OWARI NO SERAPH: ICHINOSE GUREN, 16-SAI NO CATASTROPHE
JILID 2 BAB 1
SINGA YANG MENYEMBUNYIKAN DIRINYA


Matahari, mulai semakin panas bersinar.
Hari-hari pertama musim panas.
“..........”
Guren melepas kancing baju seragamnya, hingga ke bagian dadanya, dengan rasa kesal.
“..... panas sekali, sih”
Ujarnya mengeluh kecil.
Tempat Guren berada saat ini adalah, lapangan latihan SMA Unggulan Shibuya.
Guren menatap ke langit seraya menyipitkan matanya, agar sinar matahari yang menyilaukan tidak menyengat pandangannya.
Kemudian, jauh di depan matanya, gadis cantik berambut merah dengan aura yang kuat menatapnya dengan sangat serius.
“Oi, kau ... kau pikir orang selevel kau ini punya waktu santai-santai untuk melihat ke sana kemari!”
Gadis dengan tatapan mata yang tajam, dan kulit yang putih. Tubuh yang ramping berbalut seragam model sailor.
Dia adalah Juujou Mito.
Dengan sangat cepat, dia memperpendek jaraknya dengan Guren. Kemudian,
“Ha!”
Bersamaan dengan suara teriakkan itu, dilayangkan tinjuan tangannya ke arah Guren.
Itu adalah sebuah tinjuan dengan kecepatan yang kemungkinan, tidak bisa dihindari oleh para siswa di sekolah itu.
Tentu saja, bagi Guren itu adalah sebuah tinjuan yang mudah sekali dihindarinya.
“..........”
Namun, Guren berpura-pura tidak melihat tinjuan itu.
“Eh? Apa?”
Guren berpura-pura tidak bisa menghindarinya.
Kemudian, kepalan tinju Mito, berhenti tepat sebelum menyentuh pipi Guren. Dengan bola matanya yang cantik, dia menatap tajam ke arah Guren, dan berkata.
“Apa-apaan itu? Kau ini sama sekali tidak bisa menghindarinya, ya, Guren. Apa benar, kau ini penerus keluarga Ichinose yang sangat diharapkan?”
Tanya Mito panjang lebar.
Guren menundukkan padangannya, menatap Mito yang lebih pendek darinya, dan berkata.
“Yah, begitulah. Kenapa memangnya?”
“Ya, ampun. Apa kau tidak berpikir bahwa orang-orang akan semakin membodoh-bodohi kalian, jika orang dengan kekuatan sepertimu itu menjadi pemimpin?”
Mendengar perkataan yang provokatif seperti itu dari Mito, Guren hanya melemaskan pundaknya, dan berkata.
“Aaah, karena itu juga, di Keluarga Ichinose pun, aku hanya menyusahkan. Aku ini adalah Tuan Muda bodoh yang bisa menjadi seorang pemimpin karena darah yang mengalir di tubuhku ini”
Dan semua itu adalah sebuah kebohongan.
Sebenarnya, sejak lahir Guren hidup didekati oleh seluruh anggota organisasi kepercayaan bernama Mikado no Tsukiyang dipimpin oleh Keluarga Ichinose. Dia menanggung beban menyebalkan sebagai yang diharapkan.
Sejak lahir, Guren hanya dianugerahi sedikit bakat ilmu sihir dan dianugerahi kekuatan fisik-------Guren menerima pendidikkan untuk mengembangkan bakat kekuatan fisiknya itu, hingga nantinya dia bisa menjadi sosok yang menghancurkan Mikado no Oniyang dipimpin  oleh Keluarga Hiiragi-----dan menerima pendidikan tentang bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang baik.
Meskipun begitu, Mikado no Oniyang dipimpin oleh Keluarga Hiiragi, tidak mengetahui sosok Guren. Itu karena dia disembunyikan mati-matian. Fakta bahwa pemimpin selanjutnya Keluarga Ichinose memiliki kemampuan yang tinggi, hingga kini pun tetap disembunyikan.
Tentu saja, bisa jadi meskipun hal itu tidak disembunyikan, orang-orang dari Keluarga Hiiragi tidaklah akan tertarik kepada Guren.
Mungkin saja mereka tidak tertarik dengan organisasi kepercayaan yang dikendalikan oleh Keluarga cabang yang kecil dan juga lemah.
Guren pun tertawa kecil mengejek dirinya sendiri. Mito yang menyaksikan itu berkata.
“Apa kau tahu, disebut apa orang yang masih bisa tertawa cengengesan meskipun dia diejek-ejek kalau dirinya itu lemah?”
“Entahlah”
“Disebut sampah, tahu”
Mendengar itu, Guren pun kembali tertawa dan membalas.
“Oh, jadi karena itu, setiap hari kalian memanggilku dengan sebutan seperti itu?”
 Mito pun kembali mengangkat kepalan tangannya, dan melayangkan tinjuan. Gerakannya tidaklah cepat. Namun, Guren lagi-lagi berpura-pura tidak bisa menghindarinya.
Tinjuan itu pun mendarat di bahu kiri Guren.
Rasa sakit pun menyebar dari bahu.
Guren ingin mencoba berpura-pura menunjukkan wajah meringis-ringis kesakitan. Tetapi dia berpikir, jangan-jangan jika dia sampai berpura-pura seperti itu, justru akan membuatnya ketahuan kalau itu hanya pura-pura saja? Dan Guren pun sedikit kebingungan.
Saat Guren merasa kebingungan itulah,
“.....lalu, kenapa kau tertawa! Apa kau tidak merasa sedih dan sesak karena diejek-ejek oleh semuanya?”
Guren tidak menjawab pertanyaan itu.
“.........”
Jujur saja, Guren tidak merasa sedih ataupun sesak.
Guren berpikir, memang sebenarnya, dirinya tidak mempunyai kekuatan yang sanggup untuk menghancurkan Hiiragi. Karena itu, memang pantas baginya untuk diejek.
Tentu saja, bisa dikatakan bahwa pemikiran Guren terlalu berlebihan. Tetapi, jika dia menunjukkan kekuatannya yang masih dalam tahap penyempurnaan, lalu mendapatkan pujian wah, kau kuat, ya! Kau kuat!, apa gunanya?
Mito berkata.
“Apa kau tidak berpikir bahwa setidaknya, kau ingin sedikit lebih kuat?”
“..........”
“Apa kau tidak berpikir bahwa setidaknya, kau akan berusaha agar mereka tidak lagi mengejekmu?”
“.........”
“Kau ini, apa kau masih bisa menyebut dirimu ini laki-laki?”
Teriak Mito penuh kekesalan.
Mendengar teriakan itu, gerakan dari murid-murid lain yang sedang berlatih di lapangan latihan itu pun terhenti.
Sebenarnya mereka bukan berhenti, melainkan melihat ke arah Guren dengan tertawa terkekeh-kekeh mengejek Guren.
Sejak Guren memasuki sekolah ini pada bulan April di mana tahun ajaran baru dimulai di Jepang, keadaannya sama sekali tidaklah berubah. Guren hanyalah sampah dari keluarga cabang yang rendah dan kotor.
Seharusnya, itulah kedudukan di mana Guren berada.
Tetapi, anak perempuan dari keluarga elit yang melayani Hiiragi, yaitu Mito, justru,
“.....nah, ayolah serius sedikit. Aku akan menjadi lawan berlatihmu, deh” ujarnya, mengatakan demikian.
Guren menatap Mito dengan wajah kebingungan, kemudian berpikir. Berpikir bahwa ternyata menyelamatkan nyawa Mito adalah sebuah kesalahan. Sebenarnya Guren bermaksud untuk berpura-pura bahwa itu hanyalah sebuah kebetulan semata. Namun, entah kenapa Mito menjadi merasa berhutang nyawa kepadanya, dan menjadi dekat-dekat kepadanya.
Guren lalu berkata.
“Oi, Mito”
Mito pun lalu mengangkat kepalan tangannya, disertai sedikit kekuatan, dan ditambah dengan senyum yang manis tergulir di bibirnya.
“Ah~ akhirnya kau menjadi bersemangat untuk—“
Namun, Guren menyelanya.
“Dari tadi kau itu benar-benar menyebalkan. Jangan-jangan kau ini jatuh cinta padaku, ya?”
Guren berkata demikian.
Mata Mito pun langsung terbelalak mendengar hal itu.
“A, a-a-a-a-a-a-a-apa yang kau katakan?”
Ekspresi wajahnya berubah menunjukkan kemarahan.
Guren lalu melanjutkan perkataannya.
“Kenapa? Salah, ya?”
“Tentu saja salah, kan! Tidak mungkin aku yang berasal dari keluarga elit Juujou jatuh cinta kepada orang dari Keluarga Ichinose yang hanya keluarga cabang—“
“Lalu, kenapa kau dekat-dekat kepadaku?”
“I-itu karena, setiap kali aku melihatmu, aku jadi merasa kesal!”
“Wah, kau ini benar-benar suka sekali mencampuri urusan orang, ya”
“Apa-apaan sikapmu i—“
Guren menyela perkataan Mito.
“Kau ini orang yang menjengkelkan, ya”
Mendengar itu Mito,
“Aa--?!”
Ekspresi wajah Mito langsung berubah menunjukkan rasa terkejut mendengar perkataan itu dari Guren. Mungkin saja itu juga ekspresi yang bercampur dengan rasa sedih, dan rasa kecewa.
Namun, tanpa memperdulikan ekspresi itu, Guren melanjutkan perkataannya.
“Aku ini sama sekali tidak pernah berpikir ingin menjadi kuat. Aku juga benci yang namanya ‘berusaha’. Karena itu, kau yang merupakan Nona jenius dari keluarga elit, bergaul saja sana, sama sesama orang jenius. Terserah kalian, kalau mau jadi kuat atau apalah itu. Kalau kau bergaul dengan sampah sepertiku, bisa-bisa nanti kau terkejar oleh lawan-lawanmu, lo?”
Mito menatap tajam ke arah Guren, mendengar perkataan itu, dan,
“.....oh, begitu, ya. Bodoh sekali aku, yang telah berharap kepadamu, ya”
“Ya, benar sekali”
“Karena Keluarga Ichinose yang merupakan sampah, tetaplah seorang sampah, ya”
“Kalau kau mengerti, maka jangan pedulikan a—“
Pada saat itulah, Mito melangkahkan kakinya maju mendekat, kemudian sekali lagi melayangkan tinjuannya. Tentu saja, Guren dapat melihat semua gerakan itu.
Namun, Guren tidak menghindarinya.
Tinjuan Mito melayang mengenai pipi kiri Guren.
“Urrgh”
Guren mengerang kesakitan, dan jatuh terpental ke belakang.
Mito yang berada di depannya berkata.
“.....aku sudah tidak lagi mau berbicara denganmu. Kau mengerti! Kau juga, jangan coba-coba mengajakku berbicara!”
Ujar Mito yang pergi berlalu dengan rasa marah.
Guren melihat Mito yang pergi meninggalkannya dengan termenung-menung. Kemudian,
“Aah~ .... merepotkan sekali, sih”
Dia lalu menghela nafas, dan menatap langit.
Lalu, ada lagi satu orang yang menyebalkan bagi Guren, yang diam-diam mengintipnya.
Teman sekelasnya, yang diselamatkan olehnya bersamaan dengan saat dia menyelamatkan Mito. Orang yang juga berasal dari keluarga elit.
Dia adalah Goshi Norito.
Dia juga orang yang menyebalkan bagi Guren. Tapi kini justru tertarik kepada Guren. Dan entah kenapa, Goshi pun menjadi dekat-dekat dengannya.
Goshi berkata.
“Ah~ ah~, kau kena marah, deh. Yang tadi itu memang kejam, lo, Guren”
Guren yang masih terbaring terjatuh menatap Goshi yang berdiri di hadapannya, dan membalas.
“Apanya yang kejam?”
“Cara bicaramu tadi. Selama setengah bulan ini, Mito-chan selalu berusaha dan memikirkanmu dengan caranya itu, agar kau yang sudah menyelamatkan nyawanya tidak terlalu ditindas. Apa kau tahu?”
“Itu, kan, bukan urusannya dia”
Goshi tertawa mendengar balasan Guren.
“Yah, aku setuju sama pendapatmu soal benci berusaha. Karena aku juga benci berusaha, jadi bisa dibilang aku tahu rasanya, sih~”
Guren menggerakkan tubuhnya yang masih terbaring terjatuh di tanah, ke posisi terduduk. Ia lantas mendengus kesal mendengar apa yang dinyatakan oleh Goshi.
“Hah! Orang yang benci berusaha, mana mungkin bisa jadi sekuat dirimu itu, kan?”
“Ah, tidak, tidak. Orang tuaku terus menerus memaksaku berusaha dengan berkata bahwa ‘kau ini, kan anak dari keluarga Goshi!’ Kurasa kau juga seperti itu, kan?”
Ujar Goshi kepada Guren sambil tertawa cengengesan.
Namun, Guren justru terlihat dongkol mendengar apa yang dikatakan Goshi.
“Lalu, apa kau mau bilang kalau berusaha, kita bisa begitu saja jadi kuat? Kau ini mengesalkan sekali, ya. Apa kau tidak tahu, ada juga orang biasa yang meskipun sudah berusaha tetap tidak menghasilkan apapun?”
Goshi lantas melihat Guren, dan berkata,
“Aaah, itu artinya, kau juga pernah mencoba berusaha, ya?”
“..........”
“Lalu, ternyata usahamu itu tidak menghasilkan apapun. Kemudian, kau berhenti berusaha. Lalu kau kabur dari kehidupanmu?”
Ujar Goshi yang ditujukan kepada Guren.
Apa yang dikatakan Goshi, separuhnya adalah benar dan separuhnya adalah salah.
Hingga sekarang pun Guren masih berusaha mati-matian. Guren masih terus berusaha keras hingga dia menderita. Namun, baginya, hingga kini hal itu tidak membuahkan hasil.
Dia tidak bisa menghancurkan Keluarga Hiiragi.
Dia juga tidak bisa menghentikan Gereja Hyakuya yang membuat Mahiru tergila-gila dengan kekuatan,
Dirinya yang saat ini tidak memiliki kekuatan, tidaklah bisa menyelamatkan siapapun.
Oleh karena itu, baginya usahanya memang lah tidak membuahkan hasil. Ditambah lagi, karena hal itu jugalah, dia sama sekali tidak pernah mempunyai pemikiran ke depan, untuk melarikan diri.
Namun, Guren sama sekali tidak punya perasaan yang menginginkan seseorang bisa memahami semua hal itu.
Goshi kemudian berkata.
“Tapi, yah, Guren .... Kalau kau melarikan diri, yang ada ke depan hanya penderitaan, kan?”
“Hahaha, pada akhirnya kau pun juga menasihatiku, ya? Membuatku merasa geli saja”
“Bukan, aku bukannya mau menasihatimu, sih”
“Kalian ini benar-benar menjengkelkan, tahu”
Goshi lagi-lagi tertawa.
“Haha. Yah, saat ini tanggapanmu memang seperti itu, sih .... Selain untuk membalas budi karena nyawaku diselamatkan olehmu ... kita juga berada di sekolah yang sama selama 3 tahun. Karena itu, saat kelulusan nanti, pasti ada saatnya, kau akan berterima kasih kepadaku ataupun Mito, karena sudah membuatmu mendapatkan sedikit kekuatan—“
“Kalau kau ingin membalas budi, maka jangan mengajakku bicara lagi. Karena aku tidak butuh teman ataupun kawan”
Goshi tertawa mendengar kata-kata penolakan dari Guren.
“.....haha, aku juga pernah mengalami masa-masa seperti itu. Kata-kata seperti ‘terlahir di keluarga terhormat’ juga  ‘kau harus menjadi kuat’. Jujur saja, pasti membosankan mendengar semua itu, ya?”
Ujar Goshi yang berkata seakan dia memahami Guren.
Mungkin saja Goshi punya masalah tersendiri, terkait dengan dirinya yang terlahir sebagai anak di keluarga elit terhormat. Namun, Guren terlihat sama sekali tidak tertarik dengan hal itu.
Karena itu, Guren menunjukkan wajah kesal mendengar perkataan Goshi.
Goshi kembali tertawa melihat ekspresi Guren.
“Yah, intinya ayo kita berusaha untuk bisa saling akrab. Kita ini, kan, teman satu kelas”
Goshi pun pergi meninggalkan Guren.
Guren melihat sosok Goshi yang berlalu pergi meninggalkannya. Setelah Goshi dan Mito pergi meninggalkannya dengan nasihat-nasihat dari mereka, murid-murid sekelas Guren yang lainnya mulai berkata kepadanya.
“Oi, Ichinose sampah! Kenapa kau malas-malasan begitu?”
“Bangun! Kali ini, ayo lawan kami! Akan kami buat kau babak belur!”
Dan Guren pun lantas di kelilingi mereka.
Mata Guren berputar melihat mereka yang mengepungnya, dan di dalam hati dia berkata,
“ ...ya, ampun. Yah, dibandingkan Mito dan Goshi, mereka ini lebih mudah diurus, sih”
Kemudian Guren tertawa kecil.
Jumlah teman sekelas Guren saat ini, berbeda dengan saat pertama kali masuk sekolah.
Itu sudah pasti. Karena pada bulan April, di mana Ujian Seleksi Sihir berlangsung, Sekolah Menengah Atas Unggulan Shibuya ini diserang oleh kelompok teroris yang tidak diketahui identitasnya. Lebih dari sebagian murid terbunuh dalam serangan itu.
Korban tewas paling banyak, terutama dari anak kelas 1 yang masihlah belum mempunyai kekuatan yang cukup. Para murid yang seharusnya berjumlah total 600 orang, kini hanya tersisa sekitar 180 orang saja.
Jumlah kelas yang ada pun berkurang menjadi 5 kelas saja. Dan orang yang menjadi teman sekelas Guren pun berubah sebagian-----namun, karena memang sejak awal Guren tidak mengingat wajah mereka, jadi baginya itu hal yang tidak perlu dipedulikan.
Tetapi, meskipun teman sekelasnya berubah, apa yang dilakukan murid-murid Mikado no Onitidaklah berubah.
Mereka mengejek-ejek Ichinose yang merupakan keluarga cabang, dengan bangga menunjukkan bahwa mereka adalah orang dari kelas yang elit, dan mereka juga tetap memuja-muja orang yang mewarisi darah Hiiragi.
“Oi, kau dengar tidak, sampah!”
Kemudian salah seorang murid menendang dada Guren.
Seperti biasa, Guren tidak mengelaknya.
“Urgh!”
Dia hanya mencoba mengeluarkan suara kesakitan.
Dan kemudian,
“Oioi, kalau kalian mau menindas yang lemah, cukup sampai situ saja. Kalau tidak, nanti kalian tertular bakteri sampah Ichinose, lo”
Terdengar suara berkomentar demikian.
Suara yang terdengar jernih dan juga menyenangkan.
Guren melihat ke arah asal suara.
Namun, reaksi dari murid-murid lainnya, lebih cepat dibanding gerakkan mata Guren menemukan asal suara.
“Aaa, Tuan Shinya?!”
Terdengar suara teriakan manis dari murid-murid perempuan.
Tujuan dari pandangan mata bergelora dari murid-murid perempuan itu adalah sosok seorang laki-laki.
Laki-laki yang berada di peringkat teratas dari tingkatan keluarga kelas elit.
Hiiragi Shinya.
Dengan rambut yang berwarna putih. Seragam berkerah tegak. Senyum lembut yang seakan selalu melekat di bibirnya, dan juga tatapan yang tajam.
Dengan mata itu, dia menatap Guren dan berkata.
“Biar aku yang akan menindas sampah ini. Kalian lakukan saja latihan kalian”
Hanya dengan perkataan itu, murid-murid yang tadinya mengelilingi Guren, pergi dari sekitarnya secara bersamaan.
Seperti itulah tempat ini.
Tempat di mana garis keturunan yang dimiliki sejak lahir, menentukan segalanya.
Tempat di mana hanya berisi orang-orang yang meskipun harus membuang nyawanya sekalipun, mereka tidak akan pernah membantah perintah, jika yang memerintah itu adalah Keluarga Hiiragi, yang merupakan pemimpin teratas Mikado no Oni.
Dalam serangan baru-baru ini, di tempat ini beberapa ratus anak, berusia sekitar 15 hingga 16 tahun terbunuh.
Pembunuhan besar-besaran yang terjadi di tengah-tengah kota Shibuya.
Namun, hal itu tidak keluar di dalam berita.
Dengan segera Mikado no Onimembekukan penyebaran berita yang ada. Ditambah lagi, demi mengembalikan ketenangan kondisi, maka Mikado no Onimenyebarkan informasi palsu, seperti ------semua anggota kelompok teroris telah dibunuh.
Lalu, murid-murid di sini diberi pendidikan yang membuat mereka mempercayai informasi itu, tanpa berpikir apapun.
Sambil melihat murid-murid yang pergi berpencar bagaikan kumpulan anak ayam yang diusir oleh tuannya, yaitu dengan kemunculan Shinya, Guren berkata,
“.....lagi-lagi Seperti biasa, ya. Kekuatan yang sangat luar biasa. Padahal kau ini hanya anak angkat”
Benar. Laki-laki yang bernama Hiiragi Shinya ini, bukanlah orang yang secara langsung mewarisi darah Hiiragi.
Dia adalah semacam kuda ternak, yang dilatih sejak kecil, agar anak unggulan dapat terlahir di Keluarga Hiiragi.
Kemudian nanti, seharusnya dia akan menikah dengan perempuan yang mewarisi darah Hiiragi, yaitu----Mahiru.
Sampai sebelum Mahiru menghilang.
“..........”
Shinya lalu berdiri sejajar dengan Guren yang masih terduduk di tanah. Dia lantas melihat Guren dan berkata.
“Kau juga. Sepeti biasa, selalu berpura-pura menjadi anak yang bisa ditindas, ya     
Guren tertawa.
“Yah, karena aku ini, kan, sampah”
“Haha ... padahal sebenarnya kau ini kuat seperti monster. Kok, bisa, ya ... kau menahan semua itu”
“..... bawaan sejak lahir. Memang aku kuat menahan diri, sih. Aku ini berbeda dengan seorang bocah yang hobinya pamer kalau dirinya itu kuat”
“Wah, siapa, tuh?”
“Ya, kau, lah”
Shinya melihat Guren, lantas tertawa.
“Aha Cara memprovokasi yang murahan, deh”
“Itu bukan provokasi. Itu kenyataan”
Guren pun kemudian bangun dari posisi duduk terjatuhnya, lalu menatap ke arah Shinya. Tinggi badan mereka hampir sama. Postur tubuh mereka pun hampir sama. Kemungkinan besar, pencapaian ilmu sihir Shinya jauh di atas yang lainnya. Kalau tidak, tidak mungkin dia dipilih untuk menjadi pasangan Mahiru.
Kalau begitu, bagaimana kalau dia dibandingkan denganku, ya?
“..........”
Guren kemudian berpikir.
Guren belum pernah bertarung serius melawan Shinya. Lalu, jika mereka harus saling membunuh satu sama lain, apakah dia akan bisa menang dari Shinya?
Seraya berpikir demikian, Guren berkata.
“Lalu apa-apaan sifatmu ini? Kenapa kau mengajakku bicara? Kalau kau benar-benar membenci Hiiragi, dan berpikir ‘aku ingin menghancurkannya!’, maka jangan dekat-dekat denganku. Cepat lakukan hal yang seharusnya kau lakukan itu”
Seperti biasa, Shinya hanya tertawa dengan santainya dan balas berkata.
“Oi sifatmu itu, apa tidak terlalu santai? Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi ke cafe atau restoran untuk bersama-sama membahas kali ini, sambil meminum sesu—“
Namun, Guren menyela.
“Hah?”
“Yah, sudah kuduga kau akan berkata itu”
Shinya pun kembali tertawa.
Guren mengacuhkannya, lalu berkata.
“Aku tidak tertarik dengan igauanmu itu. Pergi sana”
“Waduh, waduh, kalau begitu, bagaimana kalau kita bertukar informasi?”
“Ah? Apa kau punya informasi yang penting?”
“Kalau ditawari ini, baru deh, kau langsung terpancing, ya. Yah, aku tidak punya informasi yang terlalu pen—“
“Kalau begitu, pergi sana”
“Wah, wah, sabar dulu, dong. Karena aku, kan, mau membocorkan informasi dari sisi Hiiragi, nih” Ujar Shinya.
Mungkin apa yang dimaksud oleh Shinya tentang informasi dari sisi Hiiragi adalah informasi tentang bagaimana tindakan Mikado no Oniterhadap serangan yang terjadi pada bulan April.
Guren yang menerima ajakan langsung, tentang apakah dia mau bergabung menjadi sekutu mereka atau tidak, dari sang teroris yaituGereja Hyakuyamengetahui siapakah pelaku dari serangan yang terjadi pada bulan April itu. Tetapi, pada hari di mana serangan itu terjadi, Keluarga Hiiragi tidak mengetahui siapakah yang menjadi musuh mereka.
Sekarang ini, sudah berlalu lebih dari sebulan sejak serangan itu terjadi. Tentu saja, tidak mungkin Keluarga Hiiragi tidak mendapatkan informasi apa-apa selama kurun waktu tersebut, kan? Itulah yang menjadi pemikiran Guren.
“.....Hiiragi sudah tahu sampai sejauh apa?”
Shinya pun menjawab pertanyaan itu.
“Mereka sudah tahu, siapakah yang menjadi lawan mereka”
Gereja Hyakuya?”
“Yup. Ini bisa jadi gawat, ya. Di bawah permukaan air yang terlihat tenang ini, dua organisasi kepercayaan paling bergengsi dengan kekuatan paling berpengaruh di posisi pertama dan kedua di negara ini, akan mulai saling berperang. Kalau ada yang bertindak ceroboh, bisa-bisa negara ini juga ikut hancur, ya”
Ujar Shinya panjang lebar. Namun, Guren tidak peduli dan meminta kelanjutan informasi.
“Masa bodoh dengan pendapatmu, deh. Lanjutkan saja”
Lagipula, Keluarga Ichinose mendukung terjadinya peperangan ini. Jika organisasi yang berada di posisi pertama dan kedua itu kelelahan karena peperangan yang terjadi, maka Mikado no Tsukiyang hanya merupakan organisasi kepercayaan yang kecil, dan tak lebih dari sekedar keluarga cabang yang jadi sampah, pasti akan memiliki kesempatan.
Tentu saja, Shinya sudah tahu bahwa Guren berpikir demikian. Dan tentu saja, Shinya pasti ingin memanfaatkan hal itu. Tetapi, Guren sama sekali tidak mengetahui, seperti apa ambisi Shinya sesungguhnya, dan bagaimana caranya dia ingin membalas dendam ke Keluarga Hiiragi.
Guren lalu bertanya.
“Terus?”
Shinya tersenyum santai, mendengar pertanyaan itu, dan berkata.
“Aku, kan, sudah memberimu satu informasi. Jadi, tidak masalah, kan, kalau kau juga memberikan satu informasi yang setimpal kepadaku, Guren?”
“Aku tidak punya”
“Ahaha, apa informasi tadi, masih belum cukup?”
“Lagipula, aku ini berbeda dengan orang bodoh yang bisa blak-blak’an, memberikan informasi kepada lawan, yang belum tentu memiliki tujuan yang sama dengannya”
Guren mengejek Shinya demikian, namun Shinya berkata.
“Lalu, siapakah orang bodoh yang kau maksud itu?”
“Ya, jelas kau, lah!”
“Ahaha”
Shinya tetap saja tertawa, seakan menikmati ejekkan tersebut.
“Kalau begitu, aku akan memberikanmu sedikit informasi lagi. Demi bisa mendapatkan kepercayaan darimu”
“..........”
Guren lalu melihat Shinya.
“Penyelidikan terhadap ‘orang dalam’ sudah dimulai”
Guren lalu mengangguk-angguk.
“Itu sudah pasti. Serangan semacam itu, jelas sekali tidak mungkin dilakukan tanpa adanya bantuan dari orang dalam, kan. Tetapi, jika mereka sampai repot-repot melakukan penyelidikan, itu artinya ....”
“Ya, begitulah. Fakta jika Mahiru lah, yang menjadi pengkhianat, belum ketahuan. Itu karena dia adalah orang yang ditunjuk sebagai penerus pemimpin keluarga, dan dipercayai oleh Ayahnya, yaitu Tuan Hiiragi Tenri”
“..........”
“Potensi kekuatannya, bisa dibilang----lebih unggul dibandingkan anak kelas 3, yaitu Hiiragi Kureto yang menjadi ketua Osis. Lagipula, dia juga menjadi harapan banyak orang, sih”
Guren tertawa mendengar itu.
“Kalau begitu, sebagai tunangannya, kau merasa bangga, dong?”
Shinya hanya menjawab dengan gerakkan bahunya, yang mengisyaratkan entahlah mendengar ucapan Guren yang seakan mengejeknya. Dia lalu berkata.
“Kan, dia mantan pacarmu?”
“Itu hanya cerita masa kecil. Aku sudah lupa”
“Yah, tapi Mahiru selalu saja cerita tentangmu, lo”
“Ooh. Terus kenapa? Apa kau cemburu gara-gara itu?”
Shinya lantas,
“Haha, yah, ada, sih. Sedikit” Jawabnya.
Guren menatap wajah Shinya. Dan seperti biasa, senyum santai tetap terlihat di wajah Shinya, membuat Guren tidak bisa membaca perasaan Shinya yang sebenarnya.
Shinya lalu melanjutkan perkataannya.
“Penyelidikan terhadap orang dalam dilakukan oleh tim khusus yang dipimpin oleh Hiiragi Kureto, sang ketua Osis. Dan kemungkinan, kau dalam incaran dia, lo”
Mendengar itu, Guren menatap Shinya dan berkata.
“Kenapa? Bukankah aku sudah berusaha mati-matian supaya terlihat seperti sampah yang sangat lemah, ya?”
“Iya, sih. Tapi kau punya suatu motivasi, kan?”
“..........” Guren hanya terdiam.
“Di sekolah ini, nama yang akan langsung terbayang, kalau kita bertanya tentang orang dari pihak luar yang memiliki dendam ke keluarga Hiiragi adalah ....”
“Keluarga Ichinose?”
“Benar”
“Kalau begitu, para pelayanku ....”
Guren merasa bahwa Shigure dan Sayuri berada dalam bahaya.
Shigure dan Sayuri termasuk murid yang dipindahkan ke kelas sebelah kelas Guren, akibat dari berkurangnya jumlah kelas karena kejadian kali ini.
Shinya berkata.
“Tapi, yah, yang paling dicurigai adalah kau. Kekuatan Shigure-chan dan Sayuri-chan sudah bisa diketahui. Dari Ujian Seleksi Sihir saat itu, sudah bisa diketahui bahwa kemampuan mereka berdua tidak mungkin bisa melakukan itu”
“Kalau begitu, aku yang jauh lebih lemah dari Shigure dan Sayuri, juga mustahil melakukan hal itu, kan?”
“Tidak, tidak. Aku diam-diam melihat penilaian atasmu ... dan-----jika kau memang selemah itu, maka tidak mungkin kau bisa bertahan hidup pada serangan itu--- Begitulah penilaian mereka terhadapmu. Karena itu mereka mengincarmu. Dan lagipula, saat ini kau sedang diawasi, lo. Apa kau sadar?”
Ditanya seperti itu, Guren pun menjawab.
“Aku, kan, memang selalu diawasi. Jadi, ini diawasi bagaimana?”
“Gedung sekolah. Di Jendela kelas 3-1. Tapi, jangan langsung melihat ke arahnya. Nanti dia menyadarinya”
Guren tidaklah sebodoh itu.
Sejak kecil, Guren sudah dilatih untuk bertindak dengan sangat penuh kehati-hatian. Dia juga hidup diam-diam, agar dia tidak mencolok di mata keluarga Hiiragi.
Karena itulah, Guren memutar-mutar lehernya, berpura-pura seakan dia sedang melemaskan lehernya yang terasa lelah. Dan hanya dengan tatapan sekilas, dia mengarahkan pandangannya, ke jendela gedung sekolah yang dimaksud Shinya.
Guren bisa melihat seorang laki-laki berdiri di sana.
Begitu Guren tahu bahwa laki-laki itu sedang memperhatikannya, Guren menyadari bahwa dia sama sekali tidak merasa bahwa dia tengah diawasi olehnya. Jika saja, Shinya tidak memberitahukannya, kemungkinan besar, Guren tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi oleh laki-laki itu.
Laki-laki dengan rambut hitam, dan tatapan mata yang dingin dan terlihat cerdas.
Guren lalu membalikkan punggung ke arahnya, seakan-akan Guren tidak menyadari tatapan mata laki-laki itu kepadanya.
“.....jadi, dia adalah ketua Osis sekolah ini?”
“Yup. Anak kelas 3. Namanya Hiiragi Kureto. Dia adalah orang yang bertarung melawan Mahiru sebagai penerus selanjutnya keluarga Hiiragi”
“Ooh. Apa dia kuat?”
“......kalau aku yang sekarang ini melawannya, mungkin aku akan kalah”
“Heeem, kalau hanya begitu, aku pasti lebih kuat darinya”
“Hahaha .... Yah, semoga aja, sih, begitu”
Shinya pun tertawa.
Ternyata, Guren memang benar-benar tidak bisa merasakan bahwa dia sedang diawasi olehnya. Namun, tidak salah lagi, laki-laki itu sedang melihatnya. Melihat ke arah Guren, seakan dia bisa langsung melihat ke sosok asli Guren. Seakan dia bisa langsung melihat kekuatan Guren yang sebenarnya.
Seakan dia, mengintip langsung ambisinya.
“Nah, Guren”
Ujar Shinya tiba-tiba.
“Apa?”
“Kupukul, ya?”
“Hah?”
“Kan, kau sedang diawasi. Kalau kau tidak ingin interaksi antara aku dan kau diketahui oleh Kureto, aku akan serius memukul—“
 Sebelum Shinya selesai berkata, Guren sudah melayangkan pukulan ke arah Shinya.
Gerakkan Guren itu, lambat.
Dengan wajah yang terlihat seperti terkejut, Shinya menangkap lengan Guren,
“Lambat sekali, dasar Ichinose sampah!”
Sambil tertawa, Shinya membalas memberikan pukulan. Shinya lalu menendang ringan ke wajah Guren yang telah kehilangan keseimbangan, karena terkena pukulannya, dan----
“.....bilangnya ‘memukul’ tapi ternyata pakai menendang, juga?”
“Iya, dong”
“Urg”
Guren pun berteriak kesakitan.
Kemudian jatuh terpental ke belakang.
Murid-murid pun tertawa melihat hal itu.
Tertawa terbahak-bahak seperti biasa.
Melihat betapa lemahnya, dan tak bergunanya, Ichinose si sampah.
Namun, Guren,
“....apa aku bisa menipu Tuan Ketua Osis yang hebat itu, ya?”

Sambil bergumam seperti itu. Guren pun kembali terjatuh di tengah-tengah lapangan latihan.