CHAPTER 1
(Translater : Orion)

Bagian 1
---Di Kaki Gunung “Underwood”, Ruang Resepsionis dari Festival Panen.
Shiroyasha hanya membiarkan Kuro Usagi pergi setelah menjaganya selama tiga hari lagi.
Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat dan pemandangan Kota Pohon Besar akan segera tertutupi oleh gelapnya malam.
Pada saat ini, Kuro Usagi membelakangi matahari terbenam saat dia mengambil nafas dan meregangkan tubuhnya.
“Hu........... Akhirnya bebas.”
Telinga kelincinya berdiri dengan siap siaga sebelum kembali turun dengan pelan – pelan. Sejak saat Shiroyasha muncul dan menyeretnya untuk pergi bersamanya dalam perjalanan, Kuro Usagi sudah mempersiapkan diri secara mental, tapi ternyata dia tidak mengira bahwa alasan penculikannya begitu acak.
[Lupakan saja...... Shiroyasha-sama mungkin mencoba untuk menyembunyikan sesuatu ketika dia menggunakan lelucon seperti itu sebagai alasannya.]
Berada di posisi sebagai “Floor Master”, dia tidak bisa memberi tahu rahasianya dengan begitu mudah.
........Mungkin hanya aku saja yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa aku digunakan sebagai hiasan. Tidak, tidak, tidak, bagaimana bisa....
Bagaimanapun juga, Shiroyasha tampaknya sudah mencapai tujuannya.
Shiroyasha terus bergumam ingin membuat Kuro Usagi memakai gaun transparan sampai akhir dan Kuro Usagi yang berhasil kabur, meski dengan banyaknya masalah, dari genggaman iblis itu akhirnya bisa beristirahat.
Sesampainya di Ruang Resepsionis dari Festival Panen, Kuro Usagi bertemu dengan Dryad Kirino.
“Saya Kuro Usagi dari ‘No Name’. Bisakah menunjukkanku jalan ke arah ruang tamu ?”
“Pendaftaramnu diterima....... Oh, tapi anggota dari ‘No Name’ sedang tidak berada di kamarnya sekarang.”
Kuro Usagi memiringkan kepalanya karena kebingungan. Kirino menyerahkan peta daerah dari Festival Panen dan jadwal acara semuanya yang tertulis di atas perkamen kulit kambing ke Kuro Usagi.
“Dari apa yang ku tahu----- Sakamaki Izayoi-sama sedang membaca di perpustakaan bawah tanah. Kudou Asuka-sama dan Kasukabe Yō-sama ikut dalam acara berburu. Jin Russell-sama membawa rekannya untuk bertemu dengan perwakilan dari ‘Six Scars’. Lily-chan.....Erhm.... Lily-sama dan grup senior telah pergi untuk membantu dengan persiapan dalam acara pembuka.”
“Wow, semuanya tersebar di seluruh kota.”
Sambil menggaruk kepalanya, Kuro Usagi menatap Pohon Besar “Underwood”.
“Kalau begitu. Aku akan ke tempat Izayoi-san. Rute mana yang harus aku gunakan agar bisa ke tempatnya?”
“Nn.... Hanya ada satu cara untuk sampai ke sana, lewat jalur air, dan kau membutuhkan seseorang untuk mengantarmu. Tapi dengan persiapan festival yang sedang berlangsung, saat ini kami tidak memiliki orang untuk mengan----“
“Oh jika begitu, bisakah aku melakukannya?”
“Eh?” Kuro Usagi dan Kirino keduanya menoleh ke ujung dari Ruang Resepsionis. Seorang pria yang berjalan ke arah Ruang Resepsionis  bertubuh tinggi, mata yang panjang dan tipis dengan satu penutup mata yang di pakainya. Bukan hanya senyumannya yang mencurigakan, tapi juga cara berbicaranya yang tampak seperti dialek Kansai tapi pada saat yang sama tidak terdengar seperti itu.
“Kouryuu-sama .... apakah tidak apa – apa? Kau adalah tamu VIP dari Aliansi ‘Draco Grief’ dan tidak perlu merepotkan dirimu sendiri.”
“Tidak apa – apa. Jangan khawatir. Kita bisa saling membantu karena sekarang kalian sedang kekurangan orang.”
Pria yang masuk ke Ruang Resepsionis mengelus kepala Kirino dengan lembut.
Kuro Usagi memiringkan kepalanya.
[Hmmm...... Orang ini......]
---Kuat. Meskipun orang itu tidak menunjukkan ancaman apapun kepada mereka, insting Kuro Usagi secara refleks menanggapinya dengan menempatkan dirinya pada posisi siaga.
Sikapnya kasual dan elegan, tapi langkahnya yang cepat dan postur tubuhnya saat berdiri tidak meninggalkan celah apapun. Ternyata, ia sudah siap mental untuk melakukan pertarungan kapan saja. Sekilas, otot – otot yang ada di tubuhnya seperti menceritakan tahun – tahun pelatihan yang tak terbayangkan.
Adapun hal yang sudah jelas tapi masih terasa kurang------adalah fakta bahwa ia tidak memiliki aura mendominasi yang biasanya mengelilingi sosok semacam itu.
[Jika ia menyembunyikannya karena ada Kirino-san, itu artinya cukup hebat. Bagi seseorang dengan gerakan yang alami seperti itu menekan Aura-nya sampai seperti ini adalah pemandangan yang langka.]
Kehebatan yang diperoleh dari mengikuti pelatihan ketat cenderung mengelilingi seseorang dengan Aura yang mendominasi. Aura yang hanya di timbulkan orang ini saja, seharusnya sudah membuat dryad wanita kagum dan takut tanpa harus bergerak satu inci pun.
Namun orang ini yang ada di depan mereka------ Kouryuu sudah benar – benar menyembunyikan Aura Mendominasinya.
“Hello, kita bertemu untuk yang pertama kalinya, Miss ‘Bangsawan Little Garden’. Namaku adalah Kouryuu dan aku hanyalah seseorang yang berkeliaran di sekitar Little Garden. Aku tidak punya julukan jadi aku baik – baik saja dengan cara apapun kau memanggilku.” Katanya sambil berjalan ke arah Kuro Usagi sambil mempertahankan senyum hangatnya yang terlihat mencurigakan di wajahnya, sebelum membungkuk.
Meskipun semua hal tentang pria ini terlihat meragukan,........tidak ada tanda – tanda permusuhan darinya. Baru saat itu Kuro Usagi memutuskan untuk mempercayai pria ini.
“Yes, Tolong jaga saya !”
“Haha, begitu bersemangat. Kalau begitu, mari kita cari jalur air bawah tanah.”
Setelah meninggalkan area resepsionis bersama, mereka menaiki salah satu gondola yang akan pergi ke perpustakaan bawah tanah.
Gondola adalah sebuah kebutuhan karena seseorang harus menyeberangi sungai untuk mencapai lubang yang berada di celah anatara akar – akar dari Pohon Besar “Underwood”, di tepi sungai yang lain. Meskipun bukannya tidak mungkin berenang melintasinya, itu masih tetap untuk keamanan pribadi karena bisa saja seseorang berenang ke arah tepi air terjun di ujung sungan dan jatuh ke bawah.
Akhirnya gondola itu sampai di tepi sungai. Ventilasi di sini buruk dan dekat dengan sungai, udaranya menjadi lembab. Dan itu membuat tempat itu menjadi tempat yang terburuk untuk perpustakaan.
“Ke, Kenapa sebuah perpustakaan di bangun di tempat seperti ini?”
“Tentang ini, aku juga memiliki keraguan yang sama saat pertama kali melihatnya. Pokoknya, mari masuk dulu.” Karena permintaan Kouryuu, Kuro Usagi mengulurkan tangannya ke pintu besar.
Mendorong pintu perpustakaan tersebut, sebuah ledakan udara panas mengenai mereka seperti itu bergegas keluar dari dalam ruangan.
(Wow.....) Udara Kering melewati wajahnya. Kuro Usagi tanpa sadar mengambil nafas panjang dari udara kering yang ada di sekitar ke paru – parunya dan mulai batuk. Dengan cepat, dia menutup pintu yang ada di belakangnya.
“Jadi....Jadi begitu cara kerjanya. Akar Pohon Air menyerap kelembaban dari udara dan menciptakan ruang pengeringan alami.”
“Ya begitulah. Aku akan menunggu di gondola, cepat pergi dan temukan temanmu.” Kouryuu melambaikan tangannya sambil menyalakan rokok-nya.
Kuro Usagi berjalan dengan cepat, masuk lebih dalam ke perpustakaan, mencari Izayoi. Dia mencatat bahwa lingkungan ini kurang baik dan akan merugikan kesehatan seseorang jika orang itu tinggal di sini untuk waktu yang lama. Dengan pemikiran seperti itu, dia bersumpah pada dirinya sendiri untuk membawa Izayoi pergi bersamanya secepat mungkin. Melihat – lihat ke bayangan dari rak buku kuno, dia akhirnya berhasil menuju ke pusat perpustakaan.
Saat melihat bayangan dari seseorang yang terkena cahaya lentera, Kuro Usagi memanggilnya :
“....Izayoi-san?”
“Eh? Oh! Kuro Usagi.” Izayoi yang sepertinya begitu asik, dengan wajahnya yang melihat ke halaman buku – buku itu, tampaknya tidak menyadari Kuro Usagi yang mendekatinya. Meski suaranya terdengar kaget, Kuro Usagi lebih kaget daripada ia..
Alasannya adalah karena aksesori yang belum pernah dilihatnya di wajahnya sebelumnya------
“Ap, Apa ini? Se...... Sepasang kacamata itu.”
“Jack menjualnya kepadaku. Mengabaikan kondisi udara kering ini, tempat ini cukup gelap. Menurutnya, kaca dari kacamata ini bisa menyesuaikan indeks bias cahaya dan memungkinkan untuk melihat dalam gelap.”
Mengatakan hal seperti itu, dia menyesuaikan kembali kacamatanya.
Kacamata dengan bingkai luar yang tipis menjadikan Izayoi seperti seorang pelajar. Ketika di satukan dengan Izayoi yang berpengetahuan luas, penampilan seperti ini lebih cocok daripada penampilannya yang biasa.
“Bena, Benar mengejutkan. Izayoi-san terlihat sangat bagus mengenakan kacamata.”
“.......Nn? Bahkan jika kau mengatakan hal itu secara tiba – tiba, aku tidak punya hadiah untukmu.”
“Tidak, itu benar, Kuro Usagi benar – benar berpikir seperti itu! Dibandingkan dengan penampilanmu yang normal, kau tampak lebih dewasa......dan lebih pintar, tampak lebih tampan!”
Kuro Usagi buru – buru mengacungkan tangannya saat dia mengatakan hal itu.
[Hmm?] Izayoi mengangkat kepalanya dari buku – buku tersebut dan mengalihkan tatapannya ke atas. Jika itu ia yang biasanya, satu atau dua balasan, tiga sampai empat menggoda atau pernyataan yang begitu percaya diri dari kata – katanya, tapi sayang sekali karena ia kurang tidur hari ini.
Di bawah tatapan Izayoi, baru saat itulah Kuro Usagi sadar betapa memalukan kata – katanya setelah terucap. Tersipu malu sampai ke ujung telinga kelincinya, dia menggerakan telinga kelincinya dengan perasaan gugup.
Sambil mengangkat kepalanya yang mengantuk, Izayoi menguap sebelum bangkit dari duduknya dan meregangkan tubuhnya.
“Nah, jika kau memujiku sampai seperti itu, bagaimana aku tidak merasa bahagia?”
“B....Benarkah?”
“Tentu saja. Oh dan apakah kau tahu sudah jam berapa di luar ?”
“Matahari sudah mulai terbenam beberapa saat yang lalu.”
“Oh. Lalu, acara berburu harusnya sudah selesai sekarang. Aku akan mencari Lily untuk membicarakan masalah malam ini sebelum bertemu Ojou-sama dan Kasukabe. Ochibi-sama juga akan segera selesai membentuk Aliansi.”
“Eh?” Kuro Usagi kaget. Izayoi melihatnya dengan terheran – heran.
“Apa, kau belum mendengar tentang pembuatan aliansi kita dengan ‘Six Scars’?”
“Kapan, Kapan itu!”
“Sekitar sehari yang lalu. Awalnya, aku pergi ke Paman Garol[1] untuk berbincang – bincang, tapi pertanyaanku ditunda. ‘Six Scars’ sedang berada di situasi pergantian kepemimpinan, jadi ia berharap bahwa kita akan mengajukan permintaan Aliansi setelah pergantian kepemimpinan diselesaikan dan membahas masa depan kita dengan pemimpin yang baru diangkat.”
“Jadi begitulah.” Kuro Usagi mengangguk dengan gelisah.
---Setelah pertempuran sebelumnya dengan naga besar, “No Name” memperoleh hak untuk naik ke tingkat enam dan tanah serta fasilitas mereka kembali pada mereka. Namun, kondisi untuk naik ke tingkat enam membutuhkan [lambang] untuk ditempatkan di Pintu Komunitas. Dan kondisi ini tidak bisa diselesaikan pada saat ini karena lambang “No Name” dan “Nama” dicuri oleh Raja Iblis.
Oleh karena itu, mereka berpikir untuk menciptakan sebuah “Bendera Aliansi”------bukti sebuah komunitas menjadi bagian dari Aliansi untuk mengisi ketidakmampuan saat ini.
“Setelah mendengar cerita tentang hubungan panjang yang telah kita jalin dengan komunitas ‘Six Scars’, aku berpikir bahwa itu akan baik – baik saja. Selama Ochibi-sama tidak mengacaukannya, itu tidak akan menjadi masalah.”
“Ben, Benarkah?”
Telinga kelincinya terkulai tak senang. Jika itu Garol dari ‘Six Scars’, setengah dari negosiasinya akan berjalan mulus tanpa ada tuntutan yang keterlaluan dari pihak yang lain. Tapi membiarkan sebuah komunitas tanpa nama bertemu dengan pemimpin yang baru ditunjuk yang tidak memiliki hubungan di masa lalu dan orang asing bagi mereka, siapa yang tahu apakah orang itu akan mencoba menantang mereka?
Izayoi hanya menguap saat menjawabnya.
“Jangan khawatir. Kecuali kau tidak percaya dengan kemampuan Ochibi-sama?”
“Tidak. Bukan itu! Tapi mereka memilih saat ini untuk memilih pemimpin generasi berikutnya...... itu berarti bahwa negosiasinya akan menjadi pekerjaan yang berat bagi pemimpin yang baru. Jika pemimpin barunya adalah orang yang ingin membangung reputasi bagi mereka sendiri dengan cepat, pihak lain mungkin perlu menggunakan cara apapun.”
“Nn. Kata – katamu masuk akal juga.”
“Jadi, Izayoi harus pergi dan membantu Jin-sama dengan beberapa strategi.....”
---*Pak!* Kepala Kuro Usagi disentil sekali.
Meski kekuatannya tidak seberapa, perbuatan yang tiba – tiba itu membuat Kruo Usagi menggosok dahinya dan berhenti berbicara.
Izayoi menyipitkan mata padanya dengan wajah yang mengantuk. “Kuro Usagi, santai dan jangan khawatir. Neggosiasi Ochibi-sama akan-----benar – benar sukses.” Ia mengatakannya seperti orang yang sedang kesurupan seperti sebelumnya.
Keyakinannya begitu kuat sampai itu terdengar seperti deklarasi sebuah fakta. Melihat kepercayaan itu, Kuro Usagi tidak bisa menahan diri untuk menelan kata – katanya yang sudah sampai di ujung mulutnya.
Kapanpun Izayoi menggunakan nada seperti itu, itu berarti dia sudah pasti dengan jawaban yang ada di hatinya. Kata – katanya bisa dipercaya.... Tpi memikirkan sasaran dari kepercayaan itu ke Jin, Kuro Usagi merasa tidak nyaman.
Izayoi mulai lelah dengan kurangnya kepercayaan dirinya, tapi ia tersenyum dengan rasa pengertian. Sambil meraih tangannya, ia menyentilnya dua kali lagi.
“Sebenarnya, aku tidak bisa mengikuti rasa khawatir Kuro Usagi. Bagaimanapun juga, percaya pada seseorang yang selalu kau lihat sebagai adik laki – laki pasti akan sangat merepotkan.”
*Pak! Pak!*
“Namun, kau harusnya menaruh kepercayaan dirimu padanya sekali ini. Ini mungkin jadi tugas terbesar pertama bagi pihak lain, tapi hal yang sama bisa dikatakan bagi Ochibi-sama kita kan. Dalam keadaan yang sama, bukankah karena itu kita tidak perlu khawatir?”
“Y... Yeah.”
*Pak! Pak! Pak!*
“Lagipula, aku sudah melihat strategi negosiasi Ochibi-sama. Karena ia telah mempersiapkan “Kartu AS”, tidak mungkin ia akan kalah. Kau hanya harus menyerahkan kepadanya.”
*Pak, Pak, Pak, PakPakPakPakPak!*
“Aku... aku mengerti, aku sudah mengerti! Jadi---- hentikan! Cepat, hentikan, Izayoi-san!”
---*Pak!* jumlah berapa kali kening Kuro Usagi di sentil sudah lima belas kali.
Mengambil nafas panjang setelah mengeluarkan serangan yang kelima belas, Izayoi menatap wajah Kuro Usagi dengan wajah yang penuh kekaguman. Setelah itu, matanya bersinar dengan cahaya yangtampak seperti ia telah menemukan pencerahan selagi ia berkata :
“...... ‘Bangsawan Little Garden [Hitai]’.”[2]
“Menjengkelkan----------!”
*Whoosh!* Suara yang keras bergema di perpustakaan “Underwood”.
Mendengar suara pukulan Kuro Usagi yang memukul jauh Izayoi, Kouryuu buru – buru berteriak.
“Hey, apa yang terjadi? Barusan terdengar seperti ledakan.”
“It... itu bukan apa – apa!”
Kuro Usagi dengan cepat menyembunyikan kipas kertas favoritnya.
Izayoi memiringkan kepalanya ke arah suara itu dan bertanya dengan suara yang lembut.
“Siapa itu? Aku sepertinya tidak mengenali suara ini.”
“Ia adalah tamu dari Aliansi ‘Draco Grief’, Kouryuu-san. Ia masih menunggu kita di gondola. Kita harus cepat dan pergi sekarang.”
Begitu dia menyelesaikan kata – katanya, dia menarik kerah Izayoi. Dan seperti itu, Izayoi diseret keluar dari perpustakaan dimana ia mengerutkan alisnya setelah melihat Kouryuu.
“...... Senyum yang tidak tulus.”
“Oi!”
“Keke. Begitulah cara orang biasanya mendeskripsikanku sepanjang waktu. Bahkan saudara perempuanku akan menggunakan kata – kata ‘mencurigakan atau sesuatu yang mencurigakan’ untuk menggodaku.”
Kouryuu memeluk tubuhnya sendiri saat ia tertawa terbahak – bahak. Sepertinya ia sudah tahu masalah ini dan menganggapnya bukan apa – apa saat ia terus mendayung gondola.
Melihat Kouryuu yang riang yang sedang merokok saat mendayung perahunya, Izayoi bertanya karena penasaran :
“...... Kau tidak diizinkan untuk mengikuti Game di Festival Panen?”
“Tentu saja tidak. Aku hanya seorang pengembara. Hanya orang yang mengalir mengikuti ombak saat berkeliaran tanpa tujuan di sekitar Little Garden.”
“Oh benarkah? Sangat disayangkan. Dilihat dari kekuatanmu, pasti ada cukup banyak orang yang mencoba untuk merekrutmu ke sisi mereka kan?”
[Eh?] Kuro Usagi tidak bisa menahannya tapi mengeluarkan suara kecil ketika dia mendengar apa yang dia pikirkan diucapkan oleh Izayoi. Namun, Kouryuu hanya tersenyum masam sambil menggelengkan kepalanya.
“Haha. Kau benar – benar berlebihan dalam menilaiku. Tidak ada komunitas yang menginginkanku, pria yang bahkan tidak bisa melindungi lambang rumahnya sendiri.”
Kouryuu menertawakannya dan merokok dari pipanya.
Izayoi mengertukan keningnya sementara Kuro Usagi buru – buru menutup mulutnya karena refleks.
“.... Jadi seperti itu. Salahku.”
“Tidak masalah. Garol bahkan mengatakan bahwa aku ‘batang kayu layu yang mengambang’, tepat di depan muka-ku.”
“Perkataan yang bagus. Melihat kau kekurangan Aura Mendominasi, deskripsi seperti itu cocok untukmu.”
Izayoi tertawa terbahak – bahak sementara Kouryuu hanya tersenyum masam.
Meskipun Kuro Usagi merasa terganggu, tapi dia mengalihkan pandangan diamnya karena mengerti.
[Jadi itu benar...... Ia bukannya menyembunyikan Aura Mendominasinya tapi itu karena ia tidak punya Aura Mendominasi.....]
‘Batang kayu layu yang mengambang’ mengacu kepada seseorang yang impiannya sudah hancur atau diambil dari dirinya, memutuskan untuk bepergian ke seluruh dunia tanpa tujuan. Bagaimana Kouryuu telah kehilangan komunitasnya tidak diketahui olehnya, tapi dia bisa melihat bekas luka emosional yang tidak bisa dengan mudah di sembuhkan.
Izayoi mencoba mengubah topik pembicaraan dengan bertanya ke Kuro Usagi :
“Oh benar juga! Kuro Usagi, Kemana kau di bawa kali ini?”
“Ah.......ceritanya panjang. Kami pergi ke Selatan, markas besar dari “Guru Agung yang Menenteramkan Langit”-------“
---*KUWANGpank!* Gondola itu mulai bergoyang – goyang.
“Wa Ya.........!”
Goyangan yang mendadak dari Gondola menyebabkan Kuro Usagi kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke arah Izayoi.
“Ah, Salahku! Apa kalian berdua baik – baik saja?”
Kouryuu dengan panik menyesuakan kembali kemudinya.
Meski Izayoi juga terkejut, reaksinya jauh lebih cepat.
[OH? Ini benar – benar sebuah berkah.]
Perasaan dari tubuh Kuro Usagi yang mulus dan montok yang menekannya, diikuti dengan gondola yang bergoyang sudah pasti sangat bagus. Hiraukan payudara lembut yang kenyal dan melimpah, tangannya yang di tutupi oleh kulit yang sangat halus seperti sutra akan menyebabkan seseorang tenggelam dalam perasaan manis yang memberkatinya ketika menyentuhnya. Jika itu seorang pria normal, hanya bersentuhan dengan pahanya saja akan membuat mereka kehilangan pikiran sehatnya dan menyerangnya, meletakkan tangan mereka pada kulit lembut yang tampak seperti salju pertama.
---Tidak heran mereka disebut sebagai mainan para Dewa. Bahkan tanpa Gift Penggoda, hanya bersentuhan  saja sudah cukup untuk mengeluarkan hawa nafsu.
“Ah.... Ya... M.....maaf!”
Kuro Usagi tidak tahan memerah karena malu, dengan warna wajahnya yang memerah meningkat sampai ujung telinga dan rambutnya, berwarna merah. Dia buru – buru menjauhkan diri dari Izayoi. Bagi Kuro Usagi yang murni dan polos, kecelakaan tersebut pasti menimbulkan dampak baginya.
[Aiyo...... Memiliki penampilan seksi seperti itu dan tetap bisa melakukan perkembangan jenis karakter itu.]
Izayoi mengela nafas sambil menganggukkan kepalanya, tampak menunjukan rasa hormat untuk perkembangan seperti itu.
Meski hanya kurang dari sepuluh detik, stimulasi semacam ini sudah cukup untuk mengusir rasa kantuk Izayoi. Izayoi menghubungkan berkat itu----- sebagai hasil dari kebaikan yang ia perbuat sehari – hari.
Ia kemudian menyadari bahwa percakapannya dengan Kuro Usagi belum selesai.
“....Oh benar juga, Kuro Usagi mesu-.”
“Tunggu sebentar. Kau baru saja bilang ‘mesu-’ kan? Kau berencana untuk berkata ‘mesu-‘ sesuatu hal semacam itu, kan?!”
“....Oh benar juga, Kuro Usagi mesum.”
“Siapa yang menyuruhmu untuk mengatakan kata itu secara lengkap, dasar bodoh!”
*Swhoosh!* Dengan gelombang dari kipas kertas, Izayoi mengerutkan dahinya.
“......Bangsawan Little Garden [mesu.......]”
“Hentikan itu Bodoooooooooooooooh!”
*Swhoosh---------!* Kuro Usagi mengayunkan kipasnya dengan sekuat tenaga.
Mengayunkan dengan lebih kasar kali ini, Kuro Usagi sekali lagi kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dada Izayoi.

Bagian 2
---[Underwood], Dataran tinggi Timur Laut dengan lautan pepohonan yang tumbuh liar di atasnya, Di tepi batasnya.
Lima belas menit sebelum Izayoi dan Kuro Usagi bertemu.
Di puncak dataran tinggi yang berwarna merah oleh matahari terbenam, sedikit debu angin puyuh terbentuk dari tornado yang mengamuk seperti angin.
Angin kencang yang tiba – tiba menyebabkan kawanan burung menjadi aneh---- seekor eudemon yang merupakan persilangan antara seekor rusa dan burung yang memiliki tanduk rusa dan sayap seperti burung, para Peryton mengepakkan sayapnya untuk terbang ke langit.[3]
“----Sekarang waktunya!”
Suara seorang gadis yang datang dari bukit kecil tempat di mana angin itu berhembus-------Itu adalah sinyal yang diberikan oleh Kasukabe Yō.
Kawanan yang berada di langit dan tanpa perlindungan itupun segera dihujani oleh anak panah yang ditembakkan dari lautan pepohonan di bawahnya. Dan tujuh dari mereka jatuh dari langit.
“Aku mengenai mereka!”
“Itu adalah serangan yang bagus!”
“Tidak, ini masih belum berakhir!”
Sorakan dari para pemburu bisa terdengar dari lautan pepohonan, tapi beberapa dari mereka masih berjaga – jaga. Setelah menembak sayap mereka untuk mencegah para Peryton kabur, para Peryton itu tubuhnya sudah setengah bangkit smpai ke situasi di mana mereka menunjukkna tanduk tajam mereka ke arah penyerangnya.
Para Preyton itu mempersiapkan kuda – kudanya dan akhirnya menunjukkan sifat asli mereka---- sifat buas dari seorang predator.
Namun, yang menyerang lebih dulu adalah gadis lain atas perintah dari Asuka.
“Mel! Gunakan kesempatan ini untuk menghancurkan keseimbangan mereka!”
“Yes!”
Setelah suara anak kecil tersebut, tanah di bawah kaki para Preyton itu menjadi berlumpur yang menghentikkan gerakan mereka.
Para Preyton yang sudah tidak bisa terbang dan bergerak di darat akhirnya jatuh ke tanah tanpa bisa bergerak. Para pemburu yang tidak menyiakan waktunya menggunakan anak panah untuk membunuh mereka ketika mereka melihat kesempatan bagus ini.
Setelah berlari untuk melihat hasil perburuan, Yō menghela napas lega dan bersantai.
“....Asuka, apa kau baik – baik saja?”
“Aku baik – baik saja. Kasukabe-san, terima  kasih untuk kerja kerasmu.”
“Terima kasih, dan dengan ini kita harusnya berada di peringkat teratas dari Perlombaan Berburu?”
“Mungkin tidak begitu. Tapi, peraturannya mengatakan bahwa eudemon bertanduk itu memberikan poin yang banyak, jadi kukira kita bisa berharap yang terbaik.”
Menetapkan tujuan mereka menjadi juara pertama, mereka saling mengangguk dengan percaya diri.
---Perlombaan berburu yang mereka ikuti adalah salah satu dari Gift Game yang diselenggarakan untuk Festival Panen.
Setelah pertempuran dengan Naga Besar, para eudemon yang diklasifikasikan sebagai ‘pemakan manusia yang agresif’ yang terus berkeliaran di sekitar ‘Underwood’.
Setelah mereka melancarkan serangan ke komunitas yang mulai bangkit kembali, Aliansi ‘Draco Grief’ tidak bisa diam saja, memutuskan untuk membersihkan hama yang merupakan para Peryton. Jadi---
“Kesempatan seperti ini tidak boleh disia – siakan dengan begitu banyaknya peserta yang mengikuti Festival Panen. Kenapa tidak membuatnya menjadi Game yang membuat kagum peserta dan tuan rumah, sebuah perlombaan memburu sebagai upaya untuk menyambut mereka?”
-------Saran Izayoi diterima dengan baik oleh tuan rumah yang lalu menerapkan idenya. Dan itulah bagaimana Game yang sedang diikuti saat ini terbentuk. Keduanya membungkuk membaca dengan teliti perkamen kulit domba yang merupakan ‘Geass Roll’, saat mereka membacanya kembali untuk mengkonfirmasi aturan dari Game tersebut.
Gift Game : ----- ‘Festival Panen Underwood * Departemen Berburu -----
*Daftar peserta :
: Bebas untuk semuanya (Silahkan mendaftar acara ini untuk berpartisipasi. Pendaftaran berakhir satu hari sebelum dimulainya Game)
*Peraturan
#Kompetisinya akan bersaing antara komunitas (Dalam Game memperbolehkan untuk membentuk aliansi selema Game berlangsung.) #Semua peserta harus memakai peralatan berburu yang di sediakan, baik itu peserta manusia atau sub manusia.
#Untuk menentukan pemenangnya, hasil skor akan dihitung dengan bobot dari perburuan itu.
#Eudemon yang memiliki tanduk akan diberikan poin tambahan [Namun ini terbatas pada eudemon yang bisa digunakan sebagai bahan]. #Jangka waktu acara ini mulai dari siang hari sebelum Festival Panen sampai matahari terbenam pada saat yang sama.
Sumpah : Komunitas yang berpartisipasi, bersumpah atas kemuliaan dan benderamu untuk menghormati isi peraturan yang disebutkan.
Stempel Aliansi [Draco Grief].
Melihat kondisi penyelesaian Game sekali lagi, mereka mengangguk satu sama lain.
“Ukuran Peryton ini ditambah dengan tanduknya, seharusnya akan mendapat poin yang tinggi untuk ini.”
“Hehe. Yep. Meski setengah poin-nya akan masuk ke anggota ‘Six Scars’, poin-nya seharusnya masih cukup tinggi.”
“Nn. Tapi Gift-ku hampir mencapai batas penggunaannya...... dan ini hampir waktunya untuk kita kembali.”
Keduanya berpaling melihat barisan orang membawa para Peryton yang mereka tangkap di belakang mereka.
Salah satu anggotanya menghampiri dengan penuh semangat. “Wow! Jadi pelanggan tetap kami sekuat ini! Dengan banyaknya Game ini, Festival Panen ini akan membuat orang – orang lebih bersemangat mengikutinya!”
‘Six Scars’ Carol Gundark dengan ringan melambaikan ekor Kirin-nya.[4]
Dia juga mengenakan baju zirah, helm berburu, panah dan anak panah yang menjadi syarat sebagai peserta dalam Game ini.
“Peryton tidak hanya ganas, mereka suka berkumpul sebagai kawanan. Jika itu hanya kami yang menghadapinya, itu tidak akan berjalan dengan baik. Bisa mengalahkan mereka sebanyak ini dengan mudah, pelanggan wanita tetap kami sungguh hebat!”
Mereka tersenyum menanggapi pujiannya. Lalu, Asuka tiba – tiba bertanya :
“Kudengar Peryton ini bisa dimakan?”
“Tentu saja! Daging dari Peryton mirip dengan daging rusa dan sangat lezat! Dipanggang, digoreng atau dijadikan sebagai barbeque, rasanya enak! Para Peryton ini pasti akan di sajikan dalam upacara pembukaan malam ini dalam cara yang beragam!” Carol berbicara dengan penuh semangat tapi tiba – tiba dia menatap ke arah cakrawala tempat matahari terbenam.
“Juga....... Selama pertempuran melawan Naga Besar, setengah dari bahan yang kami siapkan untuk Festival Panen kebanyakan hancur atau sudah busuk. Jika kami tidak bisa memanfaatkan semua Game di mana berbagai komunitas berburu atau memanen untuk menyambut semua orang, itu akan sangat mengecewakan. Hasil dari acara berburu ini pasti akan sukses memimpin Festival Panen.......Hehe, aku akan membiarkan para tamu menyicipi hidangan kami yang sangat lezat!”
Carol mengacungkan jempol, nampak senang dan bahagia.
Mendengar kata – kata Carol, Yō menggunakan bibirnya untuk menggigit jarinya saat dia mulai membayangkan pesta yang menunggunya saat upacara pembukaan.
“Oh iia......jika-ku ingat lagi, upacara pembukaan malam ini adalah prasmanan.”
“Yep itu benar, tapi Kasukabe-san, mengeluarkan air liur sedikit tak sedap dipandang.....”
Baru saat itulah Yō kembali sadar dan mengusap air liur dari mulutnya. Seorang tetua, duduk di kereta kuda untuk mengangkut para Peryton, tersenyum masam saat melihat mereka bersenang – senang. Ia adalah Tetua Kucing, Garol Gundark. Garol berteriak ke mereka :
“Hey, hasil buruannya sudah dimuat! Ayo pergi!”
“Yes!” Ketiganya menjawab dengan penuh semangat saat menaiki kereta kuda.
Namun setelah itu--------auman keras dari binatang yang di ambang kematiannya terdengar dari jarak yang dekat di dalam hutan.
“......Oh? Sepertinya ada yang menangkap yang besar?”
Garol yang mengucapkan hal tersebut menggunakan cambuknya untuk mempercepat lari kuda – kuda itu.
Meninggalkan daerah hutan tersebut, mereka mengikuti jejak orang – orang di ujung jalan yang mengarah dari dataran tinggi ke tempat pengumpulan poin dari Game tersebut. Kereta kuda itu tersentak dengan keras saat menempuh perjalanan di jalan yang tidak rata yang jarang digunakan dan dalam keadaan rusak. Meski begitu, Asuka sangat santai bahkan tertawa gembira karena itu adalah pengalaman pertamanya duduk di kereta kuda.
“Alat transportasi ‘generasi tua’ semacam ini punya pesona tersendiri dan terasa menarik.”
“Nn. Mau salah satu dari ini untuk ‘No Name’?”
Melihat Yō mengangguk setuju, mata Garol menjadi berkilau – kilau.
“Jika kau membutuhkannya, Kau bisa datang ke ‘Six Scars’ untuk bernegosiasi kapan saja! Kami bahkan akan memberikan harga murah dan penawaran spesial lainnya! Bahkan sekarang, kami juga menyediakan layanan penyewaan untuk kereta kuda ‘Kuda Nil’!”
“Ben...Benarkah? Kedengarannya itu bagus juga.”
Melihat bagaimana percakapan itu menjadi tentang perdagangan, Asuka tidak bisa menahannya tapi tersenyum masam. Namun, pemikiran mengendarai kereta kuda di atas permukaan air, bukanlah ide yang buruk. Jika dalam Gift Game yang akan datang “Perlombaan Kuda Nil” cukup menarik, membuat semua orang bersama untuk pergi jalan – jalan juga rencana yang bagus.
“......Akankah Kuro Usagi menikmatinya? Bagaimana menurutmu, Kasukabe-san?”
“Kupikir itu bukan ide yang buruk. Mari kita golongkan itu sebagai Rencana V dan mencatatnya.”
“Nn!” Setelah sepakat satu sama lain, mereka mengangguk.
Merasa kebingungan, Garol memiringkan kepalanya.
“Apakah terjadi sesuatu pada Kuro Usagi-san?”
“Oh, sebenarnya------“
Sebelum Asuka bisa menyelesaikan ucapannya, seluruh muatan terlempar ke tanah dengan diikuti suara ledakan besar.
Muatan – muatan itu juga mengudara sebelum terlempar ke tanah dengan kerasnya dari kereta kuda, dan mereka terlempar lebih banyak lagi dari yang sebelumnya.
Situasi yang tiba – tiba menyebabkan Asuka dan Garol melompat dan memegangi bagian belakang kepala mereka yang terasa sakit ketika kepala mereka terbentur oleh kereta kuda ketika kepala mereka tersentak mundur.
“Ouch.....! Apa....Guncangan apa itu?!”
“Yep, apa itu? Seperti ada benda besar yang terjatuh ke tanah.”
Yō, satu – satunya yang berhasil dalam posisi bersiap untuk bertarung mengintip keluar dari celah yang ada di kereta kuda. Tapi sebelum dia bisa mengetahui hal yang diamatinya, pengemudi dari kereta kuda itu, Garol, mulai bersorak.
“Oh, Oh Oooh! Sungguh menakjubkan! Tampaknya pemenang acara berburu ini tidak akan jatuh ke kita!”
“------Apa?” Asuka dan Yō melihat satu sama lain.
Karena tidak dapat mengabaikan kata – kata itu, mereka melompat keluar dari kereta kuda dan pergi untuk melihat dengan kedua mata mereka sendiri.
Pemandangan yang ada di depan mereka adalah tumpukan mayat, lebih dari tiga puluh Peryton dan dua belas eudemon pemakan manusia lainnya, terbaring di tengah – tengah dataran tinggi setelah terkena serangan dengan sekali serang.
“.....Jadi kalian juga ikut acara ini.”
Suara yang menenangkan dari seorang wanita terdengar oleh telinga Asuka dan Yō.
Keduanya memandang ke arah sumber suara yang berasal dari tempat yang strategis. Siluet yang terurai berlawanan dengan cahaya itu milik pahlawan bertopeng Faceless.
Asuka menatapnya dengan wajah tak senang.
“Seharusnya itu kata – kataku, Kamen Rider-sama. Kupikir kau tidak akan berpartisipasi dalam permainan barbar semacam ini.”[5]
“Nn, Aku memang memikirkan hal semacam itu......tapi ini adalah bagian dari pekerjaanku untuk mengikutinya.”
Setelah berkata seperti itu, Felicia Raisa mengeluh sedikit. Dari penampilannya, tampaknya dia tidak benar – benar tidak memikirkan hal semacam ini.
Reaksinya membuat Asuka terkejut. Sejak pertama kali mereka bertemu, Asuka telah menyaksikan banyak kemampuan mengesankan yang dilakukan oleh orang ini dan merasakan aura yang sulit dipahami darinya. Dia tidak pernah berharap akan melihat sisi ini dari Faceless.
Mata Asukka terus melihat ke arah Felicia Raisa, menyebabkannya memiringkan kepalanya karena kebingungan.
“.....Apa ada masalah?”
“Tidak.... Tidak ada.”
Asuka dengan panik membantah dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Tapi benih dari rasa keingintahuan sudah tertanam di dalam dirinya.
Di balik baju besi putih murni itu dan topeng logam yang dingin-----wajah seperti apa yang dia sembunyikan?
Garol adalah orang pertama yang memecah sasana canggung tersebut saat ia berkomentar dengan rasa penyesalan :
“Oh astaga~ Itu cukup mengesankan! Jumlah dari buruannya itu setidaknya lima kali dari punya kita?”
“.....Lima kali?”
Faceless sekali lagi memiringkan kepalanya karena rasa takjub saat melihat ke arah kereta kuda milik Asuka dan yang lainnya. Dan dengan tatapan tajam itu, dia mengeluh dengan lembut dan berekspresi tidak senang setelah dia menilai jumlah buruan yang ada padanya.
Reaksinya benar – benar membuat marah orang – orang yang melihatnya. Asuka melangkah maju untuk mengungkapkan kekesalannya.
“Hey, tunggu! Setelah melihat hasil kerja keras tim lain, reaksi seperti itu, bukannya sedikit tidak sopan?”
“....Maafkan aku kalau aku menyinggung perasaanmu. Kupikir kalian akan menangkap buruan yang lebih banyak dari ini.”
Asuka dan Yō sama sekali kehilangan kata – kata.
Faceless mengeluarkan Gift Card yang menyimpan semua buruannya dalam sekejap dan mulai berlari menuju sisi lain dari bukit.
Sebelum menghilang ke balik bukit, dia lembali menoleh kebelakang sekali lagi.....tapi dia hanya melakukannya untuk mengeluh setelah kelelahan.

Bagian 3
----Kota Bawah Tanah “Underwood”, Sepanjang Jalan di Festival Panen.
Setelah kejadian itu, Asuka, Yō dan Garol pergi untuk menyerahkan hasil buruan mereka di tempat pengumpulan sebelum pergi ke “Kota Bawah Tanah Underwood”.
Semua rumah rusak yang tidak bisa diperbaiki lagi dihancurkan, sementara seluruh kota dipenuhi dengan pameran dan kedai – kedai. Sisa – sisa rumah itu dibangun sebagai tempat perlindungan yang dengan tergesa – gesa bisa melindungi mereka dari angin dan hujan.
‘Tidakkah malam hari di sini akan cukup sulit?’ Asuka melihat – lihat keadaan di sekitar saat dia mengutarakan pikirannya.
Garol tertawa terbahak – bahak.”Bagaimana bisa begitu?” Ini hal yang biasa di daerah Selatan. Bagaimanapun, saat  Festival Panen berjalan lancar, sebagian besar orang akan berpesta seharian, minum sepuasnya. Tak akan ada yang terganggu dengan detil kecil seperti itu lagi.”
“......Benarkah?” Ketidakpedulian keluar dari suara Asuka yang sedingin es.
Garol mulai merasakan keringat dingin yang ada di punggungnya dengan cepat mengubah topik pembicaraan ke hasil dari acara berburu.
“Oh....Benar juga, penampilan kalian saat berburu juga cukup bagus. ‘Six Scars’ juga masuk ke peringkat atas, memberi kami sedikit popularitas dan kehormatan.”
Garol tertawa dengan bahagia saat ia membeli Yakitori dari kedai di pinggir jalan dan memberi mereka masing – masing satu tusuk.
Asuka dan Yō melihat satu sama lain. Ketidakbahagiaan muncul di wajah mereka.
“Tapi.......Kita tidak berhasil sebagai juara pertama.”
Keduanya menunjukkan wajah cemberut.
Pada akhirnya, “Will-O’-Wisp” menang seperti yang diharapkan dengan perbandingan nilai yang sangat banyak dibandingkan peserta yang lainnya.
Ayesha juga ikut serta dalam acara berburu. Namun, tampaknya sembilan puluh persen nilai yang di persiapkan dalam Game tersebut semuanya didapatkan oleh Faceless. Berkaitan dengan sikap yang tidak antusias itu namun terus mendapatkan nilai seperti itu. Dia benar – benar perwujudan dari lawan yang menakutkan.
Garol menghabiskan Yakitorinya sebelum menganggukkan kepalanya dengan ekspresi rumit yang terlihat diwajahnya.
“Pelayan favorit dari ‘Ratu Hallowen’......Jika kuingat dengan benar, namanya Faceless kan? Sebenarnya....Tidak ada yang perlu kalian kesalkan. Kalian sudah melakukan yang terbaik dan mendapat nilai yang bagus. Hanya saja dia existensinya berbeda.”
“Tidak. Kalau saja Garol-san tidak membatasi hal – hal yang tidak boleh kita lakukan, kita pasti akan menang.”
Yō menjawab dengan nada tegas yang jarang digunakannya. Dan ada cukup alasan baginya untuk marah.
Sebenarnya, dengan kemampuan gabungan dari keduanya, memburu puluhan Peryton dan eudemon agresif lainnya adalah tugas yang mudah.
Bahkan tanpa menggunakan cara yang berputar – putar dan menghentikan pergerakan mereka, mereka pasti bisa melenyapkan setiap target mereka. Dan alasan sebenarnya dari hasil yang mengecewakan ini adalah karena fakta bahwa mereka diberikan aturan tambahan oleh Garol yang membatasi pergerakan mereka selain dari aturan permainan.
“Kasukabe-san hanya boleh mengeluarkan Gift dari Griffon sedangkan aku hanya boleh bekerja sama dengan Mel. Aku tahu bahwa Deen masih dalam perbaikan dan itu akan memaksanya jika menggunakannya.....tapi meski begitu, total buruan kita harusnya berkali – kali lebih banyak dari yang kita dapatkan saat ini.”
Asuka menatap Garol, ketidaksenangan tampak jelas di matanya.
Setelah pertempuran dengan Naga Besar, keduanya meminta bimbingan Garol dalam hal Gift dan kemampuan baru yang mereka dapatkan. Awalnya hanya Yō yang meminta pertolongannya tapi Asuka juga mengikutinya.
Posisi Garol sebelumnya adalah sebagai strategis dari ‘Floor Master’ Draco Grief. Setelah mendengar bahwa Garol itu berpengetahuan luas, keduanya menghampiri Garol agar menjadi penasihat mereka. Tak heran mereka merasa tidak senang karena mereka tidak bisa melihat hasil dari kerja keras mereka terbayarkan.
Meski begitu, Garol terus mengunyah Yakitori yang ada dimulutnya sambil melihat mereka dengan rasa tidak peduli.
“Dengar ya, Ojou-sama. Kekuatan utama dari sebuah komunitas seharusnya tidak boleh diperlihatkan sembarangan. Jika suatu saat lawan melihat kemampuan sepenuhnya dari dirimu, mereka pasti akan datang dengan rencana balasannya. Dan ketika saat itu tiba, itu akan menjadi kekalahan dari komunitasmu. Pertahanan di tempat tinggal komunitasmu juga akan diketahui. Tidakkah menurutmu kata – kataku ini masuk akal?”
“......tapi------“
“Pertama – tama, mereka yang mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk setiap jenis Game adalah pemain tingkat ketiga. Tempatkan kemampuan dan Gift-mu hingga seimbang untuk diukur sebelum pergi bertempur adalah apa yang pemain kelas satu akan lakukan. Terutama untuk festival berburu ini yang lebih merupakan seperti acara amal daripada pertempuran yang sebenarnya, kalian sebagai kekuatan utama harus menyelesaikan tugasnya hanya dengan dua sampai tiga persen dari kekuatan kalian yang sesungguhnya.”
Keduanya cemberut. Mereka mengerti alasannya meskipun mereka tidak mau menerimanya.
Sambil menepuk bahu mereka, Garol menghibur mereka :
“Dengar. Game yang paling penting bagi kalian adalah ‘Perlombaan Kuda Nil’. Apapun sebelum itu, kalian harus mengendalikan kekuatan penuh kalian, atau mengalami kerugian dalam bersaing dengan Pahlawan Bertopeng itu.”
“....Hmph....Aku tahu itu.”
Asuka memalingkan mukanya dengan perasaan tidak senang.
Garol mengangkat bahunya sebelum meninggalkan mereka. “Aku masih harus mempersiapkan beberapa hal sebelum acara pembukaan, jadi aku akan pergi sekarang..... Apapun yang kalian katakan, kalian benar – benar melakukan kerja yang bagus dalam acara berburu. Ingatlah untuk mampir ke kedai ‘Six Scars’ dan aku akan memberi kalian hadiah nanti, jadi maafkan aku.”
Garol tersenyum pahit saat ia pergi.
“....Sebenarnya, Aku bisa mengerti apa yang dimaksud Garol-san. Bagaimanapun juga jika kau menggunakan kekuatan penuhku, aku akan menghancurkan Gift lagi.”
“Ah, Nn. Asuka itu situasinya spesial. Dan kau menolak tawaran untuk persediaan Gift gratis.”
Asuka yang depresi mengangguk. Di tangan kanannya ada barang antik seperti hand-guard yang dipersiapkan oleh ‘Six Scars’. Penampilannya sederhana saja tapi ditaburkan oleh banyaknya permata.
Sambil mengangkat tangan kanannya untuk menghalangi langit, dia menghela napas sekali lagi.
“Agar bisa mendapatkan kekuatan yang bisa membantuku sampai ke tingkat Kasukabe-san dan Izayoi-san dengan banyaknya kesulitan.....hanya untuk mengetahui bahwa itu butuh investasi dana yang besar hanya untuk mempertahankan kekuatan tempurnya. Ini begitu sial.” Sambil menutupi wajahnya yang sedih dengan tangannya, dia bergumam.
Sudah banyak jenis Gift yang akhirnya hancur olehnya karena kemampuannya itu [Menempa Gift Terbaik].
Menjadi komunitas yang menempati urutan pertama dalam hal perdagangan di tingkat yang rendah, ‘Six Scars’ telah menawarkan untuk memberikan Gift sederhana dengan gratis. Namun Gift – Gift ini hancur satu persatu, karena tidak mampu menahan kekuatannya. Merasa menyesal karena telah menghancurkan banyak Gift dengan kekuatannya, Asuka telah memutuskan untuk menjadikan Gift yang ada di tangannya sebagai Gift yang terakhir dan dengan sopan menolak tawaran dari persedian Gift yang terus menerus.
------“Tinggalkan keluargamu, temanmu, barang – barangmu, duniamu dan datanglah ke Little Garden.”
Setelah memikirkan lagi tentang meninggalkan kekayaannya sekarang, rasanya itu seperti hal paling ironis yang pernha ada!
“Meski itu tanggu jawabku sendiri, aku masih merasa sedikit ditinggalkan......Mulai sekarang, aku harus merencanakannya dengan bijak sebelum mengikuti Gif Game sehingga bisa mencegah pengeluaran yang tidak perlu. Bagaimanapun, satu set batu permata Api haraganya bisa sampai satu tembaga.”
“Nn. Yep. Malam ini akan menandai langkah awal dari rencanamu berhemat.......Ayo pergi! Mari jalan sambil makan!”
“Eh?” Rasa terkejut asuka keluar dari mulutnya ketika dia ditanyai detail dari pertanyaan itu.
Tidak ada yang tahu kapan dia membelinya tapi ada dua pai apel yang baru dipanggang di tangan Yō. Memakan dengan gigitan yang besar pada pai apel itu dan menebarkan aromanya ke udara sekitar, perasaan bahagia muncul di wajah Yō.
Asuka tersenyum masam sambil mengulurkan tangannya. “Oh, setidaknya kau sedang berbaik hati hari ini. Jadi aku akan ambil satu.”
“Eh?”
“Hmmm?”
“Nn? Aku tidak akan memberikannya padamu.”
Sambil memakan pai apel keduanya ke dalam mulutnya, wajah Yō terlihat bahagia sekali lagi.
Mengoceh tentang pipinya yang merah kepanasan, Asuka pergi ke kedan dan memesan tiga buah pai persik dengan keinginannya sendiri. Sambil menjaga emosinya, dia mulai memakan pie-nya dengan bebas. Tidak peduli akan penampilannya.
Menikmati rasa yang luar biasa dari rasa asam dan manis dari persik yang tampak dirasakan oleh lidahnya di setiap gigitannya, Asuka merasaka ketenangannya ketika akhirnya dia mengingat sesuatu.
“Oh benar juga, Kasukabe-san, sudahkah kau mengembalikan headphone-nya?”
Yō tiba – tiba mulai batuk saat dia memuntahkan makannya.
Asuka mengerutkan keningnya saat dia mengerti alasan di balik reaksinya ini.
“Kau belum memberikannya ke dia kan?”
“....Nn.”
“Tentang masalah headphone-nya yang rusak?”
“Masalah itu sudah selesai. Ia telah memaafkanku ketika aku meminta maaf. Begitu cepat jawabannya sampai aku tidak mempercayai pendengaranku......tapi......” Yō menghentikan kata – katanya.
Untuk mengganti headphone-nya Izayoi, Yō awalanya berencana untukmenggunakan headphone ayahnya sebagai pengganti headphone Izayoi. Meski dia kehilangan itu sebelumnya, untungnya dia berhasil menemukannya sekali lagi di atas puing – puing.
Penggantinya memiliki logo api yang sama dengan yang ada di headphone Izayoi. Oleh karena itu Yō pikir dia bisa menggunakannya untukmenebusnya dan di maafkan. Hanya itu.......
“Kudengar headphonenya bukanlah produk yang bisa di beli....Tapi barang buatan tangan yang dibuat oleh temannya....”
“......Begitukah?”
Karena hal ini, Asuka menyadari apa yang menjadi penyebab kekhawatiran Yō.
Sebuah barang buatan tangan jika dibandingkan dengan barang buatan pabrik sering menyimpan perasaan yang berbeda. Jika penggantinya bisa didapatkan dan diberikan, mungkin itu dianggap sebagai hal yang buruk karena dikira sebagai penghinaan terhadap teman Izayoi.
[Eh? Kalau......Kalau seperti ini, sepertinya ada yang salah. Bagaimana mungkin barang buatan tangan memiliki logo yang sama dengan produk buatan pabrik?”] Asuka kebingungan saat dia memikirkannya lagi.
Yō tampaknya tidak menyadari kekhawatirannya saat dia mengepalkan tangannya.
“Jadi aku memutuskan untuk tetap menyimpan headphone ini sebagai kenang – kenangan dari ayahku dan menggunakan sesuatu yang lain untuk menggantinya. Aku sudah berjanji kepada Izayoi bahwa aku akan memberinya semua hadiah yang kukumpulkan dari Festival Panen.”
“Oh....Seperti ini...?”
“Karena itulah aku ingin menjadi juara pertama dalam Acara Berburu. Garol-san itu tidak peka terhadap orang lain.” Yō terus memakan lebih banyak pai apel kerna dia merasa kesal.
Tiba – tiba, tangannya berhenti bergerak. Dengan pai apel yang baru termakan setengahnya, dia melebarkan matanya saat dia menatap tajam ke arah sesuatu yang ada di samping kedai.
Bingung dengan tindakan aneh temannya, Asuka memiringkan kepalanya ke satu sisi.
“Kasukabe-san? Apakah ada sesuatu?”
“.......Asuka, apa itu?”
Yō menunjuk ke arah Asuka dengan tangan yang satunya lagi dan mata Asuka mengikuti ke arah yang Yō tunjuk......
*Puck!* terdengar suara tubrukan antara dahi Asuka dan sesuatu yang berukuran seperti kepalan tangan.
“Aya!”
“Wua!”
“Ah, Asuka!”
Membuang pai apelnya yang belum habis, Yō bergegas ke arah Asuka.
Untungnya itu bukan sesuatu yang serius. Asuka hanya kehilangan keseimbangannya karena terkejut dan dampak dari tubrukannya. Menekan tempat di kepalanya yang bengkak dan marah  setelah melihat benjolan di dahinya, dia mengangkat kepalanya untuk melihat pelakunya yang membuat suara yang terdengar aneh.
Hal tersebut yang bertubrukan dengan Asuka------yang berukuran seperti kepalan tangan, Peri yang baru saja kebingungan.
“Anak ini adalah Peri?”
“Sepertinya lebih kecil dari Mel. Dari ukurannya sepertinya dia bisa dimakan.”
“Benar juga.... Ingin memakannya?”
“Aku ingin!”
“Tidak, kau tidak bisa!”
Merasakan ancaman yang akan segera terjadi kepadanya, Peri itu tergesa – gesa kabur dan menata kembali pakaian sutra Magenta-nya. Merasakan perasaan yang sama seperti sebelumnya, Asuka tersenyum masam----
*Puck, Puck!* Tubrukan kedua dan ketiga langsung mengarah ke dahinya.
“Yahahah!”
“Wuahah!”
“Waahah!”
“Rasakan itu♪"
*Swish!* Yang terakhir menendang dahinya sambil berteriak seperti orang jahat. Asuka akhirnya terjatuh mundur dengan punggunya di lantai.
“Empat? Ada empat Peri yang sama?” Yō tidak bisa memahami situasinya tapi dia menghitung jumlah Peri yang berterbangan itu.
Ada total empat Peri yang menggunakan gaun sutra berkelas tinggi berwarna Magenta. Sama seperti Mel, mereka tampaknya sejenis grup Peri. Berterbangan sambil bertengkar satu sama lain, mereka terbang seolah – olah tidak terjadi apa – apa.
Yō yang mulutnya masih menganga begitu terdiam untuk bertindak saat dia melihat mereka pergi. Pada saat ini, suara yang dapat dikenali terdengar dari kerumunan------itu adalah suara asisten toko dari “Thousand Eyes”. Berdesak – desakan di dalam kerumunan, dia berlari saat melihat Yō dan Asuka.
“Hah....Hah.... Kalian, orang – orang dari ‘No Name’! Apakah kalian melihat lima ekor Peri lewat sini? Mereka adalah peri wanita kecil yang mengenakan gaun Magenta!”
“Eh.... Nn.... Er, Aku memang melihat mereka. Apakah mereka Peri dari ‘Thousand Eyes’?”
“Tidak. Mereka bukan Peri......Ah, bukan itu masalahnya! Cepat! Katakan padaku kemana mereka terbang!”
“Mereka....Mereka terbang menuruni tebing menuju alun – alun di bawah.” Yō menujuk ke arah alun – alun besar di bawah tebing.
Sang Asisten Toko menatap ke arah bawah tebing dengan tatapan marah di wajahnya. Pada saat yang sama, dia meraih lengan baju Yō.
“Kau bisa terbang bukan? Bantu aku untuk menangkap mereka!”
“Tu... Tunggu sebentar----“
“Kasukabe-san.”
Sebuah tangan meraih bahu Yō dari belakang.
Yō gemetaran tanpa sadar saat dia berbalik menatap Asuka yang mengeluarkan aura menakutkan di matanya yang menolak merundingkan segala sesuatunya.
“A...Asuka?”
“....Kita akan menangkap mereka, sampai yang terakhir.”
Asuka, yang dahinya memerah karena tubrukan tadi, mengeluarkan kata – katanya dengan nada yang lebih tegas dari biasanya. Bagi Asuka yang punya harga diri yang tinggi, dia pasti tidak akan bisa menerima penghinaan ini setelah dipukul di dahi secara berturut – turut.
Memahami bahwa tidak ada waktu lagi untuk berdiskusi, Yō mengalah dan meraih tangan mereka sebelum melompat dari tebing bersama – sama.

Bagian 4
-----------‘Pohon Besar Underwood’ Ruang Pertemuan, Aula Pertemuan Evergreen.
Sesaat setelah berakhirnya Acara Berburu, Jin Russell tiba di ruang pertemuan, bersiap – siap untuk membahas syarat – syarat pembentukan Aliansi mereka dengan ‘Six Scars’.
Di dalam Aula Pertemuan Evergreen, pihak lain dari ‘Six Scars’ masih belum datang. Hanya Percher dan Shirayuki-hime yang murung berdiri di sebelah kanan dan kiri Jin, mengenakan pakaian pelayan mereka.
“Ke, Kenapa aku harus, memakai pakaian pelayan ini dan tunduk pada perintah yang lain?”
“Aku menyarankanmu untuk segera menyerah. Pakaian itu yang dipersiapkan oleh ‘Thousand Eyes’ mempunyai kualitas yang bagus dan cuku nyaman ketika kau sudah terbiasa memakainya.”
Percher, yang sudah terbiasa dengan pakaian pelayannya, dengan santainya menggoda Shirayuki-hime.
----Awalnya dipinjamkan ke ‘No Name’ untuk pengembangan saluran air, Shirayuki-hime sekarang harus tinggal lebih lama karena renovasi kuilnya yang belum selesai.
Pada awalnya dia mengeluh dan protes “Siapa yang sudi memakai pakaian seperti itu!”, Shirayuki-hime memakai pakaian pelayan karena kalah taruhan setelah memainkan Gift Game dengan Izayoi. Setelah melakukannya sampai seratus kali, dia juga kalah dari Izayoi sebanyak seratus kali. Pada akhirnya, dia hampir dipaksa untuk memakai paikaian yang sangat erotis hingga seseorang tidak bisa mendeskripsikannya. Akhirnya dia dengan enggan menerima kondisi untuk memakai pakaian pelayan yang sekarang kita lihat hari ini.
Meskipun Kuro Usagi secara khusus telah mendapatkan pakaian pelayan milik Shirayuki-hime, yang jauh lebih sopan dan menutupi kulitnya daripada yang sebelumnya, bagi seseorang yang tidak pernah mamakai rok dari barat selama hidupnya, pakaian itu benar – benar aneh dan asing.
“......Aku sangat rindu dengan wafuku-ku.”
Kalau begitu kenakan saja. Bukankah kau menerima wafuku dalam satu set pakaian yang dikirimkan kepadamu?”
“Hal....hal erotis semacam itu yang memperlihatkan bahuku, punggung, hampir tidak menutupi dadaku dan yang terakhir juga memperlihatkan kakiku, tidaklah bisa disebut sebagai wafuku! Dasar bodoh!”
“Oh jadi kau mengerti apa yang dimaksud dengan rasa malu? Bukankah kau tidur dalam keadaan telanjang selama ini di liangmu selama menjadi ular?”
“Hmph, kau benar – benar tidak mampu memahami perbedaan dalam kebudayaan! Dan wujud asliku bukanlah sebuah ular tapi sebuah pengorbanan------“
--------*Tock Tock!* Pintu dari Aula Pertemuan Evergreen terdengar suara ketukan dua kali.
Sambil meluruskan postur tubuhnya yang sedang duduk, Jin memperingatkan keduanya yang sedang berbicara.
“Diam sekarang juga.”
Pintu kayunya perlahan terbuka ketika keduanya berhenti bertengkar.
Carol yang berpakaian formal memimpin jalannya sebelum mundur kesamping untuk menemani pemimpin ‘Six Scars’.
Yang muncul dari balik pintu adalah manusia kucing yang usianya hampir sama dengan Jin.
“....Kau Jin Russell?”
“Ya saya Jin Russell. Dan aku berasumsi bahwa kau adalah putra dari Garol Gundark------Poral Gundark?”
Parol Gundark menyapa dengan santai sebelum membenarkan posisi kacamatanya.
Keduanya duduk di samping Jin mulai terlihat santai ketika ketegangan mereka menurun.
[......Hanya anak – anak?]
[Seperti seorang pemuda...Tidak, pemimpin muda]
Potongan rambut acak – acakannya cocok dengan kacamata berbingkai bulatnya, dengan tatapan lucunya yang tampak bercahaya dari mata putihnya yang membuatnya terlihat lebih muda.  Hanya pakaian yang dipakaianya yang cocok dengan situasi saat ini. Singkatnya, ia terlihat seperti remaja normal yang sedang dalam masa kenakalannya.
[Karena ini akan menjadi negosiasi antara dua kelompok dengan usia yang sama, Jin seharusnya tidak akan terlalu tegang kurasa....Ini akan menjadi hal yang membosankan.]
[Aku tidak pernah mengira bahwa suatu hari aku akan melihat para pemimpin, yang membawa tanggung jawab komunitas mereka, adalah anak – anak yang berusia sekitar sepuluh tahun saling berhadapan di meja pertemuan. Akhir dari dunia ini pasti sudah dekat.]
Keduanya diam – diam memiliki kesimpulan yang sama ketika mereka mendengar Jin memperkenalkan orang – orang yang ada di pihaknya.

“Kedua orang yang ada di sampingku ini adalah staf pendukung dari komunitasku. Percher, yang ada di sisi kananku dan Shirayuki-hime di sisi kiriku.”
“Aku sudah mendengar tentang mereka. Dewa Ular Air dan reinkarnasi dari Wabah Hitam. Kami dari ‘Six Scars’ juga berperan dalam proyek pembangunan saluran air.
“Apa katamu?” Shirayuki-hime terkejut.
Poral duduk di kursinya yang berhadapan dengan mereka sebelum akhirnya tertawa. Menunjukkan giginya yang tajam.
“’Six Scars’ adalah Komunitas Dagang. Kau pikir kita akan membiarkan pembangunan yang berskala besar ketika beritanya terdengar oleh kita? Bahkan ini juga proyek yang diduking oleh seseorang yang sudah diketahui publik sebagai ‘Floor Master’ terkuat, Shiroyasha, untuk  kestabilan di tingkat yang rendah. Dengan aktivitas Raja Iblis yang mulai bergerak baru – baru ini, untuk memiliki ‘daerah yang damai dan aman’ pada zaman yang kacau ini adalah sebuah iklan yang besar. Harga tanah di daerah itu pasti akan meningkat. Makanya dalam meraih kesempatan itu, aku sudah berhasil bernegosiasi dengan komunitas yang memegang properti itu di Timur.....Dengan pemikiran seperti itulah kau memintaku untuk melakukan negosiasi kan?”
Wajah Poral menyeringai, melihat Jin dengan mata yang hampir putih sepenuhnya karena irisnya yang mengecil. Tidak segera membalasnya, Jin mengganti postur tubuhnya yang sedang duduk dan tetap diam.
Di lain hal, kata – kata Poral hampir dengan benar menebak apa yang akan mereka negosiasikan sehingga Percher dan Shirayuki-hime terkejut, menyebabkan mereka saling berdiskusi.
Setelah mengasumsikan bahwa pihak lain akan mengungkapkan semua kerugian dari diskusinya, mereka semua sudah siap untuk sikap bertahannya. Tidak ada dari mereka yang mengira Poral akan memulai negosiasinya dengan menyebutkan nilai dari ‘No Name’. Dan itu berarti bahwa nilai ini hatusnya menjadi bagian dari harga negosiasi yang akan diberikan.
[Jadi ini berarti......Kemampuan mengemukakan pemikirannya dalam bernegosiasi pasti dilihat sebagai aset yang cukup penting hingga bisa dipilih sebagai pemimpin baru.]
[Oh? Ini sepertinya menarik...]
Mereka bisa melihat bahwa pemuda ini bukanlah tipe yang akan berusaha terburu – buru untuk mengambil keuntungannya tanpa berpikir terlebih dahulu. Diam – diam mereka tertawa di dalam hatinya, mereka memutuskan untuk mengamati perkembangan yang dijanjikan akan menjadi hiburan bagi mereka.
Jin membiarkan keadaan yang diam itu untuk sejenak sebelum memperlihatkan senyuman yang tak bisa diandalkan seperti biasanya sebelum menjawabnya.”Nn, Memang seperti itu kelihatannya. Kau bisa menebaknya?”
“Tidak perlu kutebak. Hal semacam ini bahkan sangat mudah hingga kakak laki – lakiku yang bodoh itupun tahu.”
“Kau memiliki kakak laki – laki?”
“Tentu saja aku punya. Aku berada di urutan ke dua puluh lima dalam hal usia diantara kedua puluh lima anak ayahku. Selain Carol Onee-san, aku masih punya banyak kakak laki – laki dan perempuan yang memiliki perbedaan umur yang jauh diantara kita. Bukankah begitu?”
Ia mengarahkan pertanyaannya ke Carol.
Carol yang jelas tidak terbiasa dengan pertemuan formal semacam ini hanya bisa mengangguk ketika menjawabnya.
Mendengar kata – kata Poral, Jin terus tersenyum sambil berkata untuk terus berhati – hati di dalam hatinya.
“Itu sungguh hal yang menakjubkan. Kau masih memiliki dua puluh empat kakak laki – laki dan perempuan......namun bisa menjadi pemimpin ketika kau adalah yang termuda di anatara kakak – kakakmu.
Meskipun wajahnya tersenyum, kata – kata Jin memiliki makna yang lain.
Poral sepertinya mengetahuinya saat ia menunjukkan senyum lebarnya : “Oh, itu tidak seberapa. Tradisi keluargaku bedasarkan pada kemampuan. Ketika saatnya tiba untuk memilih pemimpin dari generasi selanjutnya, sebuah Game akan dijadikan sebagai ujian untuk para calon pemimpin. Dan berdasarkan nilai dari Game tersebut, yang terbaik akan dijadikan sebagai pemimpin yang selanjutnya......Keberadaan Gift Game menjadikannya hal yang bagus. Dalam keadaan normal dengan persaingan antara saudara kandung, seseorang pasti sudah tahu bahwa itu akan menjadi perselisihan internal tetapi karena sifat dari Gift Game itu, itu akan menghilangkan hak mereka untuk melakukan protes atau penolakan.”
“!”
Bisa bersaing dengan kandidat lainnya yang ada di komunitas untuk bisnis keluarga dan tidak khawatir dengan ancaman akan terjadi perselisihan internal.
Selain itu, semua kandidat kuat lainnya akan kehilangan hak mereka untuk protes dan menolaknya.
Jin merenungkan kondisi yang disebutkan dalam Game tersebut.
“Sebuah Game yang mendapat dukungan dari komunitas......sambil membuat yang kalah menyetujui kontrak yang berumpah setia kepada pemenangnya. Bahkan jika pemenangnya adalah saudara yang lebih muda......”
“------atau anak simpanan ayahnya.”
Kata – kata Poral begitu tajam dari yang sebelumnya, tapi itu bukanlah kata – kata mengandung rasa khawatir atau bersalah.
Seorang anak simpanan, ditambahkan sebagai anak yang paling muda dalam hal usia sekarang menjadi pemimpin baru yang memimpin seluruh komunitas. Pemuda itu yang kini duduk di depan mereka mampu meraih kemenangannya dengan kondisi yang tidak menguntungkan baginya.
Percher dan Shirayuki-hime yang menganggapnya sebagai bocah biasa telah mengubah pemikirannya dan sekarang melihat ia dengan mata yang mengakui sebagai musuh yang hebat.
Tampak terus terdengar kata – kata tersebut dalam pikirannya untuk beberapa kali, Jin menganggukkan kepalanya tiga kali sebelum tersenyum dengan tatapan hormat di matanya.
“Itu.....Itu benar – benar mengesankan. Karena kau bisa mengumpullkan banyak dukungan dari komunitasmu, kau seharusnya cukup tahu isi dari negosiasinya kan?”
“Entahlah? Aku akan menyerahkan padamu untuk menilaiku nanti setelah negosiasinya selesai.”
Senyum sombong yang sesuai dengan usianya muncul di wajah Poral. Menyadari bahwa pembicaraan ini disudahi, Jin mendekat ke meja untuk memulai pembicaraan yang utama.
“......Kurasa kau sudah mendengarnya dari ayahmu bahwa kami ‘No Name’ mencoba untuk membuat lambang aliansi dan sedang mencari rekan untuk ber-Aliansi.”
“Itu yang kau dengar. Lambang dan bendera yang diperlukan untuk naik ke tingkat enam, untuk lebih jelasnya kau ingin memanfaatkan nama dari komunitasku untuk membentuk Aliansimu kan? Begitu juga denganku, apa yang bisa kau berikan untuk komunitasku sebagai balasannya?”
Sambil tertawa dengan sombong, Poral tampaknya menikmati pertemuan langka ini dengan pemimpin komunitas lain yang memiliki usia yang sama dan berharap untuk berdiskusi lebih lama lagi.
Berdiam diri untuk sementara, Jin mengarahkan diskusi itu dengan topik pembicaraan yang baru.
“Aku ingin membicarakan topik lain sedikit......Aku percaya bahwa Aliansi ‘Draco Grief’ akan memintamu untuk bergabung dengan mereka.”
Setelah kata – kata tersebut keluar dari mulut Jin, senyuman di wajah Parol menghilang.
“......Lelucon tersebut cukup lucu. Kenapa kau berpikir seperti itu?”
“Karena Aliansi tersebut belum bisa memanfaatkan dirinya secara efisien. Dengan memisahkan orang – orang ke dalam etnis ras mereka kemudian ke masing – masing komunitas, kemudian memisahkan diri dengan perbedaan ras kedalam tugas khusus. Contohnya komunitas yang khusus untuk bertempur sedangkan yang lainnya khusus dalam melindungi kota. Memanfaatkan kekuatan masing – masing komunitas.....Tugas khusus untuk berbagai ras. Meski kedengarannya bagus ketika ditempatkan dalam program khusus itu, itu tidak sebagus seperti kedengarannya. Setiap komunitas yang mencoba untuk meninggalkan Aliansi akan kehilangan kekuatannya, membuatnya rentan terhadap serangan. Bagaimanapun, sebuah Gift Game tidak bisa dimenangkan sendirian dengan hanya kekuatan saja.”
“......”
“Sejak dulu hingga sekarang, hubungan Aliansi tetap dipertahankan melalui pertemuan yang sering terjadi antara komunitas yang independen. Namun, Aliansi ‘Draco Grief’ segera akan naik ke tingkat kelima dan kemungkinan besar akan menjad ‘Floor Master’ juga. Untuk mendapatkan kerja sama yang baik antara komunitas, bukan Aliansi yang terdiri dari komunitas yang independen yang harus merubah berbagai aspek untuk ditangani, akan ada kebutuhan untuk menjadi organisasi yang efisien melalui tugas khusus......apakah perkataanku benar setelah berbicara seperti itu?”
Jin mengarahkan pertanyaan itu kembali ke Poral.
Poral memiliki perasaan kekaguman dan ketertarikan yang beragam setelah mendengar hal yang dibicarakan Jin, meski tidak ada satupun dari itu yang dapat merubah ekpresi diwajahnya yang terus terlihat dengan sikap yang tenang.
[Hmm......Tampaknya ini bukan informasi yang didapatkan dari Pemimpin Komunitas yang lainnya.]
------Benar sekali. Kesimpulan Jin ini benar sebagian besarnya, sekitar 70%.
Aliansi ‘Draco Grief’ menunda penggabungan aliansinya. Tentang hal ini, adalah sebuah lelucon yang diucapkan oleh seseorang jadi ia tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya tapi ia juga tidak bisa mengabaikan kebenaran yang diucapkan oleh Jin.
Sampai ke topik yang fokus pada penggabungan Aliansi, Poral sudah bisa melihat apa yang dimaksud oleh pihak lain. Bahkan ketika dihadapi oleh kesengasaraan, ia memutuskan untuk memberanikan dirinya dengan pura – pura tidak tahu dan menguji kepercayaan dari kesimpulan pihak lain.
“Hey, kata – katamu sepertinya tidak memiliki logika untuk mendukungnya. Jika kau ingat kata – katamu sebelumnya, seandainya penggabungan Aliansi itu benar, bukankah tidak ada alasan lagi bagi kalian untuk meminta ber-Aliansi dengan kita, iya kan?”
“Karena semua komunitas lain selain ‘Six Scars’ akan melakukan penggabungan Aliansi.”
Jin tampaknya ingin sekali menembus pertahanan lawanya saat ia melihat celah di armor lawannya lalu ia melanjutkan ucapannya. “’Six Scars’ itu berbeda dari komunitas yang lainnya. Mengkhususkan diri dalam aspek ekonomis dan memiliki sumber daya yang besar dalam bidang keuangan, kalian bisa menjangkau tampat lain untuk mengembangkan bisnis kalian. Yang terpenting, bagi komunitas perdagangan mengubah ‘bendera’ dan ‘Nama’ mereka akan akan menjadi kerugian untuk bisnis kalian saat ini. Daripada membiarkan hal itu terjadi, kau lebih memilih untuk keluar dari penggabungan Aliansi tersebut dan terus memperkaya komunitasmu sambil memanfaatkan hubungan dengan ‘Draco Grief’. Ini memungkinkanmu agar tidak terjadi keuntungan dan kerugian.....kan?”
[Wow! Itu mengesankan]
Selain hal terakhir tadi yang tampaknya memberi kesan seperti ragu akan dugaannya sendiri, Jin bisa dengan mudah menyampaikan pendapatnya. Karna hal ini disebutkan oleh ‘No Names’ sebelum hal utama yang didiskusikan hari ini, tampaknya penawaran mereka terkait dengan hal ini.
Poral akhirnya tersenyum.
“Jadi itu masalahnya. *KeKe* Jika kau mengatakannya seperti itu, aku tidak akan mengungkitnya lebih jauh lagi. Jadi bisa dikatakan bahwa ‘No Name’ berjanji untuk menebus kerugian kita karena tidak bergabung dengan Aliansi ‘Draco Grief’? Memanfaatkan efek dari [Hak Istimewa dalam Aliansi] untuk meminjamkan kekuatanmu dalam pertarungan di masa depan yang mungkin saja kami akan melawan Raja Iblis.......apakah perkataanku itu benar?”
“Yes.”
Jin langsung menjawabnya. Melihat kejadian yang tiba – tiba ini, Shirayuki-hime tidak bisa berdiam diri :
“Tunggu, tunggu sebentar bocah! Apa kau benar – benar mendengar apa yang barusan ia katakan? Ia meminta kita wajib untuk ikut bertempur jika melawan Raja Iblis! Bahkan jika lawannya itu adalah Dewa Asura, tidak peduli apa situasinya baik ataupun buruk, kau harus tetap membantunya! Jika hanya untuk meminjam nama komunitasnya, permintaannya terlalu tinggi.”
“Ho.... Jadi bendera dan nama kami begitu tidak bergunanya?”
Poral melihat kesempatan itu untuk membuat pihak lain terpojok, tidak mengizinkan mereka untuk mundur.
Pada saat itu, Shirayuki-hime hanya menatapnya dengan marah tapi tetap diam.
----Cara kerja [Hak Istimewa dalam Aliansi] adalah ketika Raja Iblis menyerang sebuah Komunitas Aliansi, meskipun komunitas lainnya yang ada di Aliansi mungkin tidak memenuhi persyaratan dalam Game tersebut, mereka bisa ikut secara paksa dalam Game karena Hak Istimewa tersebut.
Tidak ada kewajiban untuk membantu bahkan jika untuk yang ber-Aliansi. Meskipun hal itu akan menjadi masalah, mengambil risiko untuk komunitasnya sendiri ketika membantu komunitas yang ber-Aliansi dengannya itu akan menunjukkan kualitas kepemimpinannya yang buruk. Biasanya seseorang akan menilai situasinya terlebih dahulu, kekuatan dari lawannya dan kondisi kemenangannya sebelum memutuskan untuk ikut atau tidak dalam Game tersebut. Kekuatan dari Raja Iblis itu setara dengan Tragedi dari Bencana Alam. Tidak ada seorangpun di Little Garden yang tidak takut akan kehadiran mereka.
Dan Aliansi ini akan dibentuk dengan persyaratan [Kita nanti akan membantu melawan Raja Iblis tidak peduli seberapa kuatnya Raja Iblis tersebut].
Jin menyuruh Shirayuki-hime untuk mundur saat ia bersandar di bangku.
“Yang jadi masalah ketika bertempur melawan Raja Iblis adalah butuh sumber daya yang besar. Meski teman – temanku yang bertempur adalah orang – orang yang berkekuatan seperti pahlawan, mereka akan membutuhkan banyak sumber daya juga dalam Game tersebut. Dengan hal seperti itu, aku ingin meminta kepada ‘Six Scars’ untuk membantu kami dengan sumber daya tersebut.”
“Okay, aku mengerti. Minta saja jika kau butuh sesuatu.”
Poral menanggapinya dengan tindakan yang berlebihan dengan bersandar ketika dia menjanjikan hal tersebut. Mengenai kekuatan tempur dari ‘No Name’, dia telah menilainya dan menganggap kekuatan tempur mereka itu hebat. Jika semua pengeluaran ini menjamin mereka untuk mendukungnya ketika bertempur dengan Raja Iblis, itu masih investasi yang murah.
‘Six Scars’ menyediakan barang dan uang.
‘No Name’ mengorbankan hidup mereka di garis depan pertempuran.
......tapi ini tampak seperti kontrak dengan tentara bayaran atau dengan budak. Kedua palayann itu menatap punggung Jin dengan wajah yang kecewa dan marah.
[...... Setelah hal yang sebelumnya, kita harusnya bisa meminta kondisi yang lebih baik]
[Pada akhirnya ini gara – gara kebodohan anak itu....]
Seseorang yang akan bertempur bukan lah sang pemimpin Jin, tapi ketiga anak bermasalah yang menjadi anggota utama dari komunitas. Jika mereka mendengar kondisi ini untuk melakukan Aliansi, hubungan mereka pasti akan memburuk dengan Jin.
Di dalam pikiran mereka, mereka resah dengan keadaan yang sulit ini.
Namun, Jin hanya melirik mereka sebelum melanjutkan negosiasinya.
“Kalu begitu, bisakah aku mengkonfirmasi rincian bantuan yang akan kau kirimkan?”
“Hahaha, kau ini tidak sabaran...... Tapi itu tidak masalah. Katakanlah, apa yang kau inginkan dari kami? Apakah itu uang? Senjata? Atau Gift untuk keperluan perang?”
“Aku ingin meminta tenaga kerja.”
“------Apa?” Kata – kata Polar terucap dengan nada yang tinggi.
“Ah. Tidak. Aku tidak bermaksud untuk meminta tenaga kerja untuk ikut bertarung. Karena komunitas kami akan aktif kembali, kami akan membutuhkan lebih banyak rekan untuk membantu. Aku berharap kau bisa memberikan tenaga kerja yang cukup untuk tujuan kami.” Jin dengan cepat menambahakn perkataannya.
“.....Tenaga kerja? Dan kira – kira berapa banyakkah yang kau butuhkan?”
“Sedikitnya dua ratus orang.”
Poral terkejut.
Dari apa yang ia ketahui sejauh ini, ‘No Name’ seharusnya adalah sebuah komunitas yang fokus anggota utamanya dalam pertempuran. Meski berita bahwa mereka mengembangkan lahan pertanian mereka, hasil dari pertanian mereka itu tidak membutuhkan banyaknya tenaga kerja.
Lalu untuk apa mereka meminta tenaga kerja sebanyak itu?------Poral mengingat – ingatnya dan ingat dengan hal yang lain.
[Kalau dipikir – pikir lagi.....’No Name’ akan mendapatkan tanah dan fasilitas mereka lagi setelah naik ke tingkat enam.....mungkinkah tujuan mereka itu?]
Meskipun ia telah menemukan petunjuk untuk jawabannya, ia masih tidak tahu hal tersebut.
Komunitas ‘No Name’ yang sekarang dipimpin oleh Jin adalah salah satu komunitas terbaik di Sektor Timur. Dengan berasumsi bahwa mereka ingin naik ke tingkat keenam untuk mengambil kembali kepemilikan mereka, seberharga apakah hal yang mereka miliki itu?
[Dan itu tidak masalah jika satu atau dua orang tapi jumlah yang banyak untuk tenaga kerja.....Tidak, itu adalah hal yang tepat dilakukan jika mereka bersedia melawan Raja Iblis. Jika memang benar begitu.....]
Pada akhirnya, semakin sulit membedakan mana dari keduanya yang mencoba untuk mendapatkan tawaran yang lebih baik. Sayangnya, tidak ada cara bagi Poral untuk mengukur kondisi yang tidak menentu ini agar seimbang. Apa yang ia inginkan sekarang adalah informasi lebih  lanjut mengenai hal itu.
“.....Aku tidak keberata mengirim rekan – rekanku untuk membantumu sebagai tenaga kerja yang kau minta. Namun, menjadi pemimpin dari komunitas ini, aku tidak mau berdiam diri saja berkenaan dengan alasan pengiriman rekan – rekanku ke sana.”
Ini adalah cara terakhir untuk menyelidiki hal yang Jin sembunyikan. Itu akan menjadi hal yang baik jika Jin memutuskan untuk mengungkapkan tujuannya. Jika ia mengganti topik pembicaraannya, Poral hanya harus menerimanya. Tapi jika hal itu menjadi buruk ketika Jin memutuskan untuk menghentikan negosiasinya, Poral harus meminta maad dan harus menemukan hal yang sama untuk bisa disepakati lagi. Lagipula, negosiasinya sampai saat ini sudah cukup menguntungkan bagi komunitasnya.
Oleh karena itu untuk saling mengharagi sudut pandang satu sama lain, Poral memutuskan untuk menjelaskannya dengan lebih seksama.
Tapi karena keheranan Poral, Jin dengan mudah setuju dan membalikkan badannya ke arah Percher untuk bertanya :
“......Percher, bisakah kau menyerahkan tas itu kepadaku?”
“Eh? Oh, okay.”
Percher yang sedang mendengarkan percakapan mereka dengan seksama terkejut karena mendadak dia menjadi perhatian saat namanya disebut.
Dari tas yang diserahkan oleh Percher, Jin menerima kotak yang masih tertutup rapat dan setumpuk perkamen dari kulit kambing. Membuka tutup kotak itu yang berisi bijih logam berkilau yang kira – kira seukuran tengkorak manusia itu terlihat, Jin menunjukkan isi kotak itu ke Poral untuk memeriksanya.
Percher dan Shirayuki-hime tidak tahu apa – apa mengenai hal ini dan melihat satu sama lain kebingungan.
Namun, Poral mengerti nilai dari benda tersebut. Memeriksa perkamen dari kulit kambing tersebut hingga akhirnya wajahnya pucat, ia segera berdiri.
“.........Tunggu! Tidak mungkin! Beri aku waktu sebentar! Ini.....Tidak peduli bagaimana kau mengungkapkannya, ini benar – benar luar biasa!”
Poral tidak bisa menahan dirinya tapi berteriak sekeras – kerasnya saat ia memeriksa dokumen tersebut dengan kedua matanya.
Perkamen kuno dari kulit kambing itu memperlihatkan peta dari bijih besi yang ada di tengah - tengah gunung dan memperkirakan jumlah bijih yang bisa didapatkan setelah menambangnya.
Ketika dibandingkan dengan logam seperti Emas, Perak dan Perunggu, ketiga hal tersebut justru berbeda jauh nilainya dan dianggap sebagai sampah tua yang busuk.
Baik itu di Langit, atau Alam Manusia, Bijih tersebut yang dideskripsikan dalam perkamen tersebut nilainya sangat tinggi sampai – sampai itu tidak dapat diukur.
Melihat bahwa Poral mengerti nilai dari barang tersebut, ia mengucapkan kata – kata yang akan diucapkan Poral setelah melihat hal tersebut.
“-------‘Itu adalah inti dari [Berlian]. Tujuan kami adalah menambang [Terramaterial] yang berada di daerah komunitas kami.

Referensi
1.         Garol adalah ayahnya Carol.
2.         Hitai- dahi/jidat dalam bahasa jepang.
3.         Peryton adalah mahluk mitologis yang merupakan persilangan antara rusa dan burung. Dalam cerita ini, mereka tampaknya seekor rusa dengan sebuah sayap.
4.       Carol- nama dari pelayan kucing yang melayani Asuka dan Yō saat mereka pertama kali datang ke Little Garden.
5.    Kamen Rider- pahlawan bertopeng, tapi itu adalah hinaan dan apalagi selain penghinaan daripada disebut sebagai Kamen Rider ketika kau menggunakan topeng? :X (Yang dimaksud di sini itu Faceless)