AHLI MENGGALI
(Translater : Zerard ; Editor:  Hamdi)

Matahari terbit.
Kami menggali lubang di belakang pusat pembinaan sebagai latihan untuk membuat perangkap.
Jangan lihat aku seperti itu, aku bisa menggali lubang dengan sangat baik.
Karena aku sudah mengakumulasikan pengalamanku, aku sudah tahu teknik menggali lubang yang dalam dengan waktu yang singkat. Semua orang dapat memanggilku ahli menggali lubang.
Karena menggali lubang membutuhkan pakaian yang lebih cocok untuk aktifitas fisik, oleh karena itu aku meminta semua orang untuk mengganti bajunya dengan baju olahraga yang tersimpan di gudang ruang pembinaan, dan berkumpul di pintu belakang. Pakaian olahraga lama ini yang dulunya akan dibuang, namun karena adanya beberapa hal, maka pakaian ini di simpan di gudang.
Celana pendek yang mereka gunakan bukanlah celana olahraga biasa, melainkan bloomer yang ketat. Sudah berapa lama ya? Larangan menggunakan celana ini dari para orang tua. Yah sepertinya celana ini masih dalam kondisi bagus......
Arisu terlihat malu, dan melihat ke arahku.
“Erm. Apa kamu senang?”
“Huh, senang kenapa?”
“Aku dengar semua laki-laki suka bloomer.”
“Siapa yang bilang?”
“Tamaki.”
Tamaki langsung melarikan diri dengan lincah layaknya seekor kelinci. Dasar, jangan kau lari dariku.
Perempuan yang lain melihat ke arah kami, dan menunjukkan senyum mengejek. Sialan.
“Ketika kita menggunakan sekop besi, mungkin lebih baik memakai jaket. Kalian semua tidak ingin terluka, 'kan?”
“Jika kami terluka, Arisu akan menyembuhkan kami.”
Shiki-san berkata, wajahnya juga menunjukkan senyum mengejek. Dasar orang sialan.
“Selanjutnya kita akan bertarung dengan Orc”
“Apakah ini ada hubungannya? Cuaca hari ini juga seharusnya panas.”
Shiki-san menyisir rambutnya, menggelengkan kepalanya.
“Terlebih lagi, jaket saja tidak akan dapat menghentikan kapak para Orc. oleh karena itu, bukankah menggunakan sesuatu yang lebih ringan akan lebih baik?”
Mendengarkannya berkata seperti itu, aku yang mendorong Arisu untuk berdiri di garis depan tidak mempunyai hak untuk berkata apapun.
Aku menggunakan Mighty Armke semuanya untuk meningkatkan tenaga lengan mereka. Aku yang sekarang level 5, setelah menggunakan Mighty Armpada 11 orang hanya perlu beristirahat kurang lebih 20 menit sampai MP ku penuh kembali. Efek magic ini dapat bertahan kurang lebih 1 sampai 1,5 jam, jadi bisa dibilang aku dapat menggunakannya tanpa batas.
Semua orang dilengkapi dengan sekop, sekop ini juga di temukan di ruang bawah tanah gedung pembinaan. Awalnya aku menggali sebuah perangkap yang ideal sebagai contoh, kemudian mereka mengikutinya.
Aku memberi mereka instruksi dari samping tentang cara menggali yang lebih efisien. Lubang pertama yang selesai digali sangatlah jelek. Ah, tapi ini hanya sekedar latihan. Untuk sebuah kuburan, lubang ini sudah sangat cukup.
Ya benar, ini adalah lubang kubur. Kami akan menggunakannya untuk mengubur 5 orang yang telah di bunuh oleh orc di bangunan ini kemarin.
Setelah kami mengubur mayat mereka, kami membuat gundukan, dan terakhir meletakkan sebuah ranting di kuburannya sebagai tanda.
Kami menepuk tangan kami dan berdoa. Setelah itu, kami akan menggali lubang untuk tempat buang air, tapi karena kami menemukan toilet darurat di dalam gudang, maka kami hanya perlu memasangnya di ruang tunggu. Lebih menghemat tenaga.
Alasan kenapa kami tidak memasang toiletnya di luar, adalah karena kami tidak tahu kapan Orc akan menyerang berikutnya. Jadi akan sangat berbahaya.
1,5 jam telah berlalu, dan sekarang sudah jam 7:30 pagi.
Sekarang kita ke acara utamanya. Aku menyuruh mereka untuk menggali lubang yang dalam di tempat yang sedikit terlindung di dalam hutan. Dengan kerja sama dari semuanya, atau karena mereka sudah terbiasa, kecepatan mereka menggali lebih cepat dari yang aku kira.
Aku memanggil sebuah puppet golem, dan menyuruhnya berjaga selama kami menggali.
Selain itu, aku juga memanggil seekor gagak. Entah apa ini hanya perasaanku saja atau bukan, tapi gagak ini terlihat lebih beringas dari kemarin.
Tidak, gagak ini memang terilihat berbeda. Paruhnya terlihat lebih tajam dari kemarin, dan matanya yang bulat penuh terisi dengan aura penguasa...... tidak, aku tidak melebih-lebihkan, hanya memang terlihat jelas gagak ini lebih kuat dari yang kemarin...... kenapa?
Ah, ya benar! Aku baru sadar. Layaknya support magic yang semakin kuat setelah naik level, summon magic juga akan kebih kuat jika naik level,
Jadi bisa dibilang makhluk summon akan semakin kuat seiring level kita.
Ah, tapi seharusnya tidak ada perubahan yang drastis seperti ini.....
Aku mencatatnya. Untuk ke depannya ketika kami akan menaikkan level support magic atau summon magic, ini bisa dijadikan sebagai dasar penilaian.
Aku menyuruh Arisu untuk melakukan investigasi dan mengirim gagakku untuk menemaninya. Jika Arisu ingin berkomunikasi denganku, dia bisa menyuruh gagakku untuk mengantarkan surat kepadaku.
Bukan merpati pengantar surat, tapi gagak pengantar surat.
Aku memintanya untuk memantau dari dalam hutan, bangunan sekolah, asrama laki-laki dan perempuan, ruang staff, ruang olahraga, lapangan tenis dan lain-lain. Pemantauan singkat ini seharusnya tidak akan ada masalah.
Dan ada 1 hal penting lagi yang aku perintahkan secara tegas kepada Arisu.
“Walaupun kamu menemukan seseorang yang dalam situasi buruk, kamu tidak boleh langsung menyelamatkan mereka”
“Ta...tapi~”
“Jika kamu mati, maka aku akan kehilangan harapanku untuk hidup. Jika kamu tidak ada di sisiku, aku mungkin akan menyusulmu.”
Entah memalukan ataupun pengecut untuk menggambarkan perintah itu.... ini seharusnya dapat dianggap sebagai permohonan. Karena aku merasa jika aku tidak mengatakannya, rasa keadilan Arisu akan tumbuh lagi.
Untuk memastikan semua terkendali, aku harus menggunakan sesuatu yang berharga untuk mengekangnya.
Jika sesuatu yang berharga itu adalah aku, maka aku dengan senang hati akan menjadi rantainya.
Aku tidak ingin kehilangan Arisu. Kemarin Arisu memberi tahu aku, jika dia mati, dia akan mempercayakan Tamaki kepadaku. Jadi itu artinya walaupun Arisu mati, akan ada seseorang untuk menggantinya?
Itu sangat naif, dan sikap naif sperti itu sangat berbahaya.
Dia yang sekarang, rela mati demi aku. Jadi aku sengaja mengatakan “jika kamu mati, aku juga akan mati bersama mu.”
Arisu membuka matanya lebar, dan menatapku.
“Ini..... mungkin aku berubah pikiran, dan mengkhianati Kazu-senpai?”
Aku tersenyum, perkataan bodoh macam apa itu.
Aku sangat tahu bahwa dia adalah tipe yang serius, jadi itu mustahil. Bahkan aku yang tidak pernah mempercayai orang, dapat mempercayainya secara penuh.
“Kalau begitu aku akan membuat surat wasiat untuk mengutukmu, dan bunuh diri. Menggunakan Tamaki sebagai sandera dan membawanya mati bersamaku sepertinya bukan ide yang jelek.”
 “Ah, Ka.. Kazu-senpai.”
“Ah, tidak aku hanya bercanda.”
“Maksudku, jika aku mengkhianatimu, maka aku pasti tahu konsekuensinya?”
“Tidak, tolong jangan khianati aku”
Dia mengangguk dengan ekspresi yang pasti.seharusnya akan baik-baik saja...... aku rasa akan baik-baik saja.
Aku tidak tahu apakah karena masih pagi, tapi kami sama sekali tidak melihat adanya tanda Orc akan muncul. Apa mereka masih tidur? Jika iya, maka bagus. Aku harap mereka tetap tidur sampai kami siap.
Aku memakai kesempatan ini untuk menggunakanRepairpada senjata yang ditinggalkan oleh Orc yang mati, untuk menghilangkan karat pada senjatanya.
Walaupun ada tombak, kapak, dan pedang, tapi aku berharap semua orang menggunakan tombak. Menggunakan senjata dengan jangkauan yang panjang tentunya lebih aman, dan akan mengurangi emosi rasa takut.
Tidak lama kemudian, gagak yang mengikuti Arisu telah kembali dengan secarik kertas pada paruhnya.
Itu adalah pesan dari Arisu yang bertuliskan “Apa aku bisa membawa 1 Orc ke sana?”
Aku menulis OK pada kertasnya, membiarkan gagak itu mengigit kertasnya dan terbang kembali ke Arisu.
“Orc akan datang sebentar lagi, kali ini kita tidak akan menggunakan perangkap, jadi tolong semuanya mundur dan bersembunyi di belakang pohon.”
Aku memanggil puppet golem lagi, dan menggunakan 3 magic Keen Weapon,Physical Up,Mighty Arm pada kedua golemnya.
Arisu berlari di hutan mendatangi kami.
Berada dekat di belakangnya adalah 2 orc yang memegang kapak.
Ini sedikit berbeda dari yang dia katakan? Ah, Arisu tiba-tiba berputar dan melancarkan serangan. Salah satu dari Orc tersebut telah tertusuk di leher dengan tombak, dan terjatuh, menjadi semakin pucat dan kemudian menghilang. Setelah orc itu menghilang, sebuah permata tertinggal di tanah.
Orc satunya mendekati Arisu, dan mengangkat kapaknya dengan tinggi. Arisu menghindarinya sebuah langkah yang lincah, dan kemudian berlari lagi.
Aku mengerti sekarang, seperti yang dia katakan, dia membawa 1 Orc. Aku tidak boleh meremehkannya.
“Maaf, ternyata tadi ada 1 lagi yang bersembunyi di balik pohon.... apa yang harus aku lakukan sekarang, Kazu-senpai!”
Arisu berteriak ke arah kami selagi berlari.
“Ah, buat supaya dia tidak bisa bergerak.”
“Kalau begitu aku akan menyerang kakinya.”
Arisu dengan cepat berputar di depanku, dan mengarahkan tombaknya ke arah Orc. Orc tersebut sama sekali tidak mempedulikan temannya yang sudah terbunuh, dan terus mengejar Arisu.
Arisu melangkah maju, dan menyerang lutut Orc itu dengan tombak.
Tetapi, serangannya yang terlalu kuat telah menghancurkan lutut Orc tersebut. Orc tersebut terguling di tanah.
Tanpa ragu, Arisu menyerang lutut satunya lagi.
Kemudian dia menyerang 2 kali lagi, suara tulang yang patah dapat terdengar dari pundak kiri dan kanan Orc itu.
“Apa ini sudah cukup?”
“Ya,ini sudah cukup.... kau sangat kuat.”
Orc tersebut menggeliat di tanah, jadi aku memerintahkan puppet golem untuk menahan tangan Orc tersebut.
Aku melihat ke belakang, dan aku melihat mereka yang bersembunyi di belakang pohon terlihat ketakutan.
“In... ini terlalu berlebihan.”
Shiki-san tersenyum terpaksa.
Apa pola pikir seperti itu terlalu naif—aku berbica sendiri dalam hati. Dia baru saja mengalami hal yang tragis kemarin, dan sekarang dia masih tidak yakin dengan metode seperti ini?
Aku melihat kembali ke arah Orc yang terbaring di tanah.
......wah, ini mengerikan sekali. Siapa yang melakukan ini?
Arisu.
Hmph, cukup bermain-mainnya. Sebenarnya kami berdua cukup jahat. Tapi ini semua adalah demi masa depan, demi keselamatan kami,
“Oke, siapa yang mau naik level duluan?”
2 orang mengangkat tangannya—Tamaki dan anak SMP kelas 1, Mia.
Mia sedikit lebih cepat. Hmmm—apa karena dia kelas 1? Ah lupakan saja.
“Mia aku serahkan ini padamu.”
“Oke.”
Aku memberikan tombak bambu kepada perempuan yang paling kecil di grup ini. Walaupun dia jarang bicara, dan jarang mengekspresikan dirinya, melihat tangannya yang gemetar memegang tombak bambu itu, tentunya dia gugup.
Selain itu, alasan mengapa aku memberinya tombak bambu dan bukan tombak besi adalah karena aku merasa kalau tombak besi itu terlalu berat untuknya dan dia mungkin tidak dapat menggunakannya.
“Dapat menusuk lehernya itu bagus, tapi selama kamu terus menusuknya maka dia akan mati.”
“Oke.”
Arisu menggunakan Flower Coat dari Healing Magic Rank 2 ke Mia. Magic ini menggunakan sebuah kabut pink yang akan mengelilingi tubuh sang pengguna, dan akan menyerap serangan dari lawan. Setelah uji coba, setelah Arisu mencoba untuk memberikan serangan ringan, magic ini akan kehilangan efeknya.
Dari sudut pandang sebuah game, ini seperti meningkatkan 5 HP. Tidak, aku bahkan tidak tahu seberapa banyak 5 HP itu. Aku mengatakannya hanya sebagai perumpamaan saja. Biarpun begitu, ini dapat sedikit menghilangkan rasa khawatir orang-orang.
Mia mengikuti instruksiku dan terus menusuk Orc itu, dia mengkonsentrasikan serangannya, sambil mengejek Orc tersebut. Orc yang berusaha melawan, menendang kaki Mia, dan dia berteriak “Aduh!”  dan kehilangan keseimbangan. Namun berkat Flower Coat , dia tetap penuh energi.
Setelah kurang lebih 20 tusukan, dia berhasil menusuk mata Orc itu.
Orc tersebut akhirnya menghilang, dan Mia menghentikan serangannya.
“Aku naik level.”
Dia berputar ke arahku dan berkata.
“Seperti yang aku bilang, aku mendapatkan magic tanah dan angin.”