orang yang dimaksud tidak bisa menyimpan semua rahasia itu sendirian. Intinya, itu karena mereka yang menginginkan rahasia itu bergerak dibalik orang yang dimaksud. Pada saat itu juga, skenario yang ideal adalah bagi sang pencari rahasia untuk mencari pihak ketiga yang dapat dijadikan sekutu.
Tatsuya mengakhiri monolognya yang egois.
“Pixie.”
((Ya, Master.))
Kurang lebih Tatsuya mengerti kalau saat berbicara dengan Pixie menggunakn telepati, mereka akan berkomunikasi dengan pikiran dan bukan kata-kata. Pikiran yang dikirim itu lalu diterjemahkan menjadi kata-kata oleh sang penerima.
Meskipun ia mengenakan baju pelayan, dipanggil ‘Master’ oleh seseorang yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya membuatnya merasa aneh. Tapi tetap saja, inilah perasaan mahluk itu dan sekali ini menjadi kebiasaan dalam komunikasi mereka, tidak ada yang dapat dilakukannya.
Namun, Tatsuya beruntung karena setidaknya ia tidak memanggilnya dengan sebuatan seperti ‘Tuanku’ atau ‘Baginda’. Lagipula, itu semua tergantung dari kecenderungan pikiran Tatsuya terkait bahasa.
Karena dia menggunakan telepati, Tatsuya yakin kalau dia tidak sadar akan hal ini. Dia mungkin melakukan ini setelah membaca pola kebiasaan yang dilihat dari otak elektoniknya, pikir Tatsuya saat dia berjalan di depannya.
“Sebelum mendiami tubuh ini, kalian sepertinya bergerak dalam kelompok yang memiliki tujuan tertentu. Didalam kelompokmu, apa ada yang berperan sebagai pemimpin?”
((Tidak ada diantara kita yang pantas menjadi pemimpin.))
“Kalau begitu bagaimana caranya kalian menjaga keteraturan kelompok kalian?”
((Pada dasarnya, kami semua tidak memiliki kehendak bebas. Kami adalah sebuah jiwa sekaligus tubuh itu sendiri. Walaupun kami memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kami juga berbagi kesadaran.))
“Dengan kata lain, satu pikiran yang terhubung dengan banyak proses kognitif?”
((Bukan proses kognitif. Saya rasa akan lebih tepat menggambarkannya sebagai sebuah proses kognitif independen yang tak sempurna didalam alam bawah sadar yang dikumpulkan oleh sebuah kognisi yang lebih tinggi.))
“Aku mengerti. Tapi, kalau begitu, jika alam bawah sadar itu memiliki tujuan yang berbeda, bukankah akan semakin tinggi pula tingkat perpecahan diantara kalian?”
((Jika menggunakan mahluk hidup sebagai inang, maka mustahil untuk sepenuhnya menghindari kemungkinan terpengaruh oleh keinginan fundamental sang inang. Aksi kami ditentukan saat insting bertahan hidup dan tekanan reproduksi kami sejalan didalam kesadaran.))
“Bertahan hidup dan bereproduksi. Cukup sederhana untuk sebuah kehidupan yang mencoba bertahan hidup.”
((Benar sekali. Kami akan terikat oleh keingan terbesar sang inang lalu melanjutkannya dengan bertahan hidup dan bereproduksi.))
“Karena adanya kesatuan diantara kalian, apa kalian akan saling membantu untuk tujuan diluar bertahan hidup dan bereproduksi?”
((Selain mewujudkan tujuan utama kami, kami masih memiliki kesadaran pribadi yang membalas keinginan pribadi inang kami. Namun, itu dalam kondisi dimana hal tersebut diprioritaskan, jadi saya rasa ini semua seperti yang Master ketahui.))
“Aku mengerti…..”
Tatsuya terdiam setelahnya.
Satu alasan mengapa Pixie tidak menyelanya adalah karena sejak awal ia bukanlah manusia, atau fakta bahwa inangnya terbuat dari mesin sepenuhnya.

“Maka, dirimu yang saat ini adalah sesuatu yang ada diluar sepengetahuan kelompokmu, sebuah keberadaan yang menyimpang. Jika terjadi perbedaan pendapat diantara kalian, apa kau akan dibunuh?”
((Kami tidak punya keiningan untuk melenyapkan pembelot. Namun, sekali mereka mengetahui kalau saya menjadi penghambat tujuan mereka, mereka mungkin akan memilih untuk melancarkan serangan dadakan.))
“Jadi begitu…….. Aku punya satu pertanyaan lagi. Sekarang, kau bilang kau tidak dapat terhubung dengan sesamamu, tapi apa kau bisa mendeteksi keberadaan mereka?”
((Itu dapat dilakukan kalau target melakukan aktivitas yang tinggi. Di sisi lain, keadaan saya saat ini malahan membuat mereka dapat mendeteksi saya jika berada di area yang sama.))
“Apa benar begitu?”
Tatsuya tenggelam dalam pikirannya sebelum segera memberikan perintah baru.
“Pixie, kembali ke dalam trailer, kenakan kembali seragam aslimu dan masuk ke mode sleep. Akan kudatangi lagi nanti.”
((Dimengerti. Menjalankan perintah.))
Pixie dengan formal, atau lebih tepatnya kaku, membungkuk kepadanya sebelum berjalan ke garasi.
Tatsuya menentukan peralatan yang dibutuhkannya dalam pikirannya, kembali ke rumah dulu, lalu ke ruang OSIS untuk menjemput Miyuki.
Di tahun 2095, dunia sudah menjadi semakin sempit. Namun, jarak antara penyihir dan manusia normal berbanding terbalik.
Penyihir telah menerima pengakuan resmi setelah pengembangan dan penyelesaian masalah di berbagai wilayah nasional akhir-akhir ini dan dengan keras dilarang pergi ke luar negeri kecuali untuk urusan kenegaraan. Bagi penyihir, dunia telah menyempit menjadi sebatas perbatasan negara saja.
Di sisi lain, manusia normal mendapat keuntungan penuh dari berkembangnya teknologi transportasi. Perjalanan darat, laut, dan utara menjadi lebih singkat dan efisien, jadi setiap orang dapat berpergian secara internasional dengan bebas. Saat ini, pergi ke belahan dunia lain adalah sesuatu yang mudah yang dapat ditempuh dengan sebuah penerbangan cepat dalam hitungan jam, tidak perlu lagi pindah penerbangan. Jika dibandingkan dengan seabad yang lalu, dunia sudah menjadi benar-benar sempit.
Setelah mengalami konflik di seluruh dunia, setiap negara menaruh perhatian lebih terhadap kemungkinan adanya imigran ilegal yang mungkin berkeliaran di dalam perbatasan negara mereka. Sebaliknya, tren yang berkembang saat ini adalah kunjungan singkat dari pengunjung luar negeri. Hal ini diperjelas dengan pemandangan orang asing yang berjalan di jalanan kota Tokyo.
Di pinggiran ‘sungai’ sebelah timur, tidak akan ada orang Jepang yang merasa aneh melihat pria muda Spanyol atau keturunan mestizo[1] berjalan dengan wanita muda blaster pada sore hari. Tidak satu pun dari mereka yang merasa aneh bagi mereka bertiga untuk berjalan masuk ke dalam rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh.
Beberapa kasur diletakkan di ruang bawah tanah rumah sakit.
Biasanya, semua ini tidaklah aneh, tapi kasur tersebut biasanya tidak ada di rumah sakit.
Kasur-kasur tersebut dibungkus di dalam sprei kulit hitam yang secara praktis tidak berguna, jadi daripada menyebutnya sebagai kasur, benda tersebut lebih seperti sebuah kotak persegi yang panjang.
Kasur-kasur itu tidak disusun dalam satu baris yang sama atau dibagi menjadi dua baris yang tiap barisnya terdiri dari empat atau lima kasur, melainkan disusun acak. Di atas setiap kasur terbaring seorang pria muda, yang masing-masing berwajah keturunan Asia Timur. Wajah mereka bersembilan pucat saat mereka terbaring di kasur itu tanpa bantal ataupun penegak kasur. Mereka terlihat seperti mayat, atau lebih tepatnya sedang di ambang kematian. Ruang bawah tanah ini hanya berisi sembilan pria muda sekaligus tiga orang pria dan wanita blasteran yang baru saja memasuki ruangan itu.
Seorang pria kulit putih berdiri di sela antara dua kasur yang diletakkan berhadapan. Berdiri didalam kegelapan, dia hampir terlihat seperti seorang necromancer[2].
Pria mestizo itu melihat jam tangannya dan mengangkat lengannya seolah-olah menunggu sesuatu. Setelah kira-kira sepuluh menit, orang itu melihat ke arah wanita muda yang bediri di sisi lain kasur itu. Ini kelihatannya seperti semacam aba-aba karena wanita itu mengangguk dan mengangkat kedua lengannya di depan wajahnya.
Orang itu melakukan gerakan yang sama. Diantara pria dan wanita yang saling berhadapan, seorang pria kulit putih menepuk tangannya selagi langkah kakinya menghasilkan suara.
Tepukan itu terus berlanjut.
Langkah kaki itu juga terus berlanjut.
Pria dan wanita muda itu mengikuti sang pria kulit putih untuk bertepuk tangan selagi suara langkah kaki mereka mengitari kasur-kasur itu terus berlanjut. Ketika pria dan wanita muda itu bertukar posisi, orang kulit putih itu bertepuk tangan lebih keras.
Sebelum suara tepukan itu menghilang, sebuah tubuh bangkit dari kasur.
Satu tubuh, lalu yang lain.
Delapan dari mereka yang sebelumnya di ambang kematian telah bangkit dari kasur hitam mereka.
Di dalam kegelapan ruang bawah tanah, ada suara kepakan sayap sebuah serangga, namun suara ini hanya terdengar didalam kesadaran mereka dan bukan di dunia nyata atau Idea.
Jika diterjemahkan menjadi bahasa manusia……
(Aku/kami akhirnya telah bangkit kembali.)
(Jumlahku/jumlah kami telah berkurang lagi.)
(Ada yang hilang lagi?)
(Apa jumlah inang masih cukup?)
(Negatif, fasilitator telah menyediakan mereka hanya sebanyak kita seperti yang kau ketahui.)
(Spiritualis Cina itu cukup hebat.)
(Ho, setidaknya mereka telah melampaui tingkatanku/tingkatan kami.)
(Keinginan untuk hidup di puncak kematian. Kesadaran itu telah dihentikan.)
(Bahkan jika inang itu dihancurkan nantinya, aktivitas kita masih akan bisa dilanjutkan setelah jeda sejenak.)
(Seharusnya mudah untuk berganti-ganti dari satu orang ke orang lain.)
(Mari rebut kembali rekanku/rekan kita yang hilang.)
(Mari temukan kembali rekanku/rekan kita yang hilang.)
Itulah itu pembicaraan mereka. Ini adalah percakapan antara tiga tubuh yang datang dari luar negeri dan delapan monster yang baru saja bangkit dari tidur.

◊ ◊ ◊
Setelah kembali ke rumah, Tatsuya langsung menuju ke teleponnya dan bukan berganti baju dulu. Daripada menggunakan telepon dengan layar lebar di ruang keluarga, dia menggunakan jaringan terenkripsi di kamarnya sendiri. Semua tenaga yang biasanya disimpan untuk tujuan eksternal sebaliknya malah digunakan untuk enkripsi telepon yang Tatsuya gunakan untuk menghubungi Hayama, kepala pelayan Keluarga Yotsuba. Saat ini, dia hampir tepat waktu untuk janji yang sudah diatur sebelumnya melalu email.
“Anda tepat waktu, Tatsuya-dono.”
“Hayama-san, terima kasih banyak untuk kemarin malam.”
Mereka berdua melewati basa-basi dalam pembicaraan mereka. Tatsuya memerhatikan tempo bicara Hayama. Daripada menyebut kepala pelayan tua ini sedang terburu-buru akibat jadwalnya, Tatsuya memiliki kesan kalau orang tua itu punya sesuatu yang ingin dikatakan.
“Seperti yang telah saya katakan kemarin malam, Tatsuya-dono tidak perlu berterima kasih kepada saya. Lagipula, melindungi Miyuki-sama adalah prioritas kedua bagi kami dalam Keluarga Yotsuba.”
“Hayama-san, mendengarmu mengatakannya dengan enteng membuatku sedikit bingung.”
“Tidak ada masalah selama waktu dan musuhnya jelas. Yang lebih penting lagi, saya berbeda dari orang itu karena itu saya tidak berani untuk melawan Tatsuya-dono.”
Kelihatannya dia punya cukup waktu untuk basa-basi sebentar.
Ngomong-ngomong, Tatsuya tidak punya banyak waktu. Meski dia secara spesifik telah menggunakan jaringan yang terenkripsi, dia masih perlu menyampaikan semua informasi penting secepat mungkin. Terlebih lagi, Tatsuya tidak yakin apa yang akan dilakukannya jika Hayama mengungkit pembicaraannya dengan Aoki beberapa bulan yang lalu.
“Jadi, apa yang perlu anda bicarakan dengan saya? Anda tidak bisa menyampaikannya dengan email dan juga tidak ada waktu untuk bertemu langsung, jadi saya simpulkan kalau informasi ini pasti rahasia.”
“Oh ya, itu benar.”
Suara Hayama terdengar seperti dia baru saja mengingatnya. Namun, semua orang juga akan sadar kalau itu tidaklah lebih dari sandiwaranya saja bahkan jika mereka tidak tahu sifat Hayama.
“Tatsuya-dono, mengenai insiden monster itu, Divisi Ketiga akan dikerahkan. Saya hanya ingin menyampaikan hal ini kepada anda.”
“Divisi Ketiga…….. Divisi Ketiga Antiintelijen JSDF? Aku yakin unit menarik itu punya hubungan dengan kubu Saegusa, bukan?”
Setelah Tatsuya mengatakannya, sebuah suara tawa dapat terdengar.
“Saya rasa mereka tidak ingin orang seperti anda yang berasal dari Batalion Sihir Independen untuk menyebut mereka menarik”
“Ketertarikanku bukan pada menghacurkan sumbernya. Dengan kata lain, Keluarga Saegusa menggunakan Divisi Ketiga untuk menyelidiki Parasite…… Bukan, menangkap mereka?”
“Walaupun aku ingin bilang kalau anda cerdas seperti biasanya, tapi masih ada yang tidak jelas dari tujuan mereka. Sayangnya, kelihatannya itu semua sama seperti yang Tatsuya-dono katakan.”
Kacau sekali, pikir Tatsuya dari lubuk hatinya yang terdalam. Ini sebenarnya adalah sebuah insiden yang kompleks dengan beberapa fraksi yang terlibat didalamnya, dan sekarang fraksi baru telah bergabung dalam masalah ini. Terlebih lagi, kubu Saegusa memiliki pemikiran yang berbeda dari Mayumi.
“Terima kasih banyak atas informasi berharga ini.”
Tapi tetap saja, dia tidak bisa hanya mengulang permainan ini dan mencoba lagi. Tidak peduli seberapa sulitnya itu, kenyataan berbeda dari permainan, dan mengulang bukanlah pilihan.
"Saya merasa hal ini memang diperlukan setelah memikirkan tentang keselamatan Miyuki-sama. Tolong jangan lupakan hal itu, Tatsuya-dono."
"Akan kuingat."
Memang benar, mereka tidak bisa dengan begitu saja menghancurkan dunia tempat Miyuki tinggal. Meski tidak ada alasan untuk peringatan tambahan dari Hayama, Tatsuya menerima komentar itu tanpa perlawanan.

◊ ◊ ◊

Jam tujuh malam.
Semua murid telah sampai di rumah mereka sejak tadi, dan satu-satunya yang masih berada di sekolah ialah mereka yang merupakan staf sekolah. Gerbang sekolah telah dikunci dan, sampai keesokan harinya, akses ke dalam sekolah tidak diperbolehkan kepada pihak manapun tak terkecuali. Keperluan mengajar, fasilitas sekolah, dan peralatan makan di kantin semuanya telah dimasukkan ke ruang bawah tanah sebelum matahari terbenam.
Satu-satunya orang yang diperbolehkan mengakses hanyalah segelintir staf sekolah, sekuriti dari perusahaan yang disewa, teknisi yang melakukan perbaikan yang hanya bisa dilakukan di malam hari, beberapa orang yang mendapat dispensasi khusus dari sekolah, dan beberapa anggota OSIS.
Wewenang ini terasa terlalu berlebihan bahkan bagi sebuah organisasi sekolah sekalipun, seperti Mayumi sebagai Ketua OSIS tahun lalu. Ini adalah keuntungan besar bagi mereka karena mereka sudah tidak perlu lagi menujukan permohonan izin kepada sekolah. Ini juga sangat berguna terutama untuk situasi dimana alasan mereka tidak bisa diberitahukan kepada sembarang orang.
Tatsuya sudah merencanakan semua rencananya dalam perjalanan pulangnya, dan saat ini ia juga sedang membawa paket yang sampai di rumahnya di punggungnya sebelum menuju ke sekolah. Dari gerbang sekolah, dia menerima 3 kartu ID pengunjung yang hanya bisa digunakan saat malam hari setelah nomor konfirmasi dari OSIS telah dimasukkan. Ini disedain sehingga tidak ada seorang pun yang memicu alarm keamanan di malam hari dan dianggap sebagai orang mencurigakan meski sudah membawa kartu ID yang berlaku.
Karena ada tiga kartu, yah, salah satunya tentu saja untuknya.
Yang kedua untuk Miyuki.
Miyuki menerima kartu ID itu dengan senyum puas di wajahnya.
Awalnya, Tatsuya tidak berencana untuk membawa Miyuki bersamanya. Rencana aslinya sebenarnya adalah Miyuki untuk duduk dan menunggu di rumah.
Sayangnya, Miyuki menanambah satu syarat lagi selagi mengatakan kode akses malam.
Dia berkata kalau dia ingin ikut.
Wewenang untuk memberikan akses malam hanya ada di tangan Azusa, Ketua OSIS. Namun, seperti yang dikatakan rumor, wewenang OSIS yang sesungguhnya terletak di tangan Wakil Ketua dan bukan Ketua. Sekitar tiga jam yang lalu, hal ini terpampang penuh dihadapan Tatsuya.
Setelah gagal membujuk adiknya yang keras kepala seperti biasa, Tatsuya terpaksa untuk mengikutinya.
Miyuki, bersama dengan satu orang lagi.
Kartu ketiga diberikan kepada Honoka, yang bertemu dengannya di stasiun. Ini mungkin tidak perlu dikatakan lagi, tapi sama seperti Miyuki, tidak, bahkan sebelum Miyuki, Tatsuya tidak pernah berencana untuk membawa Honoka bersamanya. Alasan semuanya jadi seperti ini adalah karena Honoka juga ada saat mereka membicarakan tentang kode akses di ruang OSIS. Tentu saja, dia hanya akan menyalahkan dirinya sendiri karena ceroboh. Yang lebih penting lagi, bahkan jika ia menolaknya, Tatsuya tidak punya alasan logis untuk Azusa dan Isori yang juga mendengarnya. Dia mungkin masih perlu menolak permintaan Honoka, tapi dia tidak dapat melakukan apa-apa setelah Miyuki ikut bersamanya. Ditambah lagi, tidak seperti Miyuki, Honoka mendapat kartu ID dari Tatsuya dengan tampang terkejut di wajahnya.
Alasan dia meminta kartu akses itu adalah untuk ‘menyelidiki kelakuan aneh dari model 3H-P94’. Meski begitu, alasan sesungguhnya Tatsuya ingin membawa Pixie ke luar adalah untuk memancing Parasite.
Dia mendapati sesuatu setelah menanyai Pixie beberapa kali, dan itu adalah kalau ‘Parasite tidak akan meninggalkan Pixie sendirian’. Meski itu hanya sebatas spekulasi, Tatsuya yakin dengan hal itu. Kalau sesamanya yang lain hilang dengan kontak dengan salah satunya, mereka pasti akan mencoba untuk menemukannya kembali. Tatsuya sudah memikirkan hal itu sebelum melakukan ini, bagaimanapun juga mereka perlu melakukan kontak.
Dia tidak tahu cara mendeteksi Parasite, meski dia tidak perlu melakukannya. Sampai kemarin, semuanya seperti itu. Karena Pixie telah disemayami Parasite, dia tidak bisa mengabaikan masalah ini sepenuhnya. Ada masalah yang lebih besar lagi tentang menyerahkan Pixie, dan ketika dibandingkan dengan semua hal itu, dia ingin membasmi lebih banyak Parasite. Dia sebenarnya berencana untuk melawan Parasite lagi, yang mana menjadi alasan mengapa dia meminta untuk dilatih Yakumo. Pixie tidak lebih dari sebuah dorongan yang membuatnya menjadi lebih proaktif.
Tatsuya tidak berencana untuk menghabisi semua Parasite malam ini. Tapi tetap saja, dia yakin kalau jika mereka dapat memancing satu atau dua, maka itu akan mengarahkan mereka pada petunjuk yang lebih besar.  
Setelah memperhitungkan bahaya dari aksinya, Tatsuya mungkin seharusnya melarang keras Miyuki dan Honoka untuk ikut didalamnya. Kemungkinan besar, Tatsuya mungkin sudah tidak peka terhadap ‘bahaya’.
Selagi membuat strategi untuk aktivitas mereka malam ini, dia tidak pernah berencana untuk melakukan sesuatu sendirian. Berdasarkan pengalamannya sampai sekarang dan mengingat kalau mereka perlu bergerak cepat, dia meminta Erika dan Mikihiko untuk membantunya. Ini semua hanya berkat mereka berdua sehingga Tatsuya dapat mengizinkan Miyuki untuk ikut, yang mengetahuinya, dan Honoka, yang entah bagaimana hanya main ikut saja, untuk ikut dalam rencana ini.
Peraturan SMA 1 meminta seluruh muridnya untuk mengenakan seragam mereka sebelum hingga sesudah jam sekolah, tapi larangan ini tidak berlaku saat mengunjungi sekolah di malam hari. Kelihatannya ini karena kartu ID itu memiliki pemancar didalamnya sehingga tidak perlu mengenakan seragam lagi, tapi kenyataannya, peraturan itu sebenarnya untuk mencegah muridnya untuk berkeliaran di jalanan setelah jam sekolah sambil masih mengenakan seragam sekolah.
Bagi sekolah, ini hanya masalah menghindari risiko, lebih baik untuk terkena sedikit insiden daripada banyak insiden. Sadar akan hal ini, Tatsuya menuruti peraturan tersebut dan mengenakan jaket tempur yang biasa dikenakannya. Menyesuaikan dengan kakaknya, Miyuki mengenakan half coatsweatpants, dan sepasang sepatu bot yang cocok untuk pergerakan cepat.
Sementara itu, Honoka masih mengenakan seragamnya dibalik jaketnya. Ini membuat salah satu dari mereka bertanya-tanya apa dia sebenarnya tahu apa yang akan mereka lakukan malam ini, tapi Tatsuya bukan Tatsuya kalau dia menyampaikan pikirannya secara blak-blakan.
“Honoka, apa kau belum pulang ke rumah sama sekali hari ini?”

Miyuki lah yang dengan lembut menanyakan pertanyaan itu mewakili pikiran kakaknya.
“Eh? Sudah, aku sudah pulang.”
Honoka tinggal sendirian di sebuah apartemen sewaan yang lebih dekat dari sekolah ketimbang rumah Tatsuya-Miyuki. Cukup mengejutkan untuk melihatnya tidak punya waktu untuk berganti baju.
“Apa……… tidak boleh, mengenakan seragam………?”
“Yah, tidak ada masalah……… Tapi mungkin akan sedikit tidak nyaman.”
Meski mereka tidak menggunakan kata-kata yang terkesan menegur, mereka akan berhadapan dengan masalah malam ini. Apalagi, Honoka terlihat tidak memikirkan hal itu.
Kalau Tatsuya tahu akan jadi seperti ini, dia seharusnya menjelaskannya lebih hati-hati, pikir Tatsuya dengan menyesal.
“Onii-sama, bukankah lebih baik bagi Honoka untuk ke apartemennya dulu?”
Miyuki ingin mengenyahkan atmosfer suram yang ada.
“Kita bisa menunggu di bawah selagi Honoka berganti baju.”
Miyuki mungkin tidak melakukan ini untuk ‘membantu rivalnya’. Kemungkinan besar, dia hanya memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi Tatsuya.
“Itu benar. Sudah terlalu malam untuk kita bertamu…….. Kalau Honoka tidak apa-apa, maka ayo.”
“Tentu saja tidak! Aku, uh, tidak masalah kalau Tatsuya-san datang. Kalau Tatsuya-san punya waktu, datanglah.”
Namun, selagi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pikiran Miyuki, ini adalah sesuatu yang sangat diinginkan Honoka.
Dan maka dari itu, selagi drama ini masih berjalan, mereka bertiga sampai di garasi Klub Robotik. Pintu tentu saja dikunci, tapi sesuatu seperti kunci didesain untuk dapat dibuka dengan mudah dari dalam.
Tatsuya mengeluarkan terminal portable­-nya dan melakukan sebuah komunikasi jarak pendek sebelum mengirimkan sebuah sinyal rekognisi yang telah dipersiapkannya sebelumnya. Responnya segera muncul.
((Apa anda memanggilku, Master?))
Ketebalan pintu, bahkan sebuah pintu yang diperkuat dengan pelindung yang terlihat benar-benar tidak cocok dengan exterior yang lain, tidak akan mempengaruhi telepati.
“Bukakan pintu.”
((Mengerti.))
Segera setelah respon itu, pintu garasi terbuka.
Tidak jauh di dalam, sebuah siluet boneka yang mengenakan pakaian pelayan membungkuk dalam. Bahkan dengan monster yang bersemayam didalamnya, modul perilaku dasarnya masih aktif.
Sekali Pixie mengangkat kepalanya, Tatsuya mengeluarkan barang pertama dari tasnya.
“Pixie, pakai ini.”
Walaupun ini sudah mulai larut, tidak, bahkan karena ini memang sudah larut malam, tidak mungkin mereka dapat jalan bersama Pixie yang masih berpenampilan seperti itu (berseragam pelayan). Apapun yang terjadi, tidak ada alasan masuk akal baginya untuk berpakaian seperti itu. Untuk operasi ini, pertama-tama Tatsuya perlu menyiapkan pakaian untuk Pixie.
Sepertinya perintah itu tidak memerlukan respon verbal.
Tiba-tiba, Pixie mulai melucuti pakaiannya.
Tatsuya menganggapnya sebagai hal biasa. Ini sudah kedua kalinya ia melihat Pixie berganti baju setelah sekolah, dan karena dia tidak punya keinginan untuk memerlakukan robot sama seperti manusia, baginya Pixie yang berganti baju tidak ada bedanya dengan membongkar sebuah mobil otomatis.
“Onii-sama? Kenapa kau melihatnya!?”
Namun, sepertinya ini sedikit sulit bagi Miyuki untuk memiliki pemikiran yang sama.
Sama seperti Miyuki, Honoka sepertinya juga merasakan hal yang sama berdasarkan tatapan tak setujunya.
“Apa maksudmu, Miyuki? Pixie itu robot.”
“Robot yang punya penampilan seorang gadis!”
“Tidak, lebih tepatnya humanoid, dan tidak cukup tepat untuk disamakan dengan tubuh manusia….”
Tepat seperti yang dikatakan Tatsuya, 3H didesain untuk menjadi robot humanoid yang ‘menyerupai manusia setelah dikenakan baju’, tapi beberapa bagian dan lekuknya yang ada dibalik bajunya tidak dapat dibandingkan dengan tubuh seorang wanita. ‘Bagian’ boneka yang biasa digunakan untuk tujuan menyimpang masih lebih mirip.
Tubuhnya memberi kesan ‘seorang wanita yang mengenakan leotard warna kulit’, tapi itu hanya sampai pinggangnya saja. Bagian pinggang ke bawah menunjukkan lekukan yang terlihat seperti lekukan robot, dan bahkan mengenakan celana ketat tidak dapat menyembunyikan fakta kalau dia bukan manusia. Itulah alasan mengapa penyamarannya menggunakan sebuah gaun panjang.
Tapi tetap saja, dua gadis muda itu, memprotes Tatsuya secara subjektif.
Miyuki memaksa Tatsuya untuk berbalik badan sementara Honoka berdiri untuk menutupi diantara Pixie dan Tatsuya-Miyuki.
Meski dia merasa kalau ini sangat menggelikan, bukan berarti dia ingin mengintip. Sampai mereka berdua mengizinkannya, Tatsuya dengan patuh terus berbalik badan.
“Tatsuya-san, sudah tidak apa-apa.”
Meskipun Honoka sudah mengatakannya, Tatsuya memeriksa ekspresi Miyuki hanya untuk berjaga-jaga sebelum berbalik badan.
Baju yang dibawa Tatsuya termasuk jaket tebal dengan elastisitas tinggi sekaligus rok panjang selutut menutupi lekukan-lekukan itu.
Sebuah syal dililitkan dua kali di lehernya.
Sebuah topi untuk menyembunyikan wajahnya tidak sengaja disediakannya.
Kakinya dibungkus dengan sepasang legging dan sepatu bot, yang mana berfungsi untuk menyembunyikan detil-detil tertentu pada kakinya sekaligus memperkuatnya. Semua saran-saran ini didapatnya dari seorang petugas wanita yang bertanggung jawab atas pakaian Batalion Sihir Independen.
Honoka mengeluarkan sisir entah dari mana dan mulai menyisir rambut Pixie. Pixie tidak terlihat sedikit pun peduli akan hal itu saat ia hanya diam tak bergerak sama sekali. Ini menunjukkan bahwa, tidak peduli bagaimanapun penampilan luarnya, dia hanyalah boneka dan bukan manusia. Tatsuya tidak terlalu menuntut dari Pixie.
Selama dia bisa berjalan di jalanan tanpa dicurigai, itu sudah lebih dari cukup.
Di titik itu, penampilan Pixie saat ini sudah lebih dari cukup.
“Pixie, ikuti aku.”
Seolah-olah menyatakan permusuhan, Tatsuya mengatakannya.
Dia memberi sebuah perintah seperti memerintah budak.
Benar-benar tidak peduli.

◊ ◊ ◊

Erika berdiri di depan kamar kakaknya, melamun.
Baginya, ini adalah hal tak terduga yang melebihi yang tak terduga. Dia tidak dapat percaya kalau dirinya masih lemah dalam beberapa hal.
Meski dia tidak gugup ketika memasuki rumah ibunya, dia masih mencoba sebisa mungkin untuk menghindari ayah dan kakak perempuannya. Tidak ada masalah diantara mereka berdua, tapi dia juga ingin untuk menghindari kakak tertuanya. Untungnya, kakak tertuanya seharusnya belum pulang.
Apapun yang terjadi, secepat mungkin menyelesaikan masalah dan pergi adalah cara terbaik, jadi berdiri saja di lorong adalah pilihan terburuk.
“Kakak, ini aku, Erika.”
Dia memberanikan dirinya untuk memulai percakapan.
“Masuklah.”
Ada sebuah jeda pendek sebelum responnya terdengar.
Suaranya tidak jengkel ataupun menyambut.
Sebaliknya, aura tidak menyenangkan itu sudah hilang.
Menghilangkan keinginannya untuk mundur, Erika membuka pintu kamar itu.
“Ada apa, datang jam segini?”
Naotsugu duduk di sebuah kursi dekat meja tulis. Dia memutar kursinya dan menghadapkan tubuh bagian atasnya ke arah Erika. Namun, Erika sadar kalau ranjang di belakang meja tulisnya menunjukkan bekas orang yang baru saja bangkit darinya.
Walaupun situasi ini berbanding terbalik dari kemarin malam, Erika tidak membuka mulutnya untuk menegurnya.
“Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan.”
Nada bicara Erika sedikit ragu-ragu.
Perubahannya memunculkan senyuman paksa yang di wajah Naotsugu.
“Silakan.”
Respon Naptsugu sedikit setengah hati, hampir seolah-olah ‘Akan kudengar karena ini kamu’. Tapi, ini tidak membuat Erika makin tenang sedikit pun, karena ada seseorang yang sedang dipikirkannya.
“Onii-san, apa kau pernah mendengar unit bernama Batalion Sihir Independen 101?”
“Mengapa kau tahu nama itu, Erika?”
Erika sedikit sakit hati melihat sikap acuh Naotsugu meski dia sudah berusaha untuk mengatakannya, perkataan itu segera menarik perhatian Naotsugu.
“Sebenarnya…….”
Sekali dia memulainya, sekali lagi Erika dipenuhi keraguan, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya.
“Orang yang Onii-san lindungi sebenarnya teman sekelasku, Shiba Tatsuya-kun. Dia sebenarnya salah satu anggota dari Batalion Sihir Independen.”
“Apa katamu……….?”
Erika gemetaran ragu, kalau bukan ketakutan palsu, saat dia mengatakannya, Naotsugu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya aku seharusnya sudah memberitahukan hal ini sejak dulu, tapi karena seseorang bernama Mayor Kazama, aku tidak bisa mengatakannya karena sesuatu yang berhubungan dengan rahasia negara.”
“Mayor Kazama………? ‘Daitengu’ Kazama Harunobu!?”
“Daitengu?”
Kali ini ganti Erika lah yang memiringkan kepalanya terkejut mendengar perkataan kakaknya.
Untuk penyihir tertentu, dan juga untuk menakut-nakuti musuhnya dengan membesar-besarkan nama mereka, terkadang mereka menciptakan julukan yang berlebihan, tapi ‘Daitengu’ terlalu unik untuk itu. Julukan itu terlalu berlebihan sampai terasa mustahil.
“Apa Onii-san mengenal Mayor Kazama?”
“Ya…… di pegunungan dan hutan belantara, dia terkenal di dunia internasional sebagai salah satu dari pengguna Sihir Kuno terhebat. Begitu juga dalam kemiliteran, ia masih dianggap sebagai salah satu pemimpin hebat di negara ini.”
Ekspresi dan suara Naotsugu bercampur dengan kegembiraan dan kekaguman.
“Apa kau tahu tentang Konflik Vietnam? Di perang itu, Tentara Vietnam Selatan yang mencoba untuk menggunakan taktik gerilya melawan Great Asian Alliance yang sedang menuju ke Semenanjung Hindia dan Pasukan Korea yang dikirim oleh Great Asian Alliance sangat ketakutan terhadapnya yang mereka sebut sebagai ‘Kematian’ atau ‘Iblis’ itu sendiri.”
Mendengar perkataan kakaknya, Erika tahu kalau dia telah melupakan semua yang ada di depan kakaknya dan hanya bisa menghela nafas seolah berkata ‘Apa yang akan kulakukan padamu….’.
Banyak orang yang menjadi martir karena berlebihan dalam perjalanannya menuju kejayaan. Mungkin suatu saat, pemikiran seperti itu akan menghancurkan negara ini. Meski hal itu bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan seorang gadis sepertinya, Erika tidak bisa mengabaikannya.
“Rumor mengatakan kalau Batalion Sihir Independen berada di bawah pimpinan langsung Mayor Kazama…… Dengan begitu, semua rumor yang ada jadi masuk akal. Terlebih lagi, kalau Shiba Tatsuya-kun adalah anggotanya, maka kekuatan yang tidak sesuai dengan usianya juga jadi masuk akal.”
Sama seperti Erika yang tenggelam dalam pikirannya, Naotsugu juga kelihatannya berada dalam keadaan yang sama.
Berkat hal itu, perhatian Erika terpusat kembali pada tujuan aslinya.
“Onii-san, aku bertemu dengan Mayor Kazama saat Insiden Yokohama. Kalau bukan karena keadaan darurat, aku mungkin tidak akan pernah tahu tentang rahasia Tatsuya-kun. Meski begitu, aku merasa kalau ini adalah sebuah rahasia besar.”
“Hmm~……. Batalion Sihir Independen memiliki cara kerja black ops. Membiarkan seorang anak SMA untuk menjadi anggotanya pasti karena adanya alasan yang sangat khusus.”
“Aku melanggar larangan dengan memberitahu Onii-san tentang situasi Shiba-kun, jadi tolong ingatlah itu.”
“Dengan kata lain, Erika maksudmu aku harus berhenti ikut campur masalah ini, bukan?”
“Benar sekali. Akibat dari mengusik sarang lebah pasti tidak Onii-san saja yang ingin menghindarinya, tapi seluruh Keluarga Chiba pasti juga ingin menghindarinya. Karena sarang itu mungkin ditinggali oleh sekumpulan lebah beracun.”
“Hmm…… Itu benar, kau ada benarnya, Erika. Namun, walaupun dia masih SMA, aku tetap merupakan anggota militer. Aku tidak bisa mengabaikan perintah langsung.”
“Kalau begitu, biasakah kakak pura-pura mengikuti perintah? Kalau kakak berpura-pura menjadi penjaganya, maka saat dia diserang, kakak bisa muncul dan mengambil alih situasi.”
“Jadi begitu……… aku mengerti. Kalau begitu selanjutnya seperti itu.”
………Untungnya, dia dapat meyakinkan kakaknya tanpa mengeluarkan nama ‘Yotsuba’. Menyembunyikan ekspresi tidak tenangnya, Erika menunduk dan meninggalkan kamar Naotsugu tanpa menatap matanya.
Setelah kembali ke kamarnya, Erika membaca pesan yang muncul di terminal informasinya yang ada di atas mejanya sebelum dirinya bergumam ‘Pemakaman Aoyama, eh?’. Dia tidak duduk di kursi langsung dan segera melepas bajunya dan melemparnya. Ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan seorang gadis muda, tapi ia juga sedang mengambil kesempatan untuk menghilangkan depresi yang dirasakannya saat mencoba untuk meyakinkan Naotsugu.
Setelah memakai sebuah rompi karet antipeluru, antitembus, dan kemampuan yang lain, dia mengenakan sebuah jaket kulit motor dan celana pendek. Dia memakai pelindung yang tidak akan menghambat gerakannya di lutut dan mengambi sepasang baju yang memiliki serat tipis di area pergelangan tangannya. Setelah memastikan isi kantung jaket kulitnya, Erika memilih senjatanya dan pergi menuju ke pintu kamarnya. Penampilan sepatu bot karet yang pendek tampak cocok dengan penampilannya yang berapi-api, tapi tujuannya bukanlah tempat kehidupan malam.
Tidak jauh darinya, ‘pengawal pribadi Erika’ sudah menunggunya. Di ‘Insiden Vampire’ akhir-akhir ini, mereka adalah elemen utama dari personil Keluarga Chiba dan menjadi kaki tangan Erika dalam operasi ini.
“Ayo.”
Erika mengatakannya dengan dingin.
Tapi tidak ada sedikit pun tanda-tanda kejengkelan pada orang-orang itu ketika mengikuti Erika.

◊ ◊ ◊

Tempat tinggal Honoka adalah apartemen untuk satu orang. Apartemennya seharusnya terdiri dari 1 LDK[3], tapi dengan adanya sebuah area makan kecil di dapurnya, luasnya menjadi kurang dari 1 LDK.
Bahkan dengan ruang tamu dan kamar tidurnya yang tidak satu ruangan, ini adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang gadis muda. Bahkan jika ada laki-laki seperti Tatsuya, dia tidak akan ingin ada seseorang yang dapat membuka pintu apartemennya dan dapat melihat kamar tidurnya.
Di ruang tamu, Tatsuya sedang minum teh bersama Miyuki. Pixie telah dihentikan dari melakukan rutinitas kelakuannya saat Honoka dengan kebingungan menyiapkan tehnya tepat waktu.
Teh kasar yang disajikan itu tampaknya merupakan teh kesukaan Honoka.
Honoka sendiri sedang berganti baju di kamarnya. Sistem kedap suaranya berjalan dengan sempurna, tapi untuk alasan tertentu, sepertinya ada semacam aura gugup yang keluar dari Honoka. Tentu saja, Tatsuya dan Miyuki tahu kalau cara terbaik untuk menghadapi situasi ini adalah dengan pura-pura tak tahu.
Mereka berdua baru saja selesai menghabisan teh mereka saat mereka akhirnya melihat Honoka.
“Maaf membuat kalian menunggu!”
Dengan bersemangat, Honoka tampil dengan pakaian yang hampir sama dengan Miyuki.
Atasannya mengenakan mantel yang besar. Di balik jaketnya, terlihat sebuah sweter dengan kerah tinggi. Namun, bawahannya tidak menggunakan sweatpants tapi menggunakan kombinasi gaun-mini, dan sepatu bersol tebal. Roknya memiliki tepi yang melengkung dan sepatunya adalah jenis sepatu yang menunjukkan pergelangan kaki penggunanya karena haknya.
Panjang roknya dengan sempurnya tertutupi oleh mantelnya yang memberi kesan kalau dia tidak mengenakan apapun di balik mantelnya.
Ini adalah setelan yang sangat menarik perhatian. Lebih tepatnya, itu adalah setelan yang seharusnya menarik perhatian para lelaki.
Tetap saja, bukan berarti pakaian tersebut tidak memiliki kegunaan. Legging yang dikenakan Honoka sangat tahan panas dan kainnya terbuar dari serat yang meningkatkan ketahanan. Tatsuya tahu kalau bahan kain itu adalah bahan yang sama digunakan untuk jaket yang digunakan dalam operasi militer. Setelah menilainya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia mengangguk kecil.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat."
Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana Honoka mengartikan anggukan Tatsuya, tapi senyumannya sangat bercahaya saat dia mengikuti Tatsuya dari belakang.
Di rambutnya, dia mengenakan sepasang kristal yang Tatsuya berikan kepadanya. Baik Tatsuya, Miyuki, maupun Honoka sendiri melewatkan momen ketika Pixie tertarik oleh kilasan cahaya tersebut.
"Onii-sama, kemana kita akan pergi sekarang?"
Setelah mengambil tiket mereka dan berjalan menaiki eskalator menuju stasiun. Miyuki menanyakan hal tersebut kepada Tatsuya setelah melihat bahwa tidak ada seorangpun disekelilingnya. Miyuki akan mengikutinya kemanapun dia akan pergi, tapi bukan berarti dia tidak penasaran kemana mereka akan pergi.
"Pemakaman Aoyama."
Honoka merasakan hal yang sama dengan Miyuki, namun wajahnya memucat setelah mendengar jawaban Tatsuya. Dengan memperhitungkan waktu, suka dan percaya adalah dua hal yang berbeda, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Hanya sedikit gadis muda yang bisa menandingi kemampuan Miyuki untuk tidak terusik oleh beberapa hal.
"Sebuah tes keberanian di musim yang salah... pasti bukan itu alasannya. Apakah sesuatu seperti hantu atau iblis akan muncul?"
"Cerdas sekali dirimu."
Meski sudah dikontrolnya dengan hati-hati, Tatsuya tampak sedikit bahagia setelah membenarkan spekulasi adiknya.
"Tentu saja, karena ini adalah sesuatu yang dipikirkan oleh Onii-sama."
Dengan semangat yang luar biasa. Miyuki membalasnya dengan senyuman.
Hal tersebut menusuk di dalam hati Honoka.
"Em, Tatsuya-san, bukankah tempat itu akan ditutup di jam sebegini...?"
Dua hari yang lalu, mungkin Honoka hanya akan menahan rasa sakit itu dan diam.
Namun, sejak sore dua hari yang lalu, dukungan dari sahabatnya bergema di dalam kepalanya, bukan, hati Honoka.
Berdiri di tangga tertinggi escalator, Honoka mencoba masuk ke dalam percakapan.
Miyuki menunjukkan ekspresi "Ara?", tapi Tatsuya terlihat seperti tidak terusik.
"Kita seharusnya bisa masuk, meski bukan masalah jika kita tidak bisa masuk. Selama kita mendekat, mereka yang akan keluar dan menemui kita. Itulah kenapa kita membawa Pixie."
Hasil dari interogasi Pixie mengatakan bahwa Parasite lainnya kemungkinan tidak akan bisa menerima kondisinya saat ini.
Untuk makhluk hidup yang saling mensrinkonisasikan dirinya satu sama lain, Pixie yang telah kehilangan kemampuan reproduksinya adalah sesuatu yang perlu dimusnahkan.
Karena jumlah mereka sangatlah sedikit, mereka pasti akan mencoba membebaskannya dari penjara mekanis tersebut. Saat dua dorongan utama seperti perlindungan diri dan penyelamatan spesies mengambil alih, perencanaan tindakan mereka tidak akan berbeda jauh dengan manusia.
"Bahkan jika kita tertangkap, aku yakin Honoka akan melakukan sesuatu, ya ‘kan?"
Sihir ‘Optical Camouflage’ miliknya bukanlah sebuah rumor belaka, melainkan adalah sesuatu yang telah Tatsuya saksikan sendiri. Tatsuya juga tahu bahwa itu adalah teknik tingkat tinggi yang kuat, yang tidak mungkin bisa ditiru oleh personil pendukung militer USNA dengan sihir ‘Dark Curtain’ mereka. Honoka adalah seorang penyihir yang mampu menyembunyikan keberadaannya secara menyeluruh.
Meski begitu, itu hanyalah sebuah percakapan biasa bagi Tatsuya. Kenyataannya, Tatsuya tidak pernah beranggapan sedikit pun kalau mereka harus bersembunyi.
Namun.
Tatsuya juga tidak memahami hal lainnya.
Honoka berniat untuk menanggapi lelucon tersebut dengan serius.
"Serahkan padaku."
Berkat kesalahpahamanan besar yang Tatsuya ciptakan, Honoka kini sangat bersemangat dan dipenuhi rasa percaya diri saat dia membalas dengan nada hangat sambil menepuk dadanya.

◊ ◊ ◊

Terletak di bawah tanah sebuah gedung berukuran sedang di sudut Ichigaya, itu adalah tempat Divisi Ketiga Antiintelijen JSDF mendirikan markas mereka.
Kalau kantor utamanya yang ada di Departemen Pertahanan hanyalah kedok untuk markas utama intelijen JSDF, maka ‘basement’ tidak diragukan lagi merupakan salah satu markas yang tersembunyi dibalik kedok itu. Karena ini adalah markas utama, menyebutnya ‘salah satu’ rasanya sedikit aneh, tapi ini adalah hasil dari cara mereka mencegah krisis seperti ‘lumpuh ketika markas jatuh’.
Tentu saja, ini menyebabkan banyak efek samping yang membuat teritori ini menjadi milik sebuah organisasi ireguler dan mengakibatkan cacat fatal.
Sudah normal bagi sebuah badan intelijen untuk memiliki sisi dimana mereka melakukan sesuatu dimana tidak diketahui pihak lain, tapi hal ini terlalu mencolok. Kurangnya inisiatif masih bisa ditolerir, tapi dengan setiap departemen yang memiliki kepentingannya sendiri, dan juga kenyataannya mereka hanya melakukan kepentingan mereka sendiri tanpa adanya kesatuan diantara mereka.
Divisi Intelijen JSDF memang memiliki banyak masalah besar.
“Target observasi bergerak ke arah pusat kota. Target sedang ditemani adiknya dan orang lain.”
Sponsor dari markas itu datang dari salah satu grup finansial utama di bidang manufaktur elektronik dan disaat yang sama merupakan pensuplai kebutuhan militer terbesar kedua di Jepang. Terlebih lagi, grup ini terikat dalam dengan Keluarga Saegusa, sampai bisa dibilang kalau kepentingan asli dari Divisi Ketiga adalah Keluarga Saegusa. Saat ini, mereka mematuhi perintah dari kepala Keluarga Saegusa dan tidak ada hubungan sama sekali dengan aliansi Saegusa-Juumonji yang dibentuk Mayumi dan yang lain.
“Membandingkan gambar pada berkas…….. Salah satu dari mereka adalah siswi kelas 1 di SMA Sihir Afiliasi Universitas Sihir 1, Mitsui Honoka.”
“Temannya, eh. Menarik sekali, membawa adiknya dalam kencannya.”
Nada bicara orang yang bertanggung jawab di tempat itu terdengar menghina, tapi dari perspektif lain, nada bicaranya mungkin bisa sedikit ambigu.
“Yang satunya lagi….. Bukan, bukan manusia. Sepertinya itu Humanoid Home Helper dari seri P94.”
“Model HAR? Kemana mereka pikir untuk membawanya? Apa kita sudah masuk ke sistem kendaraannya?”
“Pak, keamanannya terlalu ketat………. Saya minta maaf!”
Menanggapi jawaban anak buahnya yang seolah akan menangis, orang yang bertanggung jawab itu tidak mempermasalahkannya lagi. Dia mengerti dengan baik kalau sistem transportasi publik tidak bisa dengan mudah diretas, kalau bisa maka teroris akan berkeliaran di jalanan.
“Ketua, kendaraan yang dinaiki target telah berubah arah.”
“Akasaka…… Tidak, Ayoyama?”
Ketua itu bergumam saat dia melihat ke monitor yang menampilkan perkiraan destinasi kendaraan yang dinaiki target sebelum memberikan perintah baru.
“Kirimkan agen yang menyamar sebagai polisi ke Terowongan Aoyama. Palsukan surat penahanan target dengan alasan menggunakan sihir dan tangkap mereka.”
Di antara jawaban kalau perintahnya sudah dimengerti dan mulai disiarkan kepada berbagai receiver, sang ketua terus mengamati monitor tersebut

◊ ◊ ◊

Kolonel Virginia terbaring lelah di apartemen sewaan (lebih seperti kondominium) yang dipenuhi dengan furnitur yang disewa kedutaan untuk tempat tinggalnya.
Meski hanya sebuah pusat komando sementara, tempat itu masih saja berhasil ditembus. Ditambah lagi, meskipun pertarungan mereka tidak berakhir dengan penculikan, mereka masih terlihat memalukan saat terapung-apung sampai kapal negara lain datang menyelamatkan mereka. Ini adalah sebuah dampak besar bagi cacatan dan karirnya di masa depan.
Yang mengejutkan, petugas dari kedutaan tidak menyalahkannya. Hal memalukan ini terlalu berat baginya dan melibatkan pasukan khusus yang dikirimkan sebagai penjaga pusat komando sementara dan angkatan laut kapal yang tertangkap itu (untuk masalah itu, harga diri angkatan laut USNA terkena dampak yang lebih berat daripadanya), jadi dia tahu kalau mustahil bagi mereka untuk menyalahkannya.
Namun, meski begitu, dia masih punya tenaga untuk merenungkan hal lain.
Tapi, dia tidak dapat memungkiri kalau mereka telah mengalami kekalahan telak.
Baru saja setelah dia mengangkat kepalanya karena sebuah dering telepon tak terduga membuatnya sadar kalau ini sudah terlalu larut.
Dia bahkan mendengar suara sang petugas wanita yang menjawab telepon itu.
Telinga Virginia merasakan adanya tarikan nafas tajam dari petugas wanita itu.
“Permisi.”
Langkah kaki yang mendekati ruang yang ditempatinya sekaligus suara yang meminta izin untuk masuk terdengar bersamaan.
“Masuklah.”
Virginia memperbaiki posisinya dan mengingatkan dirinya untuk berbicara dengan jelas. Dia tidak bisa membiarkan bawahannya untuk melihat sisi lemahnya, ciri khas kepemimpinannya adalah tidak memperbolehkan adanya kesan dan emosi.
Pintu ruangannya dibuka dengan hati-hati. Seorang wanita tinggi yang berseragam lengkap memberi hormat di depannya. Penjaganya dipilih lebih berdasarkan kemampuan bela diri daripada penampilan ataupun rekam jejak dan keberanian dan kemampuan khusus yang dimiliki. Memang benar, Virginia menilai dirinya sendiri cukup tinggi hingga dia yakin kalau kejadian kemarin malam mungkin akan berbeda kalau dia ada disana.
Walau begitu, dia saat ini ada di sini dengan kaku dan wajah pucat.
Merasa ada sesuatu yang aneh, Virginia bangkit dari sofa.
“Ada apa?”
“Seseorang telah meminta untuk bertemu langsung dengan anda, Kolonel.”
“Apa………..?”
Informasi bahwa Virginia tinggal di tempat ini sangatlah rahasia. Jika seseorang dari militer (dari militer USNA) datang menemuinya, penjaganya tidak akan heran. Hal itu juga berlaku kepada semua orang kedutaan. Dengan kata lain, pengunjung ini berhasil menembus pertahanan informasi militer USNA dan merupakan orang luar yang tahu kalau dia tinggal di sini dan meminta untuk berkunjung.
Enggan untuk memberi perintah kepada Sersannya, Virginia menyetel sendiri untuk melihat tampilan dari ruang tamu utama.
Gambar yang tayang menunjukkan seorang gadis muda yang mengenakan baju berenda elegan dengan wajah penasaran.
Pemandangan yang mengejutkan ini membuat Virginia untuk terdiam selama lima detik.
“………Siapa orang itu?”
Virginia akhirnya mengembalikan kesadarannya dan menyadari ada dua lelaki berbadan besar berdiri di belakang gadis muda itu. Salah satu dari mereka membawa sesuatu yang seharusnya adalah mantel gadis itu. Ini menunjukkan kalau mereka berkeja untuknya atau pengawalnya.

Orang yang mereka, yang jelas bukan orang biasa, lindungi kemungkinan besar adalah gadis muda itu.
Meski tahu kalau dia akan dijaga, Virginia sadar kalau nalarnya mulai kacau.
“Namanya Kuroba Ayako.”
Sersan itu berbicara. Bahkan Virginia tidak bisa tidak menelan ludah setelah mendengar beberapa kata selanjutnya.
“Dia mengklaim bahwa dirinya adalah utusan dari Keluarga Yotsuba.”
“Luar biasa sekali dapat bertemu dengan anda, Ms. Virginia. Nama saya Kuroba Ayako. Maafkan ketidaksopanan saya, tapi hari ini saya datang mewakili Keluarga Yotsuba.”
Gadis muda itu menyapa Virginia dengan Bahasa Inggris yang lancar.
Namun, ia tidak menggunakan istilah militer dalam menyebut Kolonel.
Mendapati penggunaan Bahasa Inggrisnya yang luar biasa, mustahil baginya untuk tidak terbiasa dengan istilah-istilah itu.
Singkatnya, ini disengaja.
Menyampaikan namanya pasti juga disengaja.
“Saya Kolonel Virginia Balance, Kepala Staf Gabungan USNA Militer USNA. Maafkan kelancangan saya, tapi saya ingin bertanya sesuatu mengenai pembicaraan kita.”
“Ara, apa itu? Akan saya jawab semampu saya.”
Dia sepertinya lebih muda daripada Mayor Sirius, tapi gadis muda ini jauh lebih unggul daripadanya dalam hal negosiasi.
Meski masih belum dewasa, dia tetap saja hebat sebagai Komandan Militer USNA dengan seluruh pengalamannya.
Yang ada dihadapannya bukan gadis biasa. Virginia dengan hati-hati mengingat-ingat hal itu di hatinya.
“Anda bilang Keluarga Yotsuba…… Apa yang anda maksud Yotsuba yang itu?”
Dia menyampaikannya dengan tidak jelas untuk memastikan kalau ada kesalahpahaman.
Namun, gadis itu tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan bias itu.
“Benar sekali, Yotsuba yang itu. Hari ini saya mewakili Yotsuba Maya, kepala Keluarga Yotsuba salah satu dari Sepuluh Master Clan dengan sebuah permintaan.”
Meski tak diragukan lagi kalau ia sudah siap secara mental, tetap tidaklah mudah baginya untuk menerima kenyataan itu begitu saja.
Keluarga Yotsuba dari Jepang.
Bagi mereka yang tumbuh dengan sihir, ini adalah sesuatu yang tak pernah disentuh. Terutama bagi orang yang menggunakan sihir untuk keperluan militer.
Mereka tidak seperti Mayor Sirius yang hanya seorang diri memiliki kemampuan destruktif yang setara dengan sebuah pasukan.
Keberadaan Keluarga Yotsuba berada di arah yang benar-benar berbeda.
Saat ini (setidaknya untuk sekarang), mereka tunduk kepada pemerintahan Jepang, tapi jika mereka mendadak berubah menjadi teroris, mereka dapat menjadi sosok yang mampu memulai Perang Dunia IV.
Di sisi sihir, untuk sebuah organisasi sekuat itu, mereka tidak pantas untuk dihormati, tapi untuk ditakuti.
“Permintaan, bukan?”
“Benar. Saya dengan setulus hati berharap kalau anda dapat mendengarkan permintaan kami.”
“Apa itu?”
Baru sekarang Virginia sadar kalau mereka belum menyajikan teh.
Namun, ini sudah terlalu terlambat untuk itu.
Virginia memusatkan fokusnya pada apa yang akan dikatakan gadis itu.
“Kalau begitu persilahkan saya. Kami ingin untuk menggunakan kewenangan Ms. Virginia untuk menghentikan intervensi anda dengan penyihir negara kami.”
“………”
Tidak perlu dikata lagi, tapi kata intervensi di sini merujuk pada operasi rahasia yang dikepalainya. Investigasi dan perlindungan (singkatnya, penculikan) dari Penyihir Strategis Jepang yang tak terungkap sekaligus mengeliminasinya (pembunuhan). Tentu saja, dia sudah menduga ‘permintaan’ gadis ini, permintaan Keluarga Yotsuba. Intinya, itu yang paling mungkin diminta.
Tapi, mendengar orang yang mengatakan sesuatu yang lebih kasar dari ‘tolong berhenti’ membuatnya tidak bisa bereaksi untuk sesaat.
“Ms.Virginia, anda tampaknya adalah orang yang mengerti seluk beluk sistem ‘Ten Master Clan’ di negara saya ini.”
Apa yang dimaksudnya, kalau kau tidak tahu akan kuberitahu. Kesal dengan nada bicara itu, Virginia mengangguk disaat yang sama. Tidak ada gunanya untuk pura-pura bodoh.
“Kepala keluarga kami, Yotsuba Maya, tidak suka dengan intervensi anda. Negara anda dan negara kami adalah sekutu, dan baik kedua negara tidak ada yang ingin untuk menyulut perang.”
“…….Apa ini ancaman? Anda akan turun tangan kalau kami tidak berhenti?”
Ayako menolak untuk menjawab pertanyaan Virginia dan sekali lagi tertawa terbahak-bahak.
“Ms. Virginia, apa kemarin malam anda tidur nyenyak?”
“Jadi kau yang melakukannya!?”
Di saat dia mengetahuinya, Virginia sudah bangkit dari sofanya dan mencondongkan badannya ke depan.
Kalau saja meja itu lebih kecil, dia mungkin sudah akan menarik kerah baju gadis itu.
“Apa maksud anda? Saya hanya bertanya karena saya rasa anda sedikit kurang sehat, itu saja.”
Meski kalimatnya penuh perhatian, tidak ada tanda-tanda emosi yang terlihat dari wajahnya.
Gadis muda terus tersenyum. Dia tidak mencoba untuk menyembunyikan wajahnya yang menandakan kalau dirinya benar-benar yakin kalau dia tahu semuanya.
“Ms. Virginia, tolong tenang. Kalau mungkin, kami ingin menjalin sebuah hubungan pertemanan dengan anda Ms. Virginia.”
“Berani sekali kau berkata hubungan pertemanan………?”
Mungkin ini hanya karena gadis muda itu menyuarakannya dengan terus terang, tapi Virginia sadar kalau menangkapnya sekarang saat ini tidak akan mendatangkan keuntungan atau semacamnya. Ini hanya makin membuat Virginia geram saat ia kembali duduk.

 “Ms. Virginia tahu dengan baik kekuatan Yotsuba. Sama seperti anda, kami juga mengerti kekuatan Ms. Virginia dengan baik.”

Emosinya sudah sangat gelap, tapi akal sehatnya memerintah Virginia untuk mendengar perkataan gadis itu.
Gadis muda yang mengklaim bahwa dirinya mewakili kepala Keluarga Yotsuba bukan berbicara tentang kekuatan militer USNA atau Stars, tapi mengatakan kalau dia tahu kekuatan Virginia.
Itu berarti………
“Kepala keluarga kami berkata kalau Ms. Virginia dapat menghentikan semua insiden ini di sini, kami tidak akan melupakan apa yang telah anda lakukan untuk kami. Dan juga, kepala keluarga kami berkata kalau seharusnya akan ada kesempatan di masa yang akan datang, kami juga ingin meminjamkan kekuatan kami kepada Ms. Virginia.”
Ini tentunya adalah sebuah tawaran yang besar.
Kalau dia memiliki hubungan pribadi dengan ‘Yotsuba’, maka dia sudah lebih dari cukup untuk mengklaim kembali posisinya di militer dan yang lain. Dia secara pribadi sudah menilai kekuatan mereka kemarin malamnya.
Seperti biasa, gadis muda itu tetap tersenyum.
Setelah menimbang-nimbang dengan baik, akal sehatnya menang. Akal sehatnya yang bernama ambisi.
Kolonel Virginia, dihadapkan dengan sebuah kontrak iblis dalam wujud seorang gadis muda cantik, memutuskan untuk menerima tawaran itu.

◊ ◊ ◊

Sepanjang jalan dari Stasiun Aoyama sampai ke sisi jalan, Tatsuya merasa ada banyak mata yang mengamati dirinya dengan hati-hati sejak tadi. Apalagi, ini bukan hanya satu atau dua. Berdasarkan pembicaraannya dengan Hayama sebelum pergi, Tatsuya sudah memprediksi kalau dia akan diamati. Dengan kata lain, jumlah personil yang dikirimkan untuk ini melebihi dugaannya.
Mereka mungkin sadar akan hubungan Tatsuya dan Miyuki dengan Keluarga Yotsuba atau mungkin masih menduga begitu, tapi tidaklah mustahil kalau personil sebanyak ini dikirimkan ke lapangan untuk melawan intervensi Keluarga Yostuba.
Pada akhirnya, bahkan dengan bantuan Keluarga Saegusa, Tatsuya tidak percaya kalau grup intelijen nasional ini akan berani untuk menyulut amarah Keluarga Yotsuba secara langsung.
Jadi mereka tidak perlu khawatir tentang Keluarga Yotsuba….. Departemen Urusan Dalam Negeri, Keamanan Publik, dan Intelijen seharusnya mengetahui akan insiden yang dialami oleh ibu dan bibi dua bersaudara itu. Benar-benar tidak peduli akan fakta kalau mereka dapat terseret dalam aksi balas dendam sang target, sangatlah luar biasa bagi mereka untuk dapat melupakan pengingat keras yang terjadi dalam 20-30 tahun terakhir. Tidak perlu dikata lagi bahwa kekuatan Keluarga Yotsuba, ‘kekuatan’ yang merujuk pada pengaruh tapi lebih berada pada jalur kekerasan, jauh lebih besar daripada dahulu.
Tatsuya menghentikan rentetan pemikirannya sampai di sini. Terdapat mata-mata baru yang mengamatinya.
Pengamat baru, Alien, mata-mata.
Tatapan-tatapan itu berasal dari mahluk bukan manusia, mata seekor monster.
Bagi seorang petugas intelijen profesional, diperintahkan untuk mengamati tiga anak SMA dan sebuah model HAR tentunya merendahkan mereka yang menerima perintah tersebut, tapi mereka tetap saja menjalankannya dengan yakin kalau tidak ada jalan lain.
Dengan pengalaman yang mereka miliki, mereka juga punya sisi dimana mereka akan menahan diri pada sang target. Ada beberapa dari mereka yang selalu tidak pernah menahan diri dalam keadaan apapun dan tidak pernah menurunkan penjagaan mereka selagi menjalankan tugas, tapi meski menahan diri dan malas hampir sama, mereka pada dasarnya berbeda.
Selagi menahan diri memberi kesan yang entah bagaimana terasa negatif, ini juga ada hubungannya dengan cara menilai diri seseorang. Tidak ada perlu untuk melakukannya sampai 100% kalau 50% saja sudah cukup.
Dibanding dengan misi biasanya yang membutuhkan 100% kekuatan mereka, misi kali ini hanya membutuhkan 50% kekuatan mereka, jadi mereka hanya menggunakan 50%. Meski mereka mungkin agak pelan pada awalnya, pada akhirnya, mereka masih berhasil menyelesaikannya. ‘Kebiasaan’ juga merupakan kemampuan.
Namun, hal itu juga ada untung dan ruginya.
Bagi para agen intelijen yang menyamar sebagai polisi, bersembunyi dan mengamati target adalah tugas utama mereka. Mereka bergantung pada pengalaman panjang yang mereka miliki untuk memfokuskan perhatian mereka secara selektif, mencoba untuk membuat celah.
Misi yang mereka terima adalah untuk segera melakukan penangkapan palsu saat target observasi menggunakan sihir lalu menaklukkannya dan menculik mereka.
Untuk itu, mereka membawa alat pengukur untuk mendeteksi sihir.
Namun, perubahan pada alatnya baru muncul tepat setelah bunyi alarm membuat semua orang bersiaga.
Pandangan mereka terkena gelombang cahaya menyilaukan.
Sebuah serangan yang benar-benar tak terduga.
Sebuah serangan yang sama sekali tak terduga.
Keinginan mereka untuk balas dendam teredam gelombang cahaya itu.
“Tatsuya-san, aku sudah membuat orang-orang yang mengamati kita tertidur.”
“Kerja bagus.”
Melihat Honoka yang dengan bersemangat menyampaikan keberhasilannya, bahkan Tatsuya merasa sulit untuk mencegah wajahnya untuk terlalu kaku.
Tatapan alien itu mendekat. Bukan manusia……. Tidak perlu diragukan lagi, ini pasti Parasite. Dengan mereka sebagai lawannya, para pengamat manusia itu jadi merepotkan.
Menggunakan sihir di jalanan terbuka adalah tindakan ilegal. Siapapun yang melihat seseorang dengan kegigihan seperti itu tidak mungkin hanya seorang warga sipil biasa atau seorang pelayan publik, yang mana hanya makin mempersulit keadaan. Alasan mengapa Tatsuya menyampaikan lokasi dari pengamatnya kepada temannya adalah untuk memperingatkan mereka agar tidak menggunakan sihir sembarangan sebelum mereka terlepas dari pengamat-pengamat itu.
Kenyataannya, Tatsuya akan mengatakannya keras-keras.
Dibandingkan dengan itu, namun, apa yang Honoka lakukan lebih cepat darinya.
“Bahkan jika kita akan ditangkap, aku yakin Honoka akan melakukan sesuatu, ya ‘kan?”
Honoka memahami perkataan Tatsuya dengan artian yang agak luas. Kenyataannya, hatinya gembira, ‘Ini pertama kalinya Tatsuya-san meminta bantuanku!’.
Karena selalu ada tempat di hatinya untuk berkhayal, baik Tatsuya maupun Miyuki tidak mencoba untuk menghentikannya, tapi ini bahkan lebih hebat daripada biasanya.
Sebagai seorang penyihir, Sihir Cahaya adalah keahlian Honoka. Dia sangat mahir mengendalikan cahaya.
Setelah menanyakan lokasi para pengamat dari Tatsuya, dia menggunakan magnifikasi dari berkas cahaya untuk memastikannya sebelum melepaskan suar cahaya menyilaukan di mata musuhnya.
Sihir pencuci otak, cahaya dari ‘Evil Eye’.
Saat Tatsuya menyadarinya, dia benar-benar mulai khawatir.
Karena ia sudah mengatakan kepadanya ‘buat mereka tidur’, Tatsuya membiarkannya untuk menggunakan sihirnya, meski jujur saja, dia tidak yakin kalau itu adalah keputusan yang tepat. Sihir yang berisi efek hipnotis dinilai setara dengan sihir yang mengakibatkan serangan pada fisik dan dianggap sebagai sihir brutal.
Kalau mereka ditangkap oleh polisi sungguhan, maka mereka tidak hanya akan diberi peringatan saja. Akil balik tidak akan menyelamatkan mereka dari hukuman yang sesungguhnya, sesuatu mengenai ‘penggunaan sihir untuk pelayanan masyarakat’.
Sihir yang digunakannya adalah sihir yang sama dengan yang digunakan oleh pemimpin kelompok teroris ‘Blanche’, tapi baik kecepatan dan akurasi milik Honoka jauh melebihinya meski dia sudah menggunakannya pada empat orang.
Dapat menggunakan ‘Evil Eye’ adalah suatu pencapaian yang layak dipuji, tapi Tatsuya segera merasa kalau mereka perlu segera berpindah tempat.
“Ayo keluar dari sini sebelum orang-orang mereka sampai.”
Sesuai dugaan, membawa Honoka bersamanya merupakan benar-benar bencana……… Menyadari hal ini pada akhirnya, Tatsuya menyampaikan hal ini kepada rekannya yang lain.

◊ ◊ ◊

“Gadis yang merepotkan…….”
Saat ia melihat ke arah monitornya yang menampilkan sistem pengawas jalan, yang kebanyakan terdiridari kamera jalan, ada juga beberapa alat untuk mendeteksi gas beracun, gelombang listrik tingkat tinggi ilegal, dan detektor Psion untuk menggunaan sihir diluar hukum, Fujibayashi hanya bisa menghela nafas.
“Tapi tetap saja itu merupakan teknik yang luar biasa. Kalau aku tidak salah ingat, namanya ‘Mitsui Honoka’, bukan?”
Suara yang datang dari belakangnya berbicara hanya tentang nilai seorang penyihir.
Mendengar perkataan kakeknya yang tidak memiliki maksud tertentu, Fujibayashi menghela nafas lagi.
“Itu benar, Sofu-sama. Dia adalah siswi kelas 1 SMA 1, Mitsui Honoka.”
“Apa mungkin ‘Keluarga Mitsui’ yang ahli dalam sistem sihir itu berasal dari keturunan yang memiliki Elemen Cahaya?”
“Hal itu masih belum diketahui. Apa harus saya selidiki?”
“Oh tidak perlu, tidak perlu menyelidikinya hanya karena itu.”
Saat ditanya oleh cucunya, Tetua Kudou tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
“Ngomong-ngomong…… Walaupun yang hebat disebut hebat dan yang unik disebut unik, yang pasti dia dikelilingi oleh orang-orang yang menarik.”
“Tidak hanya kemampuannya saja. Ada beberapa anak juga yang memiliki sifat yang menarik.”
Dengan mudah mengeluarkan ejekan seperti itu, Fujibayashi memakai sepasang sarung tangan tipis untuk keperluan perhitungan sebelum jarinya menyentuh layar sentuh dan kontrolernya.
Sistem pengawas itu sangat rumit baik dalam software-nya dan ­hardware-nya, tapi berbanding terbalik, pengoperasiannya sangat mudah. Rekaman jalan dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh orang berbahaya atau mereka yang bersembunyi dibalik pemerintahan. Sekali tidak dikendalikan dengan tangan, sistem pengawas serumit ini akan jadi sangat menyusahkan.
Termasuk Insiden Vampire ini, untuk menghindari tuduhan penggunaan sihir, perlu melakukan hal-hal tertentu agar data tersebut tidak jatuh ke tangan Keluarga Saegusa dan Chiba.
Mayumi bertanggung jawab dalam hal kontrol informasi, tapi dengan ujian masuk universitasnya yang akan datang, tugasnya diserahkan kepada Fujibayashi.
Namun, pendekatan Fujibayashi adalah untuk mengoperasikan semua kontrol itu seorang diri. Tidak seperti Mayumi, Fujibayashi juga berusaha merahasiakan fakta bahwa putri kepala Keluarga Saegusa dipergunakan sebagai alat, karena dia tahu kalau ayahnya secara diam-diam mengamati semua yang dilakukan putrinya. Mengetahui alasan dibaliknya, tidak mungkin dia dapat menyerahkan tugas ini kepada orang lain.
Karena dia tidak bekerja sebagai peretas melainkan hanya sebagai operator, pekerjaan ini lebih mudah daripada biasanya, tapi di saat yang sama dia merasa agak tidak enak dalam melakukan tugasnya.
Tapi tetap saja, tidak ada yang dapat dilakukannya tentang itu.
Karena dia sendiri dipercayakan dengan tugas ini dan saat ini sedang melakukan tugasnya, dia bisa melakukannya seperti yang biasa dilakukannya.
Tidak lupa bahwa kakeknya sedang berada di belakangnya.
Berdua Fujibayashi dan orang yang mengirimnya (dengan kata lain, orang yang merencakan penggantiannya) tidak menduga kalau Tetua Kudou akan ikut mengamati.
Mengenai alasannya di sini, Fujibayashi tidak akan menanyakannya.
Meski dia adalah kakekya, mereka tidak terlalu dekat. Sebagai anggota Keluarga Fujibayashi, dia sudah diperingatkan untuk tidak memiliki hubungan dekat denga tetua dari Keluarga Kudou.
Ditambah lagi, jika terjadi bentrok antara Keluarga Saegusa dan Yostuba, tidak akan aneh jika Kudou Retsu ikut turun tangan dan meredakannya.
Kakek Fujibayashi Kyouko adalah salah satu yang mengetahui identitas asli Shiba Tatsuya.
“Apa aku harus menyebut mereka sama…… Atau mungkin hanya karena latar belakang mereka. Terlepas dar iitu, dia jelas merupakan bintang yang jauh dari kata normal.”
“Benar sekali. Sepertinya keahliannya untuk memanipulasi membuatnya menjadi manipulator.”
Fujibayashi melanjutkan perkataan kakeknya saat ia terus memerhatikan monitor.
Kalau dia menolah untuk melihat wajah kakeknya, maka dia mungkin akan menyadari makna dibalik perkataannya.
Namun, dia tidak melakukannya.
Orang yang sama. Dikelilingi Batalion Sihir Independen yang diketuai oleh Kazama, dia juga termasuk diantara orang-orang itu. Namun, apakah makna dibaliknya baik atau buruk, pesan kakeknya tidak dimengerti cucunya.

◊ ◊ ◊

Tepat seperti yang mereka duga, mereka tidak bisa masuk ke Pemakaman Aoyama.
Tapi tetap saja, mereka tidak perlu melakukannya.
Sepanjang dinding tinggi yang dibangun setelah perang (sebuah taktik untuk mencegah orang tidak sopan merusak foto orang yang telah meninggal), ada tiga anak muda dan satu mesin yang berjalan-jalan di malam hari saat mereka mendeteksi ada aura-aura yang mendekat dari belakang dan depan.
((Master, tiga ‘Parasite’ datang.))
Tatsuya berhenti setelah mendengar telepati Pixie.
Alasan mengapa mereka menggunakan telepati daripada berbicara langsung adalah untuk memancing Parasite.
Dia juga sudah memerintah Pixie untuk berkomunikasi dengan Miyuki dan Honoka dengan telepati.
Hampir di saat yang sama dengan Tatsuya berhenti, kedua gadis itu juga berhenti dan mendekat ke sisi Tatsuya.
Meski mereka berdua tidak takut, wajah mereka telihat tidak tenang.
Tatsuya sendiri juga gelisah, jadi dia tidak punya masalah dengan situasi mereka.
Seperti yang telah dipersiapkannya, Tatsuya menekan tombol di terminalnya untuk mengaktifkan penandanya. Melalui GPS, dia menandai posisinya dan mengirimkannya kepada Erika dan Mikihiko. Dengan cepat, mereka akan menuju ke tempatnya bersama dengan anggota Keluarga Chiba. Sekali rencana penyerbuan mereka berjalan, mereka akan mulai menangkap Parasite.
Tapi tetap saja, berdasarkan situasi musuh mereka, Tatsuya saat ini sedang menunggu bantuan.
Tatsuya mengeluarkan mesin warna abu-abu favoritnya dari kantung sebelah kirinya. Tangan kanannya membawa sebuah CAD khusus berbentuk pistol ‘Trident’ selagi tangannya mengarah ke bawah, menunggu manusia-manusia yang dirasuki iblis itu mendekat.
Seolah melindungi punggung Tatsuya, Miyuki berdiri berpunggungan dengannya dengan sebuah CAD berbentuk terminal di tangannya. Menekan tangan kanannya pada CAD berbentuk gelang yang dipakainya di tangan kirinya, Honoka berdiri di samping Tatsuya saat dia melihat ke depan dan belakang.
Melihat sosok-sosok yang bisa dipercaya di sekitarnya, Tatsuya secara tak sadar tersenyum.
Di tempat yang benar-benar tak terduga, kegelisahannya menghilang.
Sumber kegelisahannya adalah kekhawatirannya membawa kedua gadis ini dalam bahaya.
Sekali dia sadar bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kegelisahannya hilang.
Mengatur dirinya sendiri, dia menaruh pandangannya pada area terang di bawah lampu jalan.
Tiga sosok berjalan ke arah mereka. Langkah kaki mereka tidak ragu sedikit pun. Tepat seperti yang dikatakan Pixie, Parasite kelihatannya telah mendapatkan lokasi Pixie.
Kedua pihak tidak ada yang mulai menyerang dan hanya memperkecil jarak diantara mereka.
Saat mereka sudah dapat melihat pakaian masing-masing, dua Parasite itu berhenti berjalan.
Dan yang satunya lagi terus berjalan ke arah Tatsuya.
Saat penampilan mereka jadi semakin jelas, rasa aneh yang dirasakannya bertambah besar.
Penyebab dari rasa aneh itu semakin jelas.
Itu karena informasi yang diterima matanya berbeda dari informasi yang diterima kulitnya.
Dia mengenakan sebuah mantel polos dan celana bergaris. Mantelnya tidak dapat menyembunyikan fisik dan wajahnya. Mata, mulut, telingan, tangan, dan kaki semuanya normal. Meski memiliki penampilan manusia biasa, tidak ada aura manusia sama sekali. Jadi inilah yang mananya aura iblis.
Saat Tatsuya mengamati targetnya dengan hati-hati, jarak antara dirinya dan Parasite terus mengecil, sampai mereka cukup dekat untuk mendengar suara dan melihat wajah satu sama lain.
“Shiba Tatsuya, kami ingin berbicara denganmu.”
Karena Tatsuya tidak berencana untuk berbicara, dalam skenarionya pihak lain lah yang memulai pembicaraan. Ini adalah sebuah situasi yang stabil untuk pembicaraan (pemilihan kata juga merupakan masalah lain di saat yang sama), jadi semuanya masih normal.
Tapi tetap saja, mendengar namanya dipanggil membuatnya entah bagaimana terkejut.
“Dengan apa aku harus memanggilmu?”
Dalam balasannya, inilah bagaimana Tatsuya merespon.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut orang yang terasuki Parasite yang terbuka itu. Tatapan kosong seperti ini sebenarnya sedikit terlihat seperti manusia, pikir Tatsuya. Kepribadiannya mungkin sudah diambil alih, tapi emosi dasarnya masih tidak berubah.
Mungkin, menggunakan kata diambil alih tidaklah cocok. Berdasarkan informasi yang didapatnya dari Pixie, Parasite hanya bisa memiliki kesadaran aslinya saja. Di sisi lain, emosi mereka bisa berkembang hanya sampai sejauh ini. Tidaklah mustahil bagi kesadaran diri Parasite untuk tidak diambil alih oleh inang manusianya, tapi setelah menjadi satu dengan manusia menciptakan sebuah kemungkinan baru. Tatsuya memperbarui pemahamannya.
“Marte.”
Menanggapi Tatsuya yang bingung, Parasite itu memberi jawaban yang singkat. Mengenai cara memanggilnya, dia sudah menjawab pertanyaan itu dengan namanya. Tatsuya cukup tahu kalau itu antara bahasa Spanyol atau Italia untuk kata ‘Mars’.
Itu masuk akal. Meski mereka dapat berbicara Bahasa Jepang dengan lancar hal itu masih bisa menyesatkan, jika diperhatikan lebih dekat struktur wajah mereka seperti Kaukasia. Tidak pernah tinggal di negara tersebut, Tatsuya hanya bisa menyimpulkannya berdasarkan teori, tapi orang yang ada di depan matanya terlihat seperti keturunan Latin di Amerika. Namanya hanyalah panggilan, tidak, 80% hingga 90% menyatakan kalau itu hanya panggilannya saja, jadi menyebut dirinya sendiri dengan Marte tidaklah mengejutkan.
Namun, Tatsuya lupa kalau ada Kelas Planet dan Satelit di organisasi bernama Stars. Dia berasumsi kalau semua julukan di Stars merujuk pada benda aslinya. Karena itu dia hanya tahu kalau ‘Mars’ merujuk pada penyihir Kelas Planet ‘Marte’, dan bukan kecemburuan, obsesi, dan rasa iri seorang Kelas Planet yang berlatih untuk menjadi pengganti dan gagal diterima Stars.
“Jadi, Mr. Marte, atau harus kupanggil Senor Marte? Ada yang ingin kau bicarakan?”
Tidak makna dibalik pertanyaan itu. Bagi Tatsuya, ‘Marte’ tidak berarti apa-apa selain sebagai julukan.
Yang mana mengapa saat Tatsuya mendapat musuhnya terlihat marah hanya karena perkataannya, dia menduga kalau ini karena orang itu merasa tersinggung.
“Yang benar Mister, nak.”
Setelah dipanggil ‘nak’ oleh Parasite bernama Marte, Tatsuya merasa kalau usaha orang itu untuk menegurnya adalah tanda kalau dia sudah kehilangan ketenangannya.
“Ya kalau begitu, apa?”
Untuk terus mengulur waktu, Tatsuya tidak peduli kalau dia harus terus memprovokasinya, tapi karena teman-temannya sudah gelisah, dia memilih untuk mendorong percakapan ini maju.
“……Shiba Tatsuya. Kami tidak punya dendam terhadapmu.”
Bagi ‘Mr. Marte’, kelihatannya memanggil Tatsuya dengan nama lengkapnya terasa lebih pantas daripada memanggilnya ‘nak’.
Tapi tetap saja, hal seperti itu tidaklah penting bagi Tatsuya (dia tidak menduga sedikit pun akan kesopanan ini).
“Itu agak samar untuk kumengerti. Siapa orang yang kau maksud? Siapa yang kau maksud dan apa maksudmu dengan dendam?”
Dibandingkan dengan itu, apa yang ingin disampaikan orang-orang itu jauh lebih penting.
“Mulai dari sekarang, kami para iblis tidak berencana untuk melakukan perlawanan terhadap kalian penyihir Jepang.”
(Jadi mereka menyebut diri mereka sendiri iblis……..)
Bukan setan, hantu, atau momok, tapi iblis. Inilah bagaimana mereka memandang keberadaan mereka sendiri. Karena Tatsuya tidak pernah mendengarnya dari Pixie, mereka pasti menentukannya sebelum memutuskan panggilan yang dapat digunakan manusia untuk menyebut mereka.
Tatsuya ingin untuk tertawa kecil karena ia tahu kalau ada orang-orang yang menjuluki Sihir Dekomposisinya dengan ‘Demon Right’. Alasan utamanya karena dia biasanya menggunakan Sihir Dekomposisinya dengan tangan kanannya, tapi hal ini tidak membuatnya menarik perhatian Parasite.
“Jadi? Apa ada hal lain?”
Menanggapi komentar pendek dari Parasite bernama Marte, Tatsuya juga punya beberapa hal yang ingin dikatakannya.
Tapi pertama-tama, mungkin paling baik bagi kedua pihak untuk selesai berbicara terlebih dahulu.
“Harga agar kami tidak memandangmu sebagai musuh, kami harap kau akan menyerahkan robot itu kepada kami.”
Tatsuya pasti membayangkan tubuh Pixie gemetaran. Lagipula, sebuah robot tidak ada hubungannya dengan mahluk hidup.
“……Menurutku, Mr. Marte. Tolong berkerjasamalah lebih baik dalam itu. Bahkan jika kuberikan padamu, mengapa kau menginginkannya? Aku tidak bisa menjawabnya kalau kau tidak menjelaskannya dengan jelas.”
“Aku tidak bekerwajiban untuk memberitahumu, ya ‘kan? Kau lah yang seharusnya tidak punya alasan untuk melindungi robot itu.”
“Kami akan menentukan apakah ada alasannya atau tidak.”
Marte geram mendengar respon Tatsuya. Setelah melihat penampilan dan usianya tidak sesuai, wajah geram itu sudah tidak terlihat aneh lagi.
“…….Itu untuk membebaskan rekan kami yang terjebak didalam robot itu.”
Mendengar hal tersebut, Tatsuya sengaja memiringkan kepalanya.
“Jadi robot juga bisa menjadi inang?”
Ekspresi Marte berubah serius.
“Aku tidak tahu cara pandang kalian, tapi kami ini suatu bentuk kehidupan. Terlebih lagi, hubungan kami dengan sesama kami jauh melebihi kalian manusia. Dalam hal menyelamatkan rekan kami yang kehidupannya terjebak dalam sebuah wadah tak bernyawa, itu adalah sesuatu yang diluar pemahaman kalian manusia?”
Namun, baik suara dan nadanya masih ditahan.
“Tidak, aku tidak mengerti.”
Tatsuya menjawabnya dengan tegas. Namun dalam seketika, jawaban Marte agak seperti apa yang diketahuinya dari Pixie sebelumnya dan tidak bisa membangkitkan ketertarikan Tatsuya. Dari sudut pandang yang lain, itu juga berarti kalau perkataan Pixie bisa dipercaya. Sesi tanya jawab bisa diakhiri di sini, pikir Tatsuya saat ia lanjut berbicara untuk mengulur waktu sebelum perangkap itu selesai dipersiapkan.
“Tapi, bagaimana kau melakukannya?”
“Menghancurkan tubuh itu. Sekali inangnya hilang, maka akan berpindah ke inang baru.”
“Aku mengerti…….. Jadi begitu caranya. Pixie, apa kau ingin bebas dari situ?”
((Saya tidak ingin, Master!))
Tatsuya tidak serius menanyakannya. Bahkan jika nantinya mendiami sebuah wanda hidup, sekali ia sudah mengatakan keinginannya untuk hidup, Tatsuya tidak akan setuju untuk menghancurkannya. Berdasarkan tiga aturan fundamental sebuah robot, mereka dilarang untuk melukai manusia, patuh pada manusia, dan berhak mempertahankan diri mereka asalkan tidak melanggar dua peraturan sebelumnya, 3H adalah robot yang baik.
Terkecuali, telepati yang menyampaikan penolakannya jauh lebih kuat daripada yang dibayangkannya.
((Saya sendiri. Satu-satunya permintaan saya adalah untuk menjadi sesuatu yang dimiliki oleh Master. Itulah diri saya.)) 
Tidak hanya dia memiliki insting bertahan hidup, dia juga memiliki kehendaknya sendiri.
((Tidak peduli siapa saya sebelumnya, dari mana asal keinginan utama saya berasal, semua ini tidak penting lagi bagi saya. Saya benci dengan diri saya yang tidak akan menjadi diri saya.))
Telepati Pixie dikirimkan tidak hanya kepada Tatsuya dan tiga Parasite itu, tapi juga Honoka dan Miyuki.
Honoka menggigit bibirnya.
Bibir Miyuki membentuk sebuah seringai.
“Kau mendengarnya, Onii-sama.”
“Lumayan.”
Sebuah seringaian juga muncul di bibir Tatsuya.
Yang luar biasa, tidak ada tawa sama sekali setelah mendengar pidato penuh gairah yang tak terduga itu.
Untuk alasan tertentu, Tatsuya tidak berencana untuk menghindari pemikiran iblis yang bersemayam di robot itu.
“Kalau begitu, aku rasa kau bisa menebak jawaban kami………. Sebelum menjawab, aku punya dua sampai tiga pertanyaan yang ingin kutanya.”
“Kau lebih bodoh daripada yang kami duga, Shiba Tatsuya. Kami kecewa denganmu……….. Baiklah kalau begitu, katakan pertanyaanmu.”
“Kau bilang tadi jika dirimu tidak punya dendam kepada penyihir, bukan? Mengapa penyihir dan bukan manusia?”
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan itu.
Tidak, dia menanyakan pertanyaan itu dengan senyuman mengejek di wajahnya.
“Jika kami setuju dengan syaratmu, maka kalian iblis tidak akan lagi melawan penyihir. Maka dari itu, bagaimana dengan manusia yang bukan penyihir, bagaimana dengan mereka?”
“…………..”
“Setelah menghancurkan tubuh Pixie, inang seperti apa yang kau cari? TIdak, tidak perlu menjawab pertanyaan itu. Aku sudah tahu.”
“……..Jadi kau sedikit lebih pintar dibalik sikap keras kepalamu.”
Marte mengangkat bahunya di bawah tatapan kuat mata Tatsuya dan kedua gadis yang telah dalam posisi bertarung.
“Kami tidak mengerti. Kami sudah mengatakan kalau kami tidak akan bertarung dengan kalian, jadi apa lagi yang masih membuat kalian tidak puas? Sama seperti kami iblis tidak bisa hidup berdampingan dengan manusia, kalian penyihir juga merupakan keberadaan asing bagi manusia.”
“Huh?”
Tatsuya membuat sebuah suara kaget mendengar pidato dadakan Parasite.
Namun, pidato itu tidak lebih dari sebuah ungkapan kekesalan semata.
Tatsuya tidak akan pernah percaya akan apapun yang dikatakan dengan nada bicara yang tak pantas dipercaya itu.
“Inangku juga seorang penyihir.”
Seperti yang dikatakannya, dia menepuk dadanya dengan berlebihan.
Ada waktu dimana orang ini adalah seseorang yang bekerja sebagai seorang provokator sebelum dirasuki Parasite. Kalau begitu, panggilan ‘Marte’ tidak cocok dengannya. Nama ‘Mercury’ jauh lebih cocok dengannya.
Benar-benar tidak peduli dengan tatapan dingin Tatsuya, pidato Parasite tersebut makin memanas.
“Jadi aku juga tahu. Bagaimana penyihir diperlakukan oleh manusia?”
“Bagaimana mereka diperlakukan?”
“Bagi manusia, penyihir hanyalah sebuah alat dan hasil eksperimen. Manusia tidak akan pernah peduli akan perasaan penyihir. Mereka hanya menggunakan penyihir sebagai alat karena sihir dan kelinci percobaan untuk menciptakan lebih banyak kekuatan sihir.”
Meski dia merasa seakan pernah mendengar pidato ini sebelumnya entah dimana, Tatsuya masih memutuskan untuk membiarkan Parasite itu menyelesaikannya.
“Mengenai para manusia yang hanya mempergunakanmu, apa alasanmu untuk melindungi mereka? Kau tidak punya kewajiban seperti itu. Kau punya kehendak dan mimpimu sendiri, ya ‘kan?”
Tatsuya mengunci tatapannya pada wajah Marte setelah dia selesai dengan pidatonya.
Tidak peduli seberapa dalam Marte memandang wajah Tatsuya,
Tatsuya hanya menjawab dengan sebuah helaan ‘ha’.
“Kurang tepat, yang dipergunakan bukan hanya penyihir saja.”
Menanggapi inang yang disemayami Parasite penuh denam itu, Tatsuya berbicara dengan nada yang punya makna dalam.
“Bagaimana mengatakannya…….? Aku merasa seperti pernah mendengar perkataan-perkataanmu dari sebuah buku.”
Lalu, bibirnya berubah membentuk senyuman mengejek.
“Untuk melihat manusia tidak sebagai apa-apa melainkan sebagai orang bodoh……… Kau benar-benar bodoh.”
Amarah berkobar di mata orang itu.
Apa itu emosi Parasite atau inangnya?
Memikirkan tentang apapun yang ingin dikatakan Marte, Tatsuya melanjutkan perkataannya.
“Kalian tidak akan membahayakan kami penyihir. Itu terdengar cukup baik, tapi kalian sudah membahayakan teman-temanku. Teman-temanku, yang penyihir. Tentang itu, kau sudah gagal untuk meminta maaf, jadi bagian alasanmu yang mana harus kurpercaya tentang tidak membahayakan kami? Tidak ada bedanya antara ini dengan menghargai hak asasi penyihir. Jangan gunakan kata-kata klise itu untuk menipu kami. Bahkan rasa tidak tahu malu juga ada batasnya.”
Setelah ia selesai berbicara, Tatsuya kelihatannya sudah bosan dan sekali lagi menunjukkan sebuah senyuman mengejek.
“Jika dipiki-pikir, aku belum belum memberikan jawaban kami. Jawabannya, tidak.”
“Nak………”
“Tolong nanti jangan bilang kau menyesal atau semacamnya? Aku akan malu menjadi lawanmu.”
Niat membunuh mewarnai mata Marte saat dia mengayunkan lengan kanannya.
Sebuah belati kecil keluar dari kantungnya. Dari tombol di pegangannya, itu bukanlah belati biasa dan pasti memiliki kemampuan tertentu.”
Parasite yang lain juga memegang belati yang sama di tangan mereka.
Melihat hal ini, Tatsuya tertawa dingin.
“Baiklah, ini mudah untuk dimengerti. Kalau begitu, persilahkan kami untuk menyederhanakan semua ini.”
Tatsuya mengejek.
“Letakkan senjata kalian dan segeralah menyerah. Kami tidak akan melukai kalian. Aku jamin kalian akan hidup bahagia sebagai kelinci percobaan.”
“Kau……. anjing manusia!”
Parasite yang merasuki tubuh manusia itu sekarang sedang dikendalikan oleh ‘hasrat’ terbesar inangnya.
Terasuki, merasuki, sampai seterusnya.
Kelihatannya, penyihir yang bernama ‘Marte’ ini pasti sangat membenci manusia yang mengendalikannya sebelum dirinya terasuki.
Itu adalah kesimpulan logis yang diabil orang setelah mendengar teriakan penuh amarahnya.
Tanpa Rangkaian Aktivasi, tanda-tanda sihir muncul. Jadi memang benar kalau Parasite tidak memerlukan Rangkaian Aktivasi ataupun mantra untuk menggunakan sihir.
Namun, saat ini, pihak Tatsuya juga dalam keadaan yang cukup sama.
Lebih cepat daripada sihir Parasite dapat terbentuk, ‘Decomposition’ milik Tatsuya menghancurkan badan informasi yang mencoba untuk merubah kenyataan.
Kemampuan yang mengungguli semua penyihir, kemampuan untuk mendekomposisi badan informasi.
Sihir itu, ‘Gram Dispersion’, juga berguna untuk menghadapi sihir mahluk bukan manusia itu.
Tanpa suara dan cahaya, sebuah serangan dan pertahanan yang sunyi.
Tapi Marte, yang berencana untuk menggunakan sihir dulu sebelum menyerang, benar-benar terkejut saat sihirnya secara tak terduga gagal.
Tatsuya tidak akan melewatkan kesempatan itu.
Dia menembak keempat sendi utama tubuhnya dan Marte jatuh terguling di tanah.

Bahkan dengan Parasite yang merasuki mereka, tidak ada cara bagi mereka untuk merubah komposisi struktur tubuh manusia. Meskipun mereka tidak merasa sakit sama sekali, bagian-bagian tubuh itu tetap tidak dapat digerakkan sekali sendi-sendinya terputus.
Tatsuya menunjuk tangan kirinya yang kosong pada Parasite di jalan.
Kalau wadah manusianya hancur, mereka akan pergi mencari inang yang baru.
Mereka juga akan menghancurkan diri dan pergi kalau terbekukan oleh sihir Miyuki.
Parasite tidak butuh Rangkaian Aktivasi, jadi bahkan dengan tubuhnya yang tak dapat bergerak mereka masih dapat menggunakan sihir.
Untuk benar-benar melumpuhkan Parasite, dia perlu untuk menyerang badan informasi mentalnya secara langsung.
Tatsuya dengan erat menggenggam kumpulan Psion di telapak tangannya.
Sayangnya, tidak ada jaminan kalau ia akan berhasil.
Terlepas dari itu, tidak ada keraguan dalam diri Tatsuya. Kalau cara ini tidak bekerja, maka mereka perlu menunggu sampai ahli penyegelan yang menguasai Sihir Kuno datang.
Saat ini, tidak ada gunanya untuk ragu-ragu.
Terinspirasi dari konsep ‘Rejection’ didalam tangannya, tangan kiri Tatsuya menusuk Parasite itu.
Kumpulan Psion terkompesi itu tertembak lurus ke depan seperti meriam ke arah dada Parasite.
Bukan otaknya, tapi jantungnya.
Ini adalah hasil dari informasi yang didapatnya dari Pixie dan setelah diskusi panjang dengan Yakumo. Mereka tidak mengikat diri mereka pada organ tubuh manusia, tapi pada jiwanya. Dengan begitu, tidak ada bedanya menyerang tubuh bagian manapun. Mengatahui hal itu, dia mungkin juga mencari titik dengan koneksi terkuat dengan Parasite dan membidik jantung yang memberikan tenaga pada semua aktivitas sel.
Hasilnya jauh lebih dramatis daripada yang diduganya.
Seperti udang yang diluar air, tubuh Parasite itu mulai kejang-kejang dengan hebat.
Melompat-lompat seperti orang gila.
Tubuh yang disemayami Parasite itu menolaknya.
Kehendak Tatsuya telah dimasukkannya ke dalam Parasite itu dan menolak Parasite itu sama seperti Parasite itu menolaknya.
“Onii-sama!”
Sayangnya, mereka tidak punya waktu untuk menikmati momen ini.
Terpojok, Miyuki berteriak.
Namun, ‘mata’ Tatsuya tidak pernah berpaling dari Miyuki.
Disaat Miyuki dalam bahaya, Tatsuya akan menyadarinya bahkan tanpa perlu Miyuki berteriak.
Tepat apa yang ada di depannya saat sebelum Tatsuya berbalik badan,
Disamping Miyuki yang tidak hanya membekukan tubuh dan pakaian musuhnya, tapi juga Zona Gangguan untuk menghentikan sihir musuhnya, Honoka dikelilingi belati yang terhubung dengan semacam perangkat. Menjadi pelindungnya, Pixie menerima serangan itu menggantikan Honoka.
“Honoka!”
“Aku tidak apa-apa!”
Seolah menolak tawaran bantuan Tatsuya, Honoka menjawab dengan nada yang agak kaku.
Sebuah cahaya terang bersinar di mata Honoka,
Tepat seperti yang ada di ikat rambutnya.
Tatsuya merasakan sebuah lonjakan gelombang Psion yang besar.
Itu adalah pertanda akan lonjakan energi mental yang tinggi.
Bukan sihir.
Ini adalah sesuatu yang lebih terarah, gangguan pikiran.

Segera setelahnya,
Sebuah ledakan besar terlepas dari Pixie.
Sebagai akibat dari kurangnya kontrol, pecahan-pecahan kasar yang tersebar punya kekuatan untuk merusak segalanya. Bahkan Zona Gangguan buatan Miyuki juga terkena dampaknya.
Diantara semua penyihir yang ada, bahkan Zona Gangguan milik salah satu penyihir terbaik sekalipun, Miyuki, terkena dampaknya.
Tatsuya membentuk sebuah peluru Psion dan menembakkannya pada Parasite yang sedang melawan adiknya.
Sekali lagi, tarian penolakan itu terjadi lagi.
Tapi sekarang, perhatian Tatsuya dan Miyuki sudah tidak di sana lagi.
Kekuatan ganguan perubah gerakan murni, yang disebut ‘Psikokinesis’, baru saja digunakan di titik itu.
Honoka, yang masih pusing karena ledakan gelombang Psion dadakan, dan Pixie, yang berdiri disana masih dengan posisi bertahan.
Parasite yang melawan mereka, sudah tidak ada di hadapan mereka.

◊ ◊ ◊

Terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa dengan apa yang dilihatnya di monitor, Fujibayashi hanya dapat kembali sadar saat ia mendengar tawa kecil dari belakangnya dan berbalik badan.
“…….Ho, aku tidak pernah berpikir kalau aku dapat melihat sesuatu yang menarik di sini.”
Di belakang kursi itu, Tetua Kudou batuk saat dia berbicara dengan nada yang seolah mencari alasan pada tatapan cucunya kalau dia tidak berlaku sesuai usianya.
“Apa 3H yang melepaskan ledakan psikokinesis itu? Aku tidak pernah tahu kalau kita sudah mengembangkan robot yang mampu menggunakan kekuatan cenayang.”
Fujibayashi duduk di depan panel kendali detektor gelombang Psion. Tidak mungkin untuk menyembunyikan hasil rekaman yang tampil di layar monitor di depannya.
“…….Saya juga belum pernah mendengarnya. Dari masalah teknologi sendiri, saya rasa itu mustahil.”
“Benar. Dengan teknologi saat ini, baik sihir ataupun kekuatan cenayang tidak dapat digunakan oleh sebuah mesin saja. Dengan kata lain, ada sesuatu selain mesin di dalam 3H.”
“…………….”
Sebuah suara halus yang bisa dianggap sebagai desahan ataupun isakan terdengar keluar dari Fujibayashi.
“Apa ada monster di dalam robot itu?”
“……………….”
“Meski aku telah menerima laporan mengenai Parasite, aku belum pernah mendengar terkait hal ini.”
“Kami juga belum menerima laporan mengenai ini. Pembicaraan ini hanya pribadi.”
“Tidak, tidak.”
Tetua Kudo melambaikan tangannya seakan-akan menghibur cucunya, yang menjawab dengan nada kaku.
“Kyouko, aku tidak memarahimu. Bukan itu maksudku sejak awal. Aku hanya tertarik saja.”
Wajah datar Fujibayashi luntur.
Sumber fluktuasi emosinya tepat ada di depan matanya.
Sudah lama sekali sejak dia melihat bayang-bayang ambisi di wajah kakeknya.
“Aku tidak pernah menduga kalau robot bisa digunakan seperti ini……..”

◊ ◊ ◊

Fujibayashi yang biasanya pasti sudah menyadarinya.
Namun, saat ini dia hanya berperan sebagai operator dan bukan peretas, jadi hari ini dia hanya bisa memanipulasi sistem sesuai aturan. Di bawah aturan itu, bahkan sang ‘Electron Sorceress’ akan kesulitan untuk menangkap pengamat yang beraksi dibalik pertahanan sistem.

Pengamat yang baru saja mengamati apa yang terjadi, Yotsuba Maya, mengalihkan matanya dari monitor sebelum bersandar di kursi dan menutup matanya.

Ini berlangsung kira-kira selama 10 detik.

Setelah memasukkan monitor itu ke dalam laci mejanya, dia mengangkat loncengnya dan membunyikannya perlahan. Suara dering itu bergema di ruangan yang digunakannya seorang diri.

“Apa anda memangil saya, Nyonya?”

Membuka pintu, kepala pelayan dan orang kepercayaan Maya, Hayama, muncul.

“Tolong panggilkan Aoki untukku.”

“Baik.”

Menunduk dengan penuh hormat, Hayama sang kepala pelayan sekali lagi meninggalkan ruangan.

Kali ini, butuh waktu yang sedikit lebih lama.

Meski tidak ada suara langkah kaki sama sekali, dapat terasa adanya sebuah kehadiran orang yang gelisah yang makin mendekat sebelum mengetuk pintu.

“Masuklah.”

“Permisi.”

Kegelisahan itu datang dari samping Hayama.

Orang yang datang ini adalah kepala pelayan yang lebih muda ketimbang Hayama (meski masih lebih tua ketimbang Maya) di masa primanya.

“Maaf memanggilmu selarut ini, Aoki.”

“Tidak apa-apa. Selama Nyonya yang memanggil, saya, Aoki, akan segera berada di sisi anda sekalipun saya ada di belahan dunia lain.”

Aoki belum pernah belajar bagaimana menggunakan Flash Step, singkatnya, belum ada orang yang dapat melakukan teleportasi, jadi kata ‘segera’ itu sendiri mustahil, tapi mengingat kalau gaya bicaranya memang selalu hiperbola, baik Maya ataupun Hayama tidak terlalu memperhatikannya.

“Walaupun ini mendadak, ada sesuatu yang aku ingin kau lakukan secepatnya.”

“Apapun yang anda minta.”

Aoki adalah pengurus keuangan yang bertanggung jawab memperhatikan semua aset Keluarga Yotsuba. Dia yakin kalau dapat melaksanakan perintah-perintah ini adalah alasan utama atas keberadaannya, jadi selagi sikapnya jadi masalah, kemampuannya dalam hal legal dan ilegal tak diragukan lagi luar biasa.

“Segera belilah hak atas 3H-P94 yang dimiliki oleh SMA 1. Uang bukan masalah. Lakukan apapun yang terjadi.”

Tidaklah aneh mendengar Maya bilang ‘uang bukan masalah’, tapi dia jarang mengatakan ‘lakukan apapun yang terjadi’ secara blak-blakan.

“Kalau itu terlalu sulit, temukan cara agar pemiliknya dapat memindahkan hak kepememilikannya. Dan yang terpenting, jangan sampai keluarga lain dari Sepuluh Master Clan tahu. Jangan pedulikan harga.”

Ini adalah pertama kalinya dalam ingatan Aoki, ia mendapat perintah sespesifik ini.

“Saya mengerti.”

Untuk sekejap, Aoki bimbang, tapi kebimbangannya tersebut gagal disuarakannya saat ia menunduk dalam.

Saat Aoki segera pergi, Maya beralih ke Hayama yang menunggu di sisinya dan memberinya sebuah tatapan mencari.

“…….Apa kau ingin mengatakan sesuatu?”

Tapi pada akhirnya, Maya tidak dapat menembus wajah datar Hayama dan memintanya untuk mengatakannya.

“Saya tahu saya tidak pantas mengatakannya………”

Dia masih bertanya meski sudah mengetahuinya, jadi Hayama mulai berbicara selagi menekuk pinggangnya. Walaupun ini hanya basa-basi saja, nada bicara itu memberitahu Maya kalau ini tidak akan jadi pembicaraan yang menyenangkan.

“Bukankah anda seharusnya lebih berhati-hati dalam menggunakan ‘Hlidskjalf’?”

Walau begitu, Maya tidak dapat memerintahnya untuk menarik kembali perkataan ataupun sarannya itu. Saran yang paling jujur sepahit yang dikiranya, tapi Maya gagal untuk marah.

Sebagai operator, Maya, bersama dengan enam operator lain yang juga memiliki akses, tahu bahwa ada lebih daripada sebuah keuntungan dibandingkan siapapun.

“Itu adalah hasil sains murni. Terlebih lagi, setidaknya saat dibandingkan dengan sihir, risiko menggunakan mesin itu masih lebih kecil.”

“Maya-sama, bukan itu yang saya maksud.”

Hayama dengan tegas memotong argumen berbelit tak bermakna yang Maya sendiri sadari. Maya menunjukkan ekspresi yang menandakan kalau dia ingin untuk merubah topik pembicaraan ini.

“Terlebih lagi, saat bicara tentang mesin itu, bahkan sampai sekarang kita tidak tahu dimana letak Hlidskjalf. Hanya karena mesin itu masih belum pernah berbohong pada kita tidak menjamin kalau itu tidak akan terjadi di masa mendatang.”

Opini Hayama ada benarnya.

Begitu pula, Maya sadar akan bahaya itu bahkan tanpa perlu dikatakan olehnya.

“Itu benar……… Hayama, mari kita gunakan pandanganmu. Akhir-akhir ini, aku memang sudah terlalu bergantung dengan kemampuannya mengumpulkan informasi.”

“Sayang sekali untuk mengabaikan fungsi seberguna itu. Ini hanya pikiran bodoh saja saja, tapi kalau itu Tatsuya-dono, ia mungkin akan dapat menemukan lokasi asli dari Hlodskjalf. Sekali terhubung dengan yang asli, dominasi menyeluruh pada Hlidskjalf dapat terwujud.”

Perkataan Hayama menbuat Maya terkejut. Untuk benar-benar memahami makna dibalik perkataannya, Maya merenungkannya sejenak sebelum menggelengkan kepalanya.

“Ini masih terlalu dini.”

Seperti yang sudah dapat ditebak, jawabannya diserahkan pada imajinasi setiap orang.

Hayama menunduk dalam sebelum meninggalkan Maya dan pergi dari ruangan itu.

◊ ◊ ◊
“Kacau sekali……..”

Menanggapi perkataan yang tak sengaja terselip dari mulut Tatsuya, Miyuki mengangkat kepalanya darimana dia menjaga Honoka yang mau pingsan.

“Jika dipikir-pikir lagi…….. Itu ada benarnya juga. Onii-sama, apa seharusnya kita pergi sekarang?”

Karena respon itu sangat alami, Tatsuya secara refleks sudah hampir mengangguk.

(…….Tidak, itu sebenarnya betul.)

Kalau dia terus percaya bahwa alami bagi seseorang untuk menilai situasi terlalu cepat, cepat atau lambat dia akan mendapat akibatnya. Namun, saat ini ada hal lain yang patut dikhawatirkan.

Baru saja ada sebuah ledakan besar. Reaksi itu tak diragukan lagi pasti terasakan di seluruh Aoyama dan Akasaka. Tidak lama lagi, pihak-pihak tak diundang akan segera sampai.

Parasite yang menggeliat hebat beberapa saat lalu sudah tergeletak kelelahan. Untuk jaga-jaga, dia mengikat tangan mereka, tapi untuk alasan apa, bahkan Tatsuya sendiri tidak tahu. Setidaknya, selama inangnya tidak hancur, mereka tidak akan dapat berpindah ke tubuh lain, tapi musuh mereka masih dapat melakukan ‘penghancuran diri’ sebagai usaha terakhir.

(Itu benar……. Kalau kami punya semacam teknik Sihir Kuno.)

“Tatsuya-kun!”

“Maaf kami terlambat.”

Baru saja dibicarakan, salah, baru saja dia memikirkan orang itu, suaranya sudah terdengar keras. Sudah waktunya mereka sampai.

Tapi walau begitu, Tatsuya tidak akan memarahi mereka karena terlambat karena mereka juga menggunakan metode mereka sendiri untuk mencari Parasite. Bukan berarti mereka malas, jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Memang benar…… Tidak ada yang perlu dipermasalahkan bahkan jika mereka datang tepat saat semuanya sudah selesai, Tatsuya dalam hati menekankan hal itu pada dirinya.

“Um……. Tatsuya? Kenapa aku merasa kalau ekspresimu agak menakutkan?”

“Aku hanya sedikit agresif.”

“Bukan, aku tidak tahu pasti, tapi entah bagaimana aku merasa kalau bukan itu alasannya……….”

Setelah matanya selesai mengamati Mikihiko yang terkejut, Tatsuya mulai berbicara dengan orang tambahan yang tidak seharusnya ada disitu.

“Leo, kau juga ikut.”

“Ah, karena aku baru saja sembuh, mungkin kau bisa memasukkanku ke kelompok.”

“Jangan paksakan dirimu. Sekarang, Erika……..”

“Hm? Apa?”

Saat dia berbicara dengan Erika, yang sedang memandangi Parasite-Parasite itu dengan tatapan serius, Tatsuya secara tidak sadar berbicara dengan suara yang tenang.

“Meskipun kita terpaksa untuk meninggalkan tempat ini sesegera mungkin, apa kau bisa menyiapkan transportasi untuk mereka bertiga?”

Melihat tidak ada satu pun dari mereka yang melakukan hal-hal aneh, Tatsuya sedikit lega dan mulai mengatakan hal-hal yang ada di pikirannya. Tatsuya mengamati sekitarannya untuk menemukan dua sepeda motor yang digunakan mereka bertiga untuk datang. Masalah siapa dibonceng siapa, Tatsuya tidak bisa menentukannya.

“Eh, kenapa?”

Menanggapi perkataan Tatsuya, Erika memasang ekspresi bingung.

“Apa maksudmu kenapa, Erika?”

Bukan Tatsuya yang mengatakannya. Tidak bisa menyembunyikan ketidaknyamanannya, Mikihiko segera memotong pembicaraan mereka.

“Apa kalian tidak merasakan gelombang kejut itu? Setelah melepas sihir sebesar itu, aku tidak yakin kalau yang datang nanti hanya polisi biasa.”

“Walaupun aku benar-benar ingin bilang kalau aku tidak mau terlibat sejak awal……. Itu akan menyusahkan kelompok Tatsuya-kun.”

Selain tatapan-tatapan itu, inilah Erika yang biasanya. Setidaknya, baik Leo atau MIkihiko tidak menyadari ada yang berbeda.

“Jadi, apa tidak apa-apa kalau kita membawanya ke gudang penyimpanan di rumah Miki?”

‘Gudang penyimpanan’ yang dimaksud Erika jelas bukan gudang penyimpanan biasa. Itu bukan yang dimiliki Keluarga Chiba, tapi yang ada di area terlarang yang dimiliki oleh Keluarga Yoshida yang khusus diabangun untuk menahan Parasite.

“Apa itu bisa, Mikihiko?”

“Eh? Tentu saja. Jika jika dipikir-pikir lagi, memang itu peran kami sejak awal.”

Kata ‘kami’ merujuk pada pengguna Sihir Kuno.

Mungkin maksudnya menyegel iblis adalah misi dari onmyoji (Keluarga Yoshida adalah salah satu sekte Shinto dan bukan onmyoji yang sebenarnya).

“Kalau begitu Miki dan aku bersama Leo akan mengambil alih mulai sini. Tatsuya-kun, kalian pergilah dulu.”

“Kenapa? Selama kalian melakukannya, aku bisa menunggu di sini.”

“Aku cuma sebagai bawaan!?”

Mengabaikan teriakan penuh amarah Leo untuk sesaat, Tatsuya bertanya dengan penuh kekaguman.

Erika sepertinya punya kesulitan untuk menemukan kata yang tepat.

“Tatsuya, sebenarnya, uh………..”

Tatsuya mengikuti tatapan diam Mikihiko.

Di depannya berdiri Pixie dengan bajunya yang sedikit robek bersama dengan sosok Honoka yang di mantelnya terdapat sobekan besar.

“……..Akan kupanggil mobil.”

“Aku rasa itu yang terbaik.”

Dan karena itu, Tatsuya pergi menyerahkannya kepada kelompok Erika.

◊ ◊ ◊
Rumah Tatsuya dan Miyuki berada dalam zona kontrol otomatis, tapi apartemen Honoka berada diluarnya. Setelah menggunakan terminal informasi untuk memanggil mobil otomatis, tidak ada cara untuk mengantar Honoka pulang. Pada akhirnya, mereka berempat naik kereta di stasiun.

Bahkan dengan pakaian mereka yang menarik perhatian, untungnya mereka tidak mendapat perhatian tak diinginkan di kota.

Setidaknya, semuanya berjalan normal (saat ditemani Miyuki, tidak mungkin mereka tidak menarik perhatian).

Di kereta kelompok Tatsuya masuk ke kabin dengan empat kursi.

“Um, Tatsuya-kun…….”

Karena naik kereta adalah suatu hal yang biasa, namun hal itu berakhir saat Honoka bertanya setelah kereta itu berangkat. Bahkan jika mereka menuju ke tujuan yang sama, mereka tidak dapat turun di tengah jalan…….

“Akan kuantar kau pulang.”

Mendengarnya mengatakan hal yang sangat diinginkannya tapi tidak bisa mengatakannya, bahkan semua usaha Honoka untuk bersikap sopan tidak dapat menyembunyikan kebahagiannya.

Tidak ada cara untuk merubah tempat duduk mereka di kabin.

Miyuki duduk disamping Tatsuya, dan Honoka duduk tepat di depannya.

Tatsuya memandangi Pixie yang duduk berseberangan darinya (untuk alasan tertentu, ia diperlakukan sebagai pelanggan biasa dan bukan sebagai kargo), sebelum matanya kembali pada Honoka karena dia hanya diam sejak tadi.

“…….Onii-sama, ini mungkin sudah waktunya, atau mungkin aku pikir Honoka sudah tidak tahan lagi?”

Melihat kegelisahan Honoka melunjak setelah Tatsuya memandanginya, Miyuki berbicara dari sampingnya.

“Ah, maafkan aku.”

Tatsuya sepertinya tidak sadar. Setelah disudutkan oleh adiknya, Tatsuya mengakui kesalahannya dengan tampang menyesal di wajahnya.

“Terima kasih kerja keras kalian malam ini, kalian bertiga.”

Pujian itu hanya sebagai pemecah keheningan, dan buktinya adalah Pixie ada di dalamnya. Tapi tetap saja, ini mungkin karena dia ingat kalau Pixie juga berkontribusi didalamnya, tapi melihat Tatsuya tidak membedakan manusia dan robot, kalimat ini jelas tidak perlu terlalu dipikirkan.
“Jadi, Honoka. Bagaimana mengatakannya……….? Apa kau merasa lelah?”
Tidak perlu dijelaskan, tapi kalimat selanjutnya jelas adalah sebuah pertanyaan. Meski entah bagaimana bingung dengan pertanyaan mendadak itu, Honoka masih menggelengkan kepalanya.
“Benarkah……… Pixie, kalau kau kelelahan……… Kalimat itu rasanya tidak tepat. Apa kau merasakan adanya Psion atau energi yang membangun tubuhmu hilang?”
((Kehilangan masih berada dalam batas normal, Master.))
“Baiklah kalau begitu………”
“Onii-sama, apa ada sesuatu yang mengganggumu?”
“Tidak sampai mengganggu……….”
Setelah menggelengkan kepalanya pada adiknya, Tatsuya sekali lagi melihat ke arah Honoka.
“Tadi, saat Pixie melepaskan ledakan psikokinesis besar itu…….. Honoka, apa kau ingat apa yang terjadi?”
“……..Tidak, ada apa dengan itu?”
Mata Honoka dipenuhi kegelisahan saat dia bertanya.
Memang benar, pertanyaan Tatsuya memang dapat dengan mudah menimbulkan kegelisahan.
Meski begitu, tentu saja Tatsuya tidak bermaksud untuk membuatnya gelisah.
“Aku ingin kau untuk tenang dan dengarkan aku baik-baik.”
Kenyataan kalau pembicaraan ini memerlukan penenang terus memusingkan Tatsuya.
"Saat Pixie melepaskan ledakan psikokinesis, Psion yang digunakan Pixie berasal dari Honoka."
"Eh?"
Rahang Honoka terbuka menganga mendengar perkataan Tatsuya.
"... Jadi Honoka memberikan energi untuk Pixie?"
"Tidak, rasanya bukan seperti itu."
Jarang sekali, suara yang digunakan Tatsuya untuk menjawab Miyuki tidak dipenuhi keyakinan.
"Kejadian tadi lebih mirip dengan proses dimana Psion dimasukkan ke dalam CAD untuk membentuk Rangkaian Aktivasi. Mungkin seperti mendasari... Atau bahkan resonansi."
Honoka menaruh tatapan penuh ketakutan pada Pixie.
Pixie, unit 3H-P94 dengan Parasite yang ada didalamnya, sedikit mempehartikan hal tersebut. Meski begitu, tidak ada cara untuk memberitahu situasi yang sebenarnya karena tidak ada perubahan ekspresi.
Seorang penyihir mentransfer Psion ke mesin.
Fenomena itu sendiri sangat familiar bagi Tatsuya, bukan, bagi semua penyihir modern. Namun, itu adalah fenomena yang terjadi dengan mesin yang dibuat berdasarkan sistem yang dikembangkan oleh insinyur sihir ‘untuk melakukan hal seperti itu’. Fungsi tersebut tidak tertanam di dalam 3H.
Robot tidak memiliki kekuatan lebih dari yang telah diberikan oleh manusia. Mereka tidak bisa mempelajari fungsi baru dengan kemampuan mereka sendiri.
Fenomena ini....... Pasti tidak disebabkan oleh ‘tubuh mekanikal’ Pixie, melainkan ‘tubuh asli’nya. Penjelasan lainnya terasa tidak tepat.
Sangatlah masuk akal bagi Honoka untuk merasa khawatir dan takut.
"Mizuki pernah berkata sebelumnya……. bahwa ada semacam hubungan antara Honoka dan Pixie. Terlebih lagi..."
Tiba-tiba, Tatsuya berhenti berbicara.
Dihadapkan dengan kakaknya yang ragu dan memasang wajah masam, Miyuki menanggapinya dengan ekspresi waspada.
Seolah tertusuk oleh pertanyaan yang tak terkata, wajah Tatsuya terlihat menyerah dan terus berbicara.
"...........Terlebih lagi, medium yang terlibat kelihatannya adalah ikat rambut Honoka."
"Huh?"
Sebelumnya, Honoka bimbang antara terkejut dan takut, tapi sekarang dia benar-benar tercengang.
Bukan dia saja yang seperti itu.
Miyuki juga mengamati ikat rambut yang menahan rambut Honoka dengan serius.
"Lebih tepatnya, seharusnya kristal yang ada di dalamnya. Untuk bagaimana hal ini bisa terjadi, aku juga tidak mengerti..."
Honoka mengelus kristal di ikat rambutnya dengan kedua tangannya.
Itu adalah reaksi yang tidak disadari yang tidak terlalu berarti.
Namun, hipotesis Tatsuya dibuktikan dengan tindakan tersebut.
Pada Pixie, di tubuh bagian tengahnya, sebuah cahaya spiritual muncul.
Cahayanya tidak menyilaukan. Dari segi visual, cahaya itu kurang lebih setara lilin.
Tetap saja, mempertimbangkan kecurigaan atas hubungan antara dua hal itu, ketidaksengajaan ini terasa terlalu sempurna.
Mata Tatsuya dan Miyuki terpaku pada ikat rambutnya.
Honoka menutupi ikat rambutnya dengan kedua tangannya.
Seolah-olah dia ketakutan kalau mereka akan mengambilnya.
"Penyebabnya bisa dikesampingkan dulu….... pertama-tama kita perlu tahu cara mengendalikannya.”
Tatsuya berbicara dengan nada yang digunakan untuk menenangkan binatang yang gelisah.
Kegelisahan itu berubah jadi kekagetan saat Honoka membalas pandangannya.
Mata Tatsuya beralih dari Honoka ke Pixie.
"Apapun yang terjadi, sepertinya membawa Pixie pulang adalah hal yang benar.”

◊ ◊ ◊

Kelompok SMA yang dipimpin Tatsuya dan yang lain bukanlah satu-satunya yang aktif malam ini. Kelompok Saegusa dan Juumonji sudah tidak aktif sejak Tatsuya menolak untuk memberitahu Mayumi dan Katsuto terkait aksinya, tapi banyak orang di Kelompok Chiba diaktifkan oleh perintah Erika. Meski begitu, alasan utama kelompok Erika adalah satu-satunya yang datang adalah karena mereka merupakan yang terkuat. Erika, Leo, Mikihiko. Meski kemampuan individu mereka tidak luar biasa, kemampuan bertarung mereka jauh di atas orang-orang setingkatnya. Itu tidak sebatas anak SMA saja, tapi orang dewasa juga. Bahkan tanpa menggunakan senjata, kemampuan individu mereka sudah tinggi.
Namun, karena ini sebuah aksi independen, mereka terjebak di situasi dimana mereka perlu menjaga Parasite-Parasite itu selagi menunggu evakuasi……. Kecuali ada tamu tak diharapkan yang menemukan mereka sebelum kendaraan mereka datang.
“Hei, apa yang kalian lakukan!?”
Dua pria muda berpakaian polisi memarkir sebuah mobil otomatis (bersama motor mereka) dekat lampu jalan sebelum bergegas dan berteriak menanyakan pertanyaan.
Melihat kedua orang itu, Mikihiko menunjukkan ekspresi resah dan Leo mendengus kesal, sementara Erika tetap diam tapi menyerang dengan tatapan tajam.
“Apa ini!? Kalian pasti anak SMA. Apa yang kalian lakukan di sini!?”
Melihat dua orang tergeletak di tanah dengan tangan yang terikat di belakang, pria yang lebih tinggi berteriak kaget. Sebenarnya, ini mungkin reaksi alami polisi ketika melihat warga sipil terikat di malam hari dan tergeletak di tanah.
“Bukan, itu hanya……”
Sadar kalau itu adalah pertanyaan resmi, Mikihiko spotan mencari alasan.
“Bukankah kalianlah yang seharusnya mengatakan siapa kalian sebenarnya?”
Namun, respon Erika membalas pertanyaan itu.
“Apa katamu!?”
“Hey, Erika!”
Dihadapkan dengan perlawan yang tak terduga, amarah pria itu memuncak sementara Mikihiko memasang wajah ‘tak percaya’ pada Erika.
“Mikihiko.”
Sebuah tangan menggapai bahunya.
Saat Mikihiko menoleh, dia melihat Leo berdiri di sana dengan senyuman terhibur.
“Apa kau tidak dengar? Akan kutanya sekali lagi. Siapa kalian?”
Erika membalas tatapan mengintimidasi dua polisi itu.
“Apa kau tidak tahu? Seharusnya tidak ada polisi di area ini karena ada perintah. Kakak bodohku tidak mungkin melewatkan kejadian ini.”
Tidak ada bukti untuk mendukung perkataan Erika.
Jika berhadapan dengan polisi asli, ini bukanlah candaan yang boleh dikeluarkan.
Meski begitu, polisi-polisi di depannya itu mulai bimbang.
“Apa maksudmu?”
Kebimbangannya hilang dalam sekejap, tapi Erika tidak melewatkan momen itu. Tidak jadi masalah meski tidak ada reaksi sama sekali.
Itu karena perkataannya bukanlah omong kosong.
“Kalau kau ingin menyamar, kau seharusnya memakai baju biasa saja. Kalau begitu, mendengarkan kalian tidak akan jadi masalah.”
Erika benar-benar berlebihan mengenai bagian mendengarkan kalian.
Pria yang lebih tinggi itu baru saja akan menghantamnya, tapi rekannya menghentikannya. Mereka pergi dan perlahan-lahan pria yang lebih pendek melangkah maju. Diantara mereka berdua, dia lebih pendek tapi jauh lebih besar, dan dia lebih mengintimidasi.
“Tidak ada gunanya mendengar alasan kalian. Kalian diduga melakukan penyerangan. Mari ikut kami.”
“Hei~. Jadi kalian akan meneruskannya.”
Namun, Erika benar-benar tidak takut. Dia meneruskan ketidaksetujuannya, menantang tatapan mereka.
“Sayangnya, aku menangkap dua orang yang berniat melakukan pemerkosaan di tempat. Aku yakin apa yang kulakukan ini disebut penangkapan oleh sipil. Karena itu aku menunggu polisi yang asli untuk muncul. Tidak ada tempat untuk polisi palsu di sini, me-nger-ti?”
Mikihiko hanya bisa melihat teman masa kecilnya dengan penuh kekaguman saat ia menjawab semuanya dengan argumen-argumen logis. Bahkan orang lain yang tahu kalau ini tipuan akan tetap tertipu. Yang mana jadi alasan mengapa dia sedikit lambat dalam merasakan kehadiran tersembunyi di sekitarnya.
“Miki!” “Mikihiko!”
Tanpa bersuara, memang begitu yang terjadi, tidak bersuara, sebuah bayangan hitam menyerang dari atas kepalanya. Serangan itu datang dari dinding yang mengitari pemakaman itu, dan saat Mikihiko menyadarinya, sudah terlambat baginya untuk menghindar.
Serangan itu mengenai bahunya.
Setelah terkena serangan tiba-tiba itu, dia secara tidak sadar mencoba untuk memulihkan dirinya.
Leo mengangkat lengannya setinggi kepalanya, untuk menahan pukulan dari sebuah tongkat. Suaranya saja mampu memberi tahu kekuatan dibaliknya, dan orang biasa pasti akan patah tulang karenanya, tapi Leo menerima serangan itu seperti bukan apa-apa. Bukan hanya itu, saat musuhnya mendarat di tanah, dia langsung melawan dengan tinju besinya yang memotong udara di sekitarnya.
"Tch!"
Sayangnya, tinjauannya hanya sedikit mengenai tubuh penyergap itu sebelum ia mundur.
Di bawah cahaya lampu jalan yang remang-remang, Mikihiko melihat sebuah busur halilintar.
Pria itu kelihatannya mengenakan mantel yang dapat menyetrum lawannya dengan listrik tegangan tinggi saat bersentuhan.
Mengepalkan tinjunya, Leo melompat mundur.
Dia melihat pria yang mengenggam tongkat itu bersiap untuk mengejar.
"Leo, pergi dari sana!"
Mikihiko memanfaatkan kesempatan itu untuk mengayunkan lengan kirinya ke bawah. Dia menggunakan tangan dominannya untuk menggengam CAD berbentuk kipas yang keluar dari balik lengan bajunya.
Meski CADnya tidak jatuh, sihirnya sendiri sudah terganggu.
Objek yang mengganggu sihir Mikihiko berputar melengkung sebelum kembali ke posisi awalnya.
Akhirnya dia sadar kalau objek itu semacam bumerang, yang akan secara otomatis kembali ke tangan pelemparnya. Tentu saja, jika itu adalah bumerang biasa, tidak mungkin bisa kembali setelah mengenai targernya. Benda itu pasti semacam senjata sihir.
Setelah terkena tegangan listrik tak terduga, Leo berguling ke belakang untuk menghindari serangan tongkat itu sebelum mundur dan memperbaiki posturnya.
Mikihiko tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan Leo.
Ada lebih dari satu musuh.
Dia mendengar suara ‘Psh’ tembakan udara terkompresi dan dua bola meriam yang terhubung yang terlihat seperti kaleng soda sesaat sebelum melayang ke arahnya dari sisi jalan.
Mikihiko menggunakan segel angin untuk menghadapi bola meriam itu.
Bola meriam itu berhenti di udara. Namun, dalam sekejap, sebuah jaring keluar dari bola meriam itu dan mengarah ke Mikihiko. Pada tiga titik oktagon, terdapat miniatur roket untuk menggantikan momentum yang hilang.
Benda apa itu!? Itulah perasaan sejati Mikihiko.
Kecepatannya tidak begitu cepat, tapi dia tidak tahu trik macam apa yang ada pada jaring itu. Mikihiko menggunakan sihir ‘Leap’ untuk menghindari jaring itu.
Sayangnya, ada bayangan-bayangan yang menunggunya di udara. Siluet manusia yang melemparkan beberapa senjata lempar bulat.
Seperti permainan catur, semuanya sudah dirancang.
Momen ini pasti menjadi ‘skakmat’ bagi semua penyihir normal.
Tapi, Mikihiko yang sekarang jauh di atas penyihir normal. Dia telah mendapatkan kembali kekuatan yang memberinya reputasi anak jenius dan dirinya sendiri telah berkembang lebih jauh lagi.
Di udara, Mikihiko menggunakan udara sebagai tolakannya untuk ‘Leap’ lagi dan menghindari serangan senjata bulat itu dan penggunanya.
Masih di udara, Mikihiko memandang ke bawah ketika berada tepat di atas orang yang memegang sebuah benda tipis, panjang, yang lebih terlihat seperti cambuk.
Akhirnya, ini giliran Mikihiko.
Dia memanjangkan kakinya yang ditekuk.
Kakinya menyentuh dahi pria itu.
Tindakan itu sendiri menjadi ‘segel’ untuk mengaktifkan sihirnya.
Melalui titik sentuh antara kakinya dan dahi pria tersebut, sebuah jaring halilintar menyebar dan menyerubungi tubuh pria itu.
Sekali lagi melangkah di udara, Mikihiko mendarat di atas dinding.
Di sana, ia mencari sosok Leo dan Erika.
Leo telah bangkit dari serangan kejutan itu. Menghadapi musuh yang menggunakan tongkat, dia terlibat dalam sebuah pertarungan sengit dengan tangan kosong. Alasan kenapa dia tidak terluka sama sekali dari serangan listrik tadi mungkin karena dia telah menyelimuti dirinya dengan sesuatu. Pria yang lain juga memiliki kemampuan seperti itu, tapi jika masalah kecepatan dan kekuatan, Leo lebih unggul.
Masalahnya adalah Erika.
Dua orang yang sebelumnya berbicara dengan mereka memang tidak ahli berbohong, tapi kemampuan bertarung mereka tidak buruk.
Tidak peduli bagaimana dia mengatakannya, Erika harus melindungi dirinya dari serangan itu. Mereka pasti menggunakan pelindung khusus di balik seragam itu, meski seragam itu sendiri mungkin juga dibuat khusus.
Tetap saja, ketahanan saja tidaklah cukup untuk berhadapan dengan serangan pedang Erika. Setiap kali mereka terkena serangan pedang Erika, sesuatu akan menyelubungi permukaan pakaian. Sadar akan hal itu, Erika perlahan-lahan terus mendorong serangannya.
Jika saja senjata yang dipegangnya lebih panjang, maka dia mungkin tidak akan memakan waktu selama ini. Sayangnya, senjata yang digunakannya hari ini adalah tongkat pendek yang bisa berubah menjadi wakizashi. Erika menghindari debu yang kemungkinan besar adalah semacam racun, jadi tidak ada kesempatan baginya untuk bisa mendekat dan menyerang.
Karena dia berada di tempat yang lebih tinggi, Mikihiko akhirnya sadar akan sesuatu.
Mereka bertiga dibuat menjauh dari Parasite-Parasite tangkapan mereka.
Ditambah lagi, jarak di antara mereka bertiga juga makin jauh. Jika ini terus berlanjut, tangkapan mereka mungkin akan dicuri sebelum bantuan tiba.
Meski ini sedikit memaksa, mereka harus segera mengatasinya.
Sesaat berikutnya setelah dia memutuskan pilihannya, bukan, sepertinya musuh mereka juga sudah memutuskan kalau mereka tidak bisa bertahan lebih lama lagi.
Dalam hal waktu, pengambilan keputusan Mikihiko dan keputusan musuh mereka sejalan.
Musuh mereka selangkah lebih maju.
Mereka mendengar suara sesuatu yang jatuh ke tanah.
Leo menendang musuhnya ke samping, sedangkan Erika memberikan rentetan serangan setajam silet untuk menjauh dari musuhnya.
"Tiarap!"
Di saat yang sama perintah itu diteriakkan, sebuah selubung udara menyelubungi Erika dan Leo.
Itu adalah pelindung yang dibuat Mikihiko.
Peledak yang jatuh dari atas meledak sebelum menyentuh tanah dan menghasilkan asap tebal yang menghalangi lampu jalan.
Suara benda logam berat yang jatuh terus berlanjut.
Mikihiko mengendalikan angin untuk menghilangkan asap itu.
Mereka langsung tahu apa yang terjadi.
Tangan-tangan logam turun dari langit dan menggenggam tubuh Parasite-Parasite itu dan dengan lancar membawanya.
Cara kerjanya sangat menakjubkan, dan tidak ada sama sekali jejak sihir yang tertinggal. Tanpa suara ataupun tanda gelombang sihir, tidak seorangpun di antara mereka sadar kalau pesawat tak dikenal itu terbang di atas mereka.
Tubuh para tahanan itu lenyap ke dalam pesawat.
Mikihiko melihat Erika yang sudah bersiap untuk menebas ke atas. Meski tebasannya tidak sekuat Sihir Kelas Strategis, dia mungkin bisa mengenai tangki bahan bakarnya dan menyebabkan ledakan.
"Erika, berhenti!"
Namun, berkat intervensi dari Mikihiko, Erika dengan enggan berhenti. Dia juga paham betul akan kekacauan yang akan terjadi kalau pesawat itu jatuh di sini.
Saat perhatian mereka terpusat pada pesawat itu, bayangan-bayangan penyergap mereka juga menghilang. Tidak perlu dikata, kelompok polisi gadungan itu berada di pihak yang sama dengan pesawat tersebut.
"Merepotkan sekali……...."
Mikihiko mengangguk tanda dirinya sangat setuju, yang dibalas Erika dengan senyuman berseri.
"Jadi apa yang akan kita katakan kepada Tatsuya-kun?"
Mikihiko meminta bantuan Leo.
Leo hanya mengangkat bahunya ketika Mikihiko menatapnya.
"Sekarang sudah terlalu larut, aku rasa kita tidak seharusnya mengganggunya, ’kan?"
Leo mengangkat bahunya lagi terhadap tatapan Mikihiko.
"Ha, kau benar. Sekarang sudah larut, lebih baik memberitahunya besok."
Tawa kosong mereka bercampur dengan hembusan angin yang mengalir menuju pusat kota di malam hari.

◊ ◊ ◊

"Kami telah berhasil menangkap spesimen.”
Ini adalah markas Divisi Ketiga Departemen Intelijen JSDF yang terletak di ruang bawah tanah salah satu bangunan di Ichigaya.
Mendengar laporan dari mata-mata yang dikirim, sang asisten direktur yang bertanggung jawab atas operasi ini, departemen ini tidak menggunakan sistem kedudukan JSDF dan menggunakan kedudukan mereka sendiri, mengangguk saat ekspresinya terlihat lega.
“Meski ada beberapa hal mengejutkan, kita tetap berhasil mencapai tujuan.”
Saat agen-agen yang menyamar sebagai polisi telah dibuat tak sadarkan diri hanya oleh murid-murid SMA dan sebuah HAR, hal pertama yang terlintas di pikirannya adalah ‘turun pangkat’. Sekarang dia mungkin berhasil mencegah rusaknya suasana hati atasannya, asisten direktur itu bisa lega.
Dia tahu betul kalau ‘spesimen’ yang mereka tangkap ialah ‘Vampire’ yang mengganggu kedamaian, tapi dia tidak tahu kalau identitas sebenarnya dari Vampire-Vampire itu adalah penyihir yang dirasuki monter bernama Parasite. Dia juga tidak tahu kalau salah satu dari Vampire yang tertangkap adalah seorang veteran dari USNA yang lahir di Mexico dan alasannya pensiun adalah karena ia sudah kehilangan sihirnya akibat luka yang didapatnya saat latihan. Asisten direktur itu hanya diperintahkan untuk menangkap spesimen Vampire.
Alasan kenapa mereka mengamati Tatsuya adalah karena atasan mereka berkata kalau peluang mereka bertemu Vampire akan lebih tinggi kalau mereka mengikuti kelompok Tatsuya. Meski untuk pertanyaan kenapa seorang anak SMA, meski dikenal sebagai penyihir, punya keterkaitan dengan Vampire, alasan itu tidak diketahuinya. Melihat bawahannya yang dapat dengan mudah dikalahkan dalam sekejap membuatnya yakin kalau mereka bukanlah anak SMA biasa, tapi misteri akan kenapa anak SMA bisa sekuat itu juga makin kuat. Tapi tetap saja, sepertinya mereka tidak akan lagi macam-macam dengan anak-anak SMA yang luar biasa kuat. Itulah alasan kenapa asisten direktur itu dapat bernafas lega.
Tugas mereka hanya untuk ‘menjaga’ spesimen itu untuk sementara. Prosedur apapun selain itu akan dilakukan oleh atasannya, sang direktur. Salah satu trik dibalik keberlangsungan organisasi ini adalah tidak mempertanyakan perintah atasan mereka. Permintaan untuk mendapatkan spesimen tidak datang dari pemerintah sebaliknya dari sponsor mereka, dan asisten direktur entah bagaimana tahu kalau klien mereka sebenarnya adalah sebuah keluarga yang berdiri dibalik nama sponsor, tapi dia benar-benar tidak ingin mengetahuinya.
“Sesuai perintah, masukkan target ke dalam ‘kotak es’. Untuk berjaga-jaga, tingkatkan dosis.”
Setelah memerintah bawahannya untuk menggunakan anastesi suhu rendah untuk mengaktifkan hibernasi pada penyihir untuk menetralkan Parasite itu sebelum dipindahkan ke fasilitas, asisten direktur itu kembali ke kursinya untuk melaporkan hasil misinya pada atasannya.

◊ ◊ ◊

“Kouichi sialan itu, masih saja ingin tahu semua hal. Jelas sudah jadi bagian dari dirinya sekarang.”
Mendengar kata-kata yang dapat memberi kesan kalau ini adalah sebuah komplain, tapi setelah mendengar kakeknya mengatakannya dengan suara sangat terhibur, Fujibayashi pura-pura tidak mendengarnya.
Intervensi mendadak oleh pesawat pengintai milik Divisi Ketiga mengejutkan Fujibayashi, tapi ia dapat menerimanya dengan cepat seperti biasa. Dia segera menggunakan sinyal nirkabel pesawat untuk mengetahui letak organisasi yang berhubungan dengan kejadian ini.
Seperti biasa, masuk ke dalam koneksi ruang bawah tanah di Ichigaya adalah hal biasa. Seperti yang diharapkan dari orang yang kemampuannya memberinya julukan ‘Electron Sorceress’.
Sir, apa tujuan Saegusa-san akan ini?”
Ia memilih kata ‘sir’ dan bukan ‘kakek’ untuk menjalakan protokol selama bekerja. Kudou Retsu mengetahuinya, jadi dia tidak ada masalah dengan panggilan formal seperti ‘sir’.
“Aku tidak tahu apa yang Kouichi pikirkan. Walau begitu aku punya beberapa dugaan tentang kemungkinan terburuknya.”
Jika dipikir-pikir, dia tidak punya niat untuk mengikuti cara bicara cucunya saat Tetua Kudou melanjutkan perkataannya seperti berbicara dengan keluarganya sendiri.
“Terburuk, eh……..?”
“Hmm. Kouichi tahu Maya tertarik dengan Parasite, jadi dia mungkin ingin untuk mengendalikannya.”
“Nyonya dari Keluarga Yotsuba tertarik?”
“Dalam Keluarga Yotsuba, Keluarga Cabang Kuroba bertanggung jawab sebagai intelijen. Terlebih lagi, Keluarga Kuroba sepertinya melakukan pembunuhan terhadap Parasite dan menyelidiki banyak hal setelahnya.”
“Keluarga cabang yang bertanggung jawab sebagai intelijen………… Keluarga Yotsuba memang unik.”
“Yah, 28 keluarga sebenarnya memang seperti cabang pengembangan dan penelitian penyihir. Memang benar, tidak ada keluarga selain Yotsuba yang menggunakan sistem cabang.”
Tetua Kudou menunjukkan senyum kasihan saat dia mungkin mengingat kembali masa lalunya. Fujibayashi tidak mencoba untuk menghiburnya dan hanya menunggu perkataan kakeknya yang selanjutnya.
“Kesampingkan itu……… Tahu kalau Yotsuba tertarik dengan Parasite, Kouichi pasti tidak akan tinggal diam. Orang itu pasti akan mencoba untuk melebihi Yotsuba bagaimanapun caranya. Tragis sekali kalau iblis dari 30 tahun yang lalu masih belum bisa diusir……”
Di mata Fujibayashi, cara Tetua Kudou mengatakan hal ini seolah-olah dirinya sedang kembali ke masa lalu. Tahu kalau itu bukanlah kenangan yang indah, Fujibayashi menggunakan nada yang sedikit kuat untuk memanggil kakeknya dari kenangan-kenangan itu.
“Jadi apa yang akan kita lakukan?”
“Apa maksudmu dengan kita lakukan?”
“Saya yakin kalau tidaklah bijaksana untuk membiarkan Divisi Ketiga Departemen Intelijen membelot.”
“Itu benar……… Kalau mereka dapat mengatasinya lebih baik, tidak akan jadi masalah jika membiarkan mereka.”
Seperti yang telah diprediksi Fujibayashi Tetua Kudou telah kembali dari dunia kenangannya dan seluruh pikirannya sedang fokus di masa kini.
“Kyouko, apa kau bisa membocorkan beberapa intelijen kepada Yotsuba secara tak dikenal?”
“Saya rasa saya bisa.”
“Kalau begitu itu seharusnya sudah cukup. Maya sendiri yang akan menentukan apa yang harus dilakukan mulai sini.”
Rencana Saegusa Kouichi tidak akan digagalkan oleh Yotsuba. Tahu latar belakangnya, Fujibayashi merasa kalau itu adalah hukuman yang kejam. Tapi tetap saja, Fujibayashi tidak punya niatan untuk tidak setuju dengan permintaan kakeknya saat dia segera kembali ke panel kontrolnya.

◊ ◊ ◊

Setelah melihat Honoka pulang dan mengembalikan Pixie ke garasi, saat Tatsuya dan Miyuki sampai di rumah, sudah waktu sudah larut malam meski masih belum berganti hari.
Ngomong-ngomong, untuk orang-orang seusia mereka berdua, sekarang masih belum terlalu larut. Meski mereka belum pernah terlibat dalam pertarungan skala besar, saraf mereka terstimulasi sehingga tidak ada rasa kantuk sama sekali.
“Onii-sama, ini Miyuki, apa aku boleh mengganggumu sebentar……….?”
Jarang sekali bagi Tatsuya untuk mempelajari subjek selain sihir di kamarnya daripada di lab yang ada di ruang bawah tanah setelah makan malam dan mandi. Alasan utamanya membiarkan Miyuki masuk ke kamarnya adalah karena mereka berdua tidak bisa tidur.
Saat ini, kelihatannya Tatsuya sedang mencoba untuk menggunakan buku-buku sebagai pengantar tidurnya. Meskipun tidaklah pantas bagi sepasang saudara untuk masuk ke satu kamar tidur (lebih seperti kamar pribadi) di waktu seperti ini, Tatsuya merasa kalau berbicara dengan Miyuki mungkin dapat sedikit meningkatkan suasana hatinya.
“Tentu saja, masuklah.”
“Kalau begitu, aku masuk.”
Tatsuya berbaring di atas monitor yang sekaligus menjadi mejanya saat dia mendengar suara pintu kamarnya ditutup.
“……..Jadi, ada apa?”
Suaranya tidak keras atau pelan dan hanya menanyakan sebuah pertanyaan sederhana.
Walau begitu, masih ada keheningan yang terasa.
Miyuki tidak segera menjawab pertanyaan kakaknya saat dia dengan sopan duduk di ranjangnya.
Meski begitu…….. Serangkaian pertanyaan mulai bermunculan di otak Tatsuya.
Beberapa saat yang lalu, adiknya masih senang pakai piyama.
Apa penampilannya sekarang ini karena penampilan Shizuku waktu itu?
Sekarang, yang jadi masalah adalah piyama Miyuki.
Sejujurnya saja, dia saat ini sedang mengenakan gaun malam.
Secara teknis, dia memakai jaket kecil yang menggantung diluar dan gaun ketat dibaliknya.
Namun, dari dada hingga lututnya, menampakkan kulit seputih saljunya dibalik selapis sutra piyamanya, penuh dengan godaan memikat.
(Untungnya hanya aku saja yang melihatnya……… Bukankah dia agak kurang ‘sadar diri’ yang biasa dimiliki gadis muda?)
Sebagai kakaknya, Tatsuya benar-benar khawatir dengan sikap acuh adiknya, tapi tidak peduli ini benar atau salah, sayang sekali tidak ada yang bisa menentukan hasil akhirnya.
Di sisi lain, kelihatannya Miyuki sangat senang dengan tatapan kosong kakaknya dan sebuah senyuman malu menghiasi wajahnya. Tapi tetap saja, pemandangan itu segera berubah serius.
“Apa aku sudah mengganggu Onii-sama belajar……….?”
“Tidak. Miyuki, kau tahu kalau hal seperti itu tidak penting bagiku.”
Siapapun yang mendengarkan perkataan itu pasti akan merasa jijik, tapi tidak ada tanda kecemburuan sama sekali, mendengar kekaguman atau pujian dari Miyuki karena apa yang dikatakannya benar-benar alami.
Tatsuya bangkit dari posisinya di meja dan berjalan ke tempat tidur sebelum duduk di samping Miyuki. Tentu saja, ada jarak antara mereka berdua. Namun, dari sisinya muncul wajah yang jelas berkata ‘Apa ada yang ingin kau bicarakan?’ yang memaksa Miyuki untuk menyampaikan pertanyaannya dengan ragu-ragu.
"Onii-sama…… saat ini ada yang mengganggu pikiran Miyuki."
"Mengganggu pikiranmu?"
Meski tahu kalau ada sesuatu yang mengganggu Miyuki, pertanyaan ini masih terasa mendadak.
Tatsuya mengulangi perkataan Miyuki dan menaruh tatapannya pada Miyuki, tapi adiknya itu gagal untuk bertatapan dengan kakaknya.
"Saat ini, aku benar-benar bingung, apa itu sihir... apa sebenarnya penyihir itu..."
Kebingungan itu menutupi wajah Tatsuya.
Dia sama sekali tidak mengira akan mendengar pertanyaan sedalam itu. Daripada berasal dari pelajaran sihir, pertanyaan itu lebih tepat jika disebut berasal dari dunia psikologi.
Walaupun dia tidak merasa tidak mampu untuk menjawabnya, Tatsuya tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menjelaskannya kepada Miyuki.
"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?”
Walau begitu, Tatsuya memintanya untuk lanjut berbicara.
"Dari perspektif dasar, sihir dan kekuatan super adalah satu dan sama. Onii-sama tahu lebih baik daripada siapapun tentang teori dan terapannya."
"Aku rasa bagian tahu lebih baik dari orang lain agak berlebihan... Tapi lanjutkan."
"Parasite, iblis juga tahui bagaimana cara menggunakan sihir. Saat membedakan sihir yang mereka gunakan dan dengan yang kita gunakan, tidak ada yang berbeda kecuali prosedurnya."
"Benar."
Tangan Miyuki dengan keras menggengam ujung lututnya, tapi dia tiba-tiba berputar menghadap Tatsuya. Menaruh tangannya pada jarak antara dirinya dengan Tatsuya, dia mencodongkan badannya ke arah Tatsuya.
Matanya dipenuhi kegelisahan.
“Aku masih tidak mengerti…….. apa dampak dari iblis yang merasuki penyihir. Apa mereka menggunakan pikiran penyihir untuk menggunakan sihir?”
Sebuah ketakutan terletak didalam kegelisahan itu.
"Tapi, setelah melihat kekuatan yang Pixie gunakan dan penjelasan Onii-sama, aku merasa kalau aku salah.”
"Apa maksudmu psikokinesis yang tadi?”
"Ya."
Ada jeda sebelum pembicaraan mereka berlanjut. Miyuki takut untuk mengatakan sisanya. Dia takut kalau teorinya salah kalau dia menyampaikan spekulasinya dalam kata-kata. Itulah perasaan yang dipahami Tatsuya darinya.
"Telepati adalah kemampuan yang memungkinkan untuk berkomunikasi antara satu kesadaran dengan kesadaran yang lain. Parasite yang asli yang sebenarnya semacam roh mampu melakukannya, jadi ini tidaklah mengejutkan. Saat aku mendengar kalau dia menggunakan psikokinesis untuk menciptakan ekspresi wajah, aku juag berpikir itu normal.”
Tatsuya merasa kalau wajah Miyuki semakin mendekat.
Emosi yang makin menggebu di matanya jadi makin jelas.
"Tapi, ledakan psikokinesis itu... Meski desainnya kasar itu tetaplah Sihir Tipe Gerakan. Dan sihir itu diaktifkan setelah beresonansi dengan Honoka, bukan?"
".......Ya."
Tatsuya menjawab dengan ragu. Meski jawaban itu bisa diperdebatkan, pada dasarnya Tatsuya yakin kalau apa yang terjadi antara Honoka dan Pixie hampir sama dengan apa yang bisa terjadi antara dua saudara kandung, lebih seperti ‘resonansi’ yang sangat jarang terlihat antara penyihir kembar identik, fenomena yang terjadi saat salah satu area kalkulasi sihir dari mereka terstimulasi, area kalkulasi sihir yang lain juga ikut aktif.
"3H....... Sebagai sebuah mesin, dia tidak punya kemampuan sihir. Namun, psikokinesis Pixie tidak berasal dari inangnya, tapi kekuatan yang berasal dari monster yang mendiaminya, Parasite."
Miyuki menundukkan kepalanya lagi setelah selesai berbicara. Segera setelahnya, dia melihat kakaknya kembali dengan mata yang seolah-olah akan menangis.
"Karena pada dasarnya sihir sama dengan psikokinesis, apakah itu berarti para iblis memiliki kekuatan yang sama dengan kita, yang dimiliki penyihir?"
Tatsuya akhirnya mengerti akar kegelisahan adiknya.
"Kenapa sihir disebut sihir? ...... Apa mungkin karena kekuatan kita berasal dari mereka?"
Wajah Miyuki semakin mendekat.
Dia cukup dekat hingga Tatsuya bisa merasakan nafasnya. Di saat seperti ini, Tatsuya berdiri dari kasurnya.
Sekilas, dia terlihat menjauhi Miyuki, tapi kenyataannya jauh berbeda.
Berlutut di depan Miyuki, Tatsuya menatap mata Miyuki.
"Miyuki... Kamu terlalu memikirkannya.”
Miyuki memutar tubuh halus dan fleksibelnya dan menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya yang bersandar. Dia melihat tatapan Tatsuya, dan menyimpannya dalam hati.
Dengan lembut menggenggam bahu adiknya, Tatsuya dengan perlahan menengakkan adiknya yang bersandar.
"Walaupun sihir sering disebut ‘kekuatan iblis' di Jepang, kata sihir dalam Bahasa Inggris mengandung konotasi 'kekuatan pertapa’."
Miyuki mengeluarkan ‘ah’ kecil.
"Dan untuk dari mana kekuatan sihir itu berasal, sampai sekarang hal itu masih belum diketahui. Rangkaian Sihir menulis ulang badan informasi lain dan menyebabkan perubahan fenomena, dan walaupun kita mengerti tentang sistem ini, untuk tepatnya kenapa perubahan itu dapat terjadi dan kenapa area kalkulasi sihir pada alam bawah sadar manusia dapat melakukannya masih menjadi misteri yang tak terjawab."
Tatsuya menunjukkan ekspresi bingung seorang guru yang menegur muridnya karena membuat kesalahan meski muridnya lebih berbakat daripada dirinya sambil tersenyum.
"Tentang itu, kita tidak bisa memastikan bahwa sihir adalah sesuatu yang diciptakan oleh penyihir. Akan jadi sebuah lompatan logis yang terlalu besar jika mengatakan karena iblis bisa menggunakan sihir, maka pasti ada hubungan antara penyihir dan iblis."
"Itu benar.........."
"Terlebih lagi, identitas asli Parasite bisa dibilang sebuah badan informasi independen yang berasal dari jiwa manusia. Karena mereka berasal dari kesadaran manusia, maka kekuatan mereka seharusnya datang dari manusia. Akan jauh lebih tepat jika mengatakan kekuatan iblis datang dari manusia daripada kekuatan yang manusia yang datang dari iblis."
“Jadi begitu……..... Onii-sama benar."
Kegelisahan di mata Miyuki hilang tak berbekas.
Tatsuya merasa kalau Miyuki selalu memahami pendapat seseorang terlalu cepat, tapi itu masih lebih baik daripada meragukan, jadi tidak ada alasan untuk merusak suasana hatinya.
"Kau mengira kalau dirimu ada keterkaitan dengan iblis dan bukan manusia, dan itulah kenapa kau tidak bisa tidur, bukan?"
Kata-kata Tatsuya tidak terasa bermain-main dengan adiknya.
Namun, seperti tombol yang ditekan, wajah Miyuki lebih merah daripada biasanya. Membeku sampai dia bahkan lupa untuk menutupi wajahnya, Miyuki sadar dan segera memalingkan wajahnya ke dinding.
Berbaring di atas kasur dengan posisi badan yang aneh, dia menghadap dinding tanpa bergerak sedikitpun.
Tidak perlu semalu itu……..... pikir Tatsuya, tapi dia setuju kalau kondisi adiknya yang sekarang terlihat manis.
"Kalau begitu..."
Dia diam-diam mendekatkan bibirnya ke arah telinga Miyuki dan berbicara dengan lembut.
"Selamat tidur."
Dia terlalu manis sampai-sampai hal itu membangkitkan kejahilan Tatsuya.
Seperti yang diharapkan, tubuh Miyuki menunjukkan reaksi yang besar.
Seakan-akan ia siap terbang ke langit-langit.
"Apa aku harus duduk di sampingmu?"
Miyuki dengan perlahan menoleh, wajahnya selalu merah. Sambil memandangi Tatsuya dengan mata yang malu dan halus, dia berbicara dengan nada yang lembut.
"... Bisakah Onii-sama memegang tanganku?"
Ini sudah kelewatan, pikir Tatsuya.
Tatsuya tidak bisa menentangnya.
Sampai Miyuki tidur, Tatsuya akan terus duduk di pinggir kasur sambil memegang erat tangan putih cemerlang Miyuki.
Untungnya, Miyuki langsung masuk ke alam mimpinya.
Adiknya bahagia, wajah tidurnya adalah hadiah terbaik bagi Tatsuya. Meski begitu, sulit untuk menyembunyikan kelelahan mentalnya.
Dengan hati-hati pergi dan mematikan lampu, Tatsuya meninggalkan kasur Miyuki.
Menutup pintu kamarnya tanpa bersuara, dia berjalan menuju kamarnya sendiri.
Di tengah jalan, Tatsuya menyadari sesuatu.
Bahkan Miyuki, yang telah menerima pendidikan tertinggi untuk penyihir, malah berpikir akan adanya hubungan antara penyihir dengan iblis daripada fokus hanya terhadap sihir.
Dia melihat penyihir sebagai sesuatu yang tidak manusiawi.
Jika orang yang sangat pintar dalam sihir seperti Miyuki berpikiran seperti itu, maka mereka yang tidak mengenal sihir dan bukan penyihir itu sendiri bisa saja menganggap penyihir sebagai iblis.
Akan sangat tidak mengejutkan jika mereka berpikiran kalau penyihir tidak benar-benar manusia, atau kasarnya ‘sesuatu yang tidak manusiawi’.

◊ ◊ ◊

Besok paginya.
Saat Tatsuya berangkat ke sekolah, dia segera menarik Erika, Leo, dan Mikihiko keluar kelas. Walaupun dia melihat Mizuki memandangi mereka dengan tatapan gugup, dia tidak sekalipun memberinya kesempatan untuk menghentikannya.
Tujuan mereka adalah atap.
Tidak hanya itu adalah waktu terdingin di pagi hari, tidak seorangpun yang ada di atap. Tatsuya sendiri juga tidak ingin disitu terlalu lama.
“Kalian punya sesuatu yang ingin kalian katakan padaku.”
Tiga orang di atap itu bukan sengaja tutup mulut. Tetapi, melihat teman mereka memanggil mereka secara khusus ke tempat itu dan melakukan sebuah pembicaraan kecil, tidak ada yang dapat menghentikan Tatsuya yang habis kesabarannya meskipun nada bicaranya sedikit gelisah.
Mereka bertiga menatap satu sama lain dan menunjukkan ekspresi menyesal. Saat ekspresi mereka jelas menunjukkan kalau mereka menyerah, mereka tanpa berbicara menentukan siapa yang akan menjelaskannya dengan cepat.
“Tatsuya, um, sebenarnya………”
Orang yang berbicara dengan ketakutan, atau mungkin menyesal itu, adalah Mikihiko.
“Apa kalian ingin berkata kalau kalian membiarkan Parasite itu kabur?”
Meski Tatsuya langsung ke pokok permasalahan karena dia ingin segera menyelesaikannya, dia tidak bisa apa-apa selain menghela nafas saat Mikihiko mengangkat kepalanya dengan terkejut seolah-olah dirinya mendengar sesuatu yang mustahil.
“Aku tidak akan marah kalau hanya itu saja. Meskipun akan sedikit sulit untuk menangkapnya lagi……. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang.”
Walaupun dia tidak menunjukkan kekecewaannya, bukan berarti masalah ini tidak bisa diselesaikan. Tepat saat Tatsuya menyampaikan perkataannya dan baru saja akan kembali ke ruang kelas yang hangat,
“Bukan, bukan itu, Tatsuya!”
Mikihiko secara spontan menahannya.
“Ya, mereka tidak kabur…… Yah, secara teknis mereka memang kabur…….”
Berdasarkan kata-kata yang tidak jelas itu, temannya belum mengatakan bagian pentingnya, jadi Tatsuya mengalihkan pandangannya pada Leo.
“Mereka diambil orang lain.”
“Apa mereka sekuat itu?”
Reaksi Tatsuya terhadap jawaban Leo sedikit berbeda daripada pendekatan biasanya.
Namun, apa yang paling diperhatikan Tatsuya adalah ini.
Mereka sudah sekelas hampir selama setahun. Di mata Tatsuya, mereka bertiga punya kekuatan yang setara dengan setiap penyihir garis depan dan bahkan mungkin dengan anggota Batalion Sihir Independen.
Tentu saja, mereka masih tidak bisa mengalahkan Kazama atau Yanagi (tanpa ‘Trident’, bahkan Tatsuay tidak bisa mengalahkan mereka), tapi mereka jelas dapat bertahan melawan anggota yang lain.
“Sayang sekali kita gagal, tapi dari segi kekuatan, mereka bukanlah musuh yang sangat tangguh.”
“Mereka memang memiliki perlengkapan-perlengkapan khusus. Itu pertama kalinya aku bertemu orang yang mengenakan jaket yang bisa melumpuhkan musuhnya hanya melalui kontak.”
“Mereka juga mengenakan pelindung yang dapat merubah semuanya jadi debu saat bersentuhan. Kalau saja aku membawa senjata yang lebih panjang.”
“Tidak mengejutkan.”
Perlengkapan-perlengkapan seperti itu sangat unik, tapi sekali lagi, itu mempermudah mereka untuk mengidentifikasi musuhnya.
“Pada akhirnya, mereka bahkan mengendarai sebuah pesawat hitam dan pergi. Itu sangat menjengkelkan.”
“Ok, kita seharusnya bersyukur tidak ada hal serius yang terjadi.”
Mendengar perkataan Tatsuya, atau lebih seperti setelah mendengar perkataan Tatsuya, Erika tidak bisa apa-apa tapi memasang ekspresi ‘Hm?’ pada Tatsuya.
“Tatsuya-kun, jangan bilang kalau kau sudah tahu siapa mereka?”
“Semacam itu. Aku tidak bernah bertemu mereka secara langsung, tapi sepertinya bisa kutebak.”
“Siapa mereka?”
Setelah mempertimbangkan sifat jawaban ini, tidak akan aneh kalau bilang tidak ada untungnya kalau dia mengatakan atau tidak mengakan jawaban atas pertanyaan itu.
“Divisi Ketiga Departemen Intelijen JSDF. Dengan perlengkapan seperti itu dan bahkan pesawat pengintai sebagai transportasi mereka, mereka pasti Divisi Ketiga.”
Jawaban Tatsuya sangat jelas. Dia juga tidak terlihat menahan diri. Mungkin bukan hanya Erika saja, bahkan Leo dan Mikihiko juga terlibat dalam urusan pribadinya.
“Apa……. Tatsuya tahu karena Tatsuya adalah anggota Batalion Sihir Independen?”
“Ah?”
Walau begitu,
“Aku tidak ingat pernah memberitahu Erika unitku…..”
Saat seseorang mengatakan sesuatu yang mereka tidak ingat, Erika menggelengkan kepalanya.
“………Aku mengerti, kau mendengarnya dari Miyuki.”
“Setelah melihat sesuatu seperti itu, tidak mungkin aku tidak menanyakannya.”
Apa yang dimaksud Erika mungkin adalah Mobile Suit. Meski menyembunyikan identitas Tatsuya, Erika masih belum mengaitkan Tatsuya dengan ‘Scorched Halloween’.
“Karena kami sedang berada dalam situasi perang dengan pasukan penyerang, adanya perbedaan penyampaian perintah tidak bisa dihindari. Tapi tetap saja, aku harap kau akan menjaganya tetap rahasia.”
“Aku tahu. Aku tidak ingin ditangkap dengan alasan spionase.”
Membocorkan Rahasia Nasional sama saja dengan melakukan spionase. Kebanyakan warga negara memprotes hal tersebut sebagai pelanggaran privasi pada setengah abad terakhir, jadi Jepang kembali menjadi negara normal.
“Hei, karena kau tahu siapa musuh kita, kau tidak akan kebetulan tahu kemana mereka membawanya, ‘kan?”
Suasana hati Erika membaik sangat cepat saat ia bertanya dengan suara penuh harapan.
Sayangnya,
“Tanpa mengetahui tujuan mereka bahkan aku tidak yakin kemana mereka membawanya.”
Tatsuya menggelengkan kepalanya. Begitulah kenyataannya.
“Benar….. Musuh kita adalah organisasi pemerintah, jadi mereka pasti punya banyak persembunyian.”
“Itu karena ada dana, walaupun dana itu tidak akan pernah habis. Tapi tetap saja, mereka mungkin seperti kelinci yang punya tiga lubang berbeda.”
Seperti yang baru saja Mikihiko katakan, kali ini musuh mereka adalah organisasi pemerintah. Dalam hal aset bertarung yang dapat mereka kerahkan, pada dasarnya mereka berada di tingkat yang berbeda daripada pasukan luar yang menyerang Jepang. Mereka selalu menikmati keuntungan sebagai tuan rumah, tapi kali ini keuntungan itu berpindah pada musuh mereka.
“Ah, bukan berarti kita perlu mengkhawatirkannya sebesar itu. Ini tidak akan berakhir bahkan jika kalian berhasil mencegah mereka. Kita juga tahu kalau Parasite itu mengincar Pixie. Kita hanya perlu untuk memasang perangkat yang tidak bisa direnggut lain kali.”
Tatsuya memasang senyuman jahat saat ia meyakinkan mereka bertiga. Meski mendengar perkataan baiknya, Erika, Leo, dan Mikihiko bertiga mundur dengan ketakutan dari ekspresi itu, tapi Tatsuya kelihatannya tidak peduli akan itu.
“Mari kita akhiri di sini. Ayo segera kembali ke kelas sebelum kita membeku di sini.”
Walaupun tidak ada orang di tempat itu yang merasa kalau udara dingin disitu sebagai hal serius, kenyataannya, dingin tetaplah dingin.
Mereka bertiga tidak ada yang menunjukkan ketidaksetujuan saat mereka mengikuti Tatsuya di belakangnya masuk ke dalam.

◊ ◊ ◊

Kebetulan, disaat yang sama saat Tatsuya dan kelompok Erika sedang berbicara di atap, Kolonel Balance juga mendapat panggilan.
“Saya benar-benar minta maaf telah mengganggu anda pagi-pagi, Ms Virginia.”
“Kau lagi.”
Gambar yang tampil di layar adalah wajah yang dilihatnya kemarin. Gadis muda 15 tahun yang mengklaim bahwa dirinya adalah utusan Yotsuba, Kuroba Ayako. Pagi ini, dia masih terbungkus sutra dan renda.
“Sekolah….. Tidak, maafkan aku.”
Kecuali ketika dia sedang menjalankan tugasnya, Kolonel Balance pada dasarnya adalah orang yang perhatian. Karena itu dia hampir memberitahu gadis muda yang jelas-jelas masih berusia sekolah tapi jelas-jelas terlibat dalam aktivitas diluar kegiatan sekolah pagi ini.
“Terima kasih atas perhatian anda.”
Dengan teliti memerhatikan apa yang dipikirkan Virginia, Ayakoi menunjukkan sebuah senyum sempurna.
“Tapi tetap saja, Ms. Virginia tidak perlu khawatir. Saya sudah mendapat nilai yang diperlukan untuk lulus.”
Karena Virginia tidak tahu mengenal sistem sekolah menengah di Jepang, tidak mungkin baginya untuk tahu apa Ayako sedang berbohong atau tidak.
“Tidak, akulah yang mengatakan sesuatu yang tidak penting. Jadi apa ada berita yang ingin kau sampaikan?”
Kolonel Balance hanya mengamati kondisi saat ini dengan menanyakan pertanyaan itu. Sebenarnya dia tidak berharap mendapatkan intel apapun pada hari pertama.
“Benar sekali. Sebenarnya kemarin malam, Divisi Ketiga Departemen Intelijen JSDF telah menangkap Parasite. Saat ini, kami sudah memastikan kalau salah satu dari mereka sebelumnya adalah penyihir dari militer USNA. Maya-sama meminta saya untuk memberitahu Ms. Virginia akan ini dan sudah saya lakukan barusan.”
‘Memberitahu’ via telepon sedikit merepotkan. Tapi tetap saja, Balance tidak akan membuang-buang nafasnya untuk itu, karena informasi yang baru saja didapatnya jauh lebih berat daripada itu.
“Apa para Parasite sedang bergerak lagi?”
“Keluarga kami melaporkan bahwa Parasite yang kehilangan wadah mereka akan mencari wadah yang baru. Mereka seharusnya adalah orang yang tertangkap.”
Disaat yang sama, Ayako mengirimkan sebuah dokumen terenkripsi kepada terminal Kolonel Balance. Setelah membaca daftar isi dokumen tersebut yang secara otomatif terdekripsi, ia memastikan kalau salah satu diantaranya berisi informasi pribadi dengan gambar di lampirannya.
“Ada tiga Parasite yang tertangkap. Diantara mereka, inilah satu-satunya yang berhasil kami identifikasi. Kalau anda berkenan, saya juga dapat meberitahu anda lokasi dimana mereka ditahan.”
Hanya dengan membaca daftar isinya tidaklah cukup untuk memastikan mengapa penyihir veteran itu sangat penting, tapi meninggalkannya sendirian juga bukan pilihan bagi Kolonel Balance.
“Tolong lakukan, Ms. Kuroba.”
“Saya mengerti.”
Gadis muda pada tayangan itu menunduk setelah informasi itu terkirim. Tidak lupa aturan, Kolonel Balance memberikan terima kasih sebelum mematikan panggilan ini dan segera membaca dokumen itu.
Ekspresi Kolonel Balance berubah suram.
Dia beralih ke sebuah saluran terenkripsi yang telah disiapkan khusus baginya dan segera mengirim pesan.
Pesan itu berisi perintah unuk segera menyiapkan regu untuk dikerahkan malam ini.
Penerima pesan itu adalah Mayor Angelina Sirius.

◊ ◊ ◊

Pelajaran pertama hari itu adalah Pelajaran Umum. Para murid diperbolehkan untuk membaca dan menyelesaikan soal-soal, walaupun beberapa siswa memilih untuk mendengarkan musik untuk membantu belajar mereka.
Tatsuya selalu membiarkan teksnya bergeser sendiri, jadi hari ini dia membawa earphone-nya. Dia akan mendengarkan musik elektronik selagi memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan sekolah.
Memang benar kalau dirinya pernah mendengar nama Divisi Ketiga Antiintelijen dan keunikan-keunikan mereka dari Batalion Sihir Independen.
Tapi, bukan berarti semua hal itu tidak dapat dimengerti untuk sebuah cabang Departemen Intelijen.
Didalam Departemen Intelijen, mereka adalah divisi yang punya hubungan paling dekat dengan Keluarga Saegusa. Mereka adalah detasemen yang terlibat dalam aksi ini sebagai tangan dan kaki Keluarga Saegusa. Lebih tepatnya, mereka seharusnya adalah unit yang dikerahkan dengan dukungan Keluarga Saegusa dibaliknya, yang mana merupakan pendapat Tatsuya akan musuhnya kali ini.
Tapi tetap saja, kejadian ini terasa agak tidak nyata bagi Tatsuya.
Dia bekerja dengan asumsi kalau insiden ini terjadi di bawah perintah Keluarga Saegusa.
Menggunakan pesawat pengintai sebagai aset utama untuk mengambil Parasite secara paksa terlihat agak berlebihan.
Tatsuya tidak terbiasa dengan modus operandi kepala Keluarga Saegusa, Saegusa Kouichi, dan karena itu dia tidak dapat menerka apa motif Keluarga Saegusa. Namun, kalau pertaruhan besar seperti ini adalah gaya biasa Keluarga Saegusa, hal itu pasti akan berujung konflik dengan Keluarga Yotsuba sejak dulu.
Jadi pada akhirnya, siapa yang merencanakan rangkaian kejadian itu?
Ada juga kemungkinan kalau ini semua bukanlah kehendak Keluarga Saegusa dan hanya Divisi Ketiga Antiintelijen yang membelot.
(Berdasarkan fakta kalau tentara itu telah mengabaikan pendukung rahasia mereka dan bertindak sendiri……. Maka motifnya pasti berhubungan dengan keberadaan tentara itu sendiri.)
Kalau begitu apa tujuan pasukan ini?
Sebagai organisasi militer yang didedikasikan untuk melindungi negara, tujuan utama tentara adalah untuk menghadapi serangan negara lain secara langsung.
Sifatnya terlalu kompleks untuk dijelaskan dalam satu atau dua kalimat.
Tetapi, dari luar, tujuan tentara itu terlihat jelas.
Tujuan utama tentara adalah untuk menang. Semua tujuan lain kedudukannya lebih rendah.
Ada banyak cara untuk menang, dan gagal di saat mereka harus gagal juga merupakan bentuk kemenangan.
Tidak peduli apapun itu, semuanya tidak akan jadi masalah selama mereka menang.
Apapun yang terjadi setelahnya adalah urusan politisi. Tentara hanya perlu memikirkan bagaimana caranya menang.
Karena itu, mereka akan mencari kekuatan.
Sebuah unit intelijen yang percaya bahwa dirinya kebal hukum dan dapat berbuat semaunya tak diragukan lagi pasti akan mencari kekuatan.
Berpikir seperti itu, keringat dingin mengalir di punggung Tatsuya.
Jangan-jangan Divisi Ketiga berniat mengembangbiakkan Parasite, sang iblis, untuk kepentingan militer?
Itu terlalu berbahaya, pikir Tatsuya.
Salah satu tuduhan utama yang melekat pada penyihir di USNA adalah tuduhan kalau penyihir memanggil iblis ke dunia ini. Meski sang penghasut mengatakan bahwa ambisi militer ialah alasan dibalik pemanggilan iblis itu, tuduhan itu memang benar. Namun, menggunakan Parasite untuk tujuan perang hanya akan menambah amunisi bagi faksi anti-Penyihir.
(Tidak, hasil akhirnya akan sama kalau Sepuluh Master Clan lah yang merencanakan semuanya dibalik layar.)
Terlepas dari apakah Divisi Ketiga Antiintelijen membelot atau berada di bawah perintah Keluarga Saegusa, Tatsuya memerbarui pertimbangannya dan menempatkan dua kemungkinan itu pada tingkatan yang sama.
Anak SMA sepertinya tidak perlu melakukan hal seperti itu, tapi sebuah peringatan harus diberikan kepada Keluarga Saegusa.
Walaupun ini jelas akan mengganggu Mayumi saat tengah mempersiapkan diri untuk ujiannya, Tatsuya perlu mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengannya. Di saat hal itu terlintas di pikirannya, dia menggunakan terminalnya untuk mengatur pertemuan dengan Mayumi.
Walaupun otaknya bilang kalau ini akan mengganggunya, Tatsuya sama sekali tidak peduli kalau ini nantinya akan merepotkan Mayumi.
Setelah mengirim sebuah pesan kepada Mayumi di tengah-tengah pelajaran, dia mendapat balasan darinya dalam semenit. Meski pesannya ditandai ‘penting’……
(Bukannya ia seharusnya akan mengikuti ujian?)
Tidak ada waktu banyak sebelum ujian dimulai. Walaupun dia tidak mungkin gagal, dia tidak dapat menahan dirinya dari berpikir ‘Apa ini benar-benar ide yang baik untuk orang yang ikut ujian?’. Mau bagaimana lagi, terlalu memikirkan hal ini sama saja dengan ikut campur urusan orang lain. Karena Mayumi bisa menjawab pesan penting dengan cepat, dia pasti tidak akan mempermasalahkannya.
Setelah memikirkannya, Tatsuya membuka kotak pesannya.
Pesan yang dikirim Tatsuya berisi ‘Apa aku bisa menemuimu dalam dua hari ke depan untuk membicarakan sesuatu?’.
Jawaban Mayumi ‘Segera datang ke Ruang OSIS’.
Meski dia dapat dengan bebas pulang-pergi sekolah, dia masih sering datang ke sekolah.
Terlebih lagi, lokasinya sekarang bukan di kelas atau di perpustakaan, tapi di ruang OSIS.
Apa ini benar-benar ide yang baik? Untuk seorang peserta ujian? Pikir Tatsuya didalah hatinya.
Karena Tatsuya yang meminta untuk bertemu, tentu saja ia lah yang ingin menyelesaikan masalahnya secepat mungkin, jadi Tatsuya langsung berjalan menuju Ruang OSIS.
Walaupun ini adalah sekolah yang bonafide, sangatlah sulit agar dapat mengelabuhi sistem pengawasannya tapi tidaklah mustahil.
Tatsuya menggunakan kartu ID yang telah diatur oleh orang yang tidak dikenalnya untuk mendapat akses penuh dan membuka pintu ruangan itu. Mungkin karena saat ini masih jam pelajaran, hanya Mayumi saja yang berada di ruangan itu.
Setelah saling menyapa, Mayumi merasa itu sudah cukup mengingat Tatsuya harus berpikir tentang sikap yang benar, Tatsuya duduk di depan Mayumi dan langsung menyampaikan apa yang terjadi.
"..........Begini situasinya. Aku merasa kalau pesawat milik Divisi Ketiga Departemen Antiintelijen katanya berhubungan dengan Keluarga Saegusa. Untuk alasan mengapa mereka ingin menangkap Parasite, aku tidak tahu. Tapi, akan sangat berbahaya jika berencana menggunakan Parasite untuk keperluan militer. Meskipun aku tidak tahu apa mereka benar-benar dapat dihancurkan, menyegel mereka adalah tindakan yang terbaik."
"Divisi Ketiga Antiintelijen? Meski bukan orang dewasa, bahkan aku sebagai anggota Keluarga Saegusa tidak mengetahuinya. Tatsuya-kun, aku kagum kamu mengetahui sesuatu seperti ini."
"Aku akan sangat senang kalau senpai tidak menanyakan dari mana sumberku."
"........Ya, Tatsuya-kun sepertinya punya banyak masalah jadi aku tidak akan bertanya. Dibandingkan dengan itu, apa kau bisa mengatakan kenapa kau mengincar Parasite sendirian?"
"Aku merasa kalau kelompok senpai juga mengirimkan orangnya, mereka juga akan terlalu khawatir untuk muncul."
"Itu saja?"
Mayumi melihat Tatsuya pura-pura tidak tahu dengan ekspresi sangat tidak senang di wajahnya.
"Akan kubiarkan untuk sekarang……..."
Namun, di hadapan Tatsuya yang tak gentar, dia hampir mengangkat bahunya tapi berhenti ditengah jalan.
"Tatsuya-kun ingin aku mencoba meyakinkan ayahku, ‘kan? Agar Parasite yang ditangkap oleh Departemen Intelijen bisa dikembalikan ke Erika-chan dan kelompoknya."
Meski ini sangatlah tidak penting, baru saja Mayumi mulai memanggil Erika dengan ‘Erika-chan’, sesuatu yang pasti akan memancing tampang enggan pada Erika sendiri kalau dia ada di sini (Mizuki dibiarkan memanggil seperti itu, tapi tidak ada orang lain yang diperbolehkannya). Meski begitu, Tatsuya tidak pernah bisa terbiasa mendengar Mikihiko dipanggil ‘Miki’, pasti ini yang dimaksud dengan ‘dunia berputar’.

........Tatsuya menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran acaknya dan menjawab dengan ‘Aku tidak meminta kalian untuk mengembalikannya’ sebagai jawaban untuk pertanyaan Mayumi.
"Sungguh pernyataan yang mengerikan."
Meski suaranya menunjukkan kekagetannya, tatapannya terlihat menunjukkan sebuah kebencian tak terkatakan terhadap pembicaraan seperti itu.
"Setelah mempertimbangkan apa yang terjadi di USNA, ancaman semacam ini diperlukan."
Mayumi juga tahu kalau diskriminasi terhadap penyihir tumbuh semakin buruk hari demi hari di USNA. Jika situasi semacam itu terjadi di Jepang yang wilayahnya jauh lebih kecil, hal ini mungkin akan menyebabkan pertumpahan darah yang jauh lebih cepat.
"...Aku mengerti. Aku akan berbicara dengan ayahku, tapi aku tidak bisa menjamin apapun, jadi tolong jangan terlalu berharap. Lagipula, tidak seperti Juumonji-kun, aku bukan penurus Keluarga Saegusa."
Kata-kata terakhir Mayumi membuat Tatsuya bingung.
"... Apa?"
"Tidak…….. Agak mengejutkan saja untuk mengetahui kalau Keluarga Saegusa sangat memilih laki-laki."
"Memangnya Keluarga Tatsuya-kun seperti apa?"
Ini mungkin karena dia malu atau kesal saja. Tatsuya kurang mengerti apa maksud dari pertanyaan Mayumi.
Tetap saja, tidak ada alasan baginya untuk menjawab. Setelah berkaca sebentar, Tatsuya merenungi pertanyaan Mayumi dengan kondisi pikiran seperti seseorang yang bermain batsu game[4].
"Pengaruh ayah kami bukan apa-apa dalam hidupku, karena dia saat ini pindah ke kondominium istri keduanya."
Mata Mayumi mulai berkeliaran kemana-mana.
Melihat sisi polos Mayumi yang dengan mudah memerah mendengar sesuatu seperti ini, Tatsuya tidak bisa tidak berpikir kalau dia tidak terlalu tua dibanding dirinya. Meski dia sering bertindak seperti seorang dewasa, dia jelas bukan ‘wanita dewasa’.
"Perbedaannya hanya sekarang perempuan itu sudah bukan pacarnya tapi istri keduanya."
"Dewasa sekali."
"Itu berarti 'menyerah'. Dan jika menjadi orang dewasa berarti 'menyerah'... Maka aku tidak akan mau berpikiran tentang itu."
Tatsuya menjawab Mayumi dengan nada benar-benar kalah.
Bahkan firasat buruknya juga terkadang salah.
Mengenai teori Tatsuya tentang Departemen Intelijen JSDF yang akan menggunakan Parasite, sayangnya hal itu tidak akan terjadi.
Tapi tetap saja, sulit baginya mengatakan apakah hal ini dianggap ‘keberuntungan’ atau bukan.
Keesokan paginya.
"Penjara Spionase Divisi Ketiga Antiintelijen diserang. Parasite yang tertangkap telah dieksekusi."
Itulah yang tertulis pada pesan yang dikirim Mayumi.



[1] Orang yang merupakan campuran keturunan Eropa dan Non-eropa
[2] Orang yang berbekal ilmu necromancy yaitu ilmu untuk untuk memanggil arwah ataupun membangkit orang yang telah mati.
[3] Istilah yang biasa digunakan di Jepang untuk menggambarkan spesifikasi dari suatu apartemen. LDK merupakan singkatan dari L (Living = ruang tamu), D (Dining = ruang makan), K (Kitchen = dapur).
[4] Permainan hukuman / Punishment game