KATA PENUTUP
(Translater : Hikari)

Bagi mereka yang kutemui untuk pertama kalinya, bagi mereka yang kutemui lagi, halo. Ini Aloha Zachou.
Bagi mereka yang menangani buku ini, A-san yang bertugas dalam editing, Yukisan-sama yang menyiapkan ilustrasi yang mengagumkan dan bagi mereka yang telah melihat karyaku di internet sebelum ini dipublikasikan, aku merasa sangat berterimakasih.
Juga, Only Sense Online versi komik sedang diserialisasikan di Age Premium. Aku merasa sangat bersyukur pada Kuraun-sama yang bertugas menggambar versi komiknya.
Kali ini, aku menyusun jilid ke 4 dan ke 5 sebagai satu set dan peristiwanya akan berlanjut di jilid ke 5.
Sebagai hasil dari membangun ulang webnovel ke dalam bentuk light novel, ada banyak adegan yang dipangkas, adegan yang direvisi dan adegan baru. Akhir-akhir ini, aku berpikir kalau 'ini benar-benar banyak berubah' dengan tatapan menerawang.
Untuk jilid 4 dan 5, aku telah banyak berkonsultasi dengan editor tentang bagaimana sebaiknya aku mengatur plot cerita dan pesona macam apa yang terbaik, rewel tentang banyak hal. Ini akan menjadi kenangan yang indah. Terima kasih banyak telah menyetujui konsultasi ini.
Seperti yang terakhir, dan sebelumnya lagi, aku akan mengakhiri percakapan formal seperti ini. Kali ini, aku juga telah menyiapkan sebuah cerita untuk dibagikan. Seperti waktu lalu, ini adalah sebuah cerita tentang sebuah game.
Aku menyaksikan sejumlah tayangan langsung game di Niconico Douga, mengumpulkan banyak cerita. Meskipun aku seperti itu, bukan berarti aku menggunakan semua cerita yang kukumpulkan dari tayangan langsung itu dalam karyaku.
Aku mencoba menyatukannya ke dalam novel, tapi itu tidak berhasil. Salah satunya adalah game bernama 'Necro Dancer'. Itu adalah sebuah game mirip rogue di mana kau harus menyamakan diri dengan ritme. Game ini membuat player bertarung sambil mencocokkan dìdi dengan ritme BGM game yang sangat menyegarkan.
Di dalam novel, akan sulit untuk mengekspresikan musik dan BGM, ritmenya tidak akan memberikan pembaca gambaran yang sama sekalipun menggunakan jeda baris. Karena itulah, meskipun aku ingin menaruh elemen musik, itu adalah hal yang mustahil, ya 'kan. Karena itulah aku menyerah di pertengahan.
Saat berikutnya aku merasa 'mustahil' adalah saat aku melihat game simulasi manajemen. Secara spesifik, maksudku adalah game seperti 'SimCity' dan 'Banished'. Dalam game-game ini, kau dapat dengan bebas mengembangkan dan mengatur kota-kota. Dengan kata lain, player memanipulasi dunia tersebut dari sudut pandang Dewa.
Simulasi manajemen ini kekurangan tujuan, sehingga membuatnya sedikit mirip dengan game online. Tapi karena aku harus mengerjakan ulang atau memulai kembali, hal tersebut membuatnya sulit untuk digabungkan. Juga, menambahkan sistem yang besar dari ketidakpastian seperti bencana alam untuk dijalankan di dalam novel, aku harus menyederhanakannya secara sigfikan. Dengan memikirkan hal itu, dapat kita katakan bahwa Atelier adalah penyederhanaan manajemen dan sebuah sistem.
Dengan demikian aku mencari berbagai cerita di dalam game, tapi jumlah tayangan langsung yang hanya sekadar pecahan dari game dan masih ada banyak game menarik di luar sana. Sambil melakukannya, aku bersenang-senang mencoba mengembangkan sebuah genre game baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kurasa ini adalah cara yang bagus untuk menikmati diriku sendiri.
Mulai sekarang juga, tolong bantu aku, Aloha Zachou.
Pada akhirnya, biarkan aku sekali lagi berterimakasih pada kalian, para pembaca yang telah mengambil buku ini.
Aku menantikan hari di mana aku dapat bertemu kalian semua lagi.

Aloha Zachou