RAKUDAI KISHI NO EIYUU-TAN
JILID 1 BAB 3 BAGIAN 10
REBELLION

Bagian Sepuluh
Aku akan mengurus ikan-ikan kecil, jadi Ikki, tolong lumpuhkan bos monyet yang vulgar itu.
Ikki melakukan seperti yang dikatakan Arisuin. Dengan tebasan tak terlihat Raikou, dia memotong tangan kiri pencuri dosa Bischof ke udara, lalu membalik arah serangannya dia memotong tangan kanannya juga.
Setelah kedua tangan Bischof tak ada, ancamannya menjadi tidak berarti, walaupun semua luka tersebut tidak menghentikan mulut orang itu.
"Gaaaah! Ta-Tanganku! Bangsat―"
"Masih bersuara, hah?"
"Hii…!"
Tetapi Bischof menghentikan kata-katanya ketika dia melihat kemarahan di wajah Ikki.
"Walaupun terlihat buruk, aku menahan diri untukmu. Setelah yang kamu lakukan kepada Stella, aku tidak keberatan mengambil sepotong atau dua potong bagian tubuh yang lain. Bagaimana pun juga, dengan perawatan di dalam kapsul iPS, luka seberat itu tidak permanen."
Ikki merendahkan Bischof dengan mengalihkan pandangannya yang dingin, seperti menghindari memandang kotoran. Para sandra yang dia periksa tidak terluka, yang berarti gerakannya berhasil.
*Thump* Arisuin menepuk pundaknya.
"Kamu melakukannya, ya?"
"Alice. Apa kamu juga sudah selesai di sana?"
"Apa bisa aku bilang aku selesai? Mungkin sudah selesai? Perempuan itu cukup luar biasa, kurasa."
Ikki mengerutkan dahi mendengar kata-kata Arisuin yang tidak jelas, dan membalikkan badan―tetapi dia segera melihat apa yang dimaksud Arisuin. Prajurit Rebellion berjatuhan di sana-sini, tidak ada seorang pun yang masih berdiri. Di medan perang tersebut, dia hanya mampu melihat punggung seseorang.
"Stella…."
Dia adalah Crimson Princess dengan rambutnya yang berwarna merah berayun, tubuhnya tertutup oleh gaun api, dan tangannya menggenggam Lævateinn yang membara. Setelah mengalami serangan fatal dan direndahkan yang belom pernah dia alami sebelumnya, Stella masih bergerak lebih dahulu dan menjatuhkan setiap prajurit begitu cepat sehingga Arisuin tidak bisa melakukan bagiannya. Dia mengambil keputusan yang tepat dengan postur yang tenang, dan meskipun direndahkan seperti itu, dia tetap mengendalikan tenaganya. Ikki sependapat dengan pendapat Arisuin bahwa ini luar biasa, tetapi―
Arisuin mendorong pelan Ikki menuju Stella.
"Biar aku melaporkan ini kepada orang di luar."
"Terima kasih."
Dia seharusnya tidak perlu memaksakan diri melakukan itu!
"Stella!"
Ikki berlari menuju Stella, dan ketika dia membalik badannya menuju suara Ikki, memeluknya dengan erat.
"Ah! Hey, a-apa!?"
Stella kebingungan dan khawatir dipeluk tiba-tiba, tetapi Ikki tidak peduli. Sekarang, dia tahu dia mau melakukan ini, jadi dengan erat dia memeluk Stella, menutupi kulit Stella dengan tubuhnya. Kelihatannya hal itu menenangkan gadis pahlawan yang lembut itu.
"Maaf. Kalau saja aku datang dan menyelamatkanmu lebih cepat… maka kamu tidak akan dipermalukan seperti ini."
"Ikki…!"
Apakah perasaan Ikki tersampaikan atau tidak, Stella membiarkan tubuh kecilnya yang gemetaran ke dalam pelukan Ikki. Ikki berusaha tidak melihat ekspresi Stella, tetapi pelukannya tetap erat.
Tidak lama setelah itu, Shizuku memanggilnya.
"Onii-sama."
"Shizuku, terima kasih. Membuat perisai sangat membantu. Apa ada yang terluka?"
"Tentu saja tidak. Apa kamu pikir aku seceroboh itu?"
Terlihat marah, Shizuku mengulurkan baju Stella yang sebelumnya terletak di lantai kepada Stella.
"Aku mengambilnya untukmu. Aku harap kamu tidak berencana berdiri setengah telanjang lebih lama."
"Te-Terima kasih…. Aku terkejut kamu mau melakukan itu untukku."
"Tidak sopan. Bukankah kamu seharusnya berterima kasih aku membantumu setelah kamu dengan ceroboh berlari keluar?"
"Ooh…."
Memelototi Shizuku, tanpa sadar Stella mengalihkan pandangannya. Tetapi Shizuku―
"Tetapi… aku memiliki pandangan yang lebih baik tentang dirimu."
"Eh?"
"Aku tidak mampu menyelamatkan ibu dan anak itu, tetapi kamu mempertaruhkan nyawamu untuk orang lain yang sama sekali tidak kamu kenal."
"…A-Aku tidak berusaha terlihat baik. …Tetapi yah, bukankah bahaya kalau perisaimu tidak ada. Teknik itu benar-benar luar biasa…."
Mereka bersikap bermusuhan satu sama lain sampai sekarang, tetapi apakah dari penilaian yang jujur atau karena malu, pandangan Stella dan Shizuku lebih hangat dari biasanya, dan Ikki melihat mereka saling menerima satu sama lain.
Akan baik jika mereka dapat menggunakan kesempatan ini untuk menjadi lebih akrab.
"Ah, iya. Shizuku, kamu bisa menyembuhkan?"
"Tentu saja, tetapi… tidak, kamu tidak akan bilang kamu terluka?"
"Tidak, bukan aku, dia."
Ikki menunjuk Bischof. Pendarahan orang itu sangat parah, jadi mereka tidak bisa membiarkannya begitu saja, dan menyembuhkan luka dengan mengendalikan air adalah kemampuan khusus pengguna air berlevel tinggi.
"Kamu tidak perlu menyambungkan tangannya, cukup hentikan pendarahannya. Dia akan melawan dan merepotkan lagi kalau disambungkan."
"Aku paham, Onii-sama. Kamu tidak mau nyawa orang ini untuk hati nuranimu."
"Aku sudah membuatnya tidak berdaya, tetapi kita tetap harus waspada―"
"Jangaaaan bergeraaaakkk!!!"