BAB 14
(Translater : Fulcrum)

Ketika dia membuka matanya, pemandangan yang dilihatnya adalah langit-langit yang sepertinya diingatnya sebagai langit-langit sebuah truk kargo besar yang menjadi markas mobil mereka.
Kelembapannya, udara pengap didalamnya membuat kulitnya terasa basah.
Tapi tetap saja, jika berada di tempat yang dingin, ini yang mungkin akan terjadi, meski mempermasalahkan udara di truk itu tidak ada gunanya…………. Pikir Lina.
Masih setengah sadar, Lina mengamati sekitarnya.
Meski tidak ada maksud khusus dibalik apa yang dilakukannya…… didalam hatinya, ada kegelisahan yang muncul.
Ini tidak normal.
Saat hal itu terlintas di pikirannya, rasa kantuknya menghilang.
“Tidak ada seorang pun disini………”
Sekarang setelah terbangun sepenuhnya, rasanya tak bisa dipercaya kalau dirinya tidak bisa mengingat apa yang baru saja terjadi.
Meski kendaraan yang dinaikinya adalah sebuah truk kargo yang memiliki kegunaan untuk menjadi ‘sesuatu yang bisa dikendarai saat berkemah’, mereka tidak disini untuk bermain-main.
Sebuah insiden pasti terjadi sampai-sampai membuat mereka semua pergi.
Fakta kalau Lina telah dikalahkan sangatlah mengejutkan. Para personil bisa dengan mudah dikerahkan untuk mengamati sekaligus menolongnya.
Tapi, masih saja tidak mungkin sampai semuanya menghilang.
(Kenapa bisa begini?)
Dari sudut pandangnya, tidak mungkin mereka meninggalkan truk itu.
Kalau memang seperti itu, siapa yang bisa membuat mereka……
Mendadak terbesit akan satu hal, Lina bergegas ke panel kendali yang mengoperasikan kamera pengawas. Dia ingat kalau interior kendaraan itu diawasi 24 jam per hari. Meski dia merasa kalau ini sudah ketinggalan zaman, metode ini terbilang cukup mudah untuk mengembalikan ingatannya. Apapun yang terjadi, dia mengulang rekaman dari sepuluh menit yang lalu.
Hanya untuk disambut oleh sebuah layar kosong.
(Eh?)
Mulutnya menganga melihat hasil yang tak terduga itu dan segera tersenyum malu karena tidak ada yang melihatnya. Dia menyimpulkan kalau dia salah mengoperasikan penel kendali tersebut.
Sekali lagi, dia mengulang rekaman dari sepuluh menit yang lalu dengan hati-hati.
Seperti yang diduga, tidak ada apa-apa.
Dia memerintahkan mesin itu untuk memutar rekaman itu empat kali lebih cepat. Dia bahkan merubah kecepatannya. Waktu rekamannya diubah hingga sejam yang lalu, kemudian dua jam, bahkan tiga jam.
Tidak peduli apa yang dilakukannya, hasilnya tetap sama. Rekaman itu telah dihapus.
Lina memeriksa data yang tidak tampil di layar itu dengan panik, hanya untuk menemukan fakta kalau cache[1]-nya telah dihapus.
Dengan marah, Lina menekan tombol-tombol panel itu dengan keras sebelum akhirnya ia meletakkan jari-jarinya diatas keyboard. Meski jari dan telapaknya sakit, kegelisahan batinnya melebihi masalah kecil itu.
(Benar, aku harus melaporkan ini ke ruang koman…..)
Sayangnya, Lina sekali lagi terjatuh ke dalam lubang kekesalan.
Semua alat komunikasi telah dirusak dengan cara yang cerdik sehingga tidak kelihatan dari luar.
Dia memukul alat itu dua kali, lalu tiga kali sebelum dirinya merosot tak berdaya di kursinya.
Tangannya bengkak dan sedikit lecet.
Lina dengan perlahan mengangkat tangannya untuk memeriksa adanya luka.
Untungnya, dia tidak berdarah dimanapun.
Kekanak-kanakan sekali melihatnya sampai melukai dirinya sendiri hanya karena amarahnya? Fakta kalau kemarahannya tidak terekam membuat Lina menghela nafas kecil.
Dia sekali lagi tenang, dia menyadari satu hal lagi yang membuatnya makin gelisah.
“Tidak terasa…… sakit sama sekali, luka?”
Dia melihat kedua tangan dan kakinya, lalu menyilangkan lengannya untuk melihat bahu dan pergelangannya.
Tapi, luka yang membuatnya merasakan sakit yang luar biasa dan membuatnya pingsan telah menghilang.
Tidak hanya lukanya saja, tidak ada robekan ataupun noda darah sedikit pun di pakaiannya.
“Apa yang sedang terjadi………?”
Tiba-tiba, pikiran Lina mulai tidak bisa berpikir jernih.
Yang mana yang benar?
Apa aku benar-benar terluka?
Apa mereka mencoba untuk menyamarkannya?
Mungkin, mereka……..
(Apa mungkin ini, Sihir Non-Sistematik….. Mental Assault?)
(Apa mungkin…….. Aku sudah salah besar selama ini.)
(Tatsuya bukanlah penyihir yang memiliki sihir yang dapat merubah materi menjadi energi, tapi penyihir dengan kemampuan Shir Sistematik Pengganggu Mental yang luar biasa…… Seorang ‘Ilusionis’?)
(……..Kalau memang begitu, semuanya jadi jelas.)
(Kebenaran dibalik lengannya yang pulih kembali dapat dijelaskan jika aku melihat ilusi dari ‘lengan yang terbakar’.)
(Sama seperti itu, dia mungkin dapat melihat tembus ‘Parade’ karena dia memiliki kemampuan ilusi yang lebih tinggi.)
(Kalau murni dalam aplikasi Sihir Sistematik Pengganggu Mental, maka penghapusan ‘Muspelheim’ waktu itu juga masuk akal.)
(Karena sihir membutuhkan kendali yang baik, bahkan kalau aku tidak menyadarinya, sekali pikiranku terganggu maka sihirku juga akan gagal. Itu jauh lebih mudah ketimbang merusak sihir itu sendiri.)
(Lagipula, Tatsuya adalah murid dari ‘ninja’ yang terkenal karena kemampuan Sihir Ilusi-nya. Maka jauh lebih mungkin jika Tatsuya sendiri juga adalah seorang ‘ninja’.)
Semua hal itu berputar-putar di pikiran Lina.
◊ ◊ ◊
Tatsuya tidak tahu apa Lina tetap salah menafsirkan petunjuk-petunjuk yang ada (bukan itu masalahnya, karena dia hanya memperbaiki tubuh dan bajunya) dengan cara yang menguntungkannya.
Dibanding dengan itu, dia punya masalah lain yang lebih membebaninya.
20 menit lagi dia perlu menjemput Miyuki.
Kalau mungkin, dia ingin memastikan semuanya sudah siap.
Didalam mobil otomatis, Tatsuya mengaktifkan sebuah jalur telepon yang sangat terenkripsi.
“Ho, bukankah ini Tatsuya-dono. Apa terjadi sesuatu?”
“Hayama-san, maafkan aku menelpon di jam seperti ini.”
Orang yang mengangkat panggilannya adalah kepala pelayan Keluarga Yotsuba, Hayama, meski begitu dia lebih seperti pelayan pribadi Yotsuba Maya.
Sambungan ini adalah hotline yang terhubung langsung kepada Maya.
“Ini masih belum selarut itu, tapi sayangnya Nyonya sedang ada urusan penting dan tidak bisa mengangkat telepon.”
“Maafkan ketidaksopananku.”
Jika dilihat waktunya, dia pasti sedang mandi. Benar-benar sebuah perhitungan yang salah.
“Tolong jangan dipikirkan. Seingat saya, ini pertama kalinya Tatsuya-dono menelepon. Ini pasti gawat.”
Tepat seperti yang dikatakan kepala pelayan tua itu, ini pertama kalinya Tatsuya menggunakan hotline ini.
Sebenarnya, meminta bantuan Yotsuba membuat Tatsuya kesal dan merupakan sesuatu yang sangat ingin dihindarinya apapun yang terjadi, tapi ini bukanlah waktu baginya untuk keras kepala.
Ini adalah situasi yang benar-benar berbeda dari No Head Dragon atau investigasi Great Asian Alliance, dimana kekuatan saja sudah cukup untuk mengatasinya.
Hayama, yang berdiri dalam keluarga inti Yotsuba, tentunya memiliki lebih banyak akses informasi dan petunjuk daripada Tatsuya. Namun, untuk dapat mengetahui informasi itu, Tatsuya perlu menjelaskan semua yang terjadi secara pribadi.
“Kenyataannya, kami baru saja diserang oleh pasukan USNA. Serangan pertama berhasil dipukul mundur berkat campur tangan dari putra kedua Keluarga Chiba, Chiba Naotsugu, tapi serangan dari Komandan Stars Angelina Sirius membuatnya tidak bisa melanjutkan pertarungan. Setelah itu, aku bertarung dengan Sirius…”
…….Setelah mengalahkan Lina, Tatsuya tidak dapat membuang-buang waktu untuk mengikatnya selagi dia berjalan menuju ke tempat parkir yang ada di sudut taman itu. Tidak ada gunanya dia melakukan itu. Bahkan jika Lina kembali sadar, dia tidak akan bisa bergerak. Andaikan dia dapat menahan rasa sakit, dengan kondisinya saat ini yang saraf pergerakannya terluka parah, berdiri ataupun merangkak sudah mustahil. Dia sebelumnya menyerang Lina tepat untuk alasan ini.
Terlebih lagi, kalau sejak awal dia sudah dilatih untuk menahan rasa sakit, maka dia tidak akan pingsan, apalagi Tatsuya menyimpulkan kalau Lina tidak akan bangun dalam waktu dekat.
Karena itu, prioritas utamanya adalah pasukan musuh.
Saat ini, Sihir Cahaya (Gelombang Cahaya Tipe Osilasi) diatas kepalanya yang menghalangi ‘pandangan’ dari luar masih bekerja. Ini merupakan cara yang pasti dilakukan untuk menghindari kekhawatiran bahwa indentitas Lina akan terbongkar. Tapi, disaat yang sama, ini menandakan kalau pasukan tambahan sedang diarahkan langsung ke tempat itu.
Karena militer USNA tidak akan pernah mengabaikan ‘Sirius’.
Untuk mereka agar dapat mundur, mereka perlu mengirimkan sebuah unit untuk menarik Lina mundur.
Saat itu adalah celah yang tepat bagi Tatsuya untuk pergi.
Musuh seharusnya mengira bahwa Tatsuya akan menyerang disaat seperti itu dan kemungkinan akan dalam posisi bertahan. Lagipula, mereka telah melihatnya mengalahkan Sirius. Namun, Tatsuya tidak bisa membiarkan pasukan tambahan itu begitu saja.
Bukan berarti dia ingin mengeksekusi Lina.
Meski dia tidak dapat membunuhnya, setidaknya dia dapat menahannya.
Tapi tetap saja, membunuh atau menangkapnya punya konsekuensinya sendiri-sendiri.
Tatsuya telah membunuh salah satu dari Penyihir Kelas Strategis internasional yang dikenal sebagai ’13 Apostles’. Meski Tatsuya tidak berniat membunuhnya, dia sudah terlanjur merubah keseimbangan dunia. Guncangan akibat dirinya membunuh Penyihir Kelas Strategis yang menyeimbangkan kekuatan internasional benar-benar tak terbayangkan.
Namun, pasukan tambahan itu beda cerita.
Mengenai mereka yang membangkitkan rasa kebenciannya, mereka mungkin adalah sebuah organisasi yang bermaksud untuk menangkapnya untuk digunakan sebagai kelinci percobaan. Mereka adalah orang-orang yang hanya mencari kehancuran.
Dia tidak perlu kasihan terhadap musuh seperti itu.
Mereka perlu mengingat risiko menghadapi Tatsuya dalam kegelapan.
Meski dia tidak dapat fokus terhadap pasukan tambahan selagi pertarungannya dengan Lina, sekarang saat dia dapat merasasakan kelima inderanya lagi, dia sadar kalau mereka masih berada dalam posisi awal dan belum bergerak sedikit pun. Setelah perubahan mengejutkan dengan kartu andalan mereka yang telah dikalahkan, mereka masih menunggu untuk perintah selanjutnya. Tidak ada penjelasan lain untuk apa yang terjadi saat ini.
Meski ini sangat masuk akal, Tatsuya merasa kalau ini masih terlalu naif.
Dalam hal menyusun strategi mundur, membentuk pasukan petarung merupakan hal yang terpenting.
Dia seharusnya bilang kalau mereka terlalu percaya diri.
Tentu saja,
(Ini adalah waktu dimana dia seharusnya berterima kasih atas kelalaian mereka.)
Kalau musuh melancarkan serangan menyeluruh, jelas dia akan kalah jumlah. Setelah sengaja membuat situasi dimana Lina harus bertarung satu lawan satu dengan Tatsuya, dia hanya bisa berkata kalau mereka terlalu percaya diri.
Di sisi lain, musuh mungkin juga sudah memperkirakan kalau mereka tidak akan menimbulkan sesuatu yang mencolok di ibu kota negara lain.
Meski begitu, bagi Tatsuya, ini adalah sebuah kesempatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan.
Tanpa perlu membidik, Tatsuya menggunakan kemampuannya untuk mengunci sasaran sebelum menarik pelatuk CAD-nya.
Sasarannya adalah peralatan listrik didalam truk kargo.
Tembakan pertama mengenai kabel komunikasi, tembakan kedua mengenai cadangan daya yang terhubung pada sistem kamera diluar, dan yang ketiga mengenai cadangan daya untuk kamera dalam. Sebenarnya, sihir bukanlah teknik yang dapat digunakan pada peralatan listrik. Untuk melakukannya, dia perlu berterima kasih kepada Fujibayashi dan Sanada.
Meski semua perangkat komunikasi pribadi masih dapat berjalan, Tatsuya tidak punya waktu lagi saat dia menaruh tangannya di pintu truk kargo tersebut. Pintunya tidak terkunci.
Juga tidak ada verifikasi biologis sebagai pencegahan terhadap tindak pencurian.
Sebaliknya, dia disambut dengan hujan peluru.
Mungkin itu berkat peredam kualitas tinggi atau semacam amunisi khusus, tapi tidak ada suara tembakan sedikit pun. Bagi Tatsuya, yang berdiri di bayang-bayang pintu itu, suaranya lebih terdengar seperti senapan yang dikokang.
Namun, tembakan-tembakan itu segera berhenti.
Itu karena dekomposisi senjata adalah salah satu sihir yang sangat dikuasainya.
Beberapa pria melompat keluar pintu mobil itu sambil membawa pisau.
Rangkaian Aktivasi memenuhi mobil itu.
Pertarungan jarak dekat dari depan diikuti dengan peralatan bantu Tipe Terbang di belakang, situasi ini terlihat seperti sebuah serbuan sihir. Sedikit tradisional, tapi tak diragukan lagi sebuah taktik yang efektif.
Aslinya, itu yang terjadi kalau Tatsuya tidak dapat melihat Rangkaian Aktivasi lawannya.
Asalkan dia mengetahui fase pembentukan Rangkaian Aktivasi sihir itu, peluru Psion sudah cukup tanpa perlu menggunakan Decomposition.
Tatsuya merentangkan tangan kirinya.
Di tangan kirinya, dia membentuk wujud dasar dari peluru Psion, Far Strike, yang telah dilatihnya habis-habisan. Bukan hanya mentarget Rangkaian Aktivasi yang sedang terbentuk itu; tetapi juga penggunanya.
Tatsuya melihat rangkaian-rangkaian aktivasi yang hancur berkeping-keping.
Meski penyihir musuh mampu menepis serangan Psion, luka yang diterima dari peluru Psion membuat mereka tidak dapat menyiapkan sihir selanjutnya.
Dari ketiga personil petarung yang melompat ke depan, dua dari mereka sudah terjatuh.
Far Strike lebih tertuju pada tubuh astral daripada tubuh fisik, lebih spesifiknya jiwa. Meski ini lebih efektif digunakan melawan manusia yang terlatih menggunakan tekadnya untuk mengendalikan tubuh fisiknya, para ahli ‘chi’ akan dapat menepis atau menghindari serangan dari peluru psion.
Dengan kata lain, ini sangat efektif untuk digunakan melawan penyihir setengah-setengah yang gagal memperlajari cara untuk mengendalikan tubuh mereka.
Penyihir setengah-setengah itu masih bertahan karena dia tidak ingin hilang muka didepan Tatsuya. Penyihir terakhir yang masih bertahan tampaknya merupakan pengguna aliran Asia.
Akan lebih sulit untuk melakukan pertarungan langsung dan sederhana.
Tatsuya mengambil langkah terlebih dahulu.
Dia mengganti CAD di tangan kanannya dengan sebuah perangkat berbentuk belati yang dimiliki Lina dan mempererat genggamannya.
Dia mengayunkan lengan kanannya dari bahu kirinya dan melempar belati itu ke pusat dada musuhnya yang belum terpengaruh Far Strike.
Serangan lempar yang tak terduga itu dilancarkan dari jarak yang sangat dekat.
Lintasan belati akan menghasilkan luka yang tidak bisa dihindari meski ditahan.
Seperti yang diharapkan dari seorang ahli, orang itu memutuskan untuk memilih ‘menghindari’ serangan itu.
Meski begitu, manuver orang itu seperti dugaan Tatsuya. Sama persis karena aksinya terlalu logis, maka menebaknya jadi makin mudah.
Orang itu mengangkat bahu kanannya dan kakinya selagi lengan kirinya yang memegang belati diayunkan dari dalam ke luar, membuat lemparan belati itu terbang melewati panggulnya.
Dilihat dari posturnya yang lengan kanannya direntangkan keluar mengayun ke panggul kirinya, serangan selanjutnya tidak akan berasal dari titik buta di punggung kanannya, tapi dari bawah.
Tatsuya menendangnya dengan kaki kirinya.
Melihat tumpuan kakinya saat melempar menunjukkan sebuah gerakan yang aneh, orang itu tidak dapat menyembunyikan kekagetannya. Tangan kanan orang itu yang secara hati-hati digenggam dengan kuat dan baru saja kembali ke posisi semula karena gaya sentrifugal akibat gerakannya sendiri menerima tendangan Tatsuya secara langsung.
Orang itu tidak melepas belati yang digenggamnya.
Menahan rasa sakit dari tendangan di pergelangan tangannya, dia berencana untuk menggagalkan tendangan Tatsuya.
Kalau tumpuan kakinya yang menyerang, maka kaki itu pasti digunakan untuk melompat. Kenyataannya, Tatsuya saat ini sedang dalam keadaan dimana kedua kakinya diatas tanah. Kalau kekuatan serangan itu telah ditahan, maka tidak peduli seberapa lincah Tatsuya, keseimbangannya pasti tidak akan dapat mengikuti. Itulah yang akan terjadi kalau pertarungan ini hanya sebatas pertarungan fisik murni.
Kali ini, Tatsuya mengaktifkan Sihir Tipe Kontrol Gravitasi terlebih dahulu dalam area kalukasi sihir. Untuk tiga detik selanjutnya, sumbu pada Sihir Tipe Terbang akan berubah lebih dari sepuluh kali. Setelah kaki kanannya telah ditahan, Tatsuya terus terangkat di udara tanpa menyentuh tanah dan mendaratkan tendangan putar dengan kaki kirinya.
Kali ini, orang itu tidak punya waktu untuk bereaksi.
Tumit kirinya mengenai bagian belakang leher orang itu secara langsung.
Sebuah suara keras terdengar dari serangan dan tubrukan.
Ini adalah suara yang sangat familiar bagi Tatsuya, suara tulang yang patah akibat tendangan.
Tubuh orang itu terlempar hingga ke pinggir jalan.
Terkekang oleh inersia, tubuh Tatsuya meluncur ke kiri.
Sebuah belati mengenai citra tubuhnya. Senjata itu dilempar oleh salah satu dari dua orang yang berhasil bertahan dari Far Strike.
Meski dia masih berada dibawah pengaruh Sihir Tipe Terbang, kaki Tatsuya masih menyentuh tanah.
Dia menggunakan sihir untuk mengurangi gesekan.
Tatsuya menerjang mereka berdua, dengan kecepatan yang melebihi tubuh manusia, setidaknya yang tubuh Tatsuya tidak dapat capai.
CAD yang dipegang di tangan kanannya sudah dikembalikannya ke sarungnya saat dia menebas belatinya.
Setelah itu, dia tidak menggunakan sihir untuk memperlambat dirinya tapi dia melompat ke depan untuk memperkuat energi kinetiknya. Disaat yang sama dia melayang di tanah, dia melancarkan lengan kanannya yang penuh dengan inersia dan energi kinetik tepat di dada musuh.
Ini bukanlah pukulan, tapi sebuah tapak yang diarahkan langsung ke jantung musuh.
Saat terkena, orang itu terangkat dari tanah dan terlempar.
Tatsuya sedikit merendahkah tubuhnya dan sekali lagi menyentuh tanah dengan kakinya.
Sihir Tipe Terbang masih aktif untuk beberapa detik.
Setelah dia melompat dua meter di udara, suara tembakan dari peluru dapat terdengar dari belakangnya saat mereka terjatuh di tempatnya berdiri sebelumnya.
Tembakan itu berasal dari dalam mobil. Mereka pasti telah memilih senjata api lain untuk menggantikan yang telah terdekomposisi sebelumnya. Walau begitu, menggunakan taktik seperti itu pada situasi seperti itu sudah sangat terlambat.
Tatsuya mengeluarkan pistol dari pinggangnya.
Ini bukanlah CAD berbentuk pistol yang biasa digunakannya, tapi sebuah pistol asli yang juga diambilnya dari Lina.
Dia berputar di udara dan mengembalikan hadiah kepada penembak yang terlihat dari balik jendela. Setelah peluru Tatsuya menembus dadanya, tubuh orang itu masuk kembali dari jendela ke dalam mobil.
Segera setelahnya, Tatsuya mendarat diatas orang ketiga.
Kaki kanannya menginjak bahunya sementara kaki kirinya menginjak tulang selangkanya saat mendarat.
Tubuhnya, tidak terpengaruh sihir apapun, mendarat dibelakang orang ketiga tepat seperti itu.
Hujan peluru yang mengenai seluruh tubuhnya itu adalah tanda dari betapa paniknya penembak musuh.
Walau sulit untuk menyerang musuh yang bersembunyi didalam mobil, untungnya hanya ada satu musuh yang tersisa.
Setelah menggunakan tembakan untuk menekan musuh dan membuatnya masuk ke dalam mobil, Tatsuya mengamati situasi dan hanya bisa merasa agak kecewa.
Selain dua orang yang telah tertembak dan mati, ada dua orang lagi yang pingsan di tanah.
Berdasarkan CAD yang terpasang di pergelangan tangan mereka, mereka berdua seharusnya ialah penyihir pendukung.
Tampaknya Far Strike punya efek-efek yang tak dimaksudkan. Ini juga menandakan pelatihan dari Yakumo cukup efektif.
Untuk berjaga-jaga, Tatsuya menginjak dada semua orang itu untuk melihat reaksi mereka sebelum menendang semua tubuh orang mati dan tak sadarkan diri itu.
Karena pistol Lina memiliki laras yang kecil, untungnya tidak ada satupun luka serius di tubuh mereka. Meski terdapat beberapa lubang pada tubuh mereka semua, tidak banyak darah yang keluar.
Setelah membuat salinan semua data yang ada, Tatsuya bersiap untuk merusak semua peralatan yang ada.
Setelah mengingat kalau tamu selanjutnya yang akan membersihkan semuanya untuknya, Tatsuya melakukan pekerjaan kecil seperti membersihkan bercak darah dan keluar dari mobil itu.
Dalam seluruh rangkaian kejadian ini, Tatsuya pura-pura kalau dirinya tidak tahu siapa orang misterius yang memata-matainya.
……“Saat aku membawa Angie Sirius ke dalam mobil, tidak ada tanda-tanda kehadiran pasukan tambahan.”
“Apa mereka telah dikalahkan oleh pengamat itu?”
“Aku rasa mereka memutuskan kalau itu membebani pengamatan saya, karena saat aku kembali, Chiba Naotsugu yang tak bisa bergerak juga sudah menghilang.”
Setelah mendengar laporan dari Tatsuya, Hayama membentuk postur merenung. Tidak akan ada orang yang dapat mengetahui kalau dia hanya berpura-pura atau tidak, ini hanya bisa dibilang sebagai pengalaman seorang pak tua yang luar biasa.
“Sepertinya pengamat kita cukup dekat dengan Keluarga Saegusa.”
“Keluarga Saegusa? Apa kau yakin kalau bukan Keluarga Chiba?”
“Tokyo merupakan yurisdiksi Keluarga Saegusa. Kami juga sempat mendengar kabar kalau bawahan Kouichi-sama mengambil langkah tertentu.”  
Kouichi-sama adalah kepala Keluarga Saegusa, jadi Tatsuya mengerti kalau yang dimaksud adalah Saegusa Kouichi. Nama dari para kepala keluarga Sepuluh Master Clan sudah jadi pengetahuan umum diantara penyihir Jepang.
“Membatasi penggunan sihir dan hanya bergantung pada pertarungan jarak dekat terjadi karena kau sadar kalau dirimu sedang diawasi, tapi sebenarnya ini adalah sesuatu yang harus dihindari kalau mungkin dihadapan pengamat.”
Tidak ada sedikit pun rentetan kejadian yang diselidiki Tatsuya sejak April lalu. Dia selalu terseret ke dalam kejadian itu. Bagaimanapun juga, Tatsuya sangat menyadari bahwa bagi seorang Guardian sepertinya, tampil mencolok bukanlah tindakan yang pantas, jadi dia merasa berat hati.
"Tetap saja, kami juga sadar bahwa Tatsuya-dono tidak salah apapun. Meski begitu, melindungi salah satu kandidat kepala keluarga berikutnya, Miyuki-dono, adalah misi anda, tentu saja anda bukan satu-satunya yang ditugaskan. Bahkan jika beliau belum berada disisi Maya-sama masih terlalu cepat untuk keluarga lain untuk mengetahui posisi Miyuki-dono. Tentu saja, jika yang kita bicarakan adalah Kouichi-sama, dia mungkin sudah mendengar......"
Kata ‘mendengar’ pasti merujuk pada dugaan kalau Tatsuya adalah seseorang yang berhubungan dengan Keluarga Yotsuba. Tatsuya diam-diam terkesan karena mereka saat ini masih ‘mendengar’ bukan ‘memerhatikan’.
"Walau begitu, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan bukti yang akan membuat mereka lebih dari sekedar berspekulasi. Tatsuya-dono, tolong kirimkan data yang telah anda salin kepada saya. Saya akan mulai menangani militer USNA."
Kata-kata enteng yang keluar dari mulut Hayama terdengar seperti kesombongan yang dibesar-besarkan di telinga Tatsuya.
Dalam hal jumlah, keluarga Yotsuba jelas-jelas kalah dibandingkan dengan Keluarga Saegusa dan Ichijou. Tapi, kekuatan bertarung mereka setara. Dalam pertarungan satu lawan satu, Yotsuba lebih unggul. Meski jumlah mereka terbatas, mereka lebih dari sanggup untuk menjadi kartu as untuk melawan teroris dan melaksanakan aksi yang diluar jangkauan hukum yang dibutuhkan pemerintah. Dalam hal black ops dan pembunuhan, tidak ada satu keluarga pun diantara ‘keluarga Numbers’ yang dapat menyaingi Keluarga Yotsuba.
"Asalkan kita tidak membiarkan JSDF mengganggu, Kouichi-sama tidak akan bisa ikut campur secara langsung."
Agen yang lain sudah beda cerita, tapi setidaknya kata-kata Hayama dapat dipercaya.
Disaat yang sama dia menekan tombol sambungan komunikasi, Tatsuya menunduk dalam di depan kamera.
◊ ◊ ◊
Ketika dia melihat wajah Tatsuya saat ia datang untuk menjemputnya, mata Miyuki terbelalak terkejut.
“Apa terjadi seuatu?”
“Tidak, tidak ada apa-apa.”
Walau dia menjawab dengan cepat, Miyuki paham dengan baik kalau itu hanya untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
“Onii-sama, kau tidak terluka ‘kan?”
Tiba-tiba, Miyuki memeluk Tatsuya dengan erat.
Ini sebenarnya membuat Tatsuya tidak bisa melakukan apa-apa.
“Tidak, Miyuki, tenanglah sedikit.”
“Mana mungkin aku bisa tenang! ‘Bau’ ini……. Onii-sama, kau betarung melawan Lina, bukan!? Dan, bukan satu lawan satu, bukan!? ‘Bau’ ini seperti kau melawan lebih dari sepuluh orang!”
Tepat seperti yang dapat dilakukan Tatsuya dengan kemampuannya untuk menangkap ‘informasi’ melalui tatapan, Miyuki juga dapat mendeteksi ‘informasi’ melalui sentuhan. Namun, Miyuki lebih hebat daripadanya dalam hal ini, sampa-sampai ia mampu menggunakan bau untuk mendapat informasi. Meski Tatsuya tidak mendapat luka fisik sedikit pun, dia masih ber’bau’ pertarungan.
“Tolonglah, tenanglah sedikit.”
Membuat seseorang khawatir akan dirinya adalah sesuatu yang pantas untuk digembirakan, tapi dia tidak akan bisa menjelaskan apa-apa kalau dia tidak tenang.
“Kau seharusnya tahu tidak ada orang yang dapat melukaiku.”
Semua orang mungkin akan terkejut mendengar perkataan itu, tapi Miyuki segera menangkap maksud dibaliknya.
Perlahan-lahan, kegelisahannya memudar.
Lima detik kemudian, dia sudah tenang sepenuhnya.
“……..Onii-sama, aku minta maaf atas apa yang baru saja kulakukan.”
Tidak hanya meminta maaf secara verbal, tapi bahkan tubuh adiknya juga meringkuk malu. Tatsuya tidak bisa apa-apa selain tersenyum, mungkin dia merasa senyuman adalah cara yang baik untuk menanggapi situasi ini, dan sedikit menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa. Akulah yang membuatmu khawatir.”
“Hal seperti itu…. Tentu saja seorang adik akan khawatir tentang keselamatan kakaknya.”
Tentu saja? Meski pertanyaan itu melayang-layang di otak Tatsuya secara refleks, dia juga sadar kalau mengatakannya keras-keras adalah tabu.
Itu tidak lebih dari pikirannya semata.
Benar, merasa khawatir pada orang lain memang biasa tapi, kekhawatiran Miyuki sedikit tidak normal.
“Sebenarnya, tidak mungkin Lina dapat mengalahkan Onii-sama tidak peduli berapa kali ia menantang Onii-sama. Itu karena tidak ada seorang pun di dunia yang dapat mengalahkan Onii-sama.”
Saat dia melihat adiknya mengatakan perkataan kerasnya seperti biasa, Tatsuya secara sadar melihat adiknya dengan mata yang sedikit lebih dingin.
Selama Miyuki percaya kepadanya, dia perlu memenuhi ekspektasinya tidak peduli apa yang harus dilakukannya. Pemikiran ini sebenarnya ada di suatu tempat di hatinya, sebuah rasa pengertian yang terlahir dari tekad dan harga diri.
Tapi, disaat yang sama, objektivitasnya yang tidak ada hubungannya dengan ini merasa kalau ini sudah sangat berbahaya.

Kalau bukan karena musuhnya adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang kekanak-kanakan, jika kedua pihak sudah bersungguh-sungguh, mungkin dialah yang akan kalah pada akhirnya.
Namun, bahkan jika Tatsuya tidak diberhentikan dari tugasnya, akan jadi masalah kalau pikirannya menyadari adanya pemikiran seperti itu.
Yang mana mengapa, lebih dari apapun, dia perlu tampak gigih.
“Selama Onii-sama bersamaku, aku tidak akan berpaling darimu.”
Walaupun perkataan ini terasa berlebihan.
Penyampaiannya lah yang lebih terasa.
Air mata mengalir dari sudut matanya.
Melihat tatapan hangat yang ditujukan Miyuki kepadanya, Tatsuya sadar kalau dia baru saja membuat sebuah kesalahan.
Meski begitu, tidak ada caranya untuk menarik perkataannya.
Bukan, bahkan jika ia dapat menariknya kembali, situasi ini sudah diluar kendalinya.
Perlu diingat, Miyuki sedang dalam keadaan yang lebih sulit dikendalikan ketimbang sebuah bom.
(……….Ah sudahlah, masih lebih baik daripada diinterogasi tanpa ampun.)
Saat ini, pikiran Tatsuya dipenuhi dengan cara melarikan diri dari keadaan ini.
◊ ◊ ◊
Sesampainya Lina di apartemennya, waktu saat ini sudah lewat tengah malam. Apalagi, ini sudah bukan tengah malam lagi, tapi sudah ‘jauh’. Setidaknya, matahari masih belum terbit saat ia sampai di rumah, jadi setidaknya dia masih bisa merasa nyaman karena itu.
Meski semua peralatannya telah diambil, untuk alasan yang aneh Brionac masih ada bersamanya, jadi keamanan dirinya tidak akan jadi masalah.
Sayangnya, karena peralatan komunikasinya telah diambil, tidak ada cara untuk memanggil mobil untuk menjemputnya.
Terlebih lagi, karena dia selalu menggunakan uang elektronik, dia tidak membawa dompet sama sekali. Yang lebih penting lagi, untuk mencegah adanya investigasi akan operasinya, dia tidak membawa barang pribadinya satu pun. Berkat itu, bahkan transportasi publik 24 jam bukan pilihan untuknya, memaksanya untuk berjalan kaki sampai di rumah.
Karena CAD khusus dan umumnya telah menghilang, Sihir Tipe Terbang dan sihir gerak cepat juga tak bisa digunakannya. Lina sudah akan menangis, ketika sampai di apartemen tempatnya tinggal berkat teknik melompatnya.
Jika ada siapapun yang melihat keadaannya saat ini, Lina mungkin akan segera menyerangnya dengan Brionac secara refleks karena rasa malunya yang bukan main.
Berkat identifikasi biologis di apartemennya, Lina berhasil masuk tanpa masalah.
Disaat yang sama dia menghela nafas lega, amarahnya bangkit.
(Apa kau membenciku, Tatsuya?)
Dari sudut pandang objektif, Lina punya banyak sekali alasan yang ingin dikeluhkannya kepada Tatsuya. Walau begitu, sebagian besar dari keluhannya berasal dari perasaannya. Pada akhirnya, berkat latihan militernya selama ini, dia berhasil menghilangkan perasaan itu dan mengingat apa prioritas utamanya.
Pertama, dia terhubung dengan sinyal dari rusat komando. Namun, tidak peduli seberapa kuat sinyalnya, dia gagal untuk mendapat jawaban.
Keringat dingin mengucur dari punggung Lina. Untuk menghilangkan firasat buruk di hatinya, Lina menggelengkan kepalanya dengan keras.
Dia mencoba untuk menggunakan komunikator di kamarnya sekali lagi untuk menghubungi ruang komando. Sebelumnya, dia masih berharap ‘sinyalnya tidak bisa terhubung’, tapi saat dia berulang kali mencoba untuk menghubungi, harapan ini pudar dan sirna.
Apa yang terjadi dengan Kolonel, Lina tidak bisa menahan dirinya dari memikirkan hal tersebut.
Lina dengan gesit mempersenjatai dirinya dengan CAD dan senjata lainnya, mengatakan kepada dirinya untuk bergerak, lalu melompat keluar balkon apartemennya.
Tujuannya adalah gedung pencakar langit yang menjadi lokasi ruang komando rahasia mereka.
Saat dia mendapati kalau tempat itu telah ditinggalkan, waktu sudah sejam lebih sejak dia memulai pencariannya.
◊ ◊ ◊
Pagi keesokan harinya.
Berita di televisi mengabarkan kalau sebuah kapal USNA kecil ditemukan di perairan Jepang dan telah diselamatkan oleh Badan Pertahanan Kelautan Jepang setelah dikatakan hanyut di lautan akibat kerusakan mesin.
Namun, berita ini tidak mengatakan alasan mengapa seorang perwira tinggi yang ditempatkan di kedutaan di Tokyo berada di kapal itu.
Ditambah lagi, sang siswi pertukaran cantik di SMA 1 itu terus meminta izin sakit atas alasan kesehatan.


[1] Mekanisme penyimpanan data sekunder berkecepatan tinggi yang digunakan untuk menyimpan data atau instruksi yang sering diakses.