Clockwork Planet
Prolog
Back Sweeper (-:-)

Di dalam alam semesta ini, ‘Keabadian’ itu tidak ada.
Inilah Kebenarannya. Sebuah prinsip dasar absolut yang tidak dapat diubah.

Ini bukanlah sebuah topik angan-angan lainnya.
Jika ada sebuah permulaan, maka pasti ada akhirnya; hal ini dianggap benar dan juga kata-kata yang sangat amat realistis.
Sama seperti kita yang lahir tanpa suatu alasan, sama seperti kita mati dengan cara yang tak berharga.
Alam semesta yang terus berubah ini akan terbakar sampai habis, masalahnya hanyalah kapan itu terjadi.
Ketika alam semesta meluas dengan kecepatan melebihi cahaya, energi masifnya mulai habis dengan kecepatan yang tidak bisa dibayangkan.

Inilah yang disebut akhir ‘kematian termal’.
Berbeda dari apa yang istilah itu siratkan, sebuah alam semesta yang berhenti meluas dapat berakhir pada titik nol absolut.
Tentu saja, itu hanyalah salah satu contoh eskatologi yang kita bayangkan.
Umat manusia dengan bodohnya telah menghabiskan waktu, kecerdasan, bakat dan memberikan gir yang tak terhitung jumlahnya yang membentuk alam semesta ini—hukum fisika, kita bisa menyimpulkan kalau akhir seperti itu mungkin terjadi.

Kita akan bersua dengan kehancuran kita sendiri; hanya masalah waktu saja.
Manusia, alam semesta, semuanya yang ada di dunia ini akan bersua akhir yang sama.
Inilah efek sebab akibat alami berdasarkan fisika termal, teori yang tidak memerlukan bukti.

–Namun, barangkali kita tidak boleh memandangnya dengan cara ini.

Jika Keabadian itu tidak ada adalah Kebenaran,
Maka mustahil bagi Kebenaran itu sendiri bersifat abadi.

Mungkin inilah yang ‘dia’ pikirkan.
Dan kemudian, dia memiliki pikiran ini,
“Kalau begitu, mengapa tidak kita perbaiki?”

–Dunia ini membolehkan paradoks.
Seluruh skenario ini hanyalah sebuah contoh antimoni belaka, sebuah koherensi subjektif yang tidak logis.
Bahkan setelah menggunakan hipotesis terbaru, Ilmu pengetahuan adalah sebuah ajaran yang terus memperbaharui dirinya sendiri dengan istilah-istilah baru—sederhananya, ilmu pengetahuan adalah sebuah tipe agama tertentu, tapi itu semua adalah masalah dengan dimensi berbeda.
Benda yang disebut alam semesta ini—sebenarnya memang sangat tidak logis.

Setidaknya, inilah yang dilihat oleh ’dia’.
Kalau alam semesta ini masih berupa sketsa, jadi Fisika itu sendiri adalah tema yang cacat.

Jika dia akan melakukan sesuatu terhadap pergerakan dasar yang masif dan luar biasa itu,
Dan jika dia akan mengubah pergerakannya sepenuhnya, distorsi seperti apa yang akan muncul?
Sebagai contoh, jika dia mengubah sebuah gir.
Jika itu terjadi tanpa menciptakan paradoks dalam geometri Euclid, alam semesta sekarang ini akan beroperasi dengan hukum yang jauh berbeda dan terus melaju tanpa hambatan.
Ada banyak orang dalam sejarah yang memikirkan hal seperti itu.
Namun, hanya ada satu orang yang memiliki bakat tidak masuk akal untuk mengubahnya menjadi kenyataan.

Namanya adalah ‘Y’.
Seorang berbakat misterius yang membangun kembali Bumi yang telah menderita ‘kematian termal’ dan mati menggunakan gir.
Teknisi mesin jam terbaik dalam seluruh umat manusia, yang menciptakan ‘Clockwork Planet’.
–Dengan teori tidak masuk akal itu, ‘dia’ menancapkan sebuah pencapaian yang paling hebat dan monumental sejak awal waktu.

Pencapaiannya itu sangat tidak realistis sampai-sampai itu bisa dianggap legenda dalam mitologi.
Namun, kenyataan sekarang ini tidak bisa disangkal. Bumi, yang harusnya mati, sekarang hidup bergantung pada gir.
Tik tok, tik tok—jarum jam terus melaju.
Seribu tahun berlalu setelah itu–

(…Tembakaunya bau.)
‘Dia’ melengkungkan bibirnya dan menyipitkan mata mekanisnya.
Ruangan itu tanpa cahaya dan gelap gulita, tapi dia bisa melihat api tembakau itu sejelas saat hari terang karena fungsi kondensasi cahaya di mata prostetiknya, dan dia mengembuskan asap tanpa bersuara.
Seorang pria kuat yang prima.
Lebih persisnya, dia adalah seorang cyborg berumur segitu. Rangka tebal yang ditutupi sepenuhnya dengan gir-gir otot, dan sebuah setelan karet hitam yang ketat membungkus tubuhnya yang bertipe power.
Namanya adalah Vermouth.
Itu bukanlah nama aslinya—tapi nama kodenya. Dia adalah seorang agen dari suatu perusahaan.
Namun, karena suatu kesalahan saat dia masih muda, dia kehilangan tubuh asli dan kehidupan normalnya.
“…”
Helaan napas itu bercampur dengan kabut ungu.
Secara teoritis, dia harusnya tidak merokok di tengah-tengah pertempuran.
Api tembakau itu mudah dikenali, dan akan meninggalkan bau khas. Sedangkan mengenai masalah kesehatan…itu bukanlah masalah.
Walaupun begitu, Vermouth terus merokok. Ini adalah takhayulnya sendiri.
Api itu membakar tanpa bersuara, dan dia menghirup sekumpulan asap sebelum mengembuskannya kembali.
Bau rokok pastinya memenuhi tubuhnya dan terkubur diantara gir-gir.
Menggunakan bau tersebut, Vermouth bisa menentukan keberuntungannya sendiri.
Bau itu—bukan bau yang bagus.
Dia bertanya,
“…Amaretto. Apa ingatanku salah? Tugas ini mengharuskan kita tinggal disini sampai besok pagi, kan?”
Menembus kegelapan, dia menatap ke salah satu sudut ruangan.
Bayangan yang meringkuk di pintu baja yang tebal itu merespons,
“Tolong jangan tekan aku seperti itu ya? Senior Vermouth?”
Orang itu menjawab dengan sinis.
Seperti Vermouth, dia juga mengenakan setelan karet berwana hitam untuk berbaur dengan kegelapan, hanya wajah pucatnya yang kelihatan. Dia adalah pria muda dan kurus.
Tanpa menoleh ke belakang, dia melanjutkan tugasnya dengan beberapa alat di tangannya, dan berkata,
“Membuat kunci gir yang tidak reaktif ini untuk berdering membutuhkan waktu. Akan buruk jika kau berejakulasi terlalu awal.”
“Tembakau ini tersenyum sangat buruk dan menjijikan, Amaretto.”
Vermouth mendengus saat dia menggoyangkan tubuh besarnya.
“Kita perlu buru-buru menyelesaikan tugas kita dan memadamkan api di bawah kaki kita. Kalau tidak, bokong kita akan ditodong senapan.”
“…Aku sudah memikirkannya, Senior Vermouth apa ada alasan spesial bagimu untuk merokok biarpun kau sudah diubah sepenuhnya menjadi cyborg? Kau tidak bisa merasakan apapun, kan?”
“Aku tidak tahu apakah kau ini idiot, atau akulah yang idiot karena membiarkan seorang idiot sepertimu menjaga bagian belakangku? Asapnya bukan untuk dirasakan dengan lidah, tapi dengan jiwa laki-laki.”
“Kalau saja si Galliano yang merawat paru-paru artifisial penuh tar itu bisa tersentuh oleh kata-katamu itu, ya?”
“Orang itu cuma perjaka tua yang menjual jiwanya pada dewa. Dia bukan seorang pria–”

–Sesaat kemudian.
Vermouth mendadak berhenti bicara, dan dalam sekejap, menarik pistol dari pingganggnya.
Wajah dinginnya tidak menunjukkan tanda-tanda bercanda. Dengan pandangan tajam, dia mengarahkan pistolnya ke atap.
Di saat yang sama, Amaretto juga membalikkan badannya membelakangi dinding dan menyiapkan pistolnya. Dia tidak merasakan apapun, tapi seniornya, Vermouth bertingkah seperti itu—itu adalah alasan yang cukup untuk membuatnya bereaksi, dan tidak perlu diragukan lagi.
Keduanya memicingkan mata mereka di dalam kegelapan dengan waspada, mereka siap merespons apapun dan kapanpun.
Dan, dengan sebuah bunyi keras,
Sedikit suara gemeretuk terdengar dari saluran udara di sudut atap.
Tutup saluran itu digeser dan wajah seorang perempuan muncul.
Mengenakan setelan karet berwarna hitam yang ketat, seperti mereka berdua, adalah seorang cyborg wanita berambut perak pendek.
Vermouth menghela napas, dan menurunkan pistolnya.
Amaretto kembali ke pintu tadi dan mulai bekerja. Di momen itu, wanita itu mendarat di lantai tanpa bersuara dengan lancar, seperti krim segar yang dipencet keluar.
“Sekarang apa, Strega?”
“Tidak bisa. Lagipula pintu ini terletak di tempat independen.”
Wanita itu—Strega, membersihkan pakaiannya sambil menjawab.
“Penghalangnya seperti sebuah tempat berlindung dari serangan udara. Aku tidak bisa memeriksa bagian dalamnya dengan sonar. Aku juga masuk ke saluran udara, bahkan sistem lainnya seperti AC, tapi seekor nyamuk saja tidak bisa masuk, apalagi tikus.”
Saat Vermouth mengangguk, Strega melanjutkan,
“Sepertinya mereka memiliki sesuatu yang sangat ingin mereka sembunyikan, fungsi keamanannya bukan hanya dibuat untuk pamer atau karena kegilaan pemiliknya. Aku bahkan tidak yakin kalau tempat ini hanyalah sebuah gudang biasa. Yah, karena itulah kita ada disini, kan?”
“Tugas mencurigakan lainnya? Sial…tidak aneh rokoknya gak enak.”

Misi mereka adalah untuk menginvestigasi sebuah agen tertentu
Tidak aneh bila sebuah pabrik tidak dikenal terdaftar di bawah agen palsu.
5 Perusahaan Besar memiliki kuasa untuk mengatur takdir perusahaan lainnya.
Tapi akan sangat berbeda jika mereka mengkonsumsi sepersepuluh daya sebuah kota dan sumber daya lain seperti air bersih.
Siapa yang sebenarnya memberikan perintah?
Apa yang sebenarnya mereka ciptakan?
Apa tujuan yang sebenarnya?
Mereka harus memastikan yang mana yang benar dan yang salah. Ini bukanlah untuk mengejar keuntungan bagi perusahaan mereka sendiri. Ini adalah sebuah keharusan untuk pengendalian krisis dan jaminan keamanan, bagian dari tugas harian mereka.
Namun—
Ketiganya bercakap-cakap tanpa suara menggunakan ‘resonansi gir’ jarak pendek yang disamarkan.
“Bagian luarnya adalah perusahaan tulang punggung yang bekerja di bawah ‘militer’, tapi seperti yang kita lihat, tempat ini kelihatan seperti dijaga ketat seperti sebuah Bank Sentral padahal tempat ini hanya perlu sebuah Perusahaan Pribadi Militer untuk mengelolanya. Kita bahkan tidak bisa memahami latar belakangnya setelah menyusup sejauh ini. Memang tidak mudah, tapi harusnya ada batasnya.”
Vermouth berkomunikasi sambil menyalakan rokok keduanya.
“…Yang bisa mengatur fasilitas seperti ini secara rahasia hanyalah 5 Perusahaan Besar atau ‘militer’.”
“Ya, tapi kita akan mencoret perusahaan kita sendiri karena merekalah yang mengirim kita kesini. Memang ada yang aneh—”
Saat Strega bergumam skeptis pada dirinya sendiri, Amaretto menjawab,
“Orang-orang energik itu juga terlibat? Bukannya bokong mereka baru saja ditusuk sampai berdarah-darah oleh Tuan Putri Breguet yang itu?”
“Serius? Berkat fakta bahwa Tuan Putri yang harusnya sudah mati itu masih hidup, kejadian itu pada dasarnya menyebabkan keributan di setiap pabrik, dari Vachron sampai ‘Guild’, banyak kepala yang dipenggal.”
“Di hadapan publik, setidaknya, dia sudah dipastikan mati.”
Vermouth mengangkat bahunya, dan melanjutkan,
“Pemakaman korporasi telah diadakan. Aku menyusup ke dalam acara itu dengan santai, dan pidato dari presiden dan anak perempuan tertua sangat mengharukan sampai air mata mengalir. Tidak mungkin siapapun bisa mengubah cerita itu sekarang.”
“Dengan kata lain, sekarang tidak ada orang yang bisa mengeluh karena telah dibunuh oleh orang lain? Itu cukup panjang.”
“Bukan begitu.”
Amaretto menyela,
“Tidak ada bukti keterlibatan Marie Bell Breguet dalam teror pembocoran informasi tersebut. Jika dia telah mati sebelum pembocoran itu terjadi, tidak mungkin ada bukti yang menunjukkan kalau dia ikut serta dalam kejadian itu.”
“Itu tidak ada hubungannya, kan?”
Strega berteriak dengan tajam.
“Itu aneh—dengan itu, kita sudah punya cukup bukti, kan? Untuk standar industri kita.”
“Tidak diragukan lagi kalau dia memang bersalah, tapi itu bukanlah pertanyaannya. Dia berhasil menyelesaikan operasi seperti itu tanpa meninggalkan jejak apapun–itu adalah faktor yang paling penting.”
“…Apa maksudmu?”
“Jika dia dapat melakukan insiden sebesar itu secara rahasia, itu mungkin berarti kalau dia masih memiliki kontak yang dalam dengan keluarganya sendiri—Perusahaan Breguet, dan peluang kalau mereka mendukungnya dari baying-bayang itu tinggi.”
Amaretto menjelaskan dengan sabar,
“Jika kita membunuhnya sekarang, itu berarti kita akan menjadi musuh keluarga Breguet secara otomatis. Biarpun mereka tidak bisa protes secara terbuka—sebenarnya, itu adalah resiko yang tidak diperlukan.”
“Apakah mereka akan menentang kita atau tidak, merekalah yang akan menyebabkan keributan, kan?”
“Kita tidak bisa bialng begitu. Sebagai contoh, pelaku utama di belakang insiden Kyoto adalah keluarga Vachron dan ‘militer’, tapi perusahaan lain telah memberikan persetujuan dengan tidak melakukan apapun. Jika mreka tidak pernah mencoba menghentikan hal itu, itu berarti mereka juga sama-sama bersalah.”
“Biarpun jika itu termasuk balas dendam? Bukannya terlalu berlebihan?”
“Insiden itu tentunya belum pernah terjadi sebelumnya, dan berkat hal itu, kepala konspirator utamanya telah dipenggal—tapi di sisi lain, itu berarti insiden itu bukanlah rahasia paling dalam.”
“Jadi semua itu cuma untuk…?”
Saat Strega membelalakkan matanya, Amaretto melanjutkan,
“‘Informasi rahasia’ sungguhan yang bisa menumbangkan organisasi itu belum diungkapkan. Setelah semuanya jelas, tatanan masyarakat akan terjungkirbalik. Satu-satunya hal yang diberitahukan pada kita hanyalah hal semacam ‘rahasia terbuka’.”
“…Barangkali mereka hanya tidak tahu, kan?”
“Mungkin.”
Vermouth menghela napasnya,
“Tapi mungkin bukan begitu. Teror pembocoran informasi semacam itu akan kelihatan tidak nyata jika terjadi sejauh itu. Kurasa kita bisa berasumsi kalau itu hanya sebuah peringatan.”
Amaretto mengangguk dengan senyum pahit,
“Aku tidak mau menjadi musuh seorang Tuan Putri yang menjerit-jerit ketika pantatnya dielus sedikit.”
“Apa kau mengganti target sarkasmemu demi dunia ini?”
Strega mengirim pandangan dingin pada Amaretto.
“Diam dan cepat buka benda itu!”
“Oke oke—sekarang sudah selesai. Maaf lama.”
Amaretto menjawab dengan suaranya yang asli.
Dan dengan suara buk, suara berat menggema dan pintu baja itu pelan-pelan bergeser.
“Baiklah, Sambuca sudah kita aktifkan. Masuk!”
Vermouth dkk memutar automata tipe support yang tidur di sudut ruangan, mengaktifkannya dan masuk melalui pintu yang berat dan tebal itu.
Dan kemudian,
Mereka menemukan sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
“—Mustahil.”
Vermouth bersuara serak dan napasnya tidak teratur.
“A-apa benda seperti ini, mungkin ada…?”
Dia tidak bisa mempercayai informasi yang muncul di matanya, dan menggelengkan kepalanya,

—Untuk meringkasnya.
Brankas raksasa yang mereka buka dengan susah payah itu ‘kosong’.
Apa misinya berakhir? Ruang raksasa itu, yang digunakan sebagai tempat kerja, telah kosong. Perlengkapan produksi yang banyak sekali, derek raksasa dan tangga ditinggalkan dengan rapi dan lengang.
Vermouth dkk berjalan menuju tempat kerja yang telah dikosongkan.
Disana ada juga lab riset dan sebuah ruangan dengan banyak kertas dan terminal jauh di dalam area tersebut.
…Di sebelah sana adalah data yang tersisa.
Mereka merasakan keringat dingin dari apa yang mereka sedikit lihat,
“…Jika semua ini fakta, masalah ini bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan mengorbankan satu atau dua kota.”
Jika ini berjalan buruk.
Benda yang disebut ‘Clockwork Planet’ akan—
“Ngomong-ngomong, senior Vermouth, salin datanya dan pergi dari sini saja. Kita bisa menginvestigasi detailnya nanti. Akan buruk jika kita tidak bisa memberikan intel ini…”
Amaretto, telah menenangkan dirinya dengan cepat, berkata begitu.
Mereka harus membuat keputusan sederhana seperti itu secepat mungkin setelah berkontak dengan informasi berbahaya yang tidak bisa mereka atasi sendiri seperti itu—
Vermouth dan Strega pulih berkat kata-kata itu, tapi saat mereka hampir mengambil foto data tersebut—

—Dalam sekejap itu.

“!?”
Ketiganya telah diubah menjadi cyborg.
Tapi mereka merasakan sebuah kelainan yang tidak bisa dipercaya dalam tubuh mereka yang ditutupi kulit artifisial.
Insting mereka merasakan perasaan tak berwujud— mirip hewan yang membuat kulit gatal.
Itu adalah ‘rasa takut’.
Ketiganya, agen yang sangat professional,merasa tubuh mereka telah membeku.
—Ini mengkhawatirkan.
Pasti ada ‘sesuatu’ di luar ruangan, di dalam kegelapan yang pekat.
Ukurannya kecil, sangat amat kecil—tapi ‘sesuatu’ itu tidak disangka memiliki bau kekerasan.
Ketiganya berpencar tanpa berkata apapun. Mereka berjalan menuju bagian dalam ruangan, seolah-olah ingin melarikan diri.
Tanpa berdiskusi terlebih dahulu, mereka memilih untuk tidak menarik pistol mereka, melainkan menggunakan Coil Spear yang mereka miliki.
Coil Spear.
Sebuah pedang yang bervibrasi dengan laju tinggi, dan bisa diubah menjadi senjata api kecil, bahkan sebuah shotgun dan peluncur granat, Coil Spear adalah senjata portabel terkuat yang dibuat manusia dilihat dari kepraktisannya dan daya serangnya. Jika orang biasa menggunakan senjata ini dengan ahli, dia akan bisa mengimbangi sebuah automata militer.
Selain itu, bagi ketiga cyborg itu, benda ini adalah senjata yang bisa mereka gunakan untuk melawan balik musuh walaupun musuh tersebuat adalah automata bersenjata berat.
Tapi, senjata itu, yang merupakan produk teknologi mesin jam termutakhir, tidak bisa dibuat oleh siapapun keculai 5 Perusahaan Besar. Namun, karena senjata itu memang mengandung karakteristik unik teknologi tiap perusahaan, ada resiko kalau mereka akan membocorkan afiliasi mereka dengan mudah.
Tugas mereka adalah untuk menyusup; menggunakan Coil Spear menunjukkan kalau misi mereka telah gagal.

Namun,
Mereka memutuskan untuk menggunakannya dengan segera.
—Tidak ada harapan untuk selamat tanpa menggunakannya. Ada juga alasan untuk bertahan hidup apapun caranya, daripada mati begitu saja.
Sebagai professional, ketiganya memilih keputusan berdasarkan situasi saat ini dan insiden sebelumnya.
(—Bukan, ini hanya sebuah alasan saja, kan?)
Vermouth meringis dalam hati, dan menyadari kalau tangannya bergetar.
Siapa yang sebenarnya ada di luar ruangan ini?
Ketiga cyborg itu yang dioptimalkan untuk pertempuran—terpaksa menghunuskan senjata terkuat mereka karena ‘rasa takut’.

(…Ruangan ini sungguh kecil.)
Vermouth mengaktifkan fungsi laser dan sonar dalam tubuh mekaniknya saat dia menganalisis situasi.
Ruangan ini tertutup. Hanya ada satu pintu keluar. Sumber kekhawatiran mereka sedang berdiri di luar pintu, bukan mengelilingi mereka.
(Jika kita akan memanfaatkan Sambuca untuk bertarung dengan musuh dan memberikan sedikit waktu, ada pelung kita bisa melarikan diri, walaupun ini adalah skenario terburuk dimana kita harus menerobos.)
Sambuca, automata tipe support yang membantu kelompok Vermouth.
Sambuca adalah sebuah automata ringan dengan penampilan seorang laki-laki. Suku cadangnya terbuat dari produk sipil lokal yang bisa menyamarkan afiliasi mereka ketika automata tersebut ditinggalkan. Setelah beberapa modifikasi dari Gazell Vermouth dan kelompoknya, fungsi automata ini dapat mengimbangi automata militer.
…Vermouth sudah memikirkan rencana meloloskan diri sejak dia melangkah ke dalam ruangan itu.
Tidak perlu kata-kata maupun komunikasi. Ketiganya saling melirik dan mengangguk.
Krak—
Pintu itu terbuka lembut.
Vermouth, yang telah menentukan rangkaian gerakan yang telah direncanakan saat melihat siluet musuh, muncul dari tempat persembunyiannya.
Tapi pikirannya berhenti setelah dia melihat ‘musuh’ tersebut.
Berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka adalah benda yang membuatnya khawatir.
Benda yang membuat mereka merasa sangat ketakutan adalah seorang—
(…Anak kecil—?)
Dia adalah sebuah automata.
Dengan model gadis kecil dengan tubuh mempesona yang membuat siapapun ingin mengelusnya seperti sebuah boneka.



Dia tidak memiliki armor maupun alat pengekang di lengan dan kakinya yang langsing; namun tubuhnya mengenakan armor yang dahsyat dan besar.
Rambutnya memanjang sampai kakinya dengan warna merah darah. Wajah imut dan kekanak-kanakannya ditutupi topeng ganas.
Pandangan mereka bertemu melalui topeng tersebut.
Itulah yang Vermouth rasakan.
“—Sambuca!”
Vermouth berteriak.
Instingnya berteriak untuk mengabaikan rencana dan melenyapkan gadis kecil itu dengan segera.
“Rencana D3. Hentikan benda itu!!”
Plan D3—sebuah komando untuk menahan target dengan tujuan utama berupa penghancuran diri sendiri.
Sambuca beraksi dengan cepat dan tanpa suara.
Automata tipe support ini dilengkapi dengan fungsi peredam suara, dan pada awalnya bukan digunakan untuk pertempuran langsung.
Tapi dia tetap bisa merangkul musuh dan menghentikannya sementara.
Jika ada seuatu cara untuk menghentikan pergerakan musuh selama sekejap saja, kelompok Vermouth akan mengarahkan tembakan Coil Spear mereka pada Sambuca dan membuatnya dipenuhi lubang—

—Namun.

Gadis automata itu mengangkat lengan kanannya.
Sebuah kubus gir padat berwarna hitam melayang di atas lengan itu.
Kubus itu berputar.
Kubus itu terus bergerak-gerak dan berputar, menjadi dua benda silinder, dan suara pengisian kembali yang keras menggema.
Di momen itu, sebelum indra mereka dapat mendeeksi suara singkat tersebut.
Kerangka mekanik Sambuca yang mencengkram gadis bertopeng itu—menghilang bersama dengan lantainya.

“—Hah?”

Orang yang mengeluarkan suara itu tidak diketahui.
Tapi gadis bertopeng itu melirik tanpa kata-kata ke arah ketiganya.
Tidak peduli apakah Vermouth mau mengakui hal itu, dia paham saat dia terlihat oleh pandangan dingin dan acuh tak acuh itu.
—Mereka tidak punya kesempatan menang.
Dia mengakui fakta itu dengan takut.
“Tch, hancurkan dindingnya!”
Dia meraung tanpa melihat ke belakang.
Dengan adanya musuh sekuat itu, dan jika mereka tidak bisa meloloskan diri dari satu-satunya pintu keluar, mereka hanya bisa menambah jumlah pintu keluar tersebut.
“Aku akan menahannya! Lindungi aku!”
Strega mengaktifkan gir gandanya.
Dia melompat keluar dari tempat persembunyiannya dengan segera, menendang dinding dan atap, dan mengayunkan bentuk pedang Coil Spear.
Pedang bervibrasi tinggi ini bisa memotong material biasa apapun dengan mudah. Jika dia menggunakannya pada benda-benda yang jatuh di atas kepala gadis itu, dia akan bisa membuat beberapa pelindung, dan peluang mereka meloloskan diri akan muncul.
—Tidak peduli apapun maknanya, mereka bisa mengulur waktu.
Vermouth mengarahkan Coil Spearnya pada gadis itu, setelah memahami niat Strega.
Tipe peluru yang dipilih adalah peluru yang bahkan bisa menembus baja yang kokoh.
Saat Vermouth meluncurkan rentetan tembakan, Amaretto akan menembakkan granat paling kuat ke arah dinding di samping sesuai rencana mereka.
—Jika mereka bisa membuat sebuah lubang, mereka mungkin bisa kabur dari tempat ini.
Inilah yang seharusnya terjadi.
Setelah memasang granatnya, tubuh bagian atas Amaretto menghilang tanpa jejak, bahkan debu pun tidak ada.
“…!?”
“Apa-apaan—”
Kubus gir padat berwarna hitam yang melayang di udara, tepat di sebelah gadis itu.
Kubus itu kembali berputar dan mengeluarkan suara pengisian kembali.
Kali ini, Strega hancur berkeping-keping bersama dengan suara ribut di udara.

(—A-apa yang terjadi disini—!?)
Akal sehatnya berteriak.
Baik Amaretto maupun Strega memiliki prostetik untuk pertempuran dengan teknologi terbaru.
Seperti penggunaan Coil Spear, meninggalkan mayat begitu saja—seharusnya adalah perbuatan terlarang.
Tapi sebelum kekhawatiran seperti itu perlu, mereka tela menghilang tanpa jejak apapun.
Biarpun musuh mereka adalah sebuah automata dengan persenjataan berat, tidak mungkin mereka begitu terdesak sampai-sampai tidak bisa melawan balik.
Faktanya terhampar di depan mereka—tidak bisa diubah.
Dan hal ironisnya adalah semuanya dijelaskan disini.
Kerahasiaan fasilitas ini, dan pentingnya informasi disini.
Dibandingkan dengan itu semua, pertahanan seperti PMC[1] kelihatan sangat lemah.
Dan dengan monster ini disini—tidak ada alasan untuk meragukannya.
Apa tempat ini? Jawabannya sederhana.
— ‘Kawah Neraka’.
(Tidak diragukan lagi.)
Automata ini memiliki fungsi siluman yang meniadakan indranya.
Automata ini memiliki daya serang yang luar biasa dan menekan mereka dengan sangat mudah.
Automata ini adalah automata dengan model seorang gadis yang harusnya tidak ada.
Musuh itu, dewa kematian, berdiri di depan mereka—

“Seri Initial-Y…!!?”
Musuh itu tidak merespons.
Gadis itu menatap Vermouth dengan tatapan tanpa emosi dan tenang, dia tidak bergerak sedikitpun.


—Aku akan terbunuh.


“—Ugh!”
Vermouth mempercayai reaksi insting di dalam kepalanya dan merunduk.
Sebuah tumbukan asing melayang dari atas dan menghapus semuanya.
Karena serangan tidak terlihat itu, lengan kirinya, yang tidak bisa menghindar tepat waktu, putus.
Vermouth mengabaikan laporang kerusakan yang berdering di dalam dirinya seperti sebuah sirine, mengkalibrasi ulang keseimbangan yang disebabkan kehilangan massa di kedua sisi, dan meloncat.
Dia kemudian mengayunkan Coil Spear, mengubahnya dari tipe senapan menjadi peluncur granat.
Dan kemudian, dia menembak,
Sebuah jangkar mendadak melayang; dalam sekejap itu, suara jernih gir-gir yang berputar dengan kecepatan tinggi terdengar.
Karena gelombang kejut yang besar itu, dinding ruangan itu hancur menjadi debu.
Vermouth melompat melewati lubang tersebut, tepat di saat yang sama dengan tumbukan kedua gadis itu yang menghapus ruang yang dia tempati tadi.
—Berpikir.
Vermouth terus melarikan diri, hampir tidak berhasil menghindari serangan dari dewa kematian yang mendekat.
Dia pikir dia akan terus kehilangan bagian tubuhnya.
Sampai titik ini, Vermouth hanya bisa tetap hidup berkat instingnya.
Dia membuang informasi yang diberikan sensornya, dan sepenuhnya mengabaikan teori strategis apapun.
Dia merasakan momen dimana dia harus menghindar, dan dimana dia harus meloloskan diri dengan instingnya.
Bagaimanapun cara dia melakukannya, dia berhasil menjaga nyawanya sendiri selama 5 menit ini.
Ini bisa dianggap sebagai keajaiban.
Tapi…inilah akhirnya
Pada akhirnya, Vermouth melompat menuju gang tanpa jalan keluar. Ditambah lagi, dia kehilangan bagian tubuh di bawah lutut kanannya saat dia melompat untuk meloloskan diri dari serangan-serangan itu.
Dia tidak bisa lagi mengandalkan instingnya untuk meloloskan diri.
Dia juga menjatuhkan Coil Spearnya, dan senjata yang tersisa hanyalah sebuah granat yang tidak akan sedikitpun melukai musuh biarpun serangannya kena telak.
Dia sangat tenang, berbeda dengan bagian mesin dalam dirinya yang praktis menyala-nyala.
Dia menyimpulkan ini dengan tenang.
Kalau sampai titik ini—kematiannya tidak dapat dihindari.
Untuk hal itu, dia tidak mempermasalahkannya.
Dia harusnya kehilangan nyawa dan hati manusianya 20 tahun lalu.
Dia hanya kehilangan hal itu lagi hari ini.
Apa yang seharusnya menjadi mati seketika berakhir membuatnya merasa sangat lelah.
—Tapi masalahnya adalah,
“Mati begini saja itu…membuatku frustasi berapa kalipun aku memikirkannyat—sial!”
Langkah kaki terdengar .
Diantara laporan kerusakan yang menggema di pikirannya, dia bisa mendengar suara kematian yang pelan-pelan mendekat.
Itu adalah nafas dewa kematian yang menghancurkan dua rekannya seperti sebuah lelucon.
“—Haa.”
Vermouth mengambil sebuah rokok dan menyalakannya menggunakan tangannya yang kehilangan satu jari.
—Tugas yang mereka lakukan memang seperti ini.
Baik Amaretto maupun Strega tidak dia anggap sebagai teman.
Jika dia harus berterus terang, dia tidak tahu nama asli mereka, warna favorit mereka, pilihan musik favorit mereka, keluarga mereka, teman mereka, apakah mereka dekat, atau lainnya. Dia tidak pernah mendengar masa lalu mereka, dan dia juga tidak terlalu tertarik tentang hal itu.
Karena mereka tidak berbeda dari dirinya, orang-orang sampah.
Vermouth tidak memiliki alasan maupun pertemanan untuk berduka atas kematian mereka,
—Namun,
Mereka semua ingin melakukan sesuatu.
Dia menyadari hal itu sekarang, Vermouth menyadari ‘gairah’ yang telah dia lupakan sejak dulu.
Ini bukanlah rasa keadilan.
Ini bukanlah ikatan antar manusia yang murahan, maupun suara hati professional seorang agen profesional.
“…Jika aku tidak melawan balik sekali melawan monster itu.”
Ini hanyalah sebuah ‘perasaan’ belaka yang merupakan bagian dari nalurinya—
“—Itu menjijikan! Sialan!”
Ini adalah kebanggaan kecil seorang pria yang disebut Vermouth.
“Berpikir…!”
Dia bergumam sambil mengembuskan asap rokok.
Tidak ada untungnya bertarung melawan benda itu; dia tidak punya teknologi maupun kemampuan bertempur.
Baginya, hal yang hanya bisa dia lakukan berupa memberikan rasa sakit menggunakan metode apapun yang mungkin. Untuk itu, berarti—menggunakan cara apapun yang mungkin untuk mentransfer informasi yang dia miliki ke luar.
Masalahnya adalah metodenya.
Dia tidak punya harapan untuk bertahan hidup. Dia tidak peduli mengenai identitasnya yang akan diketahui.
Tidak peduli apa yang harus dia lepaskan.
Tidak peduli apa yang harus dia lenyapkan.
Selama dia mengirimkan apa yang terjadi di tempat ini keluar, itu sudah cukup baginya.
“Aku tidak peduli hal lain lagi sekarang! Karena itu!”
Berpikir.
Bagaimana aku bisa membuat kontak dari sini ke luar?
Zona industri ini terisolasi penuh dari area luar. Dia telah mengelilingi zona ini, tapi dia tidak menemukan satupun ruang komunikasi. Dia tidak bisa menghubungi sisi luar.
Apa yang bisa dia lakukan…adalah menggunakan instalasi elektronik asli yang dikaruniakan dalam tubuhnya dan mengirim sebuah pesan ke suatu tempat.
“—”
Tapi apa…makna melakukan hal itu?
Psycho gila mana yang akan menyadari arti di balik sebuah pesan anonim.
Bahkan bos Vermouth sendiri akan…tidak, tunggu.
“……Ku, kuhahaha!”
Vermouth menertawakan apa yang dia pikirkan.
…Memang ada makhluk seperti itu.
Seseorang yang akan tertarik pada pesan tidak bermakna seperti itu, seseorang yang tingkahnya tidak bisa diprediksi, satu orang dengan pikiran paling tolol di dunia ini yang dia tahu.
Dia berusaha sekuatnya untuk tidak tertawa, dan menyelaraskan frekuensi telekomunikasinya
Alamatnya adalah—

“Hanya orang aneh yang bisa mengurus orang aneh.”
—Jika itu dia.
Sang Tuan Putri yang mau melawan kejahatan dunia…!
Langkah kaki itu berhenti.
Kematian yang tak terhindarkan berdiri di depan matanya.
Namun, Vermouth memiliki perasaan terhibur yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya.
Tidak ada masalah. Aku telah melakukan apa yang kubisa. Aku akan menyerahkan sisanya.
Karena kematian kami adalah—
“—Humph.”
Dia mendadak menyadari pikiran yang muncul di dalam dirinya.
Itu bukanlah sesuatu yang telah Vermouth cari sejak lama, dan bukan juga semacam pemikiran.
Itu adalah keinginan kekanak-kanakan yang telah dia singkirkan tanpa sadar.
“Ini tidak logis, kan…”
Dia mengejek dirinya sendiri karena sadar seberapa kekanak-kanakannya dirinya di titik ini.
Dengan senyum kecut, dia menghirup udara bercampur asap rokok dalam-dalam.

Dia tidak memikirkan apapun mengenai hal itu, setelah berkontak dengan kejahatan banyak orang.
Dia selalu berpikir kalau dunia dan semua yang ada di dalamnya itu sangat buruk.
Namun—tentu saja, dia bisa mengerti di titik ini.
Di dunia ini—ada beberapa hal terkutuk yang tidak bisa dimaafkan bahkan setelah mati.
Bukan karena filosofi merepotkan, dan bukan pula karena cita-cita masa muda atau rasa keadilan.
Itu hanyalah gairah membara yang menggelora di dalam hatinya.
Hanyalah sesuatu yang tidak terlihat.
Semangat yang berkecamuk.
Dan, jika ada cara untuk menangani benda itu.
…Dimana orang-orang idiot yang akan melakukan sesuatu tentang hal ini?
Kami mengungkapkan konspirasi menjijikan ini dengan bayaran nyawa kami.
Jika apapun dan semuanya bisa dihancurkan disini—!
Dia menghirup asap yang banyak dan merasakan bau yang harusnya tidak dia rasakan.
…Ah, Vermouth tersenyum kecil.
“Baunya enak sekarang—haha…rasakan nanti, orang-orang brengsek!”
Sebelum dia mengembuskan asap yang dia hirup, tubuh Vermouth menghilang bersama dengan ruang yang ia tempati.
…Aku merasa sangat mengantuk.
Gadis itu berpikir begitu saat pikirannya masih samar-samar.
Di titik ini, dia sedikit paham kalau dia dalam keadaan setengah sadar. Sepertinya dia lupa tentang sesuatu yang penting, tapi dia tidak bisa memikirkannya dengan jelas. Sepertinya lantai di bawah kakinya goyah, dan dia malas membuka matanya.
“Hm…dia mengirim pesan melalui instalasi telekomunikasi, ya?”
Suara pria asing bisa didengar.
Suara itu datang dari balik kabut, tapi pada awalnya suara itu sendiri tidak jelas apakah datang dari sana.
“Kupikir mereka tidak akan mengirim hal yang penting kesana…tapi mereka in tikusnya siapa?”
“Dia menghapus mereka dengan komplit, jadi kurasa kita tidak bisa mengetahui identitas mereka.”
“Kurasa inilah kerugiannya dalam penanganan masalah yang terlalu sempurna…mengingat metode penyusupan dan tingkat keprofesionalan sampai-sampai mengirim informasi sebelum dia mati, kurasa kita bisa menebak identitas mereka.”
“Keluarga Odema? Keluarga Breguet? Milik siapa ya…?”
“Kau bisa melacak pesan tadi, tidak?”
“Kita sudah melakukannya, tapi kurasa dia tidak mengirim pesan itu ke bosnya—”

…Membosankan.
Gadis itu merasa gundah setelah mendengar obrolan tidak menarik para pria tadi.
Dia benci hal-hal yang tidak bisa dia mengerti. Dia juga tidak suka hal-hal dingin dan mengerikan.
—Menghancurkan, membinasakan, meremukkan, mencampur, menyelesaikan?
Kesenangan macam apa yang diperoleh dari hal-hal semacam itu? Gadis itu tidak mengerti sama sekali.
Barangkali, gadis itu berpikir.
Para manusia ini hanyalah orang-orang idiot yang tidak punya akal sehat. Ada banyak hal menarik di luar sana, tapi obrolan mereka benar-benar membosankan, sulit dipahami, dan mereka selalu melakukan hal yang sam berulang-ulang kali.
—Menyanyi, menari, bermain, tertawa, merapikan.
Ada banyak hal yang lebih menarik dilakukan daripada itu, kenapa meraka tidak melakukannya? Gadis itu tidak bisa mengerti. Pertanyaannya seperti sebuah teka-teki gagal yang tidak memiliki jawaban.
Tidak peduli kapan, tidak peduli siapa—dia diizinkan untuk melakukan apapun yang dia mau.

“—AnchoR.”

Pria itu memanggil namanya.
Dia mengangkat wajah gadis itu, AnchoR, dan bicara dengan senyum lebar.
“Kerja bagus. Tadi itu hasil pertarungan yang hebat.”
…Hasil pertarungan?
AnchoR memiringkan kepalanya. Malahan, dia bahkan tidak berkedip dan hanya mendongak ke arah wajah pria itu.
Apa orang ini memang hanya pria bodoh belaka?
Dia hanya mengira membereskan penyusup sebagai hasil pertarungan; tidak ada ritme, tidak ada yang menjadi pegangan. Sepertinya pria itu tidak punya bakat menulis lagu.
—Apa karena hal ini apa yang dia lakukan terasa sangat membosankan?
—Atau apa yang dia lakukan terasa sangat membosankan karena hal ini?
“Aku akan menangani sisanya, pergilah ke ruang perawatan.”
AnchoR tidak bisa menjawab topan pertanyaan yang muncul dan mengangguk tanpa bicara apapun.
—Bagaimanapun itu tidak masalah.
Inilah automata ‘abadi’, ‘tidak bisa dihancurkan’, dan ‘terkuat’.
Unit ke-4 seri Initial Y—‘Trishula’ AnchoR.
Gadis itu berbalik
Kemudian melangkah pergi, kesadarannya kembali jatuh ke dalam tidur ringan.


[1] Private Military Company (Perusahaan Militer milik Pribadi)