KATA PENUTUP
(Translater : DarksLight21)

Pada suatu hari pada bulan tertentu, di suatu tempat.
Editor yang bertanggungjawab—koreksi, suara hakim S terdengar.
“Terdakwa, Tsubaki Himana. Maju kedepan.”
Jaksa Kamiya megajukan tuntutan,
“Terdakwa sudah menerima usulan plot dari Yuu Kamiya, saya sejak awal tahun ini, dan dia membiarkannya begitu saja selama 6 bulan—”
Keberatan! Himana mencoba melindungi dirinya sendiri.
Meskipun ‘mereka yang melindungi dirinya adalah orang tolol’ sepertinya adalah dialog yang dia dengar di suatu drama asing, tidak ada orang yang berada di pihaknya, dan dia tidak punya alasan untuk menyangkal bagian ‘tolol’nya. Oleh karena itu, Himana melanjutkan dengan penuh semangat,
“Yang Mulia! Jaksa berniat membuat kesan yang buruk disini! Saya memang menerima ringkasan plotnya pada awal tahun, tapi sebuah ‘memo’ berukuran A4 tidak bisa dibilang plot!’
Ditambah lagi—sampai titik ini, Himana melotot ke arah Kamiya, dan mengomel dengan pedas,
“Karena dewan juri ini menanyakan tuntutan atas pengajuan naskah yang terlambat, saya bersikeras bahwa Kamiya juga terlibat!”
Terdakwa sungguh bersikeras, tapi jaksa menggelengkan kepalanya, menghela napas, lalu menjawab,
“Hakim yang terhormat, kasus ini, jilid ketiga, dimaksudkan untuk melanjutkan dari isi jilid kedua, dan naskah komplitnya sudah selesai ketika jilid kedua sedang dijual. Jelas sekali ada bahan yang cukup—”
“Saya protes! Saya protes! Biarpun ceritanya melanjutkan dari jilid kedua, ada perubahan besar untuk menyesuaikan dengan endingnya pada menit-menit akhir ketika kita membagi jilid tersebut! Sebuah kebohongan bila ada yang bilang kalau naskah aslinya itu ada!”
Himana mengayunkan kepalan tangannya ke meja saksi untuk menegaskan, tapi kali ini, Kamiya berseru,
“Kaulah yang mengubah ceritanya! Kau yang harusnya bertanggungjawab atas kekeliruan dalam settingnya!”
“Aku mulai menulis bebas karena apa yang kau katakan, dan karena itulah aku tidak bisa mengakhirinya. Kau berani menyangkal hal itu!?”
“Berhenti bicara hal yang tidak masuk akal! Apa kau tidak bisa membuat setting tanpa kekeliruan apapun!?”
“Haah! Anda dengar itu, Yang Mulia!? Kamiyalah yang dari awal bilang ‘serahkan rekonstruksi ceritanya padaku’! Lalu dia bilang ‘kita akan bicara nanti. No **** No Life sedang membunuhku sekarang’…bukannya itu adalah pelanggaran kesepakatan—!?”
—Sidang menjadi memanas ketika kedua belah pihak saling bersikeras! Fuuu, dimana dosanya!? Apa itu keadilan!?
Dan ketika hujan kata-kata menggelegar dalam drama sidang ini (mengesampingkan apa yang telah terjadi)—!

“—Kalian sudah cukup bersandiwara?”
““Ah, iya.””
Setelah mendengar suara hakim, koreksi, editor yang bertanggungjawab S, Kamiya dan Himana duduk seragam.
Yang disebut dosa dan hukuman, baik dan buruk, dirangkum menjadi ‘kedua belah pihak sama-sama bersalah’ ketika mempertimbangkan kenyataan kalau naskahnya telat dikirim.
Naskah yang begitu jelek. Tapi pada bagian ekstrim drama sidang ini—
Pertunjukan jelek tentang saling melempar tanggungjawab ini tidak penting. Ngomong-ngomong…”
Editor yang bertanggungjawab S menyatakan kebenaran yang dingin, mengambil kovernya, dan menunjuk ke arah sesuatu,
“Disini—kenapa bukan ‘ditulis bersama’, tapi ‘kolaborator’?”
—Penulis: ‘Yuu Kamiya’, kolaborator ‘Tsubaki Himana’.
“Ah—…erm, kau lihat…ini cuma masalah perbedaan frekuensi. Hal yang wajar, kan?”
“Jadi ada apa dengan cara membungkus kata-kata seperti Oblaat[1] dalam keributan yang tidak ada bedanya dengan sebuah band yang bertengkar?”
Editor yang bertanggungjawab S membantah dengan sebelah mata terbuka, lalu Kamiya menjawab, masih tidak berani untuk menatap editor yang bertanggungjawab S di matanya.
“Kreativitasnya tidak cocok…kayaknya itu benar-benar sesuai disini. Kami terus menekankan sejak jilid pertama bahwa ‘aku akan membetulkan apapun yang tidak bisa diakhiri Tsubaki’—dan ketika aku menyadarinya, plot, setting, struktur dan bahkan kata-kata individunya ditulis olehku, sampai titik dimana sebagian besar narasinya ditulis olehku, jadi aku benar-benar sangat terkejut. Jika ini adalah ‘menulis bersama’, nama editor yang bertanggungjawab harus diletakkan didalamnya, jadi—
Kedua pandangan itu saling bertemu saat Kamiya dan Himana bicara dengan ramah,
“Masih ada pilihan lain, seperti Yuu Kamiya bersama Tsubaki Himana’.
“Ya, atau mungkin Kamiya featuring Tsubaki, atau mungkin Yuu Kamiya~bersama Tsubaki Himana~.”
“–Hm, yah, aku minta maaf telah menyela kalian berdua ketika kalian mencoba memberitahuku hal ini dengan serius, dan aku tidak akan membahas hal ini lebih lanjut karena tidak ada satupun dari kalian yang memikirkan hal itu. Ngomong-ngomong, karena pada akhirnya Pak Kamiya yang menyelesaikan semuanya, dan ini adalah pemahaman bersama diantara kalian berdua, apa kita tidak bisa menghapus nama Pak Tsubaki dari kolom?”
“Aku berharap begitu…masalahnya adalah Tsubaki juga sebenarnya tidak diam saja tanpa membantu.”
Kamiya menambahkan, dan terus menunjukkan mata ikannya seraya menatap lantai yang dingin,
“Dia memberi beberapa ide yang menarik, dan praktis menulis semua kata-katanya. Tapi ketika ceritanya menjadi besar dan rumit seperti ini, mengakhiri cerita ini entah kenapa menjadi tugasku pada akhirnya, kan?”
Dan Himana juga memberi pandangan yang sama seraya mendongak ke langit, sambil bergumam,
“Inilah batasan dari kolaborasi. Karena beban kerja untuk tiap jilid tidak akan menjadi 50-50-, kami menyimpulkan kalau kami hanya bisa membagi tugasnya saja.”
Kesimpulannya, keduanya bergantian menyatakan,
“Alasan kenapa tidak ada yang selesai adalah bukan karena tidak ada yang berpikir untuk melakukannya, tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya.”
“Ini tidak tepat sama sekali. Ada orang-orang yang memikirkan hal itu dan mencobanya, hanya untuk menyadari kalau itu tidak berhasil. Ada dua orang seperti itu disini.”
Ketika melihat wajah mirip Zen[2] yang keduanya tunjukkan, seolah-olah mereka mendapat pencerahan, editor yang bertanggungjawab S kelihatan jengkel.
Dia hampir tidak bisa mengatakan apapun, seolah-olah dia sedang menahan migren berat saat dia bicara dengan susah payah,
Agak telat.”
–Eh, apa yang sudah kau pikirkan tentang kami selama ini–?
Keduanya seara harfiah terkejut melampaui terkesiap, tapi mereka hampir gagal menelan kata-kata mereka sebagai respons terhadap editor yang bertanggungjawab S.
Lalu, editor yang bertanggungjawab menghela napas dengan lesu seraya berkata,
“…Eh, dengan asumsi begitu, beban kerja Pak Tsubaki harus ditingkatkan untuk lain kali, kan?”
“Eh! Lain kali beban kerjanya jadi normal.”
“Kita tinggal mengantinya menjadi kolaborator: Yuu Kamiya lain kali. Apa ada masalah?”
“…Apa yang baru saja kami katakan tentang ‘membagi tugas’?”
Editor yang bertanggung jawab S menekan pelipisnya, lalu ada ledakan di belakang keduanya seraya menyatakan dengan pedas,
“Kami akan membagi tugasnya…kami memang bilang begitu…tapi…!”
“Kami tidak pernah bilang kalau…kami sudah memutuskan…tentang apa yang pertama kami…”
Zaa…zaa…
“Kalian berdua, bahkan orang yang ramah dan cinta damai sepertiku ini rasanya jadi ingin memukuli orang ❤.”
Dia menyatakan hal itu dengan wajah seperti topeng Noh[3], dan langsung berpaling dari naskah di tangannya,
“…Yah, aku sih tidak masalah selama kalian menyelesaikan naskahnya. Sedangkan mengenai jilid keempat–

–Di momen itu, angin berhembus.
Editor yang bertanggungjawab menoleh ke belakang, dan melihat kalau dua orang yang harusnya ada disana sudah tidak ada lagi.

–Mereka kabur.
Dan di hadapan kenyataan ini, editor yang bertanggungjawab menghela napas sangat, sangat~dalam,
“…Mereka menujukkan chemistry seperti itu hanya saat melarikan diri; apa mereka tidak bisa menerapkan hal ini saat menulis naskah?”





[1] Plastik bungkus permen di Jepang.
[2] Meditasi yang berasal dari Tiongkok.
[3] Topeng iblis.