LEVEL UP
(Translater : SF; Editor : Hikari)

Arisu mengatakan bahwa dia memiliki seorang sahabat baik.
Namanya Ryuuki Tamaki. Mereka berada di kelas yang sama selama 3 tahun di SMP, dan ke manapun mereka pergi, mereka tidak dapat dipisahkan.
"Tamaki adalah gadis yang sangat bersemangat, dan dia sering berlarian. Aku tidak bagus dalam olahraga, tapi aku suka meliha Tamaki dari belakang. aku selalu melihatnya dari belakang, sampai suatu ketika dia datang dan meraih tangan ku, mengatakan kepada kuMari bermain bersama'. Berkat dia, aku berhasil membuat banyak teman."
Arisu tersenyum malu. Dia mengatakan bahwa dia bukan orang yang bisa berteman dengan mudah, dan karenanya , dia bisa menikmati kehidupan sekolah yang bahagia.
Aku menjawab pada saat yang tepat, sambil mendengarkannya menjelaskan.
"Hari ini kita bertiga berada di Pusat Budidaya. Tamaki mengatakan bahwa ia ingin belajar memasak, jadi aku setuju untuk mengajarinya."
Pusat Budidaya adalah bangunan dengan banyak fasilitas di dekat gedung sekolah menengah, itu dimodifikasi dari gedung sekolah lama. Tujuan bangunan ini adalah untuk membiarkan siswa yang terisolasi di gunung, belajar segala macam keterampilan dan bakat. Di gedung ini, ada kamar dengan lantai kayu yang sangat mewah dan kamar dengan tatami.
Dikatakan bahwa gedung itu bahkan memiliki kelas memasak.
"Tapi setelah terjadi gempa, api tiba-tiba padam, dan airnya juga berhenti ...... Lalu Orc muncul."
Dia mengatakan bahwa ada sekitar 10 Orc. Setelah Tamaki dan Arisu meninggalkan Pusat Budidaya, mereka mencoba melarikan diri ke gedung sekolah menengah atas. Pertama mereka menuju ke jalan di utara, tapi malah mereka menemukan bahwa jalan itu terkubur oleh tanah dan bebatuan, menjadi tidak dapat diakses.
Pada akhirnya 2 di antara mereka ditemukan oleh para Orc di sini. Sepertinya itu karena Arisu tidak sengaja mengeluarkan suara.
Untuk menyelamatkan Arisu, Tamaki rela menjadi umpan. Dia mengatakan bahwa dia lebih cepat, dan memiliki kesempatan lebih tinggi untuk berhasil lolos, dan setelah mengatakannya dia segera pergi.
Sementara Orc mengejar Tamaki, Arisu berhasil lolos ke hutan.
Tapi akhirnya dia masih ditemukan oleh Orc lain, dan kemudian ditemukan oleh familiar-ku.
"Aku percaya Tamaki masih hidup. Kami sepakat, jika kami selamat, kami akan bertemu di hutan ... ... "
"Apakah kalian sepakat untuk bertemu di suatu tempat? "
Arisu tidak mengatakan apa-apa, dan menunjuk sebuah tablet batu di dekat tempat kami baru saja berburu seekor Orc.
Apakah ada hal seperti itu, aku tidak tahu tentang ini sebelumnya ......
Dikatakan bahwa mereka menemukannya ketika Arisu dan Tamaki datang ke hutan untuk melakukan petualangan. Dia mengatakan bahwa mereka berdua memutuskan untuk bertemu di sini karena [ petualangan pada saat itu adalah kenangan berharga bagi mereka.
"Aku hanya berhasil melarikan diri karena Tamaki. Makanya, aku harus menyelamatkan Tamaki."
Aku merenungkan kemungkinan gadis yang disebut Tamaki aman dan hidup, tapi belum bisa datang ke tempat ini.
Aku belum pernah ke Pusat Budidaya, hanya mendengarnya dari teman sekelas ku. Pusat Budidaya ada di hutan, jauh dari bangunan lainnya. Bila ada orang-orang yang kurang berpengalaman yang menuju ke sana, hutan sekitarnya berangsur-angsur mengambil alih, dan tanpa disadari mereka telah ditelan oleh hutan.
Makanya, pendapat orang di daerah itu sangat buruk. Aku ingat ada pemberitahuan oleh sekolah, meminta siswa untuk berhati-hati setelah gelap. Jika gadis yang bernama Tamaki berhasil melarikan diri dari Orc, dia akan memikirkan cara untuk melarikan diri ke hutan itu.
Mungkinkah dia tidak bisa melakukan itu? Misalnya, luka yang menyebabkannya hanya bersembunyi.
Nah, itu bukannya tidak mungkin.
Pertanyaannya sekarang, bukan tentang kemungkinan gadis yang disebut Tamaki aman, tapi kenyataan bahwa selama gadis bernama Tamaki memiliki sedikit kesempatan untuk merasa aman, Arisu akan berusaha menyelamatkannya.
"Kita harus menghindari situasi genting sambil menyelamatkan orang lain."
Makanya aku bilang begitu.
"Jika kita dikalahkan saat akan menyelamatkan orang lain, maka itu pasti bukan pilihan.".
"Ya ."
"Tunggu sampai Skill Spear-mu dan Summon Magic-ku mencapai level 2, maka kita akan memeriksanya. "
"Ya!"
Arisu mengangguk patuh.
Inilah kesepakatan terbaik bagi kami berdua - aku pikir begitu di dalam hatiku. Beruntung dia memiliki tujuan, oleh karena itu, modus operasi nya menjadi sangat jelas.
Berikutnya adalah untuk menyesuaikannya dengan yang kita ingin lakukan.
Sebaliknya, jika dia menyembunyikannya dariku dan mengambil tindakan sendiri untuk memenuhi tujuannya, aku akan lebih terganggu olehnya. Sekarang, kita dianggap satu. Aku tidak bisa berpisah darinya pada saat ini. Paling tidak sampai aku mencapai level 3, dan menaikan Summon Magic ke level 2.
Begitu aku mencapai level 3, alku bisa memanggil Puppet Golems. Dan begitu aku memanggil 2 Puppet Golems, dan menggunakan Magic Support untuk memperkuatnya, aku harus bisa bertarung dengan para Orc sampai batas tertentu.
Hanya saja aku tidak tahu bagaimana Puppet Golems bekerja.
Tapi, di Q & A sebelumnya, pihak lain pernah menjawab pertanyaanku: menggunakan Summon Magic untuk memanggil Familiars, nilai kemampuannya sekitar 2 tingkat lebih rendah dari pada manusia yang memiliki skill serangan senjata.
Dan sekarang Magic Support ku telah naik ke Level 2, efek dari "Keen Weapon", "Physical Up" dan "Mighty Arm" sudah semakin kuat.
Dari tindakan Arisu saat ini, berkat kenaikan level Summon Magic dan  Familiars level 2 yang menjadi lebih kuat, dengan penambahan Magic Support ini, itu pasti bisa mengalahkan seekor Orc dengan mudah.
Sebelum itu, aku masih membutuhkan sebuah perisai yang bernama Arisu. Aku tidak bisa membiarkannya pergi.
Arisu setuju dengan saranku, itu bagus.
Awalnya aku masih sangat gugup, bagaimana jika dia bilang "Aku ingin pergi menyelamatkannya sekarang".  Apa yang harus kulakukan?
Tentu saja, aku tidak ingin menarik kembali kata-kata ku. Begitu mencapai Level 3, aku akan menaikkan Summon Magic Skill ke level 2, dan kemudian mengikuti kesepakatan kami dan mengirim gagak untuk mengintai.
Tapi, jika menurut laporan pengintai, jika aku tahu bahwa kita tidak bisa masuk ke Pusat Budidaya dengan paksa, maka aku juga akan langsung memberitahunya.
Aku tidak ingin melakukan serangan bunuh diri. Jika memungkinkan, aku juga tidak ingin Arisu melakukannya.
Begitu Skill Tombak Arisu mencapai level 2, aku akan menggunakan Summon Magic untuk memanggil Puppet Golems, dan meningkatkan kekuatan tempur kami, bahkan jika kami menghadapi 2 atau 3 Orc sekaligus, mungkin itu tidak akan menjadi masalah. Kalaupun ada 4 di antaranya, kami harus bisa mencari solusinya.
Tapi, bagaimana jika 10 Orc yang dia sebutkan masih ada ... ...
Jika orang-orang itu berkumpul di tempat yang sama ...... Maka itu tidak mungkin, kita tidak memiliki kesempatan untuk menang.
Paling tidak sampai Arisu dan aku telah meningkatkan level kami lebih jauh.
Ketika itu terjadi, aku berniat meyakinkannya dengan sebuah alasan. Sedangkan untuk apakah akan berhasil, aku tidak tahu, aku hanya bisa mencoba.
Dengan asumsi situasi seperti itu, jika Arisu tetap bersikeras untuk menyelamatkannya ... ...
Aku akan meninggalkannya, dan membiarkannya pergi sendiri.
Dia seharusnya tidak bisa menang melawan para Orc tersebut. Tragedi pasti akan terjadi.
Tapi aku tidak akan menghentikannya. Aku tidak bisa menghentikannya. Di hatiku, aku berhutang budi padanya.
Karena dia hadir, itulah sebabnya aku bisa naik level dengan aman. Di bawah situasi seperti ini, ini adalah sesuatu yang membuat seseorang merasa nyaman.
Yang lebih penting. Dia tulus padaku, Termasuk jumlah musuh, bahaya di Pusat Budidaya, dia menceritakan semuanya kepada ku. Dia meminta bantuanku dalam situasi seperti ini.
Mengatakan kepadaku semua bahaya dengan jujur, akan meningkatkan peluangku menolaknya, tapi dia masih mengatakannya.
Dia menatapku serius.
Itulah sebabnya aku  juga ingin menghadapinya dengan tulus. Aku tidak akan menipunya.
Aku melihat arlojiku, dan jarumnya mengarah ke jam 4.30 sore. Saat gempa terjadi kira-kira sekitar jam 2.30 sore sampai jam 3 sore, yang dapat dikatakan bahwa dari gempa sampai sekarang, hanya 2 jam telah berlalu.
Di musim ini, matahari akan terbenam sebelum jam 6 sore.
Tidak, setidaknya kemarin dan sehari sebelumnya seperti ini. Karena kejadian itu terjadi, maka hari ini mungkin tidak sama seperti sebelumnya. Tapi dari ketinggian matahari, seharusnya tidak ada perbedaan besar dalam waktu terbenamnya. Bergerak di hutan di malam hari sangat berbahaya.
"Cepat, kita harus naik level dalam 30 menit dari sekarang, sebelum jam 5 sore "
"Iya !"
Aku mengirim familiar gagak, dan memerintahkannya untuk mencari Orc yang sendirian.
Lalu aku berlari ke Orc, dan memancingnya ke Arisu.
Ketika Arisu bertarung dengan Orc, aku mengirim gagak itu untuk mencari Orc berikutnya.
Karena siklus tak berujung tidak membuang-buang waktu sedetikpun, kami berdua dalam waktu 20 menit, mengalahkan 3 Orc. Dan Arisu naik level.
Detik berikutnya
Arisu dan aku memasuki ruang putih bersama.