MONDAIJI-TACHI GA ISEKAI KARA KURU SOUDESU YÕ
JILID 3 BAB 8

Bagian 1
—Panti Asuhan CANARIA. 5/5 17:38
Setelah memungut semua bagian dari wasiat terakhir yang bertebaran di mana-mana, Izayoi menggunakan kakinya untuk menyentuh kursi dan yang berada di atasnya, si 'pria berjas buntut', yang telah tertidur selama ini di sebelah jendela, ke lantai.
"WUAH YO!"
"Woah apa Woah! Berapa lama kau berencana untuk tidur, pengacara palsu?"
Izayoi menuduh 'pria berjas buntut' itu dengan ketidaksabaran yang merayap dalam suaranya.
Pria tersebut merangkan bangun, meskipun dengan tidak senang, dan mengibaskan debu dari topi bulat hitamnya sebelum menempatkannya lagi di atas kepalanya.
Setelah itu, dia memiringkan kepalanya. "Nah kalau begitu, bagaimana denganmu? Apakah kau sudah menyelesaikan permainannya?"
"Tidak. Masih ada satu bagian terpenting yang belum bisa kuketahui."
"……Oh? Itu artinya kau sudah menerka sebagian besarnya?"
Lingkaran kacamata tunggalnya bercahaya berkilauan.
Membiarkan pria tersebut untuk memeriksa 600 halaman dari wasiat terakhir yang telah dia telusuri, Izayoi memberikan jawaban teka-tekinya.
"Teka-teki itu adalah 'menemukan 'diriku' dan 'dirimu' yang tidak ada dan menyerahkannya ke pintu masuk—!'
"Pertama-tama, adalah hal yang mustahil untuk menyerahkan sebuah benda yang tidak ada dan aku hanya dapat menduga bahwa itu adalah sebuah metafora yang menggambarkan sesuatu yang ada—Sedangkan benda yang digambarkan oleh metafora tersebut? Jawabannya tersembunyi dalam stanza sebelumnya."
[Penyelenggara]nya adalah 'aku yang tidak ada'.
Lawan yang menerima tantangan tersebut juga adalah 'aku yang tidak ada'.
Persyaratan tantangan itu juga adalah aku
"Satu-satunya baris yang berbeda dari dua baris lainnya adalah baris yang tidak menyangkal keberadaannya sendiri. Jadi, kalau menggantikan kalimat 'persyaratan tantangan' dengan 'wasiat terakhir', maka satu-satunya yang menceritakan yang tidak disebutkan dalam wasiat terakhir yang tidak membicarakan tentang 'aku' dan 'kamu'—adalah kejadian di mana kami pergi mengamati medan pertempuran. Dan dengan demikian, itu akan menjadi jawaban teka-teki  dari ''aku' dan 'kamu' yang tidak ada'."
"Oh ho……Itu adalah jawaban yang tepat, Izayoi-chan."
Selain menepukkan tangannya, si 'pria berjas buntut' tidak menunjukkan tanda ingin melakukan hal apapun lebih jauh.
Menyipitkan matanya, Izayoi mencoba mengintimidasi pria tersebut.
"……Bukankah kau adalah 'pintu masuknya'?"
"Aku? Itu adalah sebuah dugaan yang sangat menarik. Jadi apakah kau tidak berkeberatan menjelaskannya padaku? " 'Pria berjas buntut' tersenyum lebar.
Izayoi memeriksa jam tangannya untuk memastikan waktu.
Sekarang sudah pukul 17.40. Walaupun ini bukanlah saatnya untuk memberi penjelasan, dia tidak memiliki penjelasan lainnya.
"……Dugaan berikutnya yang kumiliki sekaligus dibarengi dengan keraguan bahkan untukku sendiri. Kata-kata yang kalau kupahami secara tertulis, itu adalah 'membawa semua bersamaku' yang tertulis di dalam wasiat terakhir itu berarti dia berniat untuk membawa yang lainnya ke Dunia Orang Mati."
"Nn. Nn. Kalau begitu?"
"Dengan kata lain, pintu masuknya yang wasiat terakhir tersebut jelaskan adalah pintu masuk ke Dunia Orang Mati……dan karena itu tebakanku……"
Ini adalah hal yang langka tapi kali ini, Izayoi bimbang dengan kata-katanya.
Si 'pria berjas buntut' menyentuh dagunya. Sepertinya merasa perkataan Izayoi itu menarik, dia mulai terkekeh.
"Hahaha, dengan kata lain, kau percaya bahwa aku adalah pemandu ke Negeri Orang Mati?"
"Tidak……kupikir kau bukanlan karakter minor semacam itu."
"Dan apa maksudmu?"
Pria tersebut menyentuh sedikit topi bulatnya di atas kepalanya saat dia mencondongkan tubuhnya mendekat pada Izayoi.
Izayoi membuka mulutnya untuk melanjutkan, tidak sebelum meningkatkan penjagaan dan kecurigaannya.
"—Di Amerika Selatan, ada sebuah agama yang merujuk pada seorang dewa yang selalu mengenakan sehelai jas buntut, topi bundar hitam dan dewa tersebut dikatakan bertugas mengatur kehidupan dan kematian."
"……Oh?"
"Nama dewa tersebut adalah [Baron Croix]1, yang dikatakan adalah seorang dewa yang mengenakan jas buntut dan berdiri di antara kehidupan dan kematian di 'Persimpangan yang memanjang tanpa akhir' di mana alam manusia dan dunia para dewa bersilangan……dan dewa Kematian ini juga sepertinya meminjam kekuatan dari sisi 'Kehidupan' untuk mendapatkan kemahatahuan."
Izayoi menatap 'pria berjas buntut' tersebut tepat di matanya. Mata yang berada di balik kacamata berlensa tunggal.
Jika mata orang tersebut benar-benar tahu setiap makhluk hidup di dunia ini, maka dia akan dapat membuat perubahan pada isi wasiat terakhir itu.
Akan tetapi, pria yang dinamai 'Baron Croix' oleh Izayoi itu menggelengkan kepalanya dengan sikap menyesali.
"Aku mengerti. Itu jelas adalah sebuah dugaan yang sangat menarik. Tapi kau, orang yang mengatakan dugaanmu sepertinya meragukan."
"……"
"Oh? Kelihatannya kau lebih ragu-ragu daripada yang kupikirkan. Menilai dari karaktermu, aku tadinya berpikir bahwa kau akan lebih bersemangat dan senang……Yah baiklah, itu bukan masalah. Aku hanya akan menjawab dua keraguan yang kau miliki. Pertama-tama, tentang wasiat itu. Itu tidak dirusak olehku. Wasiat itu benar-benar ditulis oleh Canaria sendiri."
"……dan keraguan yang lain?"
Si 'pria berjas buntut' melengkungkan mulutnya menjadi sebuah senyuman.

"—Itu adalah jawaban yang tepat. Aku adalah Baron Croix, yang juga dikenal sebagai salah satu dari Loa2 yang mengatur arah ke [Guniee]3."
Melangkah dengan gaya lambat, jas buntut itu berkibar bersama gerakannya. Dan pada saat itulah, keberadaan si 'pria berjas buntut' itu tiba-tiba meluas.
Izayoi mengambil langkah mundur untuk menjauh dari 'pria berjas buntut' itu—[Baron Croix].
"……Ha! Aku mengerti! Sepertinya kau tidak sekedar bermulut besar."
"Tentu saja tidak. Tapi sepertinya kau masih ragu-ragu hingga sekarang?"
"Tidak, tidak ada seperti itu……Aku tidak ingin mendesak berpikiran yang lain tapi sekarang aku menghadapimu, mungkin akan sia-sia untuk terus bersikap keras kepala."
Izayoi mungkin mengangkat bahu dengan sikap acuh tak acuh tapi keringat dingin masih menetes menuruni punggungnya.
Memperhatikan respon Izayoi, 'Baron Croix' kelihatan sangat kecewa sambil menurunkan bahunya.
"……Aku mengerti. Pantas saja Canaria khawatir."
"Apa?"
"Maksudku, Izayoi-chan, kau adalah orang yang membosankan. Ya ampun, itu benar-benar sangat disayangkan dan menyedihkan sampai itu bisa membuat seseorang keheranan, terkejut dan sangat kecewa dengan dirimu sepenuhnya. Haah. Dan tadinya kudengar kau adalah orang yang lebih menarik. Meskipun kau mungkin memiliki kekuatan yang hebat dan abnormal, jelaslah bahwa kau sudah kehilangan cara untuk melepaskannya. Atau seharusnya kukatakan terikat oleh kuncian mentalmu—Biar kukatakan terus terang. Kau telah menjadi terlalu terbiasa dengan dunia ini dan aku tidak bisa membiarkanmu menyelesaikan permainan tersebut dalam kondisi ini, kau tahu?"
*Tak!* Tumit sepatu 'Baron Croix' diketukkan ke lantai. Menahan topi bundar di kepalanya, dengan buntut jasnya yang berkibar di belakangnya, 'Baron Croix' bergerak mendekat.
Pada saat itu pula, sebuah angin kencang memecahkan semua jendela di ruangan kecil tersebut dan kedua orang itu basah oleh hujan yang tertiup masuk.
"Baiklah kalau begitu, aku akan harus melakukan sesuatu yang ekstrim untuk memulainya! Dan karena itu, dengan ini aku menyambutmu ke alamku—Persimpangan Antara Kehidupan dan Kematian!"
Angin ribut tersebut membentuk potongan-potongan pecahan kaca menjadi sebuah topan dan perlahan-lahan menghancurkan dinding-dinding ruangan, seakan itu adalah sebuah mesin pengiris dan dinding-dinding tersebut tidak lebih dari kertas tipis yang berada di jalurnya.
Tidak lama kemudian, papan-papan lantai di kamar kecil itu juga menghilang dan Izayoi menemukan dirinya terjatuh di tengah udara.
Perasaan saat ini yang menyelimuti Izayoi saat dia perlahan-lahan jatuh akan sangat aneh untuk diklasifikasikan sebagai 'mengalami hal yang belum diketahui'. Karena sekalipun seakan jatuhnya tidak berhubungan dengan gravitasi tempat tersebut tapi dunia itu sendiri menjadi semakin menipis dalam hal komposisinya.
Meskipun seseorang yang jatuh ke dalam kegelapan seharusnya dipenuhi dengan rasa teror dan cemas, Izayoi yang sedang jatuh—dipenuhi dengan kegembiraan yang luar biasa.
[—Mungkinkah……dia itu nyata?]
Pemandangan dari berbagai perjalanan bersama dengan Canaria di masa lalu terlihat seperti lukisan-lukisan kilas balik kehidupan yang melintas di depan matanya.
—Tantangan sebelumnya pada legenda yang mengatakan ada seorang iblis berdiam di dalam air terjun.
—Tantangan sebelumnya pada legenda Gunung Spiritual untuk menemukan dewa yang tinggal di tempat itu.
—Dan tantangan sebelumnya yang dikarenakan hasrat untuk mengisi celah dalam hatinya, berlayar ke laut untuk menemukan ujung dunia.
Harapan-harapan yang terlahir dari pikiran-pikiran 'Mungkin akan ketemu kali ini' menyebabkan Izayoi begitu bersemangat saat dia terus jatuh dalam kegelapan.
Setelah beberapa saat, Izayoi menyadari bahwa permukaan tanah mulai terbentuk kembali dan pada saat yang sama, bayangan-bayangan bermunculan membentuk banyak menara-menara kelabu dan dasarnya.
Pada saat itu ketika Dunia di atas dan di bawah membentuk langit dan bumi, tubuh Izayoi naik lebih dari 180 derajat dan terjatuh ke arah langit.
Tepat saat dia memandangi dunia setengan bulat yang terus melebar ke luar dan keheranan tentang betapa luar biasanya itu—Sebuah benda datar menubruk punggungnya begitu saja.
Bangkit dengan segera, dia memastikan situasi sekelilingnya.
"……Oi! Oi!......Apa-apaan ini……"
Begitu diperhatikan lebih seksama, langitnya tidak ada.
Entah bagaimana tanpa disadarinya, kumpulan menara kelabu telah digantikan dengan pencakar langit dan membentuk sebuah kota yang asing.
Banyak jalan kecil dan jalan raya bersilangan melewati pencakar-pencakar langit berjendela kaca. Itu terlihat begitu indah dalam detailnya yang terlihat sangat mirip dengan model yang baru saja selesai.
Alasan kenapa Izayoi merasa bahwa pemandangan di hadapannya seperti sebuah miniatur lanskap mungkin dikarenakan kenyataan bahwa dia tidak merasakan tanda-tanda kehidupan manusia dari tempat itu.
Tapi itu hanya sebagian kecil masalahnya.
Yang menjadi alasan kecemasan Izayoi, pastilah mengenai dunia yang terlihat sepenuhnya tertutup, berada di bagian dalam bola.
[Langit dan bumu terlihat seakan menyatu……Apakah ini adalah dunia yang berada di antara Kehidupan dan Kematian?]
Itu benar. Menggambarkan tempat ini sebagai sebuah [Dunia yang dibangun di dalam bagian dalam sebuah bola] mungkin akan lebih mudah dimengerti.
Dunia berbentuk bola tersebut dipenuhi dengan pencakar langit dan bangunan yang begitu dekat dan teratur sehingga terlihat seperti sisik-sisik ikan dari jauh. Sebagai tambahan, juga ada banyak jalan yang sepertinya menuju ke banyak tempat. Mulai dari yang menuju ke atas sampai yang menuju ke bawah dan bahkan yang ke kiri ataupun ke kanan saat jalan-jalan tersebut bergerak menaiki tanjakan.
Izayoi tercekat dan menatap jalan yang ada di hadapannya saat dia menyadari ada garis samar seseorang di jalan tersebut.
"Izayoi-chan, ini adalah dunia yang kubuat khusus untukmu. Apa kau menyukainya?"
[Baron Croix] berdiri di atas atap dari sebuah bangunan rendah saat dia berbicara pada Izayoi sebelum dia melompat turun ke bangunan yang muncul di hadapan Izayoi.
Merentangkan lengan yang seluruhnya dari pergelangan tangan ke atas tersembunyi dalam lengan jas buntut, dia menyatakan pada Izayoi.

"Baiklah. Mulai sekarang aku akan mengadakan rintangan tambahan untukmu. Jadi jangan menahannya dan tunjukkan semuanya padaku, Baron Croix… karena aku ingin melihat kekuatan luar biasa yang dianugerahkan padamu oleh dunia dengan mata kepalaku sendiri—!"
Dalam sekejap, 'pria berjas buntut' itu melebur ke dalam bayangan gelap yang melesat di sepanjang jalur kendaraan.
Mencengkeram Izayoi yang terlambat bereaksi, bayangan tersebut dengan keras menjatuhkannya ke lantai pada lehernya.
"Brengsek……!"
Izayoi menyambar pergelangan tangan 'pria berjas buntut' itu sambil mencoba untuk memelintirnya ke atas membalas tekanan lawannya yang menguncinya ke permukaan tanah. Akan tetapi, lawannya lenyap menjadi bayangan tak berwujud sekali lagi dan berada di belakang punggung Izayoi.
"Haha! Bukankah kau sangat baik hati?! Kau hanya mencoba menetralkan serangan saat seorang dewa berusaha untuk merampas nyawamu. Sangat sulit untuk menemukan orang semacam itu akhir-akhir ini!"
Si 'pria berjas buntut' tertawa mengejek saat dia mengangkat kakinya melemparkan Izayoi dengan sebuah serangan pada titik butany.
Tubuh Izayoi menari di tengah udara saat dia terus terbang dalam garis lurus menuju langit sebelum menembus menghancurkan atap dari sebuah bangunan besar yang secara diagonal berseberangan dengan tempat asalnya di permukaan tanah.
Dan setelah menembus beberapa lapis dari beton yang diperkuat, suara ribut tersebut akhirnya berhenti.
Setelah melebur menjadi bayangan lagi, [Baron Croix] bergegas menyusul dengan mengikuti jejak kehancuran yang disebabkan benturan Izayoi. Malahan, bangunan tersebut terlihat seakan baru saja ditembak oleh sebuah meriam saat runtuh dari dalamnya.
"……Oops, apakah itu serangan yang terlalu berat untuknya?"
[Baron Croix] bergumam saat menarik topi bulatnya sambil mengerutkan alis. Akan tetapi, itu bukanlah karena kesadaran dirinya sehingga dia berkata demikian. Kenyataannya, itu hanya dikarenakan dia tidak ingin mengakhiri semuanya sebelum dia bahkan bisa mulai menikmatinya.
—Di satu sisi, [Baron Croix] mungkin dikenal sebagai Dewa Kehidupan dan Kematian, tapi pada saat yang sama, dia juga dikenal sebagai dewa cinta dan nafsu.
Dan dia adalah seseorang yang senang untuk memegang sebotol minuman keras di satu tangan sambil berulah dan melakukan hubungan begitu saja, seorang karakter Dewa cinta yang kejam dan benar-benar tercela.
Menikmati kegembiraan adalah kegemarannya. Tapi itu akan menjadi tidak memuaskan dan disayangkan jika permainan berakhir karena tidak sengaja kurang menahan diri, sebelum dia bahkan sempat memiliki waktu untuk membuka sebotol minuman keras.
[Apakah kekhawatiran Canaria menjadi kenyataan? Sekalipun dia mengirimkan anak muda ini ke dunia Little Garden—]
"—Oi! Megane4 Brengsek!"
"Apa?!" Dia berbalik dengan terkejut. Ini karena jejak kehancuran masih memanjang di hadapannya sementara asal suara tersebut muncul dari belakangnya. Dan itu sudah jelas reaksinya bukan karena dia dipanggil sebagai seorang 'Megane Brengsek'.
Akan tetapi, semua rasa terkejut dan kemarahannya tersingkir dengan segera.
Itu karena di belakangnya—sebuah bangunan yang melesat dengan kecepatan kosmik ketiga sedang mengarah padanya.
"Ini—!"
Itu adalah pertama kalinya dalam rentang panjang keberadaannya di mana [Baron Croix] memiliki wajah yang dapat digambarkan dengan 'kebingungan sampai rahangnya tergantung lepas' untuk ekspresinya saat ini.
Kecepatan luar biasa itu begitu cepat sampai tidak memberinya waktu merespon dengan tekhniknya untuk berubah menjadi bayangan.
Segera, [Baron Croix] mengangkat tangan kanannya dan melepaskan sebuah kegelapan yang gemerlapan bagaikan sekantung udara panas.
Bangunan yang dilemparkan dan melesat dengan kecepatan kosmik ketiga itu hanya perlu menyentuh gumpalan bayangan gelap tersebut untuk runtuh menjadi pecahan-pecahan kecil sebelum hancur sepenuhnya. Yang tersisa juga bersuara bergemuruh menjadi puing-puing yang menghujani bangunan-bangunan lain di bawahnya, menyebabkan semuanya rubuh juga.
"—Oh? Sampai menggunakan posisi bertahan……Kalau begitu bisakah kusimpulkan bahwa serangan sebelumnya mungkin telah memberimu sebuah luka fatal?"
Suara Izayoi bergema di daerah tersebut. Dan yang paling mengejutkan adalah dia sama sekali tidak mengalami cedera apapun. Sekalipun penampilannya mungkin lebih kotor dan berdebu, tidak ada tanda-tanda luka fatal. Walau begitu, ekspresi wajahnya telah mengalamai perubahan drastis.
Senyum ringannya menunjukkan lebih banyak kepercayaan diri daripada sebelumnya dan sebuah perasaan senang mulai muncul dari tatapannya.
"Itu bagus. Sangat bagus. Malahan, itu sangat hebat! Kau jelas memiliki gerakan yang bagus! Aku penasaran sudah berapa lama sejak terakhir kali darahku mendidih di dalam tubuhku seperti itu…? Haha. Karena jarak yang lebar antara yang lalu dengan sekarang, aku benar-benar tidak bisa mengingatnya sama sekali! Seperti yang diduga dari seorang pria yang mengaku sebagai seorang Dewa! Bahkan rintangan tambahannya unik dan menarik—!"
*Boom!* Izayoi mulai maju dengan berlari sprint yang mirip dengan sebuah meriam yang ditembakkan dari moncongnya dan jalur di bawah titik kontak dengan kakinya mulai membentu cekungan yang sama dengan yang disebabkan oleh meteorit kecil yang menabrak Bumi. [Baron Croix], yang sekali lagi lambat bereaksi, dicengkeram pada lehernya oleh tangan Izayoi dan dihempaskan ke tanah dengan kuat.
"Oof!"
Dan kemudian, sebuah tendangan mengirim tubuhnya terbang ke udara dan menabrak menembus 12 bangunan.
Izayoi berdiri di atas atap sambil merentangkan lengannya.
"—Ayo bertarung sampai akhir! Dewa, aku memintamu untuk menemaniku dalam permainan ini dan bermain sampai sepuas hatiku! Setelah mempersiapkan panggung khusus ini untukku dan setelah menyiapkan rintangan tambahan untukku……dan karena menjadi agen pengganti yang Canaria siapkan untukku! Karena itulah, tugasmu adalah terus bersabar denganku sampai aku lelah dengan permainan ini!"
[Baron Croix] bangkit dari tumpukan puing-puing.
Merapikan jas buntutnya dan mengebaskan debu sedikit sambil menaruh kembali topi bundarnya ke atas kepala, dia tersenyum lebar sambil menyahut:
"Baiklah. Jika itu keinginanmu……Maka aku akan sepenuhnya menjadi lawanmu sebagai pengganti sang Penyelenggara."
"Tapi—"Dia ragu-ragu sesaat.
"Bocah! Permainan ini adalah milikku. Jika seranganku terlalu keras dan membunuhmu……tolog jangan mendendam padaku—!"
Merentangkan lengannya, dia mulai melepaskan bayangan kegelapan, yang gemerlapan seperti kantung-kantung gas panas, ke sekelilingnya dan berangsur-angsur melebar.
Sementara [Baron Croix] melepaskan kekuatan yang menandainya sebagai seorang dewa Kematian……Izayoi menggunakan waktu jeda tersebut untuk mengalihkan tatapannya ke jam tangan digital di tangannya.
"……Nn. Merepotkan sekali……apakah aku akan bisa tepat waktu kalau begini?" Dia mengatakannya dalam gumaman rendah yang tidak akan dapat didengar orang lain.
Tepat saat gumamannya seakan menghilang seperti sebuah gelembung sabun, mereka berdua mulai terlibat dalam pertempuran sengit mereka.

Bagian 2
—[Underwood] Kota Bawah Tanah, Di depan reruntuhan yang tadinya asrama
Pembersihan puing-puing dari tempat kejadian sudah dimulai. Sudah sejam sejak berakhirnya serangan kejutan dari Titan dan mengingat perlunya untuk menyelesaikan rekonstruksi sebelum malam Festival Panen, setiap menit dan detik akan sangat berharga bagi mereka.
Mungkin mereka harus merasa berterima kasih karena kemurahan hati dari penduduk Sisi Selatan karena mendengar permintaan Yō dan juga membantunya meskipun berada di tengah-tengah jadwal mereka yang sibuk.
Akan tetapi, setelah melihat sisa-sisa yang ditinggalkan headphone itu, Asuka segera mengekspresikan pikirannya.
"Menyerah saja."
"……Uh……Bisakah kita mencoba sedikit lagi?"
"Itu mustahil. Dari sudut pandang fisik, ini sama sekali mustahil untuk memulihkannya ke penampilannya yang semula. Daripada mencoba memperbaiki headphonenya, kau mungkin sebaiknya mencoba untuk memikirkan cara menenangkan Izayoi-san."
Asuka sudah menyerah untuk headphone itu dan mencoba memikirkan saran lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Meskipun Yō benar-benar ingin memperbaiki headphone itu tidak peduli bagaimana keadaannya…sayangnya, dunia bekerja dalam cara yang tidak membiarkan segala sesuatu berjalan dengan mulus seperti yang orang inginkan.
Jika itu hanya bantalannya atau ikat kepalanya yang terpisah, segala sesuatunya akan terlihat lebih mudah. Masalahnya adalah rangka luarnya telah hancur total dan merupakan tugas yang mustahil bagi mereka berdua untuk memperbaikinya.
"Tapi……berbicara tentang menenangkan Izayoi…….bagaimana caranya aku melakukannya?"
"Yah, tentang itu… kurasa pilihan terbaiknya…… adalah mengepak tanaman-pemakan Kuro Usagi dan Kuro Usagi sebagai satu set dan……"
"Apa yang ingin kau lakukan berikutnya, hah?! Dasar bodoh!"
*Plak!* Serangan yang dilakukan dengan sebuah kipas kertas muncul dari belakang.
Mata Yō melebar terkejut.
"Itu benar-benar saran yang hebat!"
"Seharusnya ada batasan keinginan untuk berpura-pura bodoh juga!"
*Plak!* Kipas kertas itu tiba-tiba menyerang sekali lagi.
Kelihatannya Kuro Usagi telah kembali bersama dengan Jin dan Jack dari tempat Sala.
Dan kucing Calico yang sedang digendong di lengan Jin.
"Benar-benar, deh……Yō-san! Kami sudah mendengar detailnya dari Kucing Calico-san. Kenapa kau tidak memilih untuk datang mendiskusikannya dengan Kuro Usagi tentang itu!"
"Uh……Karena……Titan tiba-tiba datang dan tidak ada waktu untuk membicarakan hal itu……"
"Kuro Usagi tidak membicarakan tentang kejadian itu! Maksudku tentang jumlah hari di mana kau bisa berpatisipasi dalam Festival Panen! Kalau kau mau menemui Kuro Usagi untuk berdiskusi, Kuro Usagi dan Izayoi-san……dan Asuka-san akan memberikan Yō-san prioritas untuk datang! Tapi kenapa kau menolak untuk datang berbicara pada kami tentang itu?!"
Kuro Usagi mencengkeram bahu Yō dan mulai mengguncang seluruh tubuhnya maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur maju mundur saat dia mendesak meminta jawaban. Yō merasa seakan dia hampir mendapat gegar otak, tapi ini bukan waktunya baginya mempedulikan hal semacam itu.
"Ta……Tapi……sudah…….dikatakan bahwa kita akan menggunakan game untuk memutuskan……"
"Sebuah game akan selalu hanya sebuah game! Tapi kita tinggal di bawah atap yang sama, berbagi saat baik dan saat buruk bersama-sama  dan rekan yang berjuang bersama di bendera yang sama! Kalau kau ada kekhawatiran, masuk akal kalau kau mendatangi kami untuk mendiskusikannya! Terlebih lagi……Yō-san, ternyata sangat khawatir sampai-sampai menyabotase hasil game! Dan Kuro Usagi sama sekali tidak menyadarinya……"
Yō dan Asuka terkejut dan bertukar pandang.
Kemudian tatapan mereka serta-merta beralih pada Jack.
"Jack……apakah kau……"
"Yahoho……Saat kami sedang dalam perjalanan ke sini, aku berbicara dengan Kuro Usagi……Kelihatannya itu adalah sesuatu yang di mana seharusnya aku diam saja."
Dia menggaruk-garuk kepala labunya.
Kuro Usagi melihat mereka berdua dengan air mata di matanya.
"Jack-san bilang pada Kuro Usagi……Gift Game yang sebelumnya diadakan oleh [Will-O'-Wisp] diselesaikan oleh kalian berdua. Dan meskipun itu adalah game di mana mereka jelas-jelas kalah, Jack-san masih tetap dengan bangga menceritakan tentang bagaimana kalian berdua menunjukkan kerja tim yang mengagumkan, membuatnya belajar sedikit dari itu……"
"……Uu……"
Nada tulus Kuro Usagi membuat mereka berdua kehilangan kata-kata dan mereka berdua tertunduk, melihat ke bawah.
—Itu benar. Yō dan Asuka sama-sama berpatisipasi dalam game yang diselenggarakan [Will-O'-Wisp] sebelum Festival Panen.
Tempat dudukan lilin yang dapat menyimpan api adalah hadiah yang mereka berdua menangkan bersama.
Orang pertama yang tidak dapat tahan dengan kesunyian itu adalah Asuka yang melangkah maju mencoba menjelaskan.
"Tidak……Kuro Usagi, bukan begitu! Itu adalah inisiatifku menyarankan rencana tersebut pada Yō-san……"
"Tidak, tidak. Itu karena Asuka melihatku dalam dilema dan mengkhawatirkanku……"
"……Tidak. Kuro Usagi juga bertanggung jawab karena menyebabkan kalian berdua begitu kesusahan. Itu karena harapan tinggi Kuro Usagi yang menyebabkan celah kecil terbuka di antara kita…Kuro Usagi benar-benar… benar-benar minta maaf."
Mereka bertiga mengekspresikan permintaan maaf mereka dengan cara yang berbeda-beda.
Jin yang masih menggendong kucing Calico berjalan ke sisi Yō. Menelengkan kepalanya, dia bertanya :
"Apakah headphonenya benar-benar hancur?"
"……Nn…Benar-benar…minta maaf……"
"Tidak. Karena ini sudah rusak, jadi tidak ada jalan lain juga. Jika tidak bisa diperbaiki, maka kita hanya bisa mencoba pendekatan lain untuk menyelesaikan masalahnya. Dan aku punya usul kalau kalian mau mendengarkanku sejenak?"
Mendengar saran mendadak Jin, Yō terlihat terkejut. Kelihatannya Yō tidak mengira Jin akan muncul dengan sebuah saran.
Akan tetapi, tepat pada saat itu, bel yang biasanya digunakan untuk memperingatkan semua orang tentang keadaan genting mulai berdentang dan bergema ke seluruh [Underwood].
Seorang gadis dryad remaja melompat dari akar pohon yang berpola seperti jaring laba-laba dan berteriak pada semua orang:
"Berita Buruk! Suku Titan memimpin satu pasukan menakutkan dalam jumlah yang tak pernah terjadi sebelumnya ……Mereka telah mulai serangan mereka pada [Underwood]!"
—Setelah itu, suara bumi yang diinjak-injak berkumandang ke seluruh Kota Bawah Tanah.

Bagian 3
Saat memanjati akar-akar pohon, Yō dan yang lainnya menemukan anggota-anggota [One Horn] dan [Five Claws] sedang berada dalam keadaan kacau dan formasinya dalam keadaan setengah hancur. Sekalipun belum lama berselang sejak dentang bel peringatn, mereka mau tidak mau penasaran apakah yang telah terjadi sampai menyebabkan hal ini dalam waktu singkat.
Tepat saat mereka panik, Gry turun dari langit sambil menimbulkan angin ribut. Dia pasti telah melewati pertempuran yang sangat sengit karena sayap-sayap yang dibanggakannya berantakan setelah terlibat dalam pertempuran dan kaki belakangnya terkena luka parah karena pedang.
Gry yang telah mendarat di sebelah Yō terlihat pucat dan dia membuka mulutnya yang gemetar:
"Yō! Waktu yang tepat! Sekarang, bawa teman-temanmu dan pergilah melarikan diri secepatnya!"
"EH?"
"Mereka memiliki seekor monster dalam kumpulan mereka! Mereka ini sama sekali berada pada level berbeda dibandingkan dengan yang kita hadapi sebelumnya! Kalau begini, kita pasti akan dihancurkan! Tolong cepatlah segera ke Sisi Timur dan minta Shiroyasha-sama untuk menyediakan bantuan!"
Tepat saat Gry masih berteriak dengan risau, suara dari instrumen berdawai yang dipetik terdengar kembali.
Yō yang memiliki kesan terhadap suara tersebut tiba-tiba mengangkat kepalanya.
[Nada ini……Ini sama dengan saat berkabut itu!"]
Sekalipun Yō mengingat situasi dari pertarungan sebelumnya, pihak lain tidak sebaik itu memberinya waktu untuk menyampaikan informasinya.
Suara dari instrument bersenar yang dimainkan dan dipetik terus terdengar susul menyusul dan para rekan di garis depan berjatuhan dengan setiap suara dari notnya. Bahkan Yō dan yang lainnya yang berada jauh dari sumber suara, mereka juga berjuang untuk mempertahankan kesadarannya.
"Ini adalah orang itu! Prajurit yang bertugas jaga kesadarannya telah dicuri oleh suara dari harpa itu, membuat pasukan lainnya dua kali lipat sukses dalam melakukan serangan kejut mereka! Meskipun garis depan bertahan dengan bantuan dari ksatria bertopeng, siapa yang tahu akan bertahan berapa lama……."
Yō dan Kuro Usagi membantu menerjemahkan berita menyedihkan dan menyakitkan Gry.
Saat mendengar kata-kata itu, Jack dengan segera membuka mulutnya dengan terkejut:
"Seorang ksatria bertopeng? Mungkinkah…Mungkinkah Faceless yang itu juga telah bergabung dalam pertempuran?"
"Hei……Jack-san, sepertinya segalanya tidak berjalan begitu bagus untuk kita? Kalau orang itu menemui semacam kecelakaan, [Queen Halloween] tidak akan duduk diam begitu saja! Kita harus segera membantunya!"
Jack menyulut karung goninya dengan memanggil sebentuk bola api neraka yang besar, sementara Ayesha melompat ke atasnya, Jack bertransformasi saat mereka bergegas menuju ke garis depan. Yō dan yang lainnya yang tertinggal di belakang bertukar pandang bertanya-tanya pada Gry sekali lagi, ingin tahu lebih banyak informasi mengenai situasi saat ini.
"Bahkan orang bertopeng tersebut tidak dapat menang melawan Titan yang yang memainkan harpa itu?"
"Lebih tepat mengatakannya bahwa situasinya sangat sulit, itu menghalanginya untuk melakukannya. Semakin dekat dengan suara, semakin kuat efeknya padamu. Bahkan kekuatan sebenarnya Sala-sama sepertinya tertahan oleh suara tersebut di pertempuran kemarin. Dinilai dari hal tersebut di atas, benda tersebut pastilah sebuah Gift setidaknya sekelas Dewa."
"Kelas Dewa……Kalau begitu bagaimana dengan para Titan bertopeng dan Titan yang memainkan harpa? Bagaimana situasi mereka?"
"Mereka tadinya bersama-sama di pertempuran, tapi si pemain harpa sudah menghilang. Ksatria bertopeng sekarang sedang bertahan dengan menahan suara permainan musik itu sambil melanjutkan bertarung……Dan, pemilik dari harpa itu bukanlah seorang Titan."
"Eh?"
"Tinggi orang itu kira-kira setinggi kalian. Dia adalah seorang manusia yang mengenakan kain panjang yang membungkus untuk menutupi wajah. Menilai dari bagaimana suku Titan itu sepertinya mengikuti instruksi dari orang itu, orang ini mungkin adalah komandannya."
Gry sepertinya mengeluarkan suara geraman rendah. Dan pada saat itu, suku Titan melanjutkan untuk menyerang dalam gelombang-gelombang.
Suara dari raungan-raungan para Titan dan jeritan kematian para Eudemon terjalin bersama dan dapat terdengar dari tempat mereka berdiri.
"…….Dan bukan hanya orang itu saja. Memeriksa dari langit, jumlah dari suku Titan itu lebih dari lima ratus dan adalah sebuah pasukan besar yang tidak pernag muncul sebelumnya. Dan karena [One Horn] dan [Five Claws] yang bertanggung jawab untuk garis depan telah memasuki keadaan dihancurkan, maka……"
"……Uu……"
Setelah mengetahui bahwa situasinya jauh lebih buruk daripada yang mereka pikir, Yō untuk sesaat kehilangan kata-kata. Dia, yang bahkan tidak dapat melakukan apapun melawan satu Titan, tidak dapat memikirkan rencana yang lebih baik. Sekalipun jika dia membantu menerjemahkan, isinya begitu membosankan sampai dia tidak tahu harus memulainya darimana.
Karena itulah, Kuro Usagi membantu menyampaikan situasi tersebut pada Jin dan Asuka. Saat itu jugalah Jin mengambil satu langkah maju dan mengatakan satu kalimat yang membuat semua orang merasa terkejut:
"Tidak masalah. Aku ada sebuah ide."
"……Eh?"
"Belum lama ini, aku baru saja menerima Gift yang dikirimkan oleh [Thousand Eyes]. Jika Titan adalah keturunan dari Celtic, gift milikku ini seharusnya dapat menyebabkan barisan musuh menjadi kebingungan untuk jangka waktu pendek."
"Be…Benarkah?"
"Ya……Tapi tidak cukup hanya dengan itu. Kalau kita tidak menyingkirkan pemain harpa yang memimpin pasukan itu, hanya akan menyebabkan situasi berlanjut tanpa henti. Jadi, untuk mencegah si perapal sihir untuk melarikan diri……Yō-san, kami perlu kekuatanmu. Maukah kau meminjamkan kepada kami kekuatanmu itu?"
Jin melihat ke arah Yō.
Yō mengerjapkan matanya dengan terkejut tapi dengan segera mengeryitkan alisnya.
"……Apakah itu berarti kau mencoba menawarkan tugas terpenting padaku?"
"Tidak. Kalau prediksiku benar, maka kita akan menemui situasi di mana kami akan memerlukan kekuatan Yō-san. Dan itu adalah sebuah tugas yang hanya kau yang dapat mengerjakannya."
Tanpa berkedip, Jin menatap balik Yō. Di bawah tatapan tersebut, pikiran-pikiran curiga bahwa Jin memberikan tugas padanya karena kasihan juga lenyap.
"……Aku mengerti. Katakan padaku tentang rencananya."

Bagian 4
—Mereka berdua menggunakan bagian belakang bangunan sebagai tempat pijakan dan melompat menjauhi satu sama lain.
Dalam sekejap, bangunan yang tadinya digunakan sebagai tempat pijakan mereka meledak menjadi serpihan-serpihan karena dampaknya.
Di bawah pijakan kuat kaki-kaki mereka, bangunan terakhir juga meledak dan diikuti dengan sejumlah besar debu serta asap yang melayang dari reruntuhan, bangunan itu mulai perlahan-lahan ambruk.
Meskipun Izayoi dan [Baron Croix] terengah-engah berat, tidak ada tanda luka gores sedikit pun pada mereka.
Di satu sisi, adalah Izayoi yang semua serangan yang mengarah padanya berubah menjadi tidak efektif, dan di sisi lain, adalah seorang dewa yang dapat pulih dan beregenerasi dengan kecepatan tinggi, tidak peduli luka apapun yang dideritanya.
Pertarungan antara mereka berdua telah berkembang menjadi semakin sengit tapi sebaliknya, situasinya telah menurun menjadi semacam efek jungkat-jungkit5. Menarik topi bundarnya, [Baron Croix] melihat sekeliling ke puing-puing di sekitarnya dengan ekspresi kebingungan.
"Wah, wah. Tadinya, ini adalah sebuah panggung yang kupisahkan dari bagian alamku yang kuciptakan, tapi aku tidak berpikir bahwa ini akan dengan mudah menjadi hancur begitu saja dengan beberapa pertukaran serangan. Kalau dipikir-pikir lagi, apa-apaan dengan tubuhmu itu? Kenapa kau masih berdiri dan menendang saat aku sudah meletakkan sebuah kutukan kematian padamu?"
"Pertanyaan bagus. Aku ingin mengetahui jawabannya juga."
Izayoi membalas dengan ringan. Tapi sebenarnya, dialah yang lebih terkejut tentang kutukan kematian yang memantul darinya.
Akan tetapi, dalam nada bicaranya, semangat yang tadinya dia miliki telah menghilang.
Berhasrat untuk membuat permainan memanas sekali lagi, seorang [Baron Croix] yang sangat terkejut, mengusulkan sebuah saran:
"Jadi? Tetap berada di tempat puing-puing berserakan seperti ini seharusnya tidak akan membuatmu merasa termotivasi 'kan? Kalau kau mau, aku bisa membentuk sebuah panggung dan kali ini aku bahkan dapat menambahkan sebuah sentuhan kreativitas padanya dengan membuat sebuah panggung yang memiliki pegunungan besar dan lembah-lembah dan bahkan pemandangan Neraka yang lebih luas……"
"Tidak. Ini cukup."
—Apa? [Baron Croix] menutup mulutnya dengan terkejut.
Izayoi melirik jam tangannya sebelum menutup mata saat memiringkan kepalanya ke langit.
"17.58…….Baron Croix, waktunya hampir habis. Meskipun aku mungkin tidak merasa puas karena tidak dapat mengalahkanmu sepenuhnya, aku tidak berpikir kalau aku memerlukan rintangan tambahan lainnya."
"……Oh? Kau puas?"
"Kau dengar 'kan kalau aku bilang aku tidak puas dengan ini tadi?! Bisa tidak kau dengarkan perkataan orang lain dengan benar?"
Izayoi mendecakkan lidahnya dengan kasar tapi dia tidak merasa sama sekali tidak puas dalam hatinya.
Membentangkan lengannya, dia dengan hati-hati memikirkan dengan seksama semua hal yang telah dia alami hari ini.
"……Kau adalah dewa Kehidupan dan Kematian. Memiliki kekuatan dewa untuk memberikan kematian dan mampu untuk membangkitkan yang mati. Bahkan istilah zombie yang dunia ketahui, sumbernya berkaitan denganmu 'kan?"
"Wah, wah. Tentang itu……pengetahuanmu sangat luas. Kau benar sekali soal itu."
"Dengan kata lain, kau yakin bahwa sekalipun aku kalah dalam game ini dan menyebabkan kematian bagi bocah-bocah itu, kau hanya perlu membangkitkan mereka, benar 'kan?"
"……Nn. Aku tidak akan menyangkalnya."
"Tapi bukan itu yang membuatku merasa tidak nyaman……Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dengan mudah dibunuh dengan sebuah tebasan, pukulan, atau tembakan peluru. Dan tepatnya karena hal itu, aku harus mengendalikan tindakanku. Lalu kemudian kau datang mengatakan padaku bahwa sekalipun mereka dipotong, dipukul atau ditembak mati, mereka masih dapat bangkit kembali? Hmph! Kalau kau membiarkanku melihat langsung urutan sampah semacam itu,  hal tersebut hanya akan membuatku kurang dapat menahan diriku sendiri mulai hari ini ke depannya."
Jadi, sudah cukup.
 Mendengar Izayoi dengan nada suara yang seperti deklarasi kemenangan sebelum melarikan diri, [Baron Croix] bahkan tidak repot-repot menyembunyikan rasa kecewanya saat dia secara terang-terangan mengolok-olok Izayoi.
"Wah, wah……kontrol apanya? Jelas kau seharusnya tidak mengatakan pernyataan semacam itu. Sumber dari keinginan seseorang untuk bertahan hidup hanya muncul dari pencarian kesenangan dan untuk orang-orang seperti kita yang merupakan contoh dari gaya hidup hedonis, bukankah itu adalah bagian paling penting dari hidup kita seharusnya tidak pernah kita lepaskan? Terlebih lagi, pelajaran pertama dari Canaria seharusnya sudah mengajarimu untuk [Hadapi perasaanmu dengan jujur], apa aku salah?"
"……"
Izayoi tidak menyangkal itu dan dia hanya menutup matanya.
Setelah itu, dia memiringkan kepalanya ke langit yang terkunci di atas dan merentangkan lengannya.
"……Hmph! Jadi kau tidak benar-benar maha tahu seperti yang dikatakan legenda-legenda."
"Hm? Yah. Aku adalah dewa yang naik dari level seorang spirit, dan belum mencapai tingkat maha tahu."
"Oh, aku mengerti. Pantas saja kau tidak tahu makna sebenarnya dari perkataan Canaria."
"Apa?" [Baron Croix] sekarang kebingungan.
Izayoi menatapnya langsung sekali lagi dengan lengan masih tetap dalam posisi terentang untuk memberi isyarat pada puing-puing bangunan yang ambruk di sekitarnya.
"Lihatlah baik-baik bangunan-bangunan di sekitarmu yang telah kau buat menjadi hanya sekedar reruntuhan beton. Kalau aku sengaja mengamuk, hanya dalam hitungan menit aku dapat menyebabkan struktur masyarakat hancur. Dalam situasi semacam ini, bahkan tidak terpikirkan bagiku untuk mengamuk saat ini dan kemudian melepaskan rasa stressku. Dan saat menghadapi 'aku' yang seperti itu, kata-kata [Hadapi perasaanmu dengan jujur]  hanya bertindak sebagai cara untuk mengendalikanku dengan rantai."
"……"
"[Hadapi perasaanmu dengan jujur]—Itu benar. Orang itu akan selalu mengatakan perkataan yang sama padaku tidak peduli ke mana kami pergi. Bepergian denganku melintasi benua, berlayar melewati tujuh lautan, pergi untuk mengunjungi semua situs-situs Warisan Dunia untuk berbagi denganku perasaan terpesona dan menghargai tak terhitung banyaknya pengalaman—Dia menanamkan perasaan-perasaan itu padaku sehingga aku tidak akan pernah menghancurkan dunia."
Untuk mencegah Izayoi menghancurkan dunia dengan kekuatannya.
Canaria telah memanfaatkan metode ini dengan menunjukkan keindahan dunia untuk mengunci kekuatan Izayoi.
"……Nn, dan begitulah. Sekalipun itu sangat menarik, aku tidak memerlukan apapun yang mungkin menghancurkan kekang pada tubuhku. Karena tidak peduli apakkah itu besok atau lusa……Hidupku akan tetap berjalan di dunia ini."
Dan itu seharusnya dapat dianggap sebagai pengakuan kekalahan, 'kan? Izayoi menyunggingkan seulas senyuman miris saat dia melihat langit kembali.
[Baron Croix] di sisi lain sepertinya mengalami serangan tak terduga yang tidak berada dalam perkiraannya.
Sebuah tatapan lain muncul dari mata di balik kaca mata berbingkai tunggalnya untuk pertama kali dan Izayoi akhirnya merasa bahwa dia dilihat secara serius olehnya untuk pertama kalinya juga.
"……Izayoi-chan, apakah kau menyukai dunia ini?"
"Nn. Aku sangat menyukainya sampai ke titik dapat menerima kenyataan bahwa aku akan harus menjalaninya dengan cara yang membosankan seumur hidupku."
Izayoi memberikan balasan jawaban jujurnya dengan segera dan tidak ada rasa malu, segan, angkuh, berlebih-lebihan ataupun perasaan lain apapun yang terlihat di matanya.
Menghela nafas, [Baron Croix] menggunakan sebuah tangan untuk menekan topi bundarnya saat dia bergumam sendiri.
"……Benarkah? Canaria benar-benar membuat ekstremis tingkat tertinggi dari semuanya yaitu dirimu sendiri……untuk dapat beradaptasi dengan dunia ini."
"Ya, itu benar. Sakamaki Izayoi yang tadinya adalah mesin pembuat masalah sekarang menjadi seseorang yang dapat memimpin seorang dewa, [Baron Croix] yang selalu dievaluasi sebagai 'seseorang yang bijak', untuk dapat berdiri sebagai saksi janjiku untuk menjadi seseorang yang akan beradaptasi dengan norma-norma sosial. Sebagai kenang-kenangan, aku akan benar-benar berharap untuk menerima sebuah surat pengakuan darimu juga.
Izayoi tertawa terbahak-bahak. Walaupun itu adalah tawa yang bebas, pemilihan waktu tawanya membuatnya terdengar kosong.
Dan [Baron Croix] telah melihat menembus senyuman tersebut yang terlihat seperti sebuah topeng yang menyembunyikan hati yang telah tenggelam dalam kekecewaan.
Menarik topi bundarnya lebih rendah untuk menutupi wajahnya—dia mengangkat kepalanya setelah menetapkan tekadnya.
"—Tapi ini tidak bisa begitu, Izayoi-chan."
"Apa?"
"Aku baru saja menyadari makna sebenarnya dari permainan terakhir yang Canaria rencanakan untukmu dan aku baru saja mengerti bagaimana mengakhiri permainan ini! Segel yang Canaria tinggalkan padamu……sekalipun aku harus menggunakan metode terkasar, aku akan harus mencabiknya menjadi serpihan—!"
 Melepaskan topi bundarnya dan melemparkannya ke samping tanpa mempedulikannya, dia kemudian menunjuk ke arah pusat dari dunia bulat itu.
Detik berikutnya, dunia yang berbentuk bola itu mulai mengerang dan bergemuruh saat dia mulai menyusut dengan cepat.
Dunia tersegel ini tidak memiliki jalur melarikan diri dan Izayoi membuka mulutnya dengan keheranan.
"Apa…Apa yang sedang kau rencanakan?!"
"Aku sedang membuat miniatur dunia ini runtuh dan menyusut menjadi ketiadaan. Dengan begitu, tidak akan ada seorang Host dan juga seorang Partisipan! Kalau kau benar-benar ingin selamat, kau hanya dapat memilih untuk mengalahkanku atau dunia ini, karena tidak ada pilihan lain!"
[Baron Croix] menunjukkan tekadnya yang kuat.
Dan Izayoi merasakan rasa gelisahnya menggeliat ke sekujur tubuhnya.

Bagian 5
Yō mengikuti rencana operasi tersebut saat dia terbang menuju langit untuk menunggu sinyal dari Jin.
Pada ketinggian ratusan meter di atas tanah, dia bahkan lebih tinggi daripada titik tertinggi di area luas yang disebut [Underwood].
Menanjak ke posisi di mana dia tidak akan terlihat oleh musuh, dia menunggu saat keributan.
Dengan kemampuan penglihatan elang, Yō dapat melihat situasi di permukaan tanah dengan sangat jelas sementara begitu jauh untuk para Titan sadari dan menyerangnya juga.
[Untuk melancarkan serangan kejutan, ini seharusnya adalah posisi terbaik. Kalau rencana Jin untuk menyebabkan kebingungan benar-benar berhasil……]
Yō dalam diam menghitung waktunya saat dia mengawasi situasinya dari atas. Pada kesempatan biasa, tugas penting ini akan diserahkan pada Izayoi bukan? Tapi Izayoi tidak akan mempedulikan strategi serangan kejut tersebut karena dia akan menembus garis depan sambil memanfaatkan kesempatan yang disebabkan keributan tersebut.
Dan dia akan menyambar kemenangan dengan cara yang tidak akan ada seorang pun dapat menirunya dan pastinya akan tertawa terbahak-bahak "Wahaha!".
"……"
Kalau aku dapat merain tujuan ini……Bisakah aku seperti dia, tertawa lepas dengan bangga karena senang?
Berpikir demikian, Yō meletakkan tangannya di pinggang dan membusungkan dadanya yang kecil.
"—Wahahahahahahahahahahahahahahaha, Hmm, sepertinya tidak akan berhasil."
Karena begitu malu rasanya, lebih memalukan daripada yang dia bayangkan, dia menyerah di tengah jalan saat tertawa. Tidak peduli betapa bersemangatnya dia, dia tidak akan pernah bisa tertawa seperti itu.
Dan sekalipun Yō sendirian di tengah udara di mana tidak ada seorang pun berada di sekelilingnya, dia masih merasa malu dengan tindakan memalukan tersebut dan bersemu merah hingga ke telinganya. Tindakan yang tidak sesuai dengan karakternya sama sekali.
Mengubah suasana hatinya, dia kembali fokus pada pertempuran di bawah. Melayang di langit, hal tersebut memberinya pemandangan jelas dari para Eudemon yang sedang diserang satu demi satu oleh para Titan.
……Mungkin dia seharusnya memiliki kesempatan untuk berteman dengan para Eudemon itu.
Mencapai pemikiran tersebut, Yō merasakan sebuah rasa sedih yang menusuk.

Bagian 6
Selama saat itu, Jin dan yang lainnya mencoba yang terbaik untuk masuk ke tengah-tengah barisan musuh. Menunggang di punggung Gry, mereka berhasil tetap terbang dalam ketinggian yang rendah, menjalin melewati celah di antara para Titan saat mereka bergerak maju.
"Ngomong-ngomong soal itu, di mana penunggang Gry?"
"Dia telah terjatuh ke sungai di pertempuran sebelumnya dan tersapu arus."
"Um……Aku turut bersimpati."
"Tidak, itu bukan apa-apa. Kau tidak perlu khawatir! Penunggangku tidak selemah itu untuk mati seperti itu!"
Gry melengkungkan paruhnya saat dia tertawa. Saat ini, tali kekangnya berada di tangan Asuka.
Perkataan Asuka tidak terbatas hanya pada pengendalian kehendak pihak lainnya. Itu juga dapat mengeluarkan potensi sebenarnya dari orang lain tersebut.
Setelah menerima perintah [Terbang maju dengan cepat dan terampil]. Gry sekarang dengan mudah menghindar melewati pedang-pedang besar dan rantai-rantai suku Titan dan melaju cepat melintasi arena pertempuran. Mengenai keanggunannya yang tiba-tiba dalam posisi terbangnya dan kemampuan terbang membumbungnya yang lebih baik daripada biasanya, Gry sangat terkejut.
"Gift Asuka sangat mengagumkan! Aku merasa seakan meningkatkan level spirit dalam tubuhku sendiri!"
"Be……Benarkah?"
"Ya. Daripada mengatakan kau dapat mengeluarkan kekuatan potensial dari Gift, kau bisa mengatakannya juga bahwa kau dapat secara sementara meminjamkan level spiritmu untuk ditambahkan ke Gift yang ditargetkan. Bagaimanapun, jika itu hanya aku, aku pasti tidak akan dapat menemukan celah di antara Titan dan mengambil kesempatan itu untuk maju."
"Aku mengerti." Kuro Usagi menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Menurut teorinya, dapat dijelaskan kenapa sulit bagi Gift Asuka untuk digunakan pada musuh yang berada di atas level spiritnya. Dan dikatakan juga bahwa dia sebelumnya telah meningkatkan kemampuan atletik Jin.
[Tapi jika benar itu kasusnya……kemampuan Asuka daripada disebut sebagai Gift……lebih terlihat seperti—]
"Jin-chan! Cukup jarak segini?"
Asuka menekankan rambut panjangnya yang tersapu ke belakang oleh angin saat dia menanyakan konfirmasi dari Jin.
Meskipun Jin mungkin tegang sampai ke titik merasa kaku, dia berhasil memberikan beberapa anggukan kepalanya.
"Ya, karena kita sudah sampai sejauh ini ke barisan musuh—"
"Gahouhouhouhouhouhouhouhouhouhouhouhou—!"
Grup tersebut menghentikan kemajuan mereka dan segera mereka berhadapan dengan sebilah pedang besar yang datang ke arah mereka.
Akan tetapi, Kuro Usagi telah melompat dari punggung Gry dan menggunakan petir birunya yang muncul dari [Vajra Replica] untuk membakar Titan hingga garing.
"Jangan khawatir, Jin-bocchan! Kuro Usagi tidak akan pernah membiarkan satu Titan pun yang sedang mengamuk dan tak berhukum untuk mendekat! Sekarang adalah saat terbaik untuk menggunakan Gift yang kau warisi—[Genier Contractor]!"
Suara Kuro Usagi bergema di medan pertempuran.
Seakan seperti sebuah balasan terhadap seruan penyemangat dari Kuro Usagi, Jin mengangkat tangan kanannya yang mengenakan cincin dari [Grimm Grimoire Hamelin] ke atas udara.
"Di bawah sumpah sebagai [bawahan]ku, muncullah sekali lagi di dunia ini—[God of Black Death]!"
Saat berikutnya, sebuah gelombang angin berwarna hitam legam menyapu liar ke arena pertempuran.
Angin hitam jahat yang terlihat menggeliat seperti makhluk hidup dan kelihatan memiliki tubuh nyata sendiri telah menyapu melintasi seluruh medan pertempuran dalam sekejap mata. Susunan melingkar di tengah-tengah pemanggilan memiliki sebuah bendera yang menggambarkan seorang badut yang sedang bermain seruling dan itu menyebabkan gelombang-gelombang angin hitam membeku dan memampat di pusatnya.
Segera kemudian, angin hitam yang perlahan-lahan mengambil bentuk sosok manusia itu melepaskan semua gas yang telah termampat sebelumnya dan menyebabkan sebuah ledakan.
Di dalam ledakan itu, gemerlapan cahaya hitam dan putih dapat terlihat di pusatnya dan sesosok figur manusia dapat terlihat di tengah-tengah cahaya itu—

"Ke mana kau lari, SHIROYASHA~~~~!"

— tiba-tiba meraungkan nama dewa yang benar-benar bodoh dan sembrono dalam pekerjaannya, tapi tetap sama sekali tidak berkaitan dengan perang tersebut, dalam kemarahan.
Dan setelah itu, dia menyerang hanya sekali dan mengalahkan seratus Titan dalam sekali napas.
Asuka kebingungan untuk sesaat tapi dia dengan segera menyadari siapa itu yang dipanggil Jin.
"Tunggu…tunggu sebentar! Gift yang baru adalah [Black Death Demon Lord]?"
"YES! Meskipun dia tidak lagi memiliki identitas sebagai seorang Dewa setelah dipisahkan dari Grimoire of Hamelin, dia tetap saja tidak diragukan lagi adalah kekuatan tempur hebat yang diakui!"
"Sebagai tambahan, dia—Percher memiliki kemampuan untuk memanipulasi kekuatan Black Death! Jika legendanya benar, kekuatannya seharusnya sangat efektif melawan Titan dari Celtic!"
Itu benar. Ini adalah bagian dari maksud Jin.
—Dalam mitologi Celtic, juga tercatat anekdot dari suku Titan.
Dan di antaranya ada catatan bernama [Myths of Danu] yang mencatat tentang bagaimana munculnya sebuah ungkapan yang mengatakan [Suku Titan lainnya didominasi karena seseorang yang dapat dimanipulasi oleh Black Death] saat pertempuran suku-suku Titan.
[Mengendalikan penyembuhan dari gejala yang tak dikenal]—Itu bisa dikatakan sebagai metode terkuat dan terjahat untuk mendominasi suku-suku lainnya.
Tidak melupakan fakta bahwa Percher didukung oleh 80 juta jiwa yang membantunya selain manipulasi Black Death-nya.
Jin berencana untuk mengikuti legenda tersebut dan memanfaatkan kekuatan Percher untuk mengacau di antara para Titan, tapi—
"Keluarlah sekarang! Muncul sekarang juga! Perlihatkan muka segera, SHIROYASHA! Beraninya kau membuatku, mantan Raja Iblis untuk mengenakan kostum secabul dan memalukan seperti ini!"
"Gahouhouhouhouhouhouhouhouhouhouhouhou—!"
"Tutup mulut kalian! Dasar sampah tidak berguna!"
Percher melambaikan sebelah lengan saat dia menjawab dengan marah dan sebuah gelombang kejut yang dipenuhi dengan suara-suara kebencian dilepaskan, menyapu para Titan di permukaan tanah. Pada saat itu, angin hitam di sekelilingnya kelihatan menipis sedikit dan sosok Percher muncul di hadapan mereka.

Meskipun itu hanya sesaat, tapi pada saat yang sama, itu menyebabkan Jin, Asuka, dan Kuro Usagi mulai meragukan mata mereka.
"……Itu kostum pelayan 'kan?"
"……Itu sudah jelas kostum pelayan yang punya banyak renda."
"Shiroyasha-sama……"
Kuro Usagi telah berlinangan air mata saat dia mengasihani kesulitan Percher. Dia pasti telah menyadari alasan ledakan kemurkaan Percher yang membuatnya dalam keadaan menggila seperti ini.
Sekalipun dalam sekali lirik itu mungkin adalah serangan dalam kebingungan yang acak dan tanpa sasaran jelas, tapi dalam kenyataannya, [Subordination] sepertinya berlangsung dengan sangat lancar.
Buktinya dapat terlihat dari bagaimana anggota [Draco Greif] yang masih dapat melanjutkan bertarung tanpa menderita cedera saat Gelombang Angin Hitam menyentuh mereka.
Sebagai perbandingan, para Titan yang menerima serangan langsung, mulai nampak bercak-bercak hitam dan putih pada tubuh mereka dan berjatuhan satu sama lain.
—Gift [Genier Contractor] Jin, adalah tipe Gift yang dapat menyebabkan bangsa Fae6 menjadi bawahannya dan sekaligus memerintahkan tugas pada mereka untuk dilakukan.
Perbedaannya dengan Gift Asuka adalah [Genier Contractor] hanya dapat digunakan pada tipe ras spesifik untuk efektif, dan dia tidak akan dapat diaktifkan jika tidak ada sebuah kontrak dengan Fae sebelumnya. Akan tetapi, hal tersebut masih dapat berpengaruh kecil pada spirit alam.
Sebagai contoh, manipulasi spirit api untuk memancarkan api (lidah api).
Manipulasi spirit angin untuk membentuk (sedikit) angin.
Manipulasi spirit air untuk membuat (uap) air, dll. Kau dapat mengatakan bahwa ini memiliki sangat banyak sisi darinya.
Ketika dibarengi dengan sebuah kontrak yang lengkap, kontrol atas Fae dapat meningkat.
Bahkan sekalipun berhasil membuat Raja Iblis menjadi seorang bawahan, jika pemiliknya tidak dewasa seperti Laius dari [Perseus], kekuatan dari Raja Iblis akan sangat melemah. Akan tetapi, jika seseorang memiliki Gift [Genier Contractor] ini, tidak masalah dengan seberapa rendah level spirit orang tersebut selama mereka masih dapat sepenuhnya mendominasi lainnya sekalipun lawannya adalah seorang Raja Iblis.
Percher yang berang dengan sukses menembus barisan Titan dan memusnahkan musuh satu per satu.
Dan kemudian muncullah hal yang mereka perkirakan. Suara dari senar harpa yang sedang dipetik. Mirip dengan pertempuran sebelumnya, kabut tebal mulai turun ke area sekitar dan sepenuhnya merampas daya penglihatan dari semua orang.
Jin dan yang lainnya menghela nafas lega saat mereka melihat situasi pertempuran berkembang ke arah usaha dan perkiraan mereka. Dan setelah itu, mereka melihat ke langit seakan mereka mengucapkan doa mereka pada langit
"Yō-san……Sekarang tergantung dirimu."

Bagian 7
Setelah kabutnya muncul, Yō dengan erat mencengkeram kalungnya saat dia berkonsentrasi pada penglihatannya ke bawah.
Memperkuat telinganya dan mengeluarkan gelombang suara ultrasonik seperti sebuah sistem sonar, dia mencari-cari sumber dari posisi harpa tersebut.
[Kabut ini dapat membingungkan penglihatan, penciuman dan pendengaran tapi karena sumbernya masihlah suara, seharusnya mungkin untuk menyelidiki posisinya pihak tersebut secara tepat dengan metode ini.]
Ya, dan itu adalah metode mengintai yang bisa dilakukan oleh Yō. Sekalipun perkiraan jaraknya dihalangi dengan menyebabkan kesalahan dalam memperkirakan, hal ini masih mungkin untuk dengan tepat menentukan lokasi musuh dari banyak gelombang suara yang saling bertabrakan.
Jika ada masalah berkaitan dengan rencanan ini, itu hanyalah tentang jarak Yō yang terlalu jauh dari permukaan tanah dan dia masih harus melakukan penyesuaian dengan posisinya.
[……Ketemu!]
Merasakan targetnya, Yō melepaskan kekuatan [Genome Tree], terlihat menjadi sebuah meteor saat dia jatuh langsung ke bawah. Dengan presisi yang seperti seutas benang yang melewati lubang jarum, dia jatuh menuju sumber dari suara harpa tersebut.
Di lengan seorang musuh yang jubahnya menutupi wajah, berdiri [Golden Harp] yang memiliki kekuatan Dewa dalam kelimpahan dan kontrol cuaca.
Sekalipun dia tidak dapat mengalahkan lawan, selama dia dapat menjauhkan harpa tersebut dari musuh……
"Dan itu sekarang—!"
Menembus kabut, Yō mulai terbang ke bawah. Saat musuh yang meloloskan diri akhirnya menyadari kehadiran tiba-tiba dari suatu tempat di luar batasan penglihatan, dia atau dia mungkin telah kebingungan? Tapi bagaimanapun juga, Yō telah melakukan manuver terampil yang membuatnya terlihat seperti sedang menari di udara untuk mengambil [Golden Harp] dari tangan musuh.
Sebelum musuh dapat bereaksi dengan menyerang, Yō telah melarikan diri ke langit dengan tanda kemenangan dipeluk erat lengannya.
Pada saat yang sama—Hasil dari pertempuran antara [Underwood] dan para Titan telah ditentukan.

Bagian 8
Selama selang waktu itu, dunia yang seperti bola tersebut terus mengerut sambil berbunyi melengking dan bergemuruh. Dan dunia tersebut menjadi semakin mengecil.
Bumi yang saling menekan mengeluarkan suara yang mirip dengan raungan bumi. Potongan-potongan besar yang bertindak mirip dengan lempeng benua saat mereka terlipat dan akhirnya tertelan sepenuhnya.
Izayoi telah kembali tenang namun dia masih belum dapat menerka niat sebenarnya dari [Baron Croix] dan hanya dapat menatapnya sambil meraung rendah.
"……Baron Croix, apa tujuanmu?! Kalau terus seperti ini, bahkan kau sendiri akan……"
"Itu benar! Sakamaki Izayoi! Begitu dunia antara kehidupan dan kematian tertutup, maka tidak akan ada jalan lain untuk kita melarikan diri! Kita berdua akan berakhir di retakan dunia yang terlupakan! Kalau kau benar-benar beniat untuk diselamatkan, kau hanya dapat bergantung pada kekuatanmu untuk merobek dunia ini!"
[Baron Croix] merentangkan lengannya saat dia memberikan pidato dramatis pada Izayoi.
Izayoi dengan kasar mendecakkan lidah dan menaikkan tinjunya tinggi. Mengumpulkan semua kekuatan dari ujung kecil jarinya ke ujung-ujung kelima jarinya, dia menambahkan tenaga putaran dari rotasi pinggulnya untuk melancarkan serangannya dengan sebuah tinju.
Puing-puing baja dan sement yang terkubur di bawah reruntuhan mulai membentuk sebuah kawah besar karena panas dan kekuatan tinju Izayoi yang merusak. Meskipun kawah ini seperti sebuah danau yang kering, dengan segera kawah ini tertelan oleh tanah yang menyusut dan membuatnya menghilang tanpa jejak.
"Kekuatanmu sepenuhnya seharusnya tidak hanya segitu, 'kan?! Sakamaki Izayoi! Kau berencana untuk bergabung dengan Canaria di Taman Kematian?! Itu seharusnya bukanlah keinginanmu kalau kau tidak ingin mati, biarkan aku melihat dunia yang belum diketahui!"
"Uu!"
Zraat!
Zraat!
Tanah yang seperti terburu-buru menyusut mengeluarkan suara berderak saat puing-puing bertubrukan dan tidak lama kemudian penyusutan itu menyebabkan ketinggian menjadi berkurang, bahkan gunungan puing dari atas hampir menyentuh gunungan puing di bawah.
Dalam sekejap mata, langit kehilangan ketinggiannya dan sepertinya berada di ambang penurunan.
Meskipun Izayoi telah mengayunkan tinjunya beberapa kali, tingkat penghancurannya masih belum dapat menembus dunia tersegel ini.
"Apakah kau melihatnya?! Kalau kau kalah seperti ini, anak-anak tersebut juga akan mati! Apa kau tidak masalah dengan hal itu?"
"—Uu……Dasar megane brengsek!"
Izayoi mengetatkan giginya dengan kekuatan yang mungkin dapat menghancurkan gerahamnya, saat dia menaikkan kecepata ayunan pukulan dari kedua tangannya.
Lagi dan lagi dia terus melakukannya sampai tinjunya akhirnya berdarah karena banyaknya retakan.
[Baron Croix] juga sepertinya kehilangan kesabarannya pada akhirnya dan dia berteriak lantang:
"Dasar bodoh! Dengan sebuah pukulan yang bahkan tidak dapat menghancurkan bintang-bintang, bagaimana bisa kau mengira dapat menembus [Guniee] ini?!"
"Lalu, apa yang kau ingin aku lakukan?! Dasar megane brengsek!"
"Seperti yang kukatakan tadi! Gunakan sebuah pukulan yang dapat menghancurkan bintang! Selama kau menggunakan Gift-mu, meninggalkan tempat ini seharusnya bukanlah masalah untukmu!"
Mendengar permintaan gila tersebut dan istilah yang aneh itu, Izayoi terpana.
"……Gift?"
"Benar! Kekuatan yang saat ini kau miliki hanya berada di lapisan atas saat dalam keadaan sepenuhnya!"
Mendengar saran [Baron Croix], Izayoi menatap kedua tangannya.
"Kau bilang kekuatanku hanya berada di lapisan atas?"
"Itu benar! Selama kau menggunakan kekuatan yang tertidur dalam tubuhmu, kau pasti akan dapat merobek [Guniee] ini!"
Mendapatkan tatapan optimis dari perubahan sikap Izayoi, sebuah senyum tipis bermain di bibir [Baron Croix] saat dia merentangkan lengannya, terlihat berniat mengejek.
"……Sudah kukatakan sebelumnya. Biarkan aku melihat sendiri hal yang tak diketahui yang sebenarnya. Dan kau seharusnya sudah menyadari ini. Bahwa kau, Sakamaki Izayoi, adalah yang paling misterius dari segala sesuatu yang di dunia ini. Baiklah kalau begitu, kalau kau tidak menggunakan keajaiban yang tersembunyi di bagian terdalam dirimu di [Guniee] ini……kau akan kehilangan kesempatan itu untuk selamanya!"
"……"
Meskipun Izayoi sudah berkeringat dingin, suasana hatinya terpompa sekali lagi.
—Selain tangisan pertama yang dia miliki saat dia dilahirkan ke dunia, dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menggunakan kekuatannya dengan sepenuhnya. Bagi Izayoi, dunia saat ini bagaikan tempat perlindungan yang rapuh dan bagaikan mimpi baginya.
Akan tetapi, dia sekarang dikatakan oleh orang lain bahwa dia dapat menggunakan kekuatan penuhnya tanpa harus menahan diri, dan bahkan mengatakan padanya untuk menggunakan kekuatan yang tertidur dalam dirinya yang bahkan Izayoi sendiri tidak mengetahuinya.
[Sebuah kekuatan yang tertidur dalam tubuhnya……]
Izayoi merasakan perasaannya membumbung tinggi di dalam dadanya dan tanpa sadar mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. Dan itu dikarenakan gerakan alamiah tubuhnya yang dia sadari.
Untuk mengeluarkan kekuatan tersebut dari dalam dirinya, Sakamaki Izayoi, ini adalah posisi yang terbaik.
"Seperti itu……Kau masih belum bisa memanfaatkan Gift-mu sendiri, ya? Kalau begitu ayunkan saja tinjumu mati-matian untuk saat ini."
[Baron Croix] merentangkan lengannya saat jas buntutnya berkibar di belakangnya dengan hembusan angin sementara dia melanjutkan mengolok-olok tindakan Izayoi.
"Terima ini……Baron Croix!"
Pada saat itu, seberkas cahaya muncul dari tangan Izayoi yang merobek menembus Langit dan Bumi. Berkas cahaya ini dengan mudah menembus cangkang dunia ini yang masih menyusut dan terlihat seperti pilar yang menyokong dunia yang terus bergerak menjelang kehancurannya.
Membuka melewati dunia terkunci yang bergerak menuju jalan penghancuran diri sendiri, Izayoi keluar dari Dunia antara Hidup dan Mati.

Translator Note:
1.           [Baron Croix] : adalah sebuah istilah yang diberikan di novel ini. Perhatikan bahwa si penulis senang bermain-main dengan nama-nama karena nama yang sebenarnya memiliki kekuatan, termasuk nama tokoh kali ini.
2.         Loa : sebuah istilah dalam bahasa Vodu Haiti. Sebuah sinkretisme agama yang dipraktikkan di Haiti.
3.           Guniee : Dunia para dewa
4.           Megane : Bahasa Jepang untuk kacamata
5.    Efek jungkat-jungkit : Ini mungkin terdengar seperti ilmu ekonomi, tapi dalam novel ini berarti bahwa hal tersebut memiliki hubungan berkebalikan. Ketegangan meningkat <-> Kesenangan menurun, karena kenyataan bahwa tidak seorang pun yang sepertinya menang.
6.          Fae : kadang-kadang, dalam teks ini berarti para peri, tapi juga bisa berarti spirit, elf, dan banyak lagi…