INTERLUDE 4
Bagian 1
—Dataran Tinggi Hulu Sungai [Underwood]
Hari berikutnya, Sala mengepakkan Sayap Membaranya saat terbang menuju ke bagian hulu jalur sungai.
Dan di bawahnya adalah perkemahan suku Titan.
Dataran tinggi ini bersih dari hambatan dan memberi mereka pemandangan yang jelas bermil-mil jauhnya.
Mungkin ketakutan dengan serangan balasan kami menyebabkan mereka menempatkan perkemahan mereka di sini. Tapi di saat yang sama ketika dia memikirkannya, Sala memiringkan kepalanya kebingungan.
[Mereka sampai mundur sejauh ini ke Dataran Tinggi ini … apakah mereka berencana untuk tidak melakukan serangan pada Underwood?]
Sala mengangkat kepalanya untuk melihat [Underwood] yang dapat dilihat jelas di kejauhan dari tempatnya berada.
Meskipun Great Tree dapat terlihat bahwa dari jarak sejauh ini, seharusnya menghabiskan waktu untuk membuat pasukan ini mencapai lokasinya. Meskipun para Titan mungkin dapat menutup jarak dengan langkah yang sangat besar, mereka tidak akan mau menghabiskan energi mereka untuk berlari sebelum penyerangan.
[Suka Titan juga diserang habis-habisan oleh si naga raksasa dan karena mereka telah mendapatkan [The Death Eye of Balor], sekarang seharusnya adalah waktu yang terbaik bagi mereka untuk mundur secepatnya ….]
Tapi kalau ini adalah langkah mundur, ini terlalu dekat untuk merasa tenang. Malahan, jarak ini terlalu aneh.
Bagaimanapun juga, masih ada Citadel Raja Iblis dan naga raksasa di atas kepala mereka yang sedang menunggu game dimulai kembali. Dan dengan Titan yang berada dalam jarak di mana Great Tree terlihat oleh mereka, kemungkinan besar mereka bergabung dengan kekacauan itu.
Dalam hal jarak, untuk menyerang itu terlalu jauh, tapi untuk mundur sangatlah dekat.
Jika sasaran musuh adalah untuk membuatnya sulit untuk diperkirakan, maka ini adalah lokasi yang sangat ideal.
[Hm … oh, ya sudahlah. Aku hanya perlu melakukan persiapan untuk kedua sisi kalau begitu.]
Membalikkan badan dari Titan, Sala kembali ke [Underwood].
Di tengah perjalanan pulang ke ruangannya setelah menyentuh dahan Great Tree, Sala bertemu dengan Carol yang sedang melambaikan ekor meliuknya yang indah sambil berjalan ke arah yang berlawanan.
"Ah, Sala-sama! Kapan Anda kembali?"
"Baru saja. Tidak ada perubahan dalam situasi [Underwood] 'kan?"
"Ya, tidak ada masalah. Saya baru saja kembali dari diskusi dengan pemimpin lainnya tentang apa rencana tindakan kita untuk esok hari, tapi tidak ada banyak yang bersedia untuk melakukan perjalanan ke benteng Raja Iblis."
"Benarkah?" Sala membalas dengan nada lelah yang menyerap ke dalam kata-katanya.
Bukan karena rekan-rekan Aliansinya adalah para pengecut, tapi pada dasarnya karena pasukan utama bersayap sedang dalam penyembuhan setelah mengalami luka-luka pada sayap mereka saat serangan mendadak dari naga raksasa tersebut. Situasinya begitu buruk sehingga mereka harus memanggil anggota-anggota yang biasanya bekerja berperan sebagai pendukung ke garis depan sebagai solusi dari kekurangan tenaga.
"Bagaimanapun juga, juga ada kebutuhan untuk mengumpulkan kekuatan untuk bertahan melawan para Titan dan kurasa semua orang berpikir bahwa mereka seharusnya mengerahkan pasukan utama mereka untuk tindakan pertahanan … oh benar, saya hampir lupa mengatakannya. Sepertinya orang-orang dari luar Aliansi kita bersedia untuk memberikan bantuan! Dan orang-orang ini yang sedang bersiap-siap untuk mengalahkan Raja Iblis dipimpin oleh Gry-sama dari [Thousand Eyes]!"
"Oh …, Dia adalah Gryphon yang lahir di [Underwood] 'kan? Kudengar dia sangat muda. Tapi seperti yang diperkirakan dari Eudemon yang dikenal karena keberaniannya."
Sala menyunggingkan senyum getir saat dia melihat lamban Aliansi [Draco Greif] yang terukir di gelangnya.
Merasa sedikit cemas saat dia menyadari ekspresi gelap di wajah Sala, Carol memutuskan untuk melanjutkan sambil tersenyum:
"Ah, ada lagi! Rumah pemandian besar yang tadinya ditutup karena direnovasi telah selesai. Silakan bersantai di sana untuk sementara ini!"
"Tidak, terima kasih. Sekarang bukanlah waktunya aku untuk melakukan hal semacam itu …."
"Tidak apa, tidak apa! Anda telah menenggelamkan diri Anda dalam pekerjaan akhir-akhir ini …, Anda sebaiknya memberikan penghargaan pada diri Anda sesekali juga, Anda tahu … UuWaah!"
Pada saat itu, Great Tree mulai bergetar hebat dan itu adalah guncangan yang tidak biasa.
Membelalakkan matanya karena terkejut dengan perubahan peristiwa mendadak ini, Sala segera mengalihkan tatapannya ke arah perkemahan Titan.
"Getaran barusan …! Mungkinkan suku Titan telah …."
"Tidak, tidak, tidak, Anda salah paham! Guncangan barusan adalah karena [No Name] yang … Uu … Waaaahah!"
Dahan pohon Great Tree berguncang hebat sekali lagi dan Carol yang tidak dapat menjaga keseimbangannya terjatuh pada bokongnya.
Sala mengulurkan tangan untuk membantunya bangun saat dia bertanya dengan terheran-heran:
"Apakah kau bilang ini disebabkan oleh [No Name] …?"
"Nn … ya. Jika Anda senggang, Anda dapat melihatnya sendiri. Pada saat yang sama, saya juga akan menyiapkan pemandian untuk Anda."
Sala menelengkan kepalanya dengan terheran-heran tapi menganggukkan kepalanya. Pemandian dapat dikesampingkan untuk saat ini tapi guncangan barusan membuat khawatir. Sebagai perwakilan, dia memiliki tanggung jawab untuk menemukan penyebab guncangan tersebut.
Mengucapkan selamat tinggal pada Carol setelah itu, Sala mulai melangkah ke Goa yang berlokasi di bawah tanah pintu air [Underwood].

Bagian 2
— [Gua Bawah Tanah Underwood], pintu air di bawah Great Tree.
"—DEEEEEEEeeeEEEEEEEEN!"
Boneka Logam Besar itu mengayunkan lengan-lengan dan kakinya sambil meraung—Deen berjuang mati-matian tanpa henti mengejar sosok putih kecil yang sedang berpindah-pindah ke sana-sini dan terus melewati cengkeramannya.
Di sisi lain, Percher sedang melayang-layang di atas permukaan sungai saat menghela nafas letih.
"…, Apa kau masih ingin melanjutkan? Aku mulai merasa bosan dengan ini."
"…, Uu, mengerikan! …, DEEN! Ratakan dia dengan sekali serang!"
Asuka, yang sedang berdiri di atas bahu Deen, berseru tidak sabar.
Boneka Logam Merah itu mengangkat lengannya yang besar seperti sebuah meriam sebelum melepaskannya terbang dengan suara raungan murka.
"DEEEEEEEEeeeEEEEEEEEN!"
Lengan kanan yang terbuat dari logam [Rare Sacred Iron] yang dapat merenggang ditembakkan dengan kecepatan sebuah bola meriam ke arah Percher.
Tapi Percher membentuk sebuah angin puyuh hitam dalam sekejap dan dengan santai menghindari serangan saat dia memutar ke samping. Meskipun lengan kirinya juga dijulurkan ke arahnya, tindakan itu sia-sia.
Menilai bahwa lengan Deen telah direnggangkan sampai titik maksimum, Percher kemudian mulai berlari cepat di sepanjang lengan logam itu dan mendekati Asuka.
"Oke, itu dia. Ini akhirnya."
*Bam* Tidak dapat menahan dampak serangan itu, Asuka dibuat terbang melayang di udara sebelum ….
*Splash—!* Air sungai menyembur ke atas saat Asuka terjatuh ke dalamnya. Sekumpulan faerie juga menyebar seperti kabut saat mereka melarikan diri dari tempat kejadian. Asuka sekarang sedang memeluk sebongkah batu yang menonjol keluar dari tengah-tengah sungai saat dia menahan dirinya tetap mengapung.
Duduk di atas bahu Deen, Percher memperlihatkan ekspresi bosan saat melihat ke bawah pada Asuka yang ada di sungai.
"Sudah cukup, 'kan? Kalau aku harus mengulanginya untuk yang kelima kali, aku akan benar-benar muak."
"…, Ugh …!"
Untuk mencegah dirinya tersapu arus sungai, Asuka hanya dapat berpegangan semakin erat pada batu itu demi menyelamatkan nyawanya.

Seperti yang dikatakan Percher. Ini adalah hasil yang keempat dari kontes mereka dan juga sama seperti yang sebelum-sebelumnya: Asuka terjatuh dari Deen sebagai tindakan terakhir yang menandakan kekalahannya.
Deen dengan setengah bagian bawah tubuhnya terbenam dalam sungai mengulurkan telapak tangannya yang besar pada tuannya saat menyelamatkan gadis itu dari air.
"…, terima kasih, Deen."
"DeN."
Deen membalas pendek. Meskipun suaranya monoton, dia sepertinya kekurangan jiwa pendominasinya (haki).
Percher dengan ringan melayang ke samping Asuka sebelum bertanya dengan senyum yang sangat menyebalkan di wajahnya:
"Jadi, apa yang ingin kau lakukan sekarang? mau melanjutkan? Kalau kau mau melanjutkan, ini akan sama saja dengan aku mengerjaimu, tapi bukannya aku tidak mau."
"…, tidak. Ini cukup."
"Oh, benarkah?" Percher terus memperlihatkan senyum tersebut di wajahnya saat dia dengan dingin mengatakan kalimat itu sebelum terbang ke pinggir.
Mungkin karena kemenangan atas Asuka, yang memiliki tekad dan kepercayaan diri tinggi, yang menyebabkan Percher dalam suasana hati yang sangat bagus. Dan dia dengan ringan melompat kembali ke sisi Jin, yang menyambutnya sama sekali bukanlah pujian.
"Percher, kontes ini seharusnya untuk meluruskan masalah perseteruan antara dua elemen yang berlawanan. Kau seharusnya tidak secara langsung mengincar Asuka tapi bertempur dengan Deen saja."
"Yah, aku juga berniat begitu pada awalnya … tapi si gadis merah kecil itu penuh dengan celah dan aku tidak dapat menahan dorongan itu. Itu seperti memintaku untuk mengambil keuntungan atas hal tersebut saat dia dalam keadaan seperti itu."
Berkata demikian, Percher mendudukkan dirinya di pinggir sungai dan mulai menendangi air dengan kakinya untuk mengirimkan percikan air ke sungai dengan suara ceburan.
Meskipun kata-kata yang muncul dari mulutnya penuh dengan kesombongan, tapi dia dengan cepat memahami niat Izayoi yang sebenarnya saat dia pertama kali mendengar kontes itu.
"Aku juga benar-benar ingin melakukan kontes dengannya …, tapi gadis merah kecil itu pada dasarnya hanyalah seorang manusia biasa. Kenyataannya, hanya karena keberuntungan saja orang semacam itu dapat sukses selamat dari Gameku dan itu adalah sesuatu yang harus kuakui itu prestasi yang sangat hebat."
Percher tersenyum santai saat mengomentari Asuka.
Itu benar—Seperti yang Percher katakan, tubuh Asuka hanyalah tubuh manusia biasa. Bahkan setelah mendapatkan bawahan yang bertubuh besar dan kuat seperti Deen, tidak dapat menghilangkan kekurangan itu.
Jika itu hanyalah musuh normal lainnya, itu akan menjadi hal yang lain tapi saat dipasangkan dengan Iblis tingkat tinggi atau Eudemon yang memiliki kemampuan fisik kuat, Asuka tidak akan dapat melindungin dirinya sendiri.
"…, tapi aku sepakat pada satu hal. Gift Boneka Logam Merah yang telah diperkuat olehnya sudah jelas adalah sebuah ancaman. Dalam hal kekuatan, daya tahan, kecepatan dewa dan kehalusan kemampuannya meregang, jika itu sepenuhnya dalam mode ditingkatkan, dia sudah pasti akan menjadi cukup tangguh untuk membuat kelas Dewaku tidak dapat berbuat apa-apa padanya. Dan itu adalah hal yang harus kuakui."
Angin Hitam Kematiannya tidak berpengaruh efektif pada Boneka Logam Merah saat dia adalah seorang roh kelas Dewa. Dan saat diberikan bantuan dari Asuka, kekuatan Deen akan meningkat drastis.
Itu adalah sesuatu yang bahkan Percher akui.
"Tapi, masalah utamanya adalah tuannya benar-benar terlalu lemah. Tidak peduli seberapa kuat sebuah boneka yang dia miliki, kekurangan cara untuk mempertahankan diri, si pengendali boneka tidak sedikit pun menakutkan. Jangankan berbicara mengenai Raja Iblis. Hanya dengan membuat dia menghadapi Eudemon yang ada di area ini akan sudah cukup untuk membuatnya mengaku kalah."
Percher melirik Asuka sambil tersenyum sementara dia mengatakan kata-kata tersebut yang penuh dengan sindiran tajam. Alasan Percher begitu terang-terangan dengan kata-katanya yang provokatif kemungkinan besar karena dendamnya atas kenyataan Asuka adalah orang yang melakukan serangan penghabisan padanya di Game sebelumnya.
Jin mengerutkan dahi saat dia siap untuk menegur Percher yang sepertinya tidak dapat mengendalikan lidahnya.
"Pecher, itu keterlaluan. Bisakah kau menguranginya sedikit—?"
"Tidak, aku tidak mau. Bagaimana pun juga, bukankan ini niat si orang sinting itu untuk membuatnya mengenali kelemahannya sendiri? Kalau begitu aku hanya perlu menyelesaikan tugasku dengan 120% usahaku. Sekalipun kau mau aku lebih berpikir tentang bagaimana menghiburnya, itu akan sudah sangat tidak beralasan, 'kan?"
Percher terus tersenyum tenang saat dia melemparkan pandangan ke jendela di ruang utama VIP.
Tepat setelah itu, Sala juga tiba di ruang utama VIP untuk melihat.
Kuro usagi yang mengawasi kemajuan dari situasi perang di bawah dari ruang utama VIP juga menyambut kedatangan Sala dengan sopan dengan matanya, tapi seulas senyum getir terlihat di bibirnya.
"Sala-sama … um … Anda melihatnya?"
"Nn. Aku datang untuk memeriksa penyebab guncangan itu …, dan aku mengerti … kalian semua sedang melakukan tes kekuatan kecil-kecilan?"
"YES. Untuk persiapan perang esok hari, kami meminjam Gua Bawah Tanah untuk hari ini."
Sala bersuara *Mhn* saat melihat ke bawah sekali lagi. Tapi yang fokusnya tidak berada pada Percher atau Asuka, tapi pada jejak kaki yang ditinggalkan Deen yang tidak terlihat sesuai dengan pemiliknya.
[Makhluk itu adalah sebuah boneka logam yang dibuat dari Besi Suci Langka …, sebuah logam Titan yang dapat merenggang sesuka hatinya. Tapi sekalipun dia dibuat dari Besi Suci Langka, berat totalnya seharusnya tidak ada bedanya … mungkinkah itu efek dari Gift gadis itu?]
Mengamati kedalaman dari jejak kaki yang ditinggalkan oleh Deen, Sala hanyut dalam pikirannya.
Di sisi lain, Asuka yang sedang berdiri di sampingnya dengan kepala tertunduk di pinggir sungai, terlihat basah kuyup dan meneteskan air tapi tidak bergerak sedikit pun.
"Asuka-san …."
Kuro Usagi memanggilnya namanya dengan khawatir, meskipun dengan gumaman lembut.
Bahkan setelah menerima rentetan komentar meremehkan itu, Asuka sama sekali tidak menukas keras ataupun menatap mata Percher.
Meskipun ini adalah hasil yang telah diperkirakan, tapi kekalahan ini begitu kejam bagi Asuka yang adalah seorang gadis dengan kepercayaan diri tinggi dan sudah jelas merupakan sebuah luka besar bagi harga dirinya. Meskipun tidak mengatakan pada Jin tentang maksud dari pertarungan ini mungkin adalah kesalahannya sejak awal, tapi setelah seperti ini, Kuro Usagi hanya dapat menyesal karena membiarkan Percher dan bukan dirinya sendiri untuk menghadapi Asuka.
Menghancurkan total tekad Asuka untuk menyelamatkan Yō dan yang lainnya di pangkalan musuh, ini benar-benar sangat kejam.
Tepat saat Kuro Usagi memeras otaknya mencari solusi untuk memperbaiki situasi ini … sosok Izayoi dapat terlihat sedang melangkah ke dalam Gua di bawah dan memasuki jangkauan penglihatan Kuro Usagi.
Dan ada ember-ember besar di kedua tangannya.
Kuro Usagi segera merasakan hawa dingin merayapi punggungnya.
"Iza, Izayoi-san … apa yang dia rencanakan?"
"Siapa yang tahu? Menurutku dia sedang membawa ember."
Mereka berdua yang terus mengawasi dia, menelengkan kepala kebingungan. Apa yang di pegang tangannya adalah wadah logam yang bulat dan menonjol keluar di tempat yang tepat. Dengan kata lain, benda-benda itu hanyalah ember biasa yang tidak mungkin disalahpahami sebagai benda lain.
Izayoi membawa ember-ember itu sambil berjalan di sepanjang pinggir sungai …, tapi mengamati gerakan Izayoi, telinga kelinci Kuro Usagi menempel rata pada kepalanya, sepertinya telah merasakan sesuatu yang buruk sedang mendekat.
"Apa … Apa yang akan dia lakukan …, Kenapa Kuro Usagi merasakan pertanda buruk!"
Kuro Usagi mundur dari jendela.
Sementara Izayoi duduk di pinggir sungai untuk mengisi ember logamnya dengan air. Kemudian mengangkat ember-ember penuh air sungai itu, dia lalu mulai berjalan ke arah Percher dan Jin dengan langkah-langkah panjangnya lagi.
"—Oh gawat aku TERGELINCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIR!"
*Splash!* Izayoi menggunakan kekuatannya secara penuh untuk menyiramkan air pada Percher dan Jin.
Dan dengan sangat tepat mengirim ember lain ke arah Kuro Usagi juga.
"—Kenapa ... Kubilang kenapa kau harus melakukan itu AHHHHHHH~!"
Kuro Usagi berhasil menghindari ember air yang dilemparkan dari bawah, meskipun nyaris kena. Tapi sepertinya insting Kuro Usagi terhadap bahaya yang akan muncul sedikit meningkat setelah mengalami banyak kejahilan semacam ini.
*Fufu* Meskipun berkeringat dingin karena pengalaman nyaris kena itu, Kuro Usagi dengan penuh kemenangan mengintip ke bawah.
Tapi di sisi lain, Sala yang tadi berdiri di sebelahnya sedang linglung dalam keadaan benar-benar basah kuyup. Dimanjakan sebagai penerus Komunitas saat dia tumbuh dewasa, ini seharusnya menjadi pertama kalinya dia mengalami [Serangan Guyuran Air dari seseorang di pertemuan pertama] atau semacam itu. Sebagai buktinya? Itu sudah jelas terlihat dari bagaimana pikiran dan tubuhnya menegang.

Sebagai penjelasan tambahan, Jin dan Percher yang terkena dampak dari jarak dekat terhempas melayang ke belakang sebelum jatuh di suatu tempat sekitar tiga meter dari tempat mereka semula.
Sebagai pemenang kontes, mereka berdua tidak mengira akan diguyur air. Dan Percher berdiri goyah sambil menatap marah Izayoi.
"…, apa maksudnya …?"
"Yah, tanganku tergelincir, tidak ada yang bisa kulakukan, 'kan?"
Izayoi menyunggingkan senyum di wajahnya yang seperti mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang tidak ingin dia jelaskan lebih jauh lagi sambil mengacungkan jempol pada mereka.
Tetapi, matanya berkesan dingin dan tidak ada sedikit pun rasa humor di dalamnya. Dan Jin yang menjadi salah satu yang berada dalam jalur tatapan tersenyum Izayoi mau tidak mau tubuhnya menegang dengan segera.
Jika seseorang menerjemahkan ekspresi yang dia miliki, itu mungkin seperti [Kalian sudah terlalu jauh, bodoh! Setidaknya bukalah mata kalian untuk mengamati situasi saat ini, dasar loli polkadot tak berotak].
Di bawah tekanan tatapan Izayoi yang tidak memberikan ruang untuk diskusi, Percher mengalihkan wajahnya sambil menggembungkan pipi, terlihat sedang mengambek.
Dan mengambil kesempatan itu, Izayoi menyambar lengan mereka berdua.
"Tu … tunggu sebentar, apa sedang kau coba lakukan …?!"
"Karena tanganku tergelincir, jadi tidak ada pilihan, kan? Kurasa aku akan bertanggungjawab dan membawa kalian ke pemandian!"
"Pemandian …?"
Wajah Percher seketika memucat dan mulai berubah.
Sambil mengangkat mereka berdua, Izayoi mengalihkan tatapannya pada Asuka yang sedang mengawasi perubahan kejadian secara mendadak yang terjadi di depannya dengan tatapan linglung.
"…, Oi, Ojou-sama."
"A … Apa sekarang?"
"Apa maksudmu dengan 'apa'? kalau kau terus berdiri di situ dalam keadaan basah kuyup seperti itu, tidak perlu dipertanyakan lagi apakah kau akan kena masuk angin atau tidak, jadi bagaimanapun juga berikutnya adalah ke pemandian, tapi pada dasarnya penolakan apa pun pada sebuah tawaran akan tetap ditolak, jadi aku akan mengangkatmu seperti dua orang lainnya dan kau tidak punya alasan untuk mengeluh, mengerti? Oke, jadi ayo pergi!"
"Eh? Ah?"
Asuka yang kebingungan menelengkan kepalanya saat dia juga diangkat ke bahu Izayoi.
Izayoi yang membawa dua anak kecil dan Asuka terus melangkah keluar dari gua.
Kuro Usagi dan Sala yang mengamati seluruh prosesnya, dari ruang VIP, termangu-mangu saat mereka melihat Izayoi pergi dengan mata mereka sambil mengikuti jalur unik yang dia pilih sendiri. Seperti teringat sesuatu, Sala yang linglung dan basah kuyup menoleh untuk menanyai Kuro Usagi.
"…, Kuro usagi."
"Y … Ya."
Sala memeras rambutnya yang basah sambil menunjuk pada sosok Izayoi yang pergi.
"…, APA itu?"
"………"
Kuro Usagi menahan dorongan hatinya untuk membalas dengan "Yep, apa itu?", bagaimana pun juga itu bukan hal yang tepat untuk dilakukan.
Jika harus memberikan sebuah alasan, dia hanya dapat menjawab bahwa itu adalah seorang [Anak Bermasalah] …, tapi dengan penjelasan semacam itu, Sala tidak akan puas, ya 'kan? Bagaimana pun juga, itu adalah bukti dengan hanya mengamati guyuran air Izayoi untuk menyerang semua orang sebelumnya dan itu adalah peristiwa yang cukup bagi seseorang untuk mengetahuinya.
Ruang VIP Great Tree terdengar sunyi kecuali dari suara tetesan air yang jatuh ke tanah, dan suasana dipenuhi dengan udara yang berat.
Tepat saat itu, seruan bersemangat Carol dapat terdengar dari arah pintu dan hal itu mengakhiri saat-saat canggung tersebut.
"Sala-sama! Persiapan pemandiannya telah selesai!"
"Hm? Oh, oke. Aku akan ke sana sekarang."
Menatap sekilas dirinya yang basah kuyup, Sala tersenyum miris.
Sepertinya dia benar-benar perlu mandi.
Kuro Usagi memerosotkan telinga kelincinya dengan sedih saat dia meminta maaf atas ketidak sopanan rekan-rekannya.
"UuUu … .Kuro Usagi meminta maaf mewakili ketidak sopanan rekan-rekannya—"
"Tentu. Tapi kalau kita terus di sini, kurasa aku bisa saja kena masuk angin di saat yang terburuk. Dan karena kalian memaksaku untuk mandi … kurasa aku akan memaafkan masalah ini demi Kuro Usagi. Kau akan menggosok punggungku sebagai gantinya."
Sala mungkin membuatnya terdengar sombong, tapi sebuah senyum nakal terlihat di bibirnya.
Kuro Usagi juga segera menjadi cerah saat dia mengikuti Sala ke tempat pemandian.

Bagian 3
—[Underwood] Aula Hijau Leafy Emerald, Rumah Pemandian Besar
Rumah pemandian besar yang berada di sisi barat Great Tree dan mirip dengan ruangan-ruangan lainnya, tempat ini dibentuk dari potongan pohon yang menonjol keluar. Dan dalam sekali lirik, orang dapat melihat perbedaan antara tempat ini dengan rumah pemandian biasa.
Aula ini dibuat dari dahan pohon yang terbentuk secara alamiah, tanpa tambahan material lainnya yang dibawa dari luar. Pola di dinding-dindingnya semua seragam dan memberikan rumah pemandian itu kesan penuh yang tidak dapat dibayangkan.
Kuro Usagi yang mengikuti Sala ke rumah pemandian besar itu tidak dapat menahan seruannya:
"Wow……!"
"Apa kau menyukainya?"
"YES! Tempat ini benar-benar hebat!"
Kuro Usagi memasuki rumah pemandian itu sambil menggerakkan tangannya dengan penuh semangat.
Akan tetapi, detik berikutnya, sebuah jeritan tersiksa dapat terdengar dari bagian belakang tempat pemandian.
"Oi Sakit … Aduh Aduh Aduh Aduh! Kau … kubilang … Berapa harus kukatakan padamu sebelum kau mengerti! Jangan gunakan kuku jarimu untuk mencakarku …."
"Mau bagaimana lagi! Ini pertama kalinya aku membantu mencuci rambut orang lain, jadi tahanlah sedikit!"
*Splash!* Dan kemudian diikuti dengan suara air yang sedang dituangkan.
Meskipun Kuro Usagi dan Sala tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kedua suara itu terdengar sangat akrab bagi mereka. Saat mereka berjalan mendekati dua siluet bayangan itu yang cukup kabur karena selubung uap, apa yang muncul di hadapan mereka adalah pemandangan Asuka dan Percher yang dengan harmonis ….
"Oke, selesai. Berikutnya badan. Sekarang, berbalik."
"Tidak …, Tidak mau!"
"'Tidak' bukanlah sebuah pilihan. Kalau informasi Izayoi itu akurat, tempat pemandian seharusnya tidak begitu menyebar saat abad ke-16. Jadi kau seharusnya mengambil kesempatan ini untuk mempelajari kebudayaan Negara Yang Suka Mandi!"
*Splash!* …, Seperti itulah, Asuka sedang memandikan Percher, meskipun ini hubungan sebelah pihak, ini terlihat sangat harmonis.
Meskipun mereka sudah terkejut karena ada orang yang jauh lebih cepat daripada mereka memasuki tempat pemandian, pemandangan Asuka membantu Percher untuk mandi menambah keterkejutan mereka. Apa yang sudah terjadi dalam sepuluh menit yang singkat itu sehingga mereka tiba di tempat pemandian?
"Um, … Itu … Asuka-san, kenapa kau dan Percher bersama-sama di tempat pemandian?"
Asuka saat itu juga menghentikan tangannya yang sedang menggosok Percher saat dia akhirnya menyadari kehadian Kuro Usagi dan Sala di tempat pemandian.
Sedikit bersemu merah, dia sedikit mengalihkan wajahnya sambil menggumamkan sesuatu.
"…, Izayoi-san memaksa kami dengan sebuah ancaman …."
"Ancaman?"
"Dia mengatakan sesuatu seperti [Apakah kalian mau aku menelanjangi kalian dan menggosok bersih kalian? Atau kalian akan saling membantu dengan harmonis? Nah, pilih sekarang.] … Mendengar itu, kedengarannya seperti kami benar-benar akan ditelanjangi olehnya kalau kami menolak, jadi terpaksa, aku di sini untuk membantunya mandi."
Berkata demikian, wajah Asuka semakin memerah cemberut.
[Se … Seperti yang diduga dari anak Bermasalah terkuat … bahkan metode untuk membujuk orang lain memperbaiki hubungan mereka yang bermasalah benar-benar tindakan yang sungguh-sungguh dan blak-blakan …!]
Kuro Usagi setengah mengagumi tindakan Izayoi dalam hal ini dan setengah terperangah dengan sedikit rasa murung.
Sepertinya ada sedikit sabun di matanya, Percher dengan kesal mengusap matanya.
"Bocah sinting itu …, Cepat atau lambat, aku akan membuatnya terkena sepsis1 dan mati mengenaskan!"
"Itu kedengarannya ide yang bagus. Katakan kapan kau akan melakukannya, karena aku akan dengan senang hati membantu."
Suara Percher sedikit tersedak saat matanya mulai berair.
Setelah menyelesaikan tugasnya untuk memandikan seluruh tubuh, Asuka akhirnya berbalik untuk benar-benar melihat Kuro Usagi dan yang lainnya.
"Oh. Perwakilan-sama juga ke sini?"
"Ya. Tapi tolong jangan panggil aku Perwakilan-sama. Dalam situasi seperti ini di mana kita muncul sejujurnya tanpa pakaian, cara memanggilku yang seperti itu akan terlalu formal. Panggil saja aku Sala. Aku tidak akan merasa keberatan."
"Benarkah? Kalau kau bisa memanggilku Asuka juga."
Bertukar senyum satu sama lain, mereka menangkap Percher yang mencoba untuk melarikan diri saat mereka masuk lebih dalam ke kolam pemandian.
Saat aroma dedaunan dan dahan tercium dari uap, tempat pemandian [No Name] dari Gift Pohon Air mirip dalam hal ini. Bagaimana pun juga, seperti yang diduga dari pohon Air Komunitas mereka yang berasal dari tempat ini. Tapi dalam hal sensasi kesegaran dan kepekatan aromanya, hingga dapat meresap ke bagian terdalam rongga hidung, tetap saja [Underwood] yang lebih unggul.
Mengabaikan Percher yang masih mengambek, Asuka, Kuro Usagi, dan Sala terlihat menghela nafas nyaman saat mereka menikmati saat berendam mereka.
"Kau dipanggil Asuka, 'kan? Meskipun sedikit terlambat bagiku untuk mengatakannya, tapi tolong terimalah rasa terima kasihku atas bantuanmu saat Titan muncul karena itu sangat membantu kami."
"Itu bukan apa-apa. Bagaimana pun juga, mengatasi masalah yang diakibatkan Raja Iblis adalah bagian dari semboyan kami … dan lagipula, yang benar-benar menyebabkan mereka mundur bukanlah aku."
Asuka mengerut saat dia terbenam lebih dalam hingga bahunya berada di bawah air yang hangat. Sampai saat ini, mengingat peristiwa itu masihlah menakutkan dan menyedihkan.
Hanya untuk sesaat ketika dia dikepung oleh kabut yang pekat, bayangan yang berkelebat melewatinya dalah sekejap dan suara nyaring logam yang saling berbenturan. Para Titan yang mulai tercabik dan dibantai dalam grup dua atau tiga. Dan ksatria putih bersih yang diwarnai merah karena cairan darah musuh-musuh yang dia tumbangkan.
"Faceless … Itu bukan namanya yang sebenarnya, 'kan?"
"YES! Dia adalah pelayan setia kesayangan Raja Iblis—roh kelas bintang yang bertugas dalam urusan emas dan portal, [Queen Halloween]. Sebagai pelayan setia kesayangan, mereka juga diangkat menjadi ksatria olehnya dengan sebuah nama dan melakukan tugas-tugas tertentu untuknya dengan nama itu."
"Mereka akan menerima Gift yang belum ada sebelumnya saat mereka melayani sebagai ksatria yang melindungi Ratu mereka. Dan kebetulan salah satu dari mereka berada di tempat ini, memberikan kita cukup ruang untuk bernapas."
Sala memperlihat ekspresi campuran kelegaan dan ketegangan.
Asuka sepertinya kehilangan minat saat berkata 'oh', sebelum memalingkan wajah.
"Tidak peduli seberapa kuat dirinya, dia tetap saja salah satu bawahan Raja Iblis, 'kan? Aku tidak yakin kita dapat mempercayai orang semacam itu."
"Tidak, masa saat [Queen Halloween] menjadi seorang Raja Iblis telah lama berlalu … Ah, tapi dia masih bukan tipe yang bisa membuat orang merasa nyaman sepenuhnya. Menurut Shiroyasha-sama, dia dipanggil [Salah Satu dari Tiga Anak Paling Bermasalah di Little Garden]."
"Yep. Saat aku masih muda, pengasuhku selalu menceritakan kisah seram seperti "Kalau kau melakukan hal-hal yang buruk, kau akan ditangkap oleh [Queen Halloween]" untuk menakutiku."
"Fufu, apa itu? Terdengar mirip seperti Namahage2 atau Raijin3."
"YES! Itu juga menunjukkan betapa dihormati dan ditakutinya dia di kota-kota Little Garden."
"Benarkah?" *Bluplupluplup* balas Asuka sebelum membentuk gelembung-gelembung di bawah air.
Sala mengayunkan rambut panjangnya ke belakang sebelum bertanya saat dia tiba-tiba teringat sesuatu.
"Ngomong-ngomong, Asuka, apa Giftmu? Saat kulihat sebelumnya untuk sesaat, aku tidak dapat menebak itu Gift seperti apa. Tapi kurasa itu seharusnya sangat unik, 'kan?"
"Aku? Giftku … disebut [Ikō]4, apa kau pernah mendengarnya?"
"…, apa?" Sala membelalakkan matanya sementara nada suaranya naik satu oktaf.
Kuro Usagi menghapus ekspresi gembiranya yang dia miliki sebelumnya dan sekarang ekspresinya terlihat serius saat mendekati Asuka.
"Asuka-san, mengenai Giftmu, Kuro Usagi ada sesuatu yang harus dikatakan padamu."
"…, apa itu?"
"Gift yang Asuka-san miliki sudah pasti bukanlah bakat yang kecil … tapi bukankah itu adalah sebuah Gift yang dapat dikatakan sesuai untuk bertarung. Bakat semacam ini yang memungkinkan pemanfaatan Gift lain sampai tingkat kemampuan terbaiknya adalah yang paling cocok untuk perluasan Komunitas kita. Jadi kau tidak perlu memaksakan diri untuk berpartisipasi dalam Game Raja Iblis …."
"……"
Asuka sudah mengetahuinya sejak awal. Dan sejak Game pertamanya dengan Galdo Gasper dia telah menyadari kenyataan itu.
Selama pertarungan dengan Galdo Gasper, pertempuran dengan Ratten dan juga pertarungannya dengan Percher tidak lama sebelumnya … dia selalu merasa bahwa dia terdesak ke sudut karena kekurangan kekuatan fisik. Seandainya saja Asuka dalam memiliki satu persen kekuatan Izayoi, dia tidak akan harus mengalami masa sulit dalam pertempurannya.
"…, Mungkin itu karena aku ingin bersikap keras kepala, kurasa."
"Eh?"
"Sebelum datang ke Little Garden, aku tidak pernah menemukan diriku kekurangan apa pun. Meskipun itu bisa dikatakan sebagai rasa tidak puas terhadap kehidupan dalam jangka panjang, tapi aku memiliki latar belakang bermartarbat tinggi, dan nilai-nilai akademisku selalu lebih tinggi melebihi rata-rata …, tapi setelah datang ke Little Garden, hal-hal yang membuatku kesal mulai berkembang sama banyaknya dengan hal-hal menyenangkan yang kualami di sini."
Ekspresi Asuka sedikit muram saat bergumam begitu. Meskipun kedengaran sangat ironis, tapi Asuka mengerti bahwa ini adalah bagian dari aliran kehidupan yang terkadang berombak di satu waktu dan tenang serta lancar saat berlayar di waktu lainnya, dan menyambut setiap perubahan dan pengalaman tersebut. Ini karena tepat sejak awal, dia telah memiliki pendekatan cara berpikir yang sangat luas tentang kehidupan dan dapat menerima setiap rasa pahit dan manis yang diberikan dalam hidupnya.
Tapi dia yakin bahwa alasan penerimaannya itu bukan karena lingkungan di Little Garden.
Asuka benar-benar menyadari bahwa karena teman-teman seperti Izayoi dan Yō yang berdiri di sisinyalah sehingga dia dapat belajar menerima segala hal yang kehidupan lemparkan padanya.
"…, Sejujurnya, aku tidak begitu mengkhawatirkan Leticia. Karena aku sangat jelas tahu betapa dapat diandalkannya dia. tapi Kasukabe-san … terlihat sangat muram akhir-akhir ini … jadi …."
Dan dia mau tidak mau merasa khawatir dengan hal itu.
Mendengar Asuka berkata demikian, Kuro Usagi kehilangan kata-kata.
"Asuka-san …."
*Blupluplup* Asuka meniupkan gelembung saat dia membenamkan dirinya ke dasar kolam pemandian.
Sala yang sedang mendengarkan di sampingnya tiba-tiba meletakkan tangannya di bahu Asuka.
"Teman Asuka bernama Kasukabe?"
"Eh? … Ya, itu benar."
"Kalau begitu, untuk pencarian esok hari, aku akan memprioritaskan untuk mencari temanmu."
"…, apa?" Asuka dan Kuro Usagi bertanya bersamaan. Mereka pikir telinga manusia dan kelinci itu telah salah mendengar.
Tapi ini sesuai dugaan. Siapa yang akan terpikir bahwa seorang perwakilan Aliansi berkata akan meninggalkan perkemahan utama [Underwood] untuk masuk ke perkemahan musuh?
Tapi Sala hanya menganggukkan kepalanya kuat-kuat saat dia berkata demikian sambil menatap wajah mereka.
"Sebagai gantinya, aku ingin meminta kalian berdua melindungi [Underwood]. Meskipun ini adalah sebuah Komunitas dan area Komunitas tempatku berada selama beberapa tahun, tapi bagiku, ini sudah menjadi rumah keduaku. Dengan kalian berdua yang memiliki kekuatan tempur yang kuat, kurasa aku bisa tenang memasuki citadel musuh."
Berkata demikian, Sala tertawa terbahak-bahak. Meskipun ini dikatakan karena memikirkan Asuka tapi niat sebenarnya adalah lebih dari itu.
Untuk membiarkan Sala yang memiliki kemampuan untuk terbang pergi ke Citadel sementara Asuka yang memiliki boneka besi raksasa untuk menghadapi Titan.
Apa yang dia ingin katakan mungkin adalah kenyataan bahwa Game tidak dimainkan hanya dengan memikirkan tingkat kekuatan tapi kemampuan untuk menempatkan sumber daya yang tepat di tempat yang tepat di mana mereka dapat dimanfaatkan dengan sangat baik.
Asuka menyunggingkan senyuman miris pada usaha Sala untuk menyemangati tapi juga sepertinya telah menerima perasaan itu untuk mengambil beban dari dalam pikirannya saat dia mengangguk setuju.
"Oke, aku mengerti. Aku akan mempertahankan [Underwood] … Aku akan menyerahkan Kasukabe-san padamu."
"Nn. Serahkan padaku. Aku akan bersumpah atas benderaku … tanduk nagaku."
Sala menunjuk pada tanduk naganya yang mengagumkan sambil memberikan ketukan *klunk klunk* dengan niat untuk memamerkan tanduk yang dibanggakannya. Tapi tindakan aneh itu membuat Asuka dan Kuro Usagi meledak tertawa dan menyebabkan tempat pemandian itu dalam sekejap diselimuti tawa gembira.

Bagian 4
—Citadel Kuno Vampire, Dinding luar.
Setelah arahan tindakan mereka telah dipastikan, Yō dan yang lainnya mulai menyebar mencari searah jarum jam dari satu ujung dinding luar untuk mengelilingi area istana itu. Jalur-jalur di reruntuhan itu ditinggalkan untuk waktu yang lama dan rerumpuran dan bunga liar telah tumbuh menutupinya, membuat proses pencarian menjadi sulit. Meskipun kemajuannya lebih lambat daripada yang diduga, mereka masih dapat menemukan beberapa petunjuk yang berguna.
Dengan kastil sebagai pusatnya, dinding luar terbagi menjadi dua belas bagian. Dan di antaranya terdapat apa yang bisa disebut sebagai sektor industri tertentu dan sektor perdagangan.
Jack mengulurkan tangannya untuk menggosok pintu Gerbang Dinding Luar saat dia menggoyangkan kepala Labunya mengangguk-angguk.
"Sebuah kota di langit yang membagi kotanya menjadi dua belas sektor … Ini seperti menegaskan kembali pemikiran bahwa ini berkaitan dengan [Jalur Orbit]."
"Nn. Mungkin setiap sektor juga menyembunyikan sebuah rahasia."
"Yahoho! Itu mungkin juga! Baiklah kalau begitu, aku akan mulai pencarian dari langit. Kasukabe-san, ikuti Ayesha dan anak-anak lainnya dalam melakukan pencarian sementara itu!"
Menggoyangkan kepala Labu dan jubahnya yang  compang-camping, Jack terbang ke langit di atas dinding luar.
Yō yang telah diberi tanggung jawab untuk mengawasi anak-anak, menolehkan wajah ke Ayesha—
"Oi Oi! Bocah-bocah nakal, jangan memanjat ke area yang tinggi itu! Dan saat kalian mencoba mengangkat puing-puing besar, ajak setidaknya tiga orang atau lebih untuk melakukannya bersama! Bagaimana kalau kalian terluka, huh? … Hah? Kau terkena sebuah batu yang dilempar padamu? Sheesh, merepotkan! Oi, siapa bocah yang melemparkan batu itu, cepat keluar dan minta maaf atau aku akan menghukummu dengan menggantungmu terbalik, dasar bocah!"
…, kelihatannya Yō tidak diperlukan di sini.
[Will-O'-Wisp] sepertinya adalah Komunitas yang mengambil dan mengadopsi banyak roh anak kecil. Meskipun Ayesha tidak terlihat seperti itu, tapi dia sangat terbiasa menangani anak-anak.
[Benar. Ngomong-ngomong, apa yang Garol-san sedang lakukan?]
Yō melihat ke bawah mencari-cari Garol. Hanya untuk melihatnya sedang duduk di ambang pintu sebuah mansion kuno sambil memegangi kepalanya.
Matanya tertuju lekat pada benda yang ada di telapak tangannya dan seluruh tubuhnya terus gemetar.
Yang ada dalam tangannya adalah Gift Kasukabe Yō—[Genome Tree]. Awalnya berpikir untuk meminjam Gift tersebut untuk melihatnya demi tujuan membentuk sebuah rencana untuk melawan Raja Iblis dengan lebih banyak pengetahuan tentang kemampuannya, Garol sekarang tidak sempat memikirkan hal semacam itu. Setelah menerima kalung di tangannya, wajah Garol dengan cepat berubah menjadi hijau dan matanya membelalak menatapi Gift [Genome Tree] dengan ternganga.
[Meskipun dia berkata untuk memberinya waktu sendirian … tapi apakah ini benar-benar tidak apa?]
Yō menelengkan kepalanya saat dengan khawatir mengawasi dia dari jauh.
Garol, duduk sendirian jauh dari yang lainnya, akhirnya berhasil mengeluarkan sesuatu yang mirip erangan.
"…, ojou-chan itu tadi berkata … Ini …, ini dibuat oleh ayahnya?"
Garol menggunakan tangan kanannya untuk menahan kepalanya saat dia terus menatapi [Genome Tree].
Dari semua orang yang dia kenal, dia hanya dapat memikirkan satu orang yang dapat melakukan itu. Dan orang tersebut sangatlah dekat dengannya.
Garol merasakan perasaan ngeri yang hebat saat dia mendongakkan kepalanya ke langit.
[—Dengan kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari setiap organisme dan memampukan pemiliknya untuk terus berevolusi: Pohon Filogenetik Tunggal ….! Meskipun aku tidak berani untuk percaya saat kudengar dia dipanggil [Kasukabe], tapi aku tidak pernah menyangka bahwa itu adalah si brengsek bodoh itu …! Dari semua orang, ternyata memilih untuk memberikan barang seperti ini pada putrinya sendiri …!]
Garol menatap marah kilatan petir di langit, terlihat seperti sedang melihat ke baliknya.
Di matanya, mimpi yang dia dan temannya bicarakan di masa lampau sedang diputar ulang.
Sebuah [Peralatan Anti Raja Iblis untuk Segala Keadaan] tidak peduli taktik dan kemampuan yang mungkin dimiliki Raja Iblis itu.
[Kalau ini adalah yang asli …, Maka, mungkin dia benar-benar akan menjadi senjata yang kami impikan, [Peralatan Anti Raja Iblis]. Tapi Koumei … Apa kau benar-benar berniat menjadikan putrimu sebagai seorang monster?!]

Footnote :
1.  Sepsis : Sepsis adalah infeksi parah yang biasanya diakibatkan tidak hanya oleh bakteri tapi juga karena jamur, virus, atau parasit di dalam darah, saluran kencing, paru-paru, kulit, atau jaringan lunak lainnya.
2.  Namahage : Pada malam tahun baru (31 Desember), sekelompok orang yang terdiri dari 2 atau 3 pemuda desa akan menyamar sebagai sosok mengerikan yang disebut Namahage, mengenakan topeng besar, mantel hujan dari jerami, dan ikat pinggang, memegang pisau kayu dan ember; mengunjungi rumah-rumah pada malam hari, menari sambil menjerit-jerit aneh. Meneriakan jeritan menakutkan seperti: "Adakah anak-anak yang menangis?" "Adakah anak-anak yang tidak mematuhi orang tuanya?" atau "Adakah menantu perempuan yang mengabaikan pekerjaannya?". Sosok Namahage diterima oleh kepala keluarga dalam pakaian formal, yang menyajikan sake dan kue mochi. Merasa senang dengan keramah-tamahan itu, mereka meninggalkan rumah itu, berjanji bahwa keluarga itu akan diberkati dengan kesehatan, tangkapan dan panenan besar di Tahun yang baru, dan kemudian pergi untuk mengunjungi rumah lainnya.
3.  Raijin : Beberapa orang tua di Jepang menyuruh anak-anak mereka untuk menyembunyikan pusar mereka saat badai petir karena dipercaya bahwa Raijin (Dewa Petir) kadang-kadang dikatakan muncul untuk memakan pusar anak-anak dan hal itu dilakukan untuk mencegahnya merampas pusar mereka pada saat badai petir
4.  [Ikō] : Dalam akar bahasa Jepang, ini bisa berarti martabat, pengaruh, kekuatan, otoritas, keagungan, kemegahan. Pada dasarnya, tujuan dari kata ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin arti untuk memberikan keragaman pada kemungkinan Gift Asuka. Sehingga, sepertinya sulit untuk menggambarkannya dengan baik dengan satu kata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia.