RENCANA RAHASIA DAN QUEST DARURAT
(Translater : Hikari)

”Penaklukan monster adalah hal utama pada hari pertama acara ini. Untuk memulainya, kami akan memanggil sejumlah monster yang telah kami persiapkan! Party yang mengalahkan dalam jumlah tertentu atau lebih akan mendapatkan penghargaan berupa sebuah aksesoris sebagai hadiahnya. Lokasinya adalah depan gerbang timur dan barat di luar kota! Kalian bisa berpatisipasi secara bebas. Di area ini, kami telah membatalkan penalti serangan gabungan. Akan tetapi, syaratnya adalah hanya mereka yang memiliki stats yang sesuai untuk memcapai Kota Kedua atau Ketiga yang dapat berpartisipasi. Selamat berjuang!” 
Dari kata-kata Lyly, aku dapat merasakan jumlah kekuatan tertentu yang dibutuhkan.
Tidak terlihat bahwa monsternya sama kuat dengan yang mengamuk di Lyly's Woodworking Store, tapi seperti yang diduga, mereka tidak dapat menyesuaikan kekuatan monster yang dipanggil.
“Aksesoris! Kalau begitu kita harus ikut. Ayo, Al!”
“Kau benar, Rai-chan! Kita harus menguji equipment kita yang sudah diperbarui!”
“Hei! Kalian berdua!”
Aku menyambar kerah mereka berdua yang mencoba lari, menahan mereka di tempatnya.
“Menyerahlah kali ini. Level kalian tidak cukup tinggi.”
“Yun-kun? Bagaimana kau tahu?”
Yah, itu karena aku terlibat di dalamnya. Begitu mereka muncul, aku dapat secara langsung memahami situasinya.
Sambil tidak melawan arus orang-orang yang berkumpul, para player yang berpatisipasi bergerak ke depan gerbang di sebelah timur dan barat. Di antara mereka, para player kebanyakan menyaksikan layar yang ditampilkan di langit.
Di tempat yang dipersiapkan di depan gerbang timur dan barat kota, "hal-hal tertentu" telah ditempatkan pada jarak tertentu dan di luarnya, benda-benda ini disulut.
Ada beberapa orang yang mengerut tidak senang karena tidak terbiasa dengan aroma dupa tersebut. Aku, yang mengetahui benda apakah itu, mengucapkan namanya.
"——Insect Repelling Incense, ya. Seperti yang kuduga, itu adalah serangga-serangga tersebut."
"Apa maksudnya Insect Repelling Incense?"
Karena Letia tidak tahu, dia menelengkan kepalanya sedikit dalam kebingungan. Emily-san tahu akulah yang membuatnya, tapi mungkin dia tidak berpikir bahwa itu akan digunakan seperti ini.
"Monster yang disebut-sebut tadi adalah monster yang terbatas pada jenis serangga. Dengan menaruh dupa tersebut dalam jarak tertentu, sebuah area yang tidak ramah serangga pun tercipta. Membuatnya menjadi mungkin untuk menahan monster-monster dalam tempat tertentu."
Tidak mungkin, memikirkan sebuah item yang digunakan untuk menghindari pertemuan dengan monster-monster dapat digunakan dengan cara seperti ini. Itu adalah konsep kebalikannya.
"Dikatakan bahwa monster-monster yang disebut itu kira-kira sama kuatnya dengan orang-orang yang mencapai Kota Kedua atau Kota Ketiga. Lokasi di mana kau bisa mendapatkan itemnya ada terdapat di Maze Town. Karena itulah, ini beresiko bagi kedua orang ini untuk ikut serta sekarang ini."
Jadi untuk kali ini, tonton saja. Saat aku berkata demikian, mereka berdua merasa yakin dan datang meminta maaf.
"Um, terima kasih telah menghentikan kami yang tergesa-gesa lagi. Dan maaf."
"Aku juga kurang berhati-hati. Aku seharusnya menghentikan Rai-chan dengan baik. Maafkan aku."
Mereka berdua menurunkan kepalanya dan terlihat menyesal, jadi aku menerima permintaan maaf mereka.
"Kali ini, ayo kita beli saja jus dan menontonnya. Aku yang traktir."
"Benarkah? Kalau begitu, aku mau lima ember besar aneka jus."
"Kau…tahanlah dirimu, Letia."
Melihat percakapanku dengan si elf lapar, Emily-san terkekeh dan akhirnya menulari Raina dan Al untuk tertawa juga.
Seperti yang kukatakan, aku mentraktir semua orang jus dan mengelurkan kue yang kumiliki di dalam inventory. Supaya tidak menghalangi jalan orang lain, kami pindah ke sudut dan melihat layar yang diperlihatkan di udara.
Di tengah-tengah antara Insect Repelling IncenseBlack Lustrous Sphere bertumpuk menggunung, membuatnya terlihat seperti tumpukan batu-batu bulat hitam biasa.
Saat sihir digunakan di sebelah mereka, batu-batu bulat hitam itu dengan segera berubah menjadi monster hitam jenis serangga saat itu juga.
Sebelumnya saat Lyly membuat mereka menyembur ke dalam kota, aku tidak dapat mengamati mereka dengan santai. Namun, kepala monster serangga itu berbentuk tetesan air dan di atasnya terdapat sebutir kristal yang begitu transparan sampai terlihat seperti sebuah perhiasan. Sementara tubuhnya tersembunyi di balik kepala besasr itu, makhluk tersebut ditutupi sebuah cangkang besar dan bagian ujungnya menghunuskan sepasang gunting besar vertical. Mereka menggunakan keenam kaki mereka untuk merayap mantap di permukaan tanah, menggerakkan ekor-ekor mereka dan menjapit-japitkan guntingnya dalam sikap mengancam.
Mereka muncul satu persatu, menjejalkan diri mereka di sebuah tempat yang sempit.
"Entah kenapa, melihat begitu banyak dari mereka berkumpul seperti ini rasanya menjijikkan. Aku merasa bersyukur kita tidak ikut."
"Bagimana kau menghadapinya? Sebaliknya, bukankah mereka akan dengan mudah dihabisi dengan sihir kalau mereka merapat begitu?"
"Acaranya belum dimulai. Mungkin, efek Insect Repelling Incese akan padam di bagian dalam dan monster-monster serangga itu akan lebih tersebar?"
Mereka berdua terlihat menikmati fakta yang kujelaskan kali ini.
Akan tetapi, dengan acara berikutnya, kota menjadi begitu sunyi.

—Sebuah quest darurat, Town Assault telah dimulai di dalam kota. Sejumlah boss monster telah diatur di dalam kota dan penalti serangan gabungan telah dibatalkan sampai questberakhir. Level yang dibutuhkan cocok untuk semua player. Setelah mengalahkan sejumlah monster, kau akan menjadi pemenang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan sebuah hadiah. Sebagai tambahan, item edisi terbatas telah dipersiapkan untuk para pemenang——

Ini adalah pengumuman acara resmi dari manajemen game. Isinya adalah quest darurat untuk para player yang berpatisipasi. Mendengar hal ini, aku merasakan rasa takut yang samar bahwa acara para perajin dan quest darurat resmi ini mungkin adalah hal yang rumit.
Tetap saja, meski demikian, para player yang sebelumnya tidak dapat berpatisipasi dalam acara yang sebelumnya, kini berdiri dengan antusiasnya sambil memegang senjata mereka.
Itu karena quest darurat ini tidak memiliki batasan level.
Dengan semua orang memegang senjata, mereka menunggu quest  darurat itu.
"Hei, kali ini kami bisa ikut serta, 'kan? Kami akan melakukan apa yang kami bisa."
"Y-ya, dengan level yang sesuai, tidak ada masalah."
Sambil berkata begitu, si kembar dengan senangnya mengayunkan senjata yang baru dibelinya. Akan tetapi, aku masih merasa cemas apakah benar-benar tidak apa-apa mereka ikut serta dalam hal tak terduga seperti ini,
"Bagaimana kalau kita membentuk party dan saling membantu satu sama lain?"
Mendengar pertanyaan Al, kupikir dia benar. Emily-san dan aku hanya harus membantu mereka sebisa mungkin. Aku menyadarinya.
"Seperti biasanya, Yun-kun dan aku akan melindungi kalian. Kami tidak akan terlalu banyak ikut campur dan hanya mendukung kalian supaya kalian tidak mati."
"Baiklah kalau begitu. Letia, maukah kau——"Aku akan bertarung bersama kalian"——ikut serta?"
Dia mengangguk dengan sangat bersemangat. Karena kami tidak tahu gaya bertarung yang Letia gunakan, aku merasa cemas kalau kami tidak bisa bekerja sama secara tiba-tiba begini.
"Oke, aku mengerti bahwa Letia akan bertarung. Kalau begitu, ayo berhenti mengobrol dan pergi."
Meskipun aku cemas, Letia dan Emily-san membicarakan aturan untuk quest darurat itu, jadi aku juga menambahkannya dengan ide untuk kerja samanya.
Tidak ada bantuan enchant untuk Raina dan Al. Tidak ada penyembuh dari item penyembuh. Kami akan mengalahkan monster yang datang dari samping, tapi tidak akan membantu yang diincar mereka berdua.
Saat kami mengatakan itu pada mereka, mereka tiba-tiba termotivasi.
"Baiklah kalau begitu, ayo lakukan!"
Raina memajukan perisai bulat di lengannya dan membuat kuda-kuda dengan setengah bagian tubuhnya. Al meremas tongkat panjangnya dengan kedua tangan.
Dan saat hitungan mundur quest darurat dimulai pada layar yang muncul di udara, sekumpulan serangga hitam rencana rahasia mulai perlahan menyebar.
"Haa?! Serius, nih?!"
Sebuah suara. Orang yang berbicara itu pasti berpikir bahwa rencana rahasia dan quest darurat dimulai secara bersama-sama. Aku juga berpikir demikian awalnya.
Akan tetapi, itu sebenarnya berbeda.
"3, 2, 1..."
Bersamaan dengan hitungan mundur, jumlah monster serangga hitam yang terpampang di layar meningkat. Kepadatannnya bertambahn dalam rentang yang diperkirakan dan saat itu mulai dengan cepat terbentuk, aku samar-samar mulai merasa khawatir.
"—Ini gawat, ini gawat, ini gawat. Tidak ada bukti kerja sama dengan quest darurat."
Terpantul di layar, saat para perajin yang menyelenggarakan acara ini sangat panik, akhirnya waktunya tiba dan——
"Serangga-serangganya melarikan diri.'
Banyak bos monster berukuran sedang dari quest darurat bermunculan di mana-mana di dalam kota, dan berikutnya monster-monster lemah bermunculan mengelilingi mereka.
Kemunculan sekelompok serangga hitam dari yang sebelumnya, bos quest darurat dan monster-monster lemah saling susul menyusul, menyebabkan segalanya menjadi kacau.
"Player yang tidak bertarung, larilah ke tengah kota! Player yang bertempur, ke garis depan! Monster-monster mulai bergerak!"
Raungan seseorang menggema.
Pada dasarnya, gerombolan monster serangga hitam itu tidak akan meninggalkan area yang diciptakan oleh Insect Repelling Incense. Personil-personil ditempatkan agar dupa yang menyala tidak dihancurkan. Akan tetapi, begitu banyak jenis monster telah muncul di kota karena quest darurat tanpa terkena efek Insect Repelling Incense dan menghancurkan sebagian dupa-duoa itu, membuat serangga yang bebas pun menyerbu keluar.
Dan kemudian, yang kuat dan yang lemah berbaur memasuki arena pertempuran tertutup yang sangat besar.
Kota di mana terdapat begitu banyak orang. Sebagai tambahan, dengan adanya lapak-lapak dan kios-kios, jalanan menjadi sempit sehingga gerakan para player menjadi terhambat, segerombolan monster serangga menyerang.
Saat seseorang tidak mampu mengalahkan monster serangga hitam yang mendekat, mereka akan dibangkitkan di alun-alun kota, kemudian kembali menghadapi monster yang datang satu demi satu meskipun ada penalty kematian.
"Ini sama seperti Serangan Zombie versi β."
"Serangan Zombie?"
"Benar. Saat event mempertahankan kota di versi β, player yang kalah melanjutkan penyerangan meskipun ada penalty kematian. Dibangkitkan, mereka melanjutkan serangan. Dan, sedikit demi sedikit mereka melukai musuh."
Mendengar penjelasan Emily-san, aku mengingat kembali potongan kisah yang kudengar sebelumnya. Kalau aku tidak salah, itu adalah tentang aksi pengguna Bow yang kehabisan anak panah. Karena kisah itulah, Bow mulai mendapatkan perlakuan sebagai Sense sampah.
Dalam  situasi ini, ada pertempuran terbatas seperti itu juga.
"Para Perajin! Apakah kalian akan membiarkan acara ini hancur karena hal semacam itu?! Kita juga akan menyerang dan pergi ke luar sana!
" " "UOOOOOO——!" " "
"Semuanya, SERANG!"
"Magi-san, Cloude..."
Secara kebetulan ditampilkan di layar adalah para perajin dari Guild Perajin yang mengatur acara ini. Ditantang oleh Magi-san yang menduduki posisi sebagai ketua guild, mereka terus mengalahkan monster yang memenuhi kota.
"Jadi, apa yang kita lakukan? Berdiri saja dan melindungi?"
"Letia. Bia kupikirkan dulu..."
Aku menurunkan padanganku sedikit.
Magi-san and the others are fighting too. Other players are fighting right now. As if I'd let such an occurrence screw up the event. That's why I——
Magi-san dan yang lainnya juga berjuang. Player lainnya sedang bertarung saat ini. Mana mungkin aku akan membiarkan hal semacam itu menghancurkan acara ini. Karena itulah aku——
"——Kita akan membantu Raina dan Al sehingga kita akan bisa mengalahkan sebanyak mungkin monster. Jangan biarkan kekacauan ini menyebar lebih jauh."
"Mengerti. Meski begitu, dengan pertempuran yang membingungkan seperti ini, aku tidak bisa menggunakan monster sintetisku karena akan berakhir menjadi serangan melawan teman sendiri."
"Kalau begitu, karena mereka tidak bisa menjadi bantuan tenaga tempur, akan buruk membiarkan Ryui dan Zakuro tetap ada. ——Dismissal!"
"Kalau begitu, daripada di jalan besar, akan lebih baik menemui makhluk-makhluk itu di tempat mereka masuk di jalan kecil."
Kalau seperti itu, ini akan berhasil, pikirku.
Monster musuh telah menyebar di kota. Meksipun banyak monster berlarian di jalan terbesar yang menuju ke selatan dan ke utara, ke timur dan barat, ada pula banyak player di sana. Kami memasuki jalan kecil dan memilih monster untuk dikalahkan dengan segera setelah itu.
"Kita hanya akan menghadapi lawan-lawan yang mudah. Ayo, Al!"
"Ba-baiklah!"
Saat Al mengangguk menanggapi Raina, gadis itu berseru nyaring meningkatkan semangat bertarungnga dan menyerbu ke monser lemah terdekat untuk menhujamnya dengan tombak pendek, lalu menebasnya.
Tidak mau kalah dengannya, Al mengaktifkan sihir di jalan kecil yang sempit tanpa ada tempat untuk melarikan diri, melancarkan serangan.
"Natsu dan Aki, intai dan tahan musuh. Fuyu, seranglah begitu kau menemukan serangga-serangga hitam. Haru, tolong hentikan musuh yang menghalangi jalan."
Letia memberi perintah pada keempat monster yang dijinakkan itu.
Haru si Monster Herbivora menghadapi musuh dan menggunakan rambutnya yang elastis, menyerap dampak serangan. Sementara musuh berhenti, Fairy Panther menendang dinding dan membentangkan sayap perinya, terbang meluncur di udara, kemudian menghancurkan musuh dari atas.
Natsu si Mill Bird dan Aki si Wisp membentuk angka 8 di langit, menahan musuh dengan api dan bilah angin.
"Baiklah! Ini dia!"
Aku membidik dengan busur dan menembak. Saat serangga hitam berjalan di atas bangunan tertembus, makhluk itu jatuh di jalan, berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang.
"Datang lagi!"
"Baik!"
Dengan cara yang sama, aku menembakkan sebatang anak panah ke arah serangga-serangga yang merayap di dinding dan membuat suara berat dan aneh dengan capit dan ekornya, menembusnya. Satu dari mereka menendang dinding tempatnya merayap lalu mengarah ke Raina dan Al.
"Emily-san, kuserahkan padamu!"
"Aku mengerti."
Dia menarik keluar pedang tersambungnya dan saat dia mengayunkannya potongan-potongan logam yang memanjang, kawat pusatnya menjerat serangga hitam itu, menjatuhkannya ke tanah.
"Dia terikat, musnahkan dia!"
Saat dia memuntir gagang dari pedang tersambungnya itu, sebuah suara angin dapat terdengar dan kawat yang menjerat erat permukaan tubuh, potongan-potongan logam mencabik serangga hitam itu menjadi serpihan.
Terdapat dampak serangan dari menjerat erat dan luka dari tebasan potongan logam. Intinya, semuanya menusuk bagian lembut serangga, mencabiknya. Akhirnya, makhluk itu berubah menjadi partikel-partikel cahaya.
"Itu luar biasa, Emily-san."
"Ini pertama kalinya kita berada dalam grup, tapi kau lumayan, Letia."
"Tidak masalah saling memuji, tapi jangan lupa untuk membantu si kembar."
Letia dan Emily-san saling memuji aksi satu sama lain. Aku menegur mereka sambil terus menembakkan anak panah, lanjut membantu si kembar.
Tetap saja, meskipun si kembar tidak terbiasa bertarung sambil mengawasi sekitar mereka, level dan kondisi stats mereka cukup untuk melampaui monster-monster lemah. Akan tetapi, karena mereka segera menyerang musuh yang ada di depannya, mereka jadi dikepung oleh monster-monster lemah itu.
"Ayo kurangi jumlah mereka dan sisakan beberapa untuk Raina dan Al."
"Ya, ayo lakukan yang terbaik."
"Kau benar."
When I saw black insects mingle among the growing flock of mobs I heaved a sigh, Emily-san smiled wryly and Letia instructed her four tamed mobs.
Saat aku melihat serangga-serangga hitam itu bercampur dengan kumpulan monster yang bertambah banyak, aku menghela nafas. Emily-san tersenyum simpul dan Letia memerintahkan keempat monster jinaknya.

 Sudah berapa banyak yang kami kalahkan? Sudah berapa lama waktu berlalu? Kami tiba di alun-alun yang terbuka, sedikit jauh dari pusat kota dan berhenti melangkah.
Di tengah-tengah alun-alun yang dicapai Raina dan Al dengan mengehar sesosok musuh di jalan kecil, ada seekor boss monster.
"——Forest Bear!"
Bersamaan dengan suara Raina, Al menarik napas terkejut.
Itu adalah seekor monster berukuran sedang yang sebelumnya menyerang Raina. Akan tetapi, ukurannya lebih dari 3 meter. Dia mempunyai cakar-cakar tajam dan tubuhnya berwarna merah. Dengan kata lain, itu adalah seekor sub-spesies Forest Bear.
Meski Forest Bear tidak begitu kuat untuk bos quest darurat, karena ingatan menakutkan mereka, si kembar tidak dapat mengambil satu langkah pun.
"Melihat musuh menyerang seperti ini, itu mengingatkanku pada bos awal game. Di dalam game manapun, ada banyak bos monster lemah seperti ini."
"Bagiku, melihat perbedaan warna tubuhnya, sepertinya mereka seakan-akan melakukan penghematan dan hanya mengubah warna temanya untuk meningkatkan jumlah musuh. Tentu saja…kalau ini adalah bos yang warnanya jelas berbeda, stats dan pola pergerakkannya ditingkatkan, dia mungkin memenuhi peran sebagai bos?"
"Kalau kita mengalahkan itu, kita mungkin akan mendapatkan bahan untuk sup beruang, 'kan?"
Setiap dari kami bertiga memikirkan apapun yang kami suka. Ngomong-ngomong, itu semua diucapkan dalam urutan dari kanan, dimulai dari aku, Emily-san dan Letia
Dengan hanya monster selevel ini, kami tidak merasa terancam sama sekali
"Kenapa kalian sama sekali tidak tegang!"
"Tidak, Al. Kau tahu…"
Kenapa kami harus takut pada bos yang mungkin akan kami kalahkan dengan mudah? Kami mengarahkan tatapan kami yang berkata demikian pada Al.
"Musuh bergerak, Yun-kun."
"Ikuti mereka! Raina dan Al, yang mana yang kalian incar?"
"Tentu saja, si bos! Kita akan mengalahkannya!"
Raina menunjukkan motivasinya dan Al menjerit dari belakangnya. Yah, berada dalam kendali saudarinya adalah takdir dari seorang saudara laki-laki, terima saja. Aku sudah menerimanya.
Dalam hatiku, aku menyemangati Al, kemudian menembakkan anak panah dari busur dan menembus serangga hitam di dinding.
Letia bekerja sama dengan keempat monster jinaknya dalam jangkauan jarak dekat untuk tidak membiarkan Raina dan Al diserang dari belakang oleh serangga-serangga hitam itu.
Emily-san dengan bebas memanipulasi pedang tersambungnya, hanya menyerang musuh-musuh yang menyerang Raina dan Al dari samping. Dia kadang membiarkan beberapa ekor lewat untuk dihadapi kedua anak itu.
"Ya ampun, kau sangat Spartan ya, Emily-san."
"Terlalu memanjakana mereka juga tidak bagus!"
Mendapat siksaan yang masuk akal adalah hal yang penting. Dan saat Raina serta Al menyerbu bos di depan, Emily-san dan aku berdiri saling memunggungi sambil mengangkat senjata.
"Biasanya, ini adalah keadaan yang sangat terdesak, tapi aku sama sekali tidak merasa gawat."
Sambil berkata demikian, aku melesatkan anak panah secepat mungkin dan mengurangi jumlah mereka dalam sekejap mata——
"Kalau aku harus menggambarkannya, rasanya aku seperti sedang bermain game Musou. Kau tahu, mengendalikan panglima perang."
Setelah berkata begitu, Emily-san mengembalikan pedang tersambungnya menjadi bentuk pedang panjang dan menebas seekor serangga hitam dengan itu.
Walaupun jumlah musuh perlahan berkurang, kami masih tidak dapat melihat akhirnya. Untuk menyelesaikan rencana rahasia dan quest darurat, kami harus memusnahkan semua serangga-serangga hitam dan bos monster yang muncul di kota.
" Yah, ayo kita percepat sedikit. Rapid Fire Bow - Second Form!"
Aku membidik dua monster yang datang melompat ke arahku dan melesatkan anak panah. Art itu menembakkan dua anak panah sekaligus, semakin berubah bersamaan dengan kenaikan level.
Baik waktu tunggu maupun waktu melancarkan Art itu sendiri jadi diperpendek. Dalam sekejap dua anak panah dilancarkan.
Diperkuat dengan Art, aku menembak secara berturut-turut, melancarkan rentetan serangan kuat.
Kalaupun ada kekurangannya, itu adalah kenyataan bahwa anak panahnya harus diisi ulang begitu habis dan MP yang dipakai dengan menggunakan Art berturut-turut. Kedua hal ini bukanlah masalah karena aku mempunya koreksi anak panah dan banyak MP yang tersimpan.
Kekurangan yang tidak bisa ditutupi oleh item atau level adalah karena lompatan dari Art itu, sudut untukku menggerakkan bidikan jadi terbatas. Akan tetapi, pada saat itu, Emily melindungi punggungku.
"Aku akan melakukannya juga ——Cracking!"
Pedang tersambung itu diayunkan jauh ke atas kepala, dibengkokkan dengan kuat dan diayunkan ke bawah.
Pedang itu seperti menghantam bebatuan jalanan seperti sebuah cambuk, menciptakan sebuah gelombang kejut yang melukai musuh secara melingkar dari titik pusatnya.
Serangan itu juga memiliki efek melumpuhkan dan melukai dengan suara. Pada dasarnya, itu adalah sebuah Art dari Sense Whip, tapi itu bisa digunakan dengan senjata yang berasal dari dan memiliki sifat Whip dan Sword.
Potongan logam mencabik saat kembali ke bentuk pedang panjang. Menebas dengan Art cambuk, itu menunjukkan ragam metode serangan.
"Emily! Di atas!"
Saat suara Letia terdengar, di atasku dan Emily-san terdapat sebuah bayangan hitam.
Aku secara reflek melihat ke atas dan melihat seekor serangga hitam melompat. Merentangkan keenam kakinya, dia mencoba untuk menghancurkan kami.
"Biasanya, adalah hal yang mudah untuk menghindar atau menembaknya jatuh, tapi aku tidak bisa bergerak karena efek dari penggunaan Art secara berturut-turut dan kemampuanku untuk mengarahkan sudut bidik pun terbatas.
"Serahkan padaku! HAAaaa!!"
Emily-san mengayunkan pedang bersambungnya ke atas kepala, membelit serangga itu dengan kawat dan potongan logam.
Dan dalam keadaan seperti itu, dia memegang gagang pedang dengan kedua pedang dan mengayunkannya secara vertical. Potongan logam menancap ke tubuh serangga itu, lalu meluncurkannya.
Serangga hitam itu ditarik ke bawah dengan ayunan tersebut dan menghantam ke jalanan berbatu, mendapatkan cedera yang sangat besar.
Akan tetapi, ada lebih banyak serangga hitam di atas kepala kami. Mereka menghunuskan ujung-ujung kaki mereka. Serangan dengan cakar akan meningkat kekuatannya bersama dengan momentum saat jatuh.
Aku masih tidak dapat bergerak karena efek pantulan Art.
Emily-san menjatuhkan satu serangga, tapi itu belum dikalahkan. Kalau dia melepaskan belitannya, makhluk itu akan bergerak ke arah Raina dan Al, jadi dia tidak bisa bergerak.
Karena Letia sedang mengalahkan monster-monster yang menghalangi jalan Raina dan Al, dia tidak bisa membantu.
"Yahh…sudahlah, akan kubiarkan diriku kena serangan."
Membangun kembali postur tubuhku setelah diserang berkali-kali adalah hal yang merepotkan. Sambil berpikir demikian, aku menyerahkan diriku sendiri untuk terkena serangan capit——dan itu tidak terjadi.
"——Sol Ray! Ketemu satu lagi!"
Sebuah bayangan putih yang kontras dengan serangga-serangga hitam yang bergerak dari satu bangunan ke bangunan lain, melompat di atas kepala kami.
Bayangan itu mengeluarkan sebuah cahaya laser dari ujung jarinya yang menembus serangga dari samping, kemudian menendang dinding untuk mengubah arah dan membelah serangga-serangga hitam yang melarikan diri di dinding-dinding.
"Myu!"
"Bosnya sudah dihadapi, tapi ada banyak monster yang tidak tertangani. Sekarang, jadilah santapanku demi mengalahkan anak anjing besar itu!"
"…Myu-san, aku mengalahkan musuh yang ada di atap. Ayo pergi!"
"Baik. Ayo berkeliling sedikit lebih lama lagi sebelum bergabung dengan Luka-chan dan yang lainnya——Light Wave!"
Myu mendarat di tanah dan berbicara dengan Toutobi yang berdiri di atas salah satu bangunan. Dari situ, dia memicu sebuah serangan sihir berdampak luas ke gang yang sempit dan bergegas masuk.
"Apa-apaan…yang barusan?"
"Seperti biasanya, Adik Yun-kun sangat bersemangat."
Emily-san dan aku melihat ke arah Myu lari barusan untuk beberapa saat.
Dan kemudian, sekali lagi kami melihat Myu mendadak muncul keluar dari antara bangunan. Menggunakan Action Restriction Release, dia menendang dinding-dinding dan bergerak secara tiga dimensi di seluruh kota. Aku entah bagaimana memahaminya.
Tentu saja, melihat dari atas itu lebih efisien, pikirnya. Toutobi juga dengan acuh tak acuh melompat dari satu gedung ke gedung lainnya.
"Entah kenapa, kepalaku sakit."
"Jangan melarikan diri dari kenyataan. Bosnya masih ada!"
"Oh, ya! Raina and Al!"
Saat aku melihat kembali bos dari subspecies Forest Bear, aku melihat Raina mengulurkan perisai bulat di pergelangan tangannya ke depan dan bertahan.
Sementara dia menekankan pada pertahanan, Al yang saat ini adalah inti dari serangan mereka, secara bertahap memangkas HP bos tersebut. Mereka bertarung secara hati-hati mengatur HP dan MP mereka.
"Mereka akan mengalahkannya pada akhirnya, tapi sebelum itu kita akan kelelahan mengalahkan monster-monster di sekitar kita.
"Mau bagaimana lagi. Untuk memperpendek waktu tempur, ayo berikan mereka sedikit bantuan. Raina! Al! Kami akan memberi kalian bantuan!"
"Tolong buat seminimal mungkin!"
Saat aku berteriak, aku ditanggapi Raina yang sedang terbakar hasrat untuk membalas dendam pada Forest Bear. Dia benar-benar benci kekalahan, aku pun demikian. Kalau bisa, kami tidak ingin ikut campur secara langsung, tapi kami tidak bisa memperpanjang waktunya juga.
Yah, aku tidak akan secara langsung ikut campur dalam pertempuran si kembar.
"Ayo! Enchant——Attack, defence, speed!"
Aku memasangkan enchant fisik pada Raina, meningkatkan stats-nya
Then after a few seconds of delay time, I put different enchants on Al.
Kemudian setelah beberapa detik waktu tunggu, aku memasangkan enchant yang berbeda pada Al.
"Enchant——Intelligence, speed! Yang terakhir adalah bonus. Element Enchant——Weapon!"
Pada Al, aku memberikan enchant peningkat serangan sihir dan kecepatan. Juga, aku menghancurkan Elemental Stone dari elemen yang ingin kugunakan, memperkuat elemen yang berkaitan.
"Ini——Fire Ball!"
"Aku juga! ——Charge Lance!"
Al melepaskan dua bola api yang sangat besar dan Raina berlindung dalam bayangan mereka, menyerbu masuk dengan tombak pendek di kedua tangan.

Bola api itu mengenai tubuh Forest Bear dan menyebar ke seluruhnya, memberikan cedera. Forest Bear itu mengayunkan lengan besarnya untuk memencarkan api, tapi dengan postur rendah yang bersembunyi di belakang api tersebut, Raina menghujamnya dengan tombak.
"HAaaa! Tembuslah!"
Serangan hebat itu menembus perut Forest Bear, menghancurkan postur tubuh makhluk itu. Mempertahankan momentum, Raina berlari ke belakangnya dan menusuk leher Forest Bear yang terjulur, kemudian memuntir gagang untuk mencungkilnya.
Itu menjadi sebuah faktor penentu. Forest Bear tersebut tersungkur dan berubah menjadi partikel-partikel cahaya.
"Baiklah! Bosnya kalah!"
"Belum. Serangan ke kota belum selesai! Ayo ke yang berikutnya."
"Istirahat dulu. Kalian perlu memulihkan HP dan MP."
Aku menghentikan Al yang berkata dengan senangnya dan Raina yang girang sebelum mereka berdua menyerbu musuh berikutnya yang terlihat.
"Meksipun bosnya kalah, Bear's Paw (Cakar Beruang)nya tidak jatuh. Aku tadinya mengharapkan itu dengan mempertimbangkan itu adalah subspesiesnya..."
"Letia, jangan berwajah sedih seperti itu. Ayolah, aku akan memberimu beberapa kue yang kubuat tadi."
"Ya Yun-san, aku sangat menyukaimu karena memberiku banyak hal."
Menyamai tindakan Letia, para monster jinaknya memekik. Karena Wisp tidak bisa bicara, dia menyampaikan perasaannya dengan mengubah warna lidah apinya.
"Yun-kun, jadi akrab karena memberi makan, ya."
"Bukan begitu niatku..."
Dengan lahap, Letia mulai mengunyah pound cake.
Layar besar yang dapat terlihat dari mana saja di dalam kota yang masih terproyeksi di udara, menampilkan perubahan besar situasi pertempuran.
Serangga-serangga hitam telah berbaur dengan bos lemah yang menyebar di penjuru kota, dan penaklukan musuh-musuh lemah di labirin ini tidak berjalan seperti yang kuduga sebelumnya. Di sisi lain, kekuatan tempur yang berlebih di jalan-jalan utama di timur dan barat, selaan dan utara, telah selesai membersihkan lawan. Pengaturan tim-tim untuk memperbaiki lapak-lapak dan tim untuk menyapu bersih gang-gang sedang dilaksanakan.
Di pusatnya terdapat Mikadzuchi dan Sei-nee dari guild Eight Million Gods. Anggota Guild Perajin yang mampu bertarung pun bergerak, dimulai dengan Magi-san.
Party-party yang berbakat seperti milik Taku telah menyebar ke berbagai tempat, terlibat dalam pertempuran.
"Hei, kita sudah cukup beristirahat. Kami ingin melanjutkan!"
"Kau benar. Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi ke selatan yang lebih sedikit orangnya dan mengalahkan apa yang kita temukan?"
Saat Emily mengusulkan itu, tidak ada satu pun yang keberatan dan mengangguk setuju.
"Sekarang, ayo pergi!"
Aku tersenyum simpul melihat Raina mengangkat tombaknya lagi dan mendekati musuh dari depan. Kami mengejarnya.
Mungkin karena mereka sebelumnya mengalahkan bos subspecies Forest Bear, level si kembar meningkat. Kecepatan saat menghabisi musuh dan efisiensi pertarungan telah bertambah.
"Kalau seperti ini, tidak berapa lama lagi, mereka akan bisa bergabung dengan party untuk mengalahkan Big Boar dan Blade Lizard."
"Kau benar. Saat itu terjadi, mereka akan berada di luar jangkauan kita."
Saat kami bedua mengalahkan serangga-serangga hitam, Emily-san dan aku bergumam.
Dan kemudian, kami terus bertempur sampai sebuah suara berbunyi setengah jam kemudian, menandakan berakhirnya quest darurat


"Terima itu! Haa! Aaa…"

——Quest Darurat selesai. Terima kasih atas kerja kerasnya. Ringkasan hasilnya sudah siap. Silakan menunggu sebentar.

Raina melancarkan sebuah tusukan dengan seluruh tubuh, menggores monster yang telah menghilang dan gerakannya berhenti, mempertahankan postur saat dia luput mengenai sasaran.
Dan karena dia terus berkonsentrasi pada pertarungan sampai sekarang, kelelahan, dia menenangkan napasnya dan duduk di tempat.
"Rai-chan. Kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa. Aku hanya perlu istirahat sebentar. Daripada itu Al, lihat status. Dalam waktu sesingkat ini, statusnya meningkat 5 level."
Napasnya masih tersengal-sengal, tapi aku melihatnya sambil tersenyum saat dia berkata begitu dengan senangnya.
Aku juga melihat status Sense sendiri.
________________________________________
Possessed SP24
Bow Lv37 Longbow Lv10 Hawk Eyes Lv48 Speed Increase Lv28 See-Through Lv13 Magic Talent Lv44 Magic Power Lv48 Enchant Arts Lv22 Dosing Lv28 Earth Element Talent Lv19
Unequipped:
Alchemy Lv32 Synthesis Lv33 Engraving Lv2 Swimming Lv13 Crafting Knowledge Lv34】【Taming Lv8 Linguistics Lv18 Cooking Lv26
________________________________________
Mempertimbangkan kekuatan monster yang kami hadapi, sepertinya levelku meningkat begitu sedikit, membuatku menghela napas kecil. Mau bagaimana lagi. Aku tersenyum simpul.
Hasilnya pasti sama untuk Emily-san saat dia mengulas senyum tipis.
"Yun-kun, selamat untuk kerja kerasnya."
"Kau juga, Emily-san."
Kami berdua mengeluarkan minuman dari inventory dan menempatkannya di mulut kami.
Saat kami duduk di pinggir jalandi mana kami dapat memandangi jalan utama, kami melihat bahwa bahkan setelah quest penyerangan itu, sisa-sisa dari program pembasmian serangga hitam dan persiapan lapak sudah selesai. Semua orang berlarian dan kota menjadi sibuk.
"Yun-saan, Emily-saaan. Coba lihat ini."
"Ada apa, Letia. Hei, haa?!!"
Letia memanggil kami. Saat kami berbalik, di sana, kami melihat serangga hitam menggerogoti si Herbivorous Beast yang kelihatan sama sekali tidak masalah dengan Natsu si Mill Bird dan Aki yang menahan serangga tersebut dengan sihir. Sebagai tambahan, untuk berjaga-jaga kalau serangga itu mengganas, Fuyu si Fairy Panther ada untuk melindungi Letia.
"Apa yang kau lakukan?! Itu bahaya, kan!"
"Tidak, bagaimanapun aku penasaran apakah aku bisa membuatnya menjadi rekan."
Raina dan Al bangkit dengan tubuh yang letih dan menyiapkan senjata mereka, tapi Letia menghadang tidak membiarkan mereka bertarung.
Mengabaikan mereka, Letia mendekati si serangga hitam dan menyentuh kristal di dahi makhluk itu.
"Baiklah kalau begitu. ——Taming"
Dia bergumam pelan. Sebuah riak samar menyebar dari tangan Letia.
Seakan diserap oleh dahi si serangga hitam, mulut makhluk yang menggeregoti bulu Herbivorous Beast itu menjadi kendur. Matanya yang bersinar merah berubah menjadi biru dan serangga itu menjauh dari Haru.
"Sukses. Jadi nama monster ini adalah Runner Bug, ya. Namamu Kisaragi. Jadi, nama panggilanmu adalah Ragi. Salam."
Berkata demikian, dia mengelus Kisaragi si Runner Bug. Makhluk itu mengeluarkan suara berisik yang manis dan berubah menjadi summoning stone.
"Kalau aku memanggilmu sekarang, kau mungkin diserang. Sampai nanti, Ragi."
Letia bergumam ke summoning stone di tangannya, kemudian kelelahan. Dia ambruk ke Haru si Herbivorous Beast, menempelkan wajahnya ke bulu makhluk itu.
"Hei, kau tidak apa-apa?"
"Aku…lapar."
Perutnya mengeluarkan suara nyaring dan dia mengulurkan tangannya ke arahku. Aku merespon dengan "ya ampun" dan pergi untuk membeli makanan di lapak yang sudah dibenahi dan menyerahkannya padanya.
Dengan begitu, untuk sementara waktu, dia menyimpan cukup kekuatan fisik untuk bergerak dan mulai aktif pergi makan sendiri.
Masalah dengan Letia sudah selesai. Kami melihat Raina dan Al lagi dan melihat mereka membuat ekspresi rumit meskipun level mereka meningkat. Emily-san dan aku tersenyum simpul sedikit kebingungan.
"Ada apa?"
"Memang bagus level kami meningkat, tapi jumlah pemulihan dari potion yang digunakan sejauh ini telah menyusut. MP Potion tidak berubah. Bagaimana denganmu, Al?"
"Aku? Tidak ada yang berubah."
"Selamat. Itu berarti jumlah pemulihannya telah berkurang karena levelmu meningkat. Saat ini kau menggunakan Beginner Potion, 'kan? Kalau begitu berikutnya yang kau gunakan adalah Potion dan High Potion."
"Tapi aku masih punya banyak sekali. Mubazir. Baru saja kami membeli equipment dan kami harus belanja lagi…"
Aku menenangkan Raina dan Al yang kepala dan bahunya merosot sedih.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kalian membuatnya menjadi Blue Potion yang punya efek yang sama dengan Potion? Dengan sedikit penyesuaian pada Beginner Potion, itu bisa diubah menjadi Bluepots."
Mendengar usulanku, Raina dan Al mengangkat wajah dan menelengkan kepala.
Kalau seseorang menggunakan Synthesis pada banyak Beginner Potion, bisa saja membuatnya menjadi obat yang berbeda. Kalau seseorang mencampurkan bahan Blue Jelly, dia bisa membuat Blue Potion.
Pada dasarnya, aku harus merebus tanaman obat kemudian mengkonsentratnya untuk membuatnya menjadi obat dengan efektivitas yang tinggi, tapi akan terlalu berlebihan untuk memberikan itu pada si kembar dari awal.
"Efeknya hanya akan sedikit lebih tinggi daripada potin biasa, bagaimana?"
"Dengan begitu kami bisa menekan pengeluaran. Rai-chan, bagaimana kalau kita memburu beberapa slime nanti?"
"Hmm, tentu."
Saat mereka bedua setuju, Letia telah kembali dengan cukup makanan sampai dia harus menjulurkan kedua tangannya untuk menahannya.
Menyaksikan saat dia membaginya untuk si kembar dan monster jinak, Emily-san merapat ke sampingku dan berkata,
"Yun-kun dan Blue Potion, terdengar nostalgic. Nona Penjual Bluepot Misterius."
"Bukan aku yang menamai diriku seperti itu."
Mengingat kembali diriku yang pernah dipanggil seperti itu, rasanya membuat kangen dan aku tersenyum simpul. Kurasa itu nama julukan yang lebih baik dari Nanny saat ini.
"Tentu saja, dengan resep dasar, efeknya berada pada tingkat yang sama dengan Potion, tapi dengan penyesuaian resep, itu bisa sebanding dengan High Potion. Karena tidak ada batas jumlah pemulihan, mereka berdua mungkin akan menggunakannya untuk waktu yang sangat lama."
"Aku sama sekali tidak memikirkan itu."
Memahami cengiran Emily-san meskipun mengenakan topeng, aku membalas dengan cengiran yang sama.
Pada saat itu, informasinya sampai pada kami lewat menu party yang kami periksa.

"——Selamat karena telah memenangkan hadiah Quest Darurat Town Assault. Hadiah untuk memperingatinya telah disimpan di dalam inventorymu."

"Al! lihat! Benarkah?! Kita mendapatkannya?!"
"Kita berhasil! Ini bukan mimpi!"
Ringkasan dari hasil quest darurat telah berakhir dan kami memenangkan hadiah. Untuk hasil pencapaian kami mengalahkan 80 monster lemah dan satu bos, kami mendapatkan sebuah hadiah. Dibandingkan dengan hasil player yang lain, kami tidak seberapa, tapi bagi player pemula, itu adalah sebuah hasil yang sangat bagus.
"Kita berhasil! Juga, dengan aksesoris yang baru ini, kita akan semakin kuat!"
"Kau benar!"
Apa yang mereka berdua pakai di lengan mereka adalah gelang yang berkilauan berwarna coklat dengan model yang membuatnya mudah untuk dikenakan. Sebuah permata merah dipasang di bagian tengah. Itu adalah sebuah produk unik dengan relief yang terukir di permukaannya.
Emily-san dan aku, begitu juga Letia, mendapatkan equipment yang sama dan memeriksa informasi benda tersebut.

Scramble Hero Accessory(Berat: 3)
ATK+3 DEF+3 INT+3 MIND+3 Efek tambahan: HP+3%

Benda itu meningkatkan emat stats dan efek tambahannya meningkatkan batas HP sampai 3%. Efeknya seharusnya lebih dari cukup untuk Raina dan Al.
Karena mereka berdua belum mengembangkan gaya bertarung yang jelas, jenis aksesoris ini yang meningkatkan stats dasar mereka akan sangat berguna. Akan tetapi, untukku, Emily-san dan Letia, sangatlah kurang. Saat mereka sudah lebih jauh dalam game ini seperti kami, mereka akan ingin memilih aksesoris yang sesuai dengan Sense, gaya bertarung dan senjata mereka.
Dengan begitu, untuk player tingkat tinggi ini adalah sebuah medali, dan untuk player tingkat rendah ini barang berharga sebagai hadiah. Bisa dibilang ini adalah hadiah yang sepadan.
Untuk pencapaian, tidak hanya yang dari quest darurat yang muncul, tapi juga yang berasal dari penghadangan Runner Bugs, tapi party kami tidak bisa mendapatkannya.
"Apa? Padahal banyak yang kita kalahkan."
"Yang mengalahkan mereka adalah Yun-san, Emily-san, dan Letia-san."
"Tapi..."
Yah, karena event itu memerlukan player yang memiliki stats yang cukup tinggi untuk mencapai Kota Kedua atau Ketiga, aksesoris yang dipersiapkan adalah untuk orang-orang tersebut. Suara girang terdengar di berbagai tempat di dalam kota. Untuk saat-saat seperti ini, Magi-san pasti bekerja keras. Aksesorisnya pasti adalah barang yang bagus.
"But the ones who did the most were senior players, wasn't it. We were being saved the entire time."
"Tapi yang mengerjakan paling banyak adalah para player senior, ya 'kan. Kita yang diselamatkan selama itu."
"Apa yang kalian katakan? Kalianlah para pahlawan acara ini."
Letia menangkap Raina dan Al, dan dengan kepala di antara mereka berdua, dia melanjutkan.
"Tidak masalah untuk kalian menunjukkan diri."
"Benarkah?"
"Yang benar?"
Dia menanggapi si kembar dengan sebuah anggukan. Raina dan Al berbalik untuk melihat kami, jadi kami tersenyum dan mengangguk pada mereka.
"Ayo berbaris di bawah bendera pengguna gelang lengan. Sebuah parade kemenangan."
Setelah berkata demikian, Letia berjalan ke lokasi terluas di jalan utama.
Since we realized what she wanted to do, we helped to clean out the surroundings of people, then watched over Letia's actions.
Karena kami menyadari apa yang dia ingin lakukan, kami membantu mengosongkan daerah sekitar dari orang banyak, kemudian menyaksikan aksi Letia.
"Ayo, Mutsuki——Summon!"
Letia memanggil monster jinak gajah, Ganesha Mutsuku. Meskipun masih anak-anak, tubuh besar itu memancarkan aura yang luar biasa.
Aku sudah terbiasa dengan itu karena ini adalah kedua kalinya aku melihatnya. Emily-san berdiri di sebelahku dengan sedikit ternganga.
"Nah, ayo pergi."
Letia dengan lincah memanjati kaki depan Mutsuki yang dijulurkan untuk naik ke punggungnya, kemudian mengulurkan tangan pada Raina. Al diangkat belalai panjang Mutsuki dan ditaruh di punggung makhluk itu.
Setelah memastikan kedua anak itu berkendara dengan aman di punggung Mutsuki, Letia memanggil kami.
"Bagaimana dengan Yun-san dan Emily-san?"
"Aku lewat, aku tidak suka terlihat menonjol."
"Yah, aku juga tidak. Aku ingin bicara dengan Yun-kun."
"Begitukah? Kami pergi dulu kalau begitu. Mutsu, tolong ya."
Saat dia memberi perintah pada Mutsuki dari punggungnya, Mutsuki mulai berpawai melewati jalan utama dengan si kembar di punggungnya, menunjukkan gelang mereka. Mereka dikelilingi keempat monster jinak, Haru, Natsu, Aki dan Fuyu terbang mengikuti mereka. Kami dapat mendengar sorakan dari sekitar yang merayakan hadiah tersebut.
"Baiklah kalau begitu. Selanjutnya apa?"
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan pada Yun-kun…"
"Sesuatu untuk ditanyakan?"
"Skill yang kau gunakan saat quest darurat, Element Enchatya kan? Benda yang digunakan untuk itu, apakah itu Elemental Stone?"
Aku terkejut karena dia melihatku saat mengunakan skill itu hanya sekali pada Al, tapi aku sama sekali tidak ada niat untuk menyembunyikannya.
"Ya, saat kita berbarter, skill tersebut ditambahkan."
"Saat kau mengeluarkannya, awalnya aku berpikir kau akan menggunakan sihir untuk menyerang, tapi elemen batu itu adalah api. Yang Yun-kun gunakan seharusnya tanah, jadi itu mengejutkanku."
"Semengejutkan itu?"
"Itu berarti ada metode menggunakan benda tersebut yang belum kuketahui."
Meskipun dia memakai topeng, aku bisa tahu bahwa Emily-san berekspresi girang.
"Aku punya usul, bisakah kita memastikan efek dari skill itu? Aku sebisa mungkin ingin mengetahui berapa banyak metode penggunaan benda yang kujual."
"Aku tidak keberatan, tapi sekarang?"
"Tidak, aku harus melakukan persiapan. Begini saja, saat persiapannya selesai, aku akan menghubungimu lewat friend chat."
"Kalau begitu, aku akan log out sekarang. Aku harus menyiapkan makan siang."
Karena event pertempuran ini, waktu makan siang telah lewat. Myu masih log in, tapi aku harus menyiapkannya.
"Baiklah kalau begitu, sampai bertemu lagi."
"Ya."
Emily-san dan aku sama-sama log out untuk beristirahat.