ONLY SENSE ONLINE
JILID 3 BAB PROLOGUE
TAMBANG DAN EX-SKILL

"Dengan ini, akhirnya 100, ya…"
Ini adalah pintu masuk ke tambang yang suram, selama beberapa hari ini, aku berulang kali datang ke tambang ini, mencari sedikit dan kemudian kembali.
"Kalau aku masuk lebih dalam, aku akan menemukan lebih banyak tempat menambang, tapi karena tidak ada batas waktu untuk quest ini, jadi tidak ada masalah. Aku tidak perlu terburu-buru mengumpulkannya."
Apa yang sedang kulakukan sekarang adalah quest Sense untuk Smithing dan Craftmanship. Sebelumnya, level Craftmanshipbelum mencapai level yang dibutuhkan dan aku tidak dapat menerima questnya. Tapi setelah memenuhi persyaratannya, kini aku dapat menjalaninya.
"Walau begitu, kriteria penyelesaian quest ini—mengumpulkan 100 buah bijih logam di tambang ini, ya."
Di pintu masuk dungeon tambang dekat dengan Kota Ketiga, tempat itu dapat ditambang dengan aman, karena hampir tidak ada monster di situ.
Di antara item yang ditambang, tidak hanya ada jenis bijih tambang, tapi sejumlah besar bahan seperti Stone atau Soil yang malah kubawa pulang bukannya kubuang.
Dan pekerjaan monoton itu berakhir hari ini. Aku kembali ke Kota Ketiga sambil membawa beliung yang kupinjam untuk quest ini. Tujuanku adalah kedai di mana aku menerima quest ini. Di situ aku berbicara dengan NPC pemberi quest.
"Aku sudah mengumpulkan semuanya. 47 buah Copper Ore, 31 buah Iron Ore, dan 22 buah bijih lainnya."
"Hmm. Kalau begitu, aku akan mengakuimu sebagai seorang penambang berpengalaman."
"Fuhh, quest ini akhirnya selesai…"
Meskipun tidak lama, aku telah menyelesaikan quest yang membosankan, kemudian aku terkenang saat aku menerimanya.
"Hmph, orang yang keras kepala ini kembali lagi."
"Ya, kali ini aku sudah menaikkan levelku dengan baik."
"Kalau begitu coba pukul aku. Kalau aku mundur bahkan hanya selangkah pun, aku akan mengakuimu."
NPC pria pemberi quest ini berbicara dengan kalimat memulai quest yang tetap sama.
Pria ini adalah NPC yang mengusirku keluar saat aku ke kedai minum ini untuk pertama kalinya. Dia mengatakan bermacam hal padaku, seperti 'kau tidak cukup kuat' atau 'memangnya kau dapat menempa dengan lengan sekurus itu!' dan aku dipaksa keluar sambil diomeli tidak jelas. Namun akhirnya aku dapat menerimaquest ini.
Dan setelah bertukar kata untuk menjani quest ini, aku memukul perut NPC itu, dan sesuatu seperti ini terjadi.
Otot-otot perutnya sekeras besi. Kalau aku memukulnya secara biasa, kemungkinan besar aku akan menyakiti tanganku, tidak dapat membuatnya bergerak atau luka sedikit pun.
"Benar tidak apa-apa memukul dengan sekuat tenagaku?"
"Ya, seorang pria tidak akan menarik perkataannya kembali."
"Benarkah? Kalau begitu, aku akan sungguh-sungguh melakukannya."
Ini adalah percakapan yang kudapat saat menerima quest ini untuk kedua kalinya. Kali ini, level Craftmanshipku telah melampaui persyaratan dan aku seharusnya dapat menjalankanquest ini. Akan tetapi, aku tidak puas hanya dengan itu.
"Ini dia. «Enchant» ——Attack!"
Menyertakan kemarahanku karena omelan tak beralasan yang dia berikan padaku terakhir kali, aku meninjunya dengan segenap kekuatan yang kumiliki.
"Eh, tung…"
Kali ini, inilah segenap kekuatanku. Aku menggunakan penguat-diri dari Sense Enchant yang kumiliki, meningkatkan kekuatan serangan fisikku. Terlebih lagi, di setiap jari pada tangan kananku yang kugunakan untuk meninjunya, aku mengenakan cincin-cincin peningkat ATK yang semakin meningkatkan status kekuatan seranganku. Pria tersebut membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, aku tidak repot-repot dengan hal itu dan meninjunya.
"——Terbanglah!"
Saat itulah aku menggunakan aksesoris yang ada di kepalan tanganku seperti sebuah knuckle, dan mempraktekkan tips meninju yang kupelajari dari Magi-san. Menstabilkan bagian bawah tubuhku, dan sambil memuntir lenganku, aku melepaskan sebuah straightpunch.
"…haa?"
*Clang*, *ding*. Meskipun itu adalah hasil dari tindakanku sendiri, aku mengeluarkan sebuah suara konyol. Tubuh NPC yang tertinju menekuk menjadi bentuk yang mirip dengan huruf ""; membentuk sebuah lengkungan yang indah, dan baru berhenti pada sebuah meja kayu, menabrak botol-botol kaca yang tersusun di atasnya. Meskipun aku telah meningkatkan kekuatan dan dampaknya sedikit, aku terpaku atas hasil tak terduga ini.
"…hei, apa kau masih hidup?"
"Ya, aku mengakui kekuatanmu. Akan tetapi, ini hanya permulaan dari Smithing."
Seakan tidak ada yang terjadi, NPC pria itu berdiri. Wajah kasarnya semakin berekspresi suram, membuat perasaan tertekan sejenak saat aku mundur selangkah. Akan tetapi, kaki pria itu gemetar seperti anak rusa yang baru lahir. Aku paham bahwa dia telah menerima dengan telak serangan itu.
"Sekarang, ambillah beliung ini, pergilah ke tambang terdekat dan kumpulkan 100 buah bijih logam. Setelah menyelesaikannya, kau akan diakui sebagai salah satu penambang."
Sambil berkata demikian, dia menyerahkan beliung yang sedikit usang, yang kemudian kuterima. Dengan beliung ini, seseorang hanya dapat menambang di tempat tertentu. Dengan kata lain, ini benda yang terbatas untuk quest.
Aku berhasil menerima quest ini dengan aman. Ayo segera menuju dungeon dan memulainya.
Dan saat aku menuju ke pintu keluar, bahuku dicengkeram dari belakang.
"…Nona. Ganti kerugian meja dan minumannya."
"Y-ya…"
Manager kedai minum yang pesolek itu tersenyum padaku, tapi ada sebuah urat biru yang muncul di pelipisnya saat dia berbicara. Saat aku melihat orang tersebut; yang lebih tinggi dariku, aku merasa sedikit takut, mengangguk dengan patuh dan mengganti kerugiannya.
Jugaada satu hal yang ingin kutegaskan kembali, meskipun manajer pesolek ini memanggilku 'nona', aku ingin mengoreksinya. Aku adalah laki-laki!  
"Ahahaha, Onee-chan, kau melakukannya terlalu jauh. Sekalipun kau diminta untuk meninju seorang NPC karena quest, menghajarnya dan diminta membayar biaya perbaikan toko itu adalah hal yang…"
Setelah menyelesaikan quest dan berhasil mendapatkan EX-Skill, aku kembali ke toko, Atelier. Di situ, aku bertemu dengan Myu dan menjelaskan rentetanquest tersebut padanya. Dan setelah mendengarnya, Myu saat ini memegangi perutnya dan tertawa.
"Pe-perutku sakit. Aku terlalu banyak tertawa. Tapi, menjadi terlalu bersemangat seperti itu dan bukannya selesaikan saja questnya demi hadiah adalah hal yang benar-benar sifatmu, Onee-chan."
"Sudah kubilang, jangan panggil aku 'onee-chan'. Aku adalah kakak laki-lakimu."
Ya ampun, aku menghela nafas dan memastikan penampilanku.
Tubuhku memiliki lekukan dan rambutku memanjang, memberikan kesan feminin, tapi dalam dunia nyata, tidak diragukan lagi aku adalah seorang laki-laki. Saat pengeditan karakter, sebuah koreksi diterapkan pada keseimbangan tubuhku. Dalam kasusku, untuk beberapa alasan, aku diberikan modifikasi feminim dan penampilanku menjadi seperti ini.
"Maaf soal itu, tapi selama kau menikmatinya. Jadi, apa yang kau dapat untuk quest itu?"
"Oh, sebuah EX-Skill Mining dan alat untuk melakukannya, sebuah beliung."
Sambil berkata begitu, aku mengeluarkan beliung tersebut dari inventoryku dan menunjukkannya pada Myu. Benda tersebut secara mengejutkan terasa berat dan diperlukan ketangkasan khusus untuk mengayunkannya ke bawah secara langsung.
"Hmm. Mungkin aku sebaiknya mempelajari EX-Skill juga."
"Tidak masalah kurasa? Tapi, persyaratan quest ini adalah memiliki Smithing atau Craftmanship level 25 ke atas."
"Kalau begitu, aku menyerah. Nah sekarang, lakukanlah yang terbaik, Onee-chan."
"Dasar kau ini… Selamat datang."
Aku berkata demikian mengakhiri percakapanku dengan Myu, dan menyapa seorang player yang baru saja memasuki Atelier. Myu masih melihat-lihat dan menyentuh sampel yang terpasang di dinding tanpa merasa terganggu dan menyentuh monster-monster kecil yang menempati tempat nyaman di toko yang  dihangatkanoleh cahaya siang hari.
Setelah event perkemahan musim panas yang lalu selesai, beberapa pembeli mulai mengunjungi Atelier.
Di antara mereka——
"Permisi. Roti lapis untuk dibawa pulang."
"Roti lapis disediakan oleh pramuniaga di situ."
Aku menjawab sopan dengan seulas senyuman. Aku senang menjual barangku, tapi di kedalaman hatiku, aku memiliki perasaan yang sangat halus dan kompleks karena benda yang terjual hanya roti lapis.
Di toko ini, meskipun tidak secara konstan, pengunjung dalam jumlah yang lumayan masuk dan membeli apa yang mereka perlukan. Dari waktu ke waktu, ada beberapa player yang tidak memahami penjelasan NPC Kyouko-san dan datang secara langsung padaku untuk dijelaskan. Dalam kejadian-kejadian seperti itu, aku menjelaskannya sendiri bagaimana menggunakan sebuah item.
"Tapi…kenapa aku diminta untuk menjelaskan mengenai makanan dan para young beast."
Awalnya, Atelier adalah sebuah toko yang sebagian besar mengurusi item konsumsi seperti potion dan antidote. Akan tetapi, setelah sistem satietydiperkenalkan untuk meningkatkan Sense Cooking tepat sebelum event, item makanan telah mempengaruhi seperti ini.
"Aku senang bahwa item makanan dinilai dengan baik, tapi kenapa fenomena berbalik ini terjadi?"
Meskipun aku menyiapkan roti lapis sebagai hobi dan menambahkannya pada daftar Atelieritem ini menjadi produk yang laris terjual dibandingkan Potion.
Kemudian, player wanita lain datang sebagai seorang pembeli.
"Halo. Tolong satu senyuman Nanny."
"Benda itu tidak untuk dijual. Cepatlah pulang."
"Eeeh?! Kalau begitu lima roti lapis dan tiga Blue Potion, juga, tiga Antidote Potion."
Kali ini, menerima permintaan yang benar, Kyouko-san mengeluarkan item dari kotak di bawah konter dan meletakkan di atasnya.
Aku merasa ingin menanyakan sebuah pertanyaan pada player wanita di depanku yang memiliki ekspresi ceroboh dan tersenyum ini dan sedang melihat ke sudut toko.
"Hei, bisa aku bertanya sesuatu padamu?"
"Ya, ya. Ada apa?"
"Um, Atelier adalah toko yang mengurusi item konsumsi seperti potion. Apa yang kau pikirkan saat toko ini menjual roti lapis? Kupikir aku ingin menanyakan itu."
Aku ingin menanyakan pendapatmu, gadis di depanku membelalakkan matanya dan sambil melambaikan tangan di depan mulutnya, dia menegaskan,
"Kau kurang menyadari dirimu sendiri! Sosok keibuan berpikiran luas yang mendapat julukan Nanny, bukannya merasa bangga kau malah tetap rendah hati. Kecantikan sejatimu meluap saat berhubungan dengan young beast. Sebagai tanda kemurnianmu, kau memiliki seekor unicorn yang semakin jauh mendorong kepopuleranmu! Sepotong roti lapis buatan tangan seorang gadis cantik seperti itu! Itu adalah produk yang menjadi koleksi romansa baik bagi pria maupun wanita! Di antara player OSO, ada banyak orang yang mendapat nama julukan lewat pertarungan ataupun crafting, tapi yang mendapatkannya karena kepribadiannya, itu amat sangat langka!"
Akulah yang menanyakannya, tapi maaf. Tolong maafkan aku sebelumnya. Aku memohon sambil menggunakan teknik bersemu merah secara instan ketika aku mendengar mesin-bicara ini.
Mungkin merasa puas melihat reaksiku, gadis itu menanggapi dengan 'terima kasih untuk hadiahnya', dan dengan sebuah senyuman dia meninggalkan toko.
Beberapa player yang masih berada di toko mendengarkan kalimat panjang tersebut yang dapat dikatakan pujian berlebihan yang sedikit tidak sopan dan meninggalkan toko dengan ekspresi tidak nyaman.
Saat pembeli terakhir pergi, bersama dengan Kyouko-san aku berkata 'terima kasih banyak', dan mengantarkan mereka pergi.
"Apa-apaan itu. Itu melewati batas 'memalukan'."
Aku menutupi wajahku dengan kedua tangan dan mencoba untuk mendinginkannya, tapi itu tidak berjalan lancar.
"Karena itulah aku mengatakan pada mereka untuk tidak memanggilku Nanny."
"Bukankah itu tidak masalah, Nanny kedengarannya mengagumkan. Membuatmu terlihat sebagai orang yang perhatian."
Terhadap suara tersebut, *bam*, berbalik secara refleks dan dengan sikutku aku memukul Myu yang masih berada di toko. Dia mungkin telah mendengar pujian tersebut sebelumnya. Aku menutupi wajahku dengan tangan sekali lagi, merasa malu.
Melihatku seperti itu, para young beast yang sedang menunggu di sudut, seekor unicorn bernama Ryui dan rubah hitam bernama Zakuro, mendatangiku dan menggosokkan kepala mereka padaku, mereka menghiburku.
"Maaf membuat kalian khawatir. Kalau kalian menungguku sebentar lagi, aku akan kembali tenang."
"Nama juluka biasanya tidak muncul dengan begitu cepat, jadi seharusnya kau senang dengan hal itu. Atau kau malah ingin yang lebih menyakitkan?"
"Keduanya melampaui hal yang bisa kuterima."
Aku membalas seperti itu pada perkataan Myu. Nanny adalah sebuah nama julukan yang diberikan padaku berlawanan dengan kehendakku.
Ada berbagai macam alasan, tapi setelah event tersebut, dengan nama itulah orang-orang mulai memanggilku. Monster-monster jinak yang kudapat sebagai rekan saat event itu masih kurang memadai sebagai tenaga tempur, tapi karakteristik mereka yang elok sebagai hewan muda sangatlah populer.
"Karena Onee-chan kelihatannya seakan sangat terpukul, sudah waktunya aku melakukan taktik mengundurkan diri. Nah sekarang, sampai ketemu saat makan malam."
Dia berkata demikian, mengelus Ryui dan Zakuro yang berada di sebelahku dan pergi.
Saat melihat Myu pergi, aku memelototinya dengan tatapan mencela karena mengolok-olokku dengan keterlaluan, tapi aku menyerah setelah dua detik.
"Ya ampun, ada begitu banyak hal yang tidak dapat kuhadapi, ini merepotkan."
Aku bergumam demikian, dan saat aku akanlog out, sebuah suara *pong* nyaring dan ikon kecil muncul pada ujung menu.
"Sebuah friend call, dari Magi-san."
Menerima friend call tersebut, aku memulai percakapan dengan Magi-san.
"Halo, Yun-kun. Sekarang waktunya jamuan minum teh, kau mau datang?"
"Jamuan minum teh? Dan di mana itu?"
"Di tempat Lyly. Pesertanya sama dengan party saat event. Kita para crafter dan para young beast partner kita bersama-sama, oke?"
Mendengar suara dari sisi lain itu, aku dapat dengan mudah membayangkan penampilannya yang sedang mengedip ringan.
Meskipun aku tidak melihat dia, aku menyunggingkan sebuah senyum kecil dan membalas menyetujuinya.
"Aku mengerti. Tidak apa-apa datang sekarang?"
"Tidak. Bukan sekarang. Tidak masalah 'kan kalau aku menghubungimu dalam beberapa hari? Kali ini Lyly dan Cloude yang mengaturnya, jadi aku sendiri juga tidak tahu detailnya."
"Begitukah. Aku mengerti."
"Baiklah kalau begitu, ayo tunggu hari itu datang."
Dan setelah itu, panggilan Magi-san berakhir. Nah sekarang… aku sekali lagi mulai untuk log out, dan dari dunia OSO, aku kembali ke dunia nyata.
Aku sedang berbaring di tempat tidur. Aku melepaskan VR gear yang terpasang di kepalaku dan meregangkan tubuh lebar-lebar. Jadi, sebuah jamuan minum teh dengan Magi-san dan yang lainnya. Saat aku menantikannya, aku merasa cemas memikirkan apakah mereka akan muncul dengan sesuatu yang aneh, terutama dengan Cloude sebagai pelakunya. Tetap saja, aku menantikannya, gumamku dalam hati.