Info:
Epilog. Setelah ini masih ada atogaki, semacam kata penutup dari penulis Owari no Seraph “Kagami Tagaya”-sensei. Terus jilid 1 berakhir. Terima kasih sudah mau membaca. Tolong bantu komen soal typo atau EYD, ya *^*) Onegai~ Kadang aku capek kalau harus baca ulang lagi, sampai 3x apa yang udah keterjemahin ^v^)y Biar kerjaku bisa lebih cepat saat proses pembuatan PDF.

OWARI NO SERAPH JILID 1
EPILOG
TENTANG MUSIM SEMI SEBELUM KEHANCURAN

“Tuan Guren, Tuan Guren, mulai hari ini, sekolah akan dimulai kembali. Dan saya pasti, tidak akan pernah berpisah dengan Tuan Guren walau hanya sebentar!”
“……….”
“Saya tidak menyangka, bahwa sehari setelah saya di rawat inap di rumah sakit, Tuan Guren terlibat dalam peperangan. Saat mendengar hal cerita itu, saya dan Yuki-chan saling bertatap-tatapan lalu, bergegas pergi. Kami yang merupakan pengawal Tuan Guren, membuat Tuan Guren harus menghadapi bahaya. Sebenarnya, apa yang kami perbuat! Anu, karena itu ….”
Ujar Sayuri yang berada sangat-sangat dekat disebelah Guren.
Dan Shigure yang berada di sisi yang berlawanan dari Sayuri pun, juga berada sangat-sangat dekat, lalu berkata.
“Karena itu, mulai sekarang kami memutuskan untuk tidak pernah berpisah dengan Tuan Guren walau hanya sebentar”
Guren menatap dua pengawalnya, yang menggunakan seragam sailor dan berkata.
“Yah, walaupun begitu, kalian tidak perlu menempel erat-erat begini, kan?”
Shigure pun berkata.
“Karena ini kondisi darurat”
Sayuri pun menambahkan.
“Karena ini masa peperangan”
Guren lalu menjauhkan bahu kedua pengawalnya itu dengan merentangkan kedua tangannya, cara yang seakan-akan dia membuka gerbang pintu.
“Kalian menganggu. Aku jadi susah berjalan. Lagipula kalian berdua lebih lemah dari aku, kan!”
Namun Sayuri berkata,
“Aaa, Tuan Guren, kita tidak boleh terpisah!”
Lanjut, Shigure berkata,
“Memang kekuatan kami dibawah kekuatan Tuan Guren. Tetapi, kami bisa menjadi pelindung Anda. Karena itu janganlah terpisah dari kami”
Lalu, mereka melirak-lirik ke sekitar. Mereka dipenuhi rasa gugup. Apakah tidak ada musuh? Apakah tidak ada serangan yang datang? Apakah di sekeliling mereka tidak ada orang aneh yang berbuat tingkah mencurigakan?
Dan tempat Guren beserta dua orang pengawalnya berada sekarang, adalah di jalan utama menuju sekolah yang seperti biasanya.
Jalan yang akan menuju ke Sekolah Menengah Atas Unggal Shibuya.
Sejak peristiwa yang disebut dengan-------penyerangan dari kelompok yang tidak diketahui asalnya----------, sekolah diliburkan selama setengah bulan. Dan sekarang, sekolah kembali dibuka.
Sepertinya diberitakan bahwa---------indentitas dari pelaku penyerangan, adalah kelompok teroris yang tidak diketahui namanya.
Dan Mikado no Oni menyatakan bahwa mereka telah berhasil membunuh semua anggota teroris itu dalam waktu singkat. Mereka menyatakan bahwa yang melawan Mikado no Oni akan bernasib seperti itu.
Dengan itu, maka orang-orang yang terkait dengan sekolah, merasa tenang. Kekhawatiran dari para pengikut Mikado no Oni pun mencair.
Namun, semua itu hanyalah kebohongan belaka.
Yang datang menyerang adalah oraganisasi ilmu sihir terbesar di negara ini, yaitu Gereja Hyakuya, yang mana bukanlah lawan yang seharusnya tidak langsung akan bisa dibereskan oleh Mikado no Oni.
Karena itu, apakah istilah kelompok teroris, adalah cerita palsu yang dibuat oleh Gereja Hyakuya? Ataukah jangan-jangan, itu adalah cerita palsu yang dibuat untuk menyembunyikan kegagalan dari-----------Mikado no Oni yang tidak mengetahui identitas dari pelaku penyerangan? Atau hanya kelompok yang dibuat sesaat?
Tetapi, mau yang manapun saja, itu tidak bisa membuat kondisi lebih baik.
Peperangan antara dua organisasi besar di negara ini, telah terlanjur dimulai.
Lalu, Mikado no Tsuki yang dipimpin oleh keluarga Ichinose, memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Menanti kedua organisasi itu saling berperang, Ichinose akan menghancurkan keduanya, lalu mengincar posisi teratas.
Mereka kemudian akan masuk di antara peperangan kedua organisasi tersebut.----------------Itulah informasi, yang tidak disampaikan keluar, kecuali kepada orang-orang penting. Peraturan informasi yang ketat, semaki berat. Dan dibawah permukaan yang terlihat tenang itu, telah dimulai pengumpullan informasi yang sengit.
Dengan mempertaruhkan nyawa mereka, masing-masing pekerja di organisasi, terus bergerak bekerja, agar mereka tidak terjebak perangkap dari organisasi lawan.
Lalu, di saat Guren memikirkan hal-hal macam itu,
“.....Saya pasti tidak akan membiarkan Tuan Guren menemui bahaya kembali!”
Shigure mengatakan hal itu, dengan nada suara yang menunjukkan kebulatan tekat, yang juga untuk memantapkan dirinya sendiri.
Lalu pada saat itulah, tiba-tiba, serangan dari musuh datang.
Walaupun dikatakan demikian, serangan itu bukanlah serangan yang bisa membahayakan nyawa.
“.....hem?”
Guren mengangkat pandangannya dari Shigure.
Lalu di depan matanya, terbang meluncur botol minuman soda yang berisi cola. Jika tutupnya terbuka, pasti Guren akan basah kuyup oleh air cola itu.
Ini sama dengan saat, penerimaan murid baru.
Lalu, diseberang Guren, murid-murid dari Mikado no Oni menertawainya. Tertawa dengan nada yang membodoh-bodohinya.
Di saat perang seperti ini--------mereka tidak diinformasikan bahwa saat ini adalah saat peperangan. Dan lagi, mereka ini hanyalah bocah-bocah bodoh yang merasa senang, dengan kesimpulan palsu tentang kelompok teroris itu---------dan ternyata, mereka bisa tertawa dengan bodohnya, disituasi yang tidak mereka pahami ini.
Guren melihat botol dengan menyipitkan mata.
“Shigure, jangan melindungiku”
Guren bermaksud mengatakan itu.
Tenyata memang, tidak perlu menunjukkan kekuatan sebenarnya yang Guren miliki. Dan bahkan, justru dia merasa, dibandingkan sebelumnya, dia semakin harus menyembunyikan kekuatan yang dimilikinya.
Lagipula, waktu untuk berusaha menahan diri, dan menyembunyikannya di tempat ini, mungkin tidak perlu memakan waktu sampai tiga tahun lagi.
Karena peperangan, telah dimulai.
Dua organisasi monster yang selalu ingin dihancurkan Guren, akan mulai saling bertarung dengan menyenangkan untukknya.
Karena itu, lebih baik jika dirinya diremehkan.
Lebih baik jika dirinya dibodoh-bodohi hingga separah-parahnya.
Mereka semua-------
Mereka, yang mengolok-ngolok dengan sombongnya, lebih baik mati karena telah meremehkan Ichinose.
Karena itu Guren bermaksud membiarkan botol cola itu mengenai dirinya.
Namun, Shigure sudah terlanjur merespon dan melihat serangan itu. Shigure benar-benar merasa gugup, hingga semua hal yang mendekat kepada Guren, atau hawa permusuhan yang mendekat ke Tuannya, akan dihalaunya. Dia pun terlanjur meleparkan kunai-nya.
Kunai itu, dalam sekejap terbang langsung menuju ke botol cola dan akan menghancurkannya dalam sekejap.
Dan, jika botol cola itu hancur di udara, maka murid-murid yang ada akan terdiam, bukan? Urat kemarahan Shigure tersentuh, dan dia pun menujukkan kekuatannya.
Namun, itu semua tidak ada artinya.
Tidak ada tujuan dari melakukan hal itu.
Karena itu, Guren berpikir untuk memarahi Shigure kemudian.
Namun,
“Yo!”
Terdengar suara itu.
Di arah terjangan kunai Shigure, entah sejak kapan telah muncul sesesosok anak laki-laki yang berhasil menangkap kunai dari Shigure.
Guren tahu, bahwa dia adalah Hiiragi Shinya.
Dan pada saat yang bersamaan, karena kunai yang akan menghancurkannya telah hilang, botol cola itu tetap mulus melaju. Mengenai kepala Guren. Tepat mengenai kening Guren, dan Guren pun menjadi basah terkena cola.
Melihat itu, murid-murid yang melemparkan botol itu pun tertawa terbahak-bahak.
“Dia basah kuyup karena cola!”
“Oi, bocah lemah! Jangan datang ke sekolah ini!”
“Menghilang saja! Ini, tuh, bukan sekolah yang pantas didatanggi Ichinose si tikus sampah!”
Terdengar, suara kemarahan seperti itu.
Dan yang paling terakhir, Shinya melihat ke aranya, memberikan tawa kecil, dan berkata,
“Hah! Kau ini memang selalu saja payah sekali. Masa’ kau enggak bisa menghidari botol cola ini, hah?
Mendengar perkataan itu, lagi-lagi para murid pun tertawa. Mendapatkan back up dari Shinya yang merupakan orang penyandang nama Hiiragi, membuat murid-murid yang ada di sekitar semakin bersemangat.
Sepertinya, Shinya bermaksud untuk membantu Guren dalam bersandiwara.
“Brengsek!”
Sayuri dan Shigure yang naik darah, dicegah olehGuren. Dan Guren pun berkata.
“Terima kasih atas bantuannya”
“Ah, tidak. Tidak perlu berterima kasih. Lagian kita ini kawan, kan?”
“Kawan? Oh, kalau begitu, kau mau jadi pengikut dari Mikado no Tsuki, ya”
“Jangan bercanda, dong”
“Kalau begitu, ya, kita bukan kawan”
“Fufu, yah, sebagai orang yang sama-sama memiliki musuh yang sama, mari kita berusaha untuk bisa akrab, ya. Nah, sampai jumpa di kelas ....”
Berkata demikian, Shinya pun meninggalkan Guren.
Mendengar percakapan itu, Shigure melihat ke arah Guren seakan ingin menanyakan sesuatu kepadanya, namun dia segera mengalihkan pandangannya,
“Wah, kau ini lumayan basah kuyup juga, ya?”
Dari belakang mereka, lagi-lagi terdengar suara yang berbeda.
Suara dari Juujou Mito.
Dia lantas berdiri di depan Guren, seakan-akan melindungi Guren dari kumpulan murid yang melemparkan botol itu.
“Kalian semua! Apa kalian tidak merasa malu melakukan hal semacam ini!?”
Ujarnya seakan-akan mengatakan sebuah keadilan.
Dan mendengar itu, murid-murid yang ada menjadi terlihat sedikit ketakutan.
“Rambut itu ......... dia orang dari Juujou ......”
“O-oi, bukannya ini gawat, ya? Bocah Ichinose itu berhasil membuat orang dari Juujou memihaknya ....”
“Tidak masalah, tahu! Tuan Shinya, kan, ada di pihak kita!”
“Dan lagi, Tuan Seishirou seharusnya juga benci sama tikus Ichinose itu ....”
Guren masa bodoh dengan hal semacam itu. Namun saat ini ada perdebatan antara kelompok yang setuju penindasan dan kelompok yang menentang penindasa. Di tambah lagi,
“Uwaah, kejam sekali. Kau itu diapain, Guren?”
Goshi Norito pun ikut-ikuta muncul.
Dia berada di sebelah Guren, dan lantas melihatnya.
“Kau ini bau cola, deh”
“Aku ini suka cola, tahu”
“Haha, apa-apaan, tuh? Ngomong-ngomong, apa kau itu di-bully?” Sama siapa? Dulu kau sudah menolongku, apa perlu aku mengucapkan terima kasih dengan menolongmu sekarang?”
Lalu, Goshi pun menatap tajam ke arah murid-murid yang melemparkan botol cola itu.
Para murid pun,
“Hiiiy”
Berteriak mengeluarkan suara seperti itu, dan lantas menundukkan kepalanya. Dengan masih tertunduk, mereka,
“A-ayo masuk ke sekolah”
“Kita bisa telat, nih”
Pergi menghilang, seraya memberikan alasan semacam itu.
Melihat pemandangan itu,
“..........”
Guren melihatnya dengan tatapan bengong, dan kemudian menatap Mito dan Goshi, yang sudah berusah menyelamatkannya. Ia lalu berkata.
“Oi, tunggu. Ada hal yang mau aku katakan ke kalian berdua”
Goshi lalu berkata,
“Wah, apa, nih? Mau berterima kasih, ya?”
Mito menambahkan,
“Kau tidak perlu berterima kasih, kok. Kau, kan, sudah pernah menyelamatkanku”
Guren pun menganggukan kepalanya, dan kemudian berkata.
“Kenapa juga aku harus berterima  kasih ke kalian? Yang mau aku katakan itu, jangan mendekat denganku. Aku ini tidak perlu teman!”
Mendengar itu, mata Mito dan Goshi pun terbelalak kanget melihat ke arah Guren. Lalu,
“Kau ini, benar-benar pemalu, ya
Ujar Goshi yang kemudian tertawa.
Mito pun menambahkan.
“Jangan-jangan kau khawatir, jika kami mendekatimu, maka kami juga akan jadi target penindasan?”
“Hah? Bukan i—“
“Kau tidak perlu khawatir akan hal semacam itu. Tapi rasanya, aku mulai bisa memahamimu sedikit demi sedikit”
Mito seenak sendiri berkata seakan-akan dia memahami semuanya, walaupun sebenarnya dia tidak mengetahui apapun.
Kemudian, Mito mengajak bicara shigure.
“A, ngomong-ngomong Yukimi-san
“.....aku tidak tertarik padamu”
“Ngomong-ngomong Yukimi-san, apa kali ini kamu bisa mampir ke apartementku? Setelah aku bercerita tentangmu kepada Ayahku, beliau menjadi sangat tertarik padamu—“
“.....aku tidak tertarik”
“Oh, iya ... bagaimana kalau sepulang sekolah nanti, kita langsung—“
Goshi yang berada di samping Guren kemudian berkata.
“Ehem, em, anu, namamu Sayuri-chan, kan? Anu, kamu, em itu, apa kamu punya pacar?”
“E-e-e---ee—eeh, kenapa kamu dekat sekali kepada saya? Saya akan membunuhmu, lo?”
“Kalau kamu tidak punya pacar, bagaimana kalau setelah pulang sekolah nanti, kamu pergi kencan dengan—“
“Saya tidak mungkin pergi kencan denganmu!”
“Itu artinya, kamu sudah punya pacar? Apa benar sudah punya pacar?”
“E, ah, tidak bukan. Bukan seperti itu ....Tetapi, bagi saya yang terpenting saat ini adalah Tuan ....”
Lalu, dengan wajah yang sangat merah, Sayuri melihat ke arah Guren dengan mata yang berbinar-binar.
“..........”
Baiklah, akan kukatakan sekali lagi. Sekarang ini adalah masa peperangan.
Tetapi,
“Apa, sih, yang dilakukan bocah-bocah yang hidupnya damai selalu ini?”
Pikir Guren demikian.
Namun, seperti biasanya, orang bodoh itu cerewet sekali. Meskipun Guren berniat untuk menyuruh mereka diam, namun sepertinya hal itu akan sia-sia.
Lalu, seraya melihat sikap mereka, Guren menghela napas. Ia lalu mengangkat rambut poninya yang basah terkena air cola.
Guren menatap langit.
Langit yang terlihat sangat damai, dan juga, pemandangan konyol yang ada dihadapannya.
“.....haha”
Guren lantas tertawa kecil.

Kemudian, dari sinilah cerita akan di mulai.

Peperangan.
Saling membunuh.
Saling menipu.
Cinta dan juga kebencian.
Dan itulah, yang menghubungkan kelemahan manusia dari awal hingga akhir.
Dengan keinginan sebagai garis mulanya, semua hal akan terus berputar.
Terus berputar tanpa adanya suatu batasan.
Dan jika keinginan itu semakin membesar, dunia akan menuju kehancuran.
Ini adalah, cerita sesaat sebelum kehancuran umat manusia.
Cerita dimana malaikat terakhir telah meniupkan sangkakala hari kiamat, hingga dunia akan benar-benar hancur. Mau jadi seberapa jeleknyakah manusia. Namun mereka tetap saja mati-matian merangkak di atas bumi-----------------