BAB 6
TEMPAT BERTENGGER


Setelah sekolah berakhir, aku memutuskan bahwa aku akan menuju ke ruang Dewan OSIS sebelum aku pergi ke Neighbor’s Club.
Kemarin, ketika aku sedang membantu Aoi, aku meninggalkannya dan berlari begitu saja ke arah Yukimura, kemudian bertemu dengan Rika. Jadi aku ingin minta maaf dengan benar untuk itu dan memberitahu mereka bahwa aku tidak bisa membantu mereka lagi, karena aku akan menghadiri kegiatan klub lagi.
Akhirnya, aku tiba di depan ruang Dewan OSIS.
"Ini akuuuu."
Aku memastikan untuk tidak lupa untuk mengetuk pintu sebelum membukanya.
Aku pernah masuk tanpa mengetuk dan keempat anggota Dewan OSIS (yang semuanya adalah seorang gadis) sedang bersiap-siap untuk bekerja di luar, lebih tepatnya, mereka sedang ganti baju. Sejak saat itu, aku meyakinkan pada diriku sendiri untuk tidak mengulanginya lagi.
"Kodaka, eh? Aoi sedang telanjang sekarang, tapi itu tidak penting, masuklah. "
Dari dalam aku bisa mendengar suara Hinata-san—yaitu ketua Dewan OSIS, Hidaka Hinata.
"Ap....Hinata-san! Apa yang kamu katakan?! Kodaka-kun, aku sungguh tidak sedang telanjang atau sejenisnya! Kau bisa masuk, tidak masalah! "
Aoi—mendengar suara bendahara OSIS, Aoi Yusa, aku menjadi sedikit tenang dan aku pun masuk ruang OSIS.
Di dalam, keempat anggota Dewan OSIS berkumpul.
Gadis muda, yang auranya terlihat ceria dan memiliki rambut hitam panjang, itu adalah Hidaka Hinata.
Gadis muda, yang memiliki rambut kemerahan dan bertubuh kecil, itu adalah Aoi Yusa.
"Ya ampun! Hinata-san, mengapa kau mengatakan kebohongan yang tidak berarti seperti itu?! "
"Itu karena Aoi begitu menarik!"
Melihat kedua orang itu saling berkomedi, yaitu Hinata-san mencoba untuk membuat Aoi marah, Karin hanya bisa mendesah seolah-olah bosan.
Karin—sekertaris Dewan OSIS, nama lengkapnya Jinguuji Karin.
Kelas 2-41.
Rambutnya panjang dan hitam, penampilannya memancarkan kesan antara cantik dan imut, dan dia jarang menunjukkan emosi di wajahnya.
Suatu rosario yang dilengkapi dengan salib permanen tergantung di lehernya, pada kedua pergelangan tangannya juga terdapat rosario, belum lagi, ada juga hiasan salib di rambutnya.
Meskipun ini adalah sekolah misionaris, sangat sedikit pelajar Kristen di St. Chronica (tampaknya fakta tersebut tidak hanya terjadi di sekolah ini, namun di sekolah-sekolah misionaris lainnya), dan karena dia adalah salah satu dari sedikit pelajar Kristen yang setia, Karin memiliki nama Kristen 'Gabriella'.
Yang terakhir adalah Akane-san—wakil ketua Dewan OSIS, Ootomo Akane.
Dia memiliki keindahan dengan penampilan yang bermartabat, rambut pendeknya mengingatkanku ketika Yozora baru saja memotong rambutnya.
Sepertinya, dia dan Hinata-san adalah teman masa kecil ketika masih SD.
Dia mirip dengan Hinata-san, yaitu begitu berguna bagi orang lain. Namun, yang membedakan dirinya dari Hinata-san adalah, dia tidak 'seberat' Hinata-san dan sikapnya terkesan lebih menyegarkan, jika kau membandingkan dirinya dengan Hinata-san yang begitu populer baik di mata pria maupun wanita, Akane-san jauh lebih populer di mata para gadis. Perbedaan antara 'Anego' dan 'onee-sama' bisa terlihat dengan jelas.
Hinata-san, yang tidak bisa duduk dengan tenang, membagi pekerjaan birokrasinya pada Akane-san. Aoi dan Karen juga sering mengandalkannya lebih dari Hinata-san. Bahkan bagiku, jika ada suatu pekerjaan yang tidak aku mengerti, aku lebih sering mengandalkan Akane-san yang bisa menjelaskan hal-hal dengan cara yang lebih logis, bukannya Hinata-san yang suka berkata seenaknya sendiri.
"Tidak, sungguh, Hasegawa-kun. Terima kasih untuk semua usahamu selama ini. "
Aku dengan cepat membungkukkan diri pada Akane-san, yang dengan penuh semangat mengangkat tangannya untuk menyambutku.
"Umm, aku sangat menyesal karena telah meninggalkan kalian di tengah-tengah pekerjaan kemarin."
"Apa yang kamu katakan? Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu," Hinata-san berkata dan tertawa sembari menahan ekspresi yang menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak khawatir tentang hal itu.
"Itu benar. Belum lagi, Yukkii juga membantu kami, bukannya Kodaka-kun. ", kata Aoi.
"Yukkii?"
Dia mengatakannya dan aku pun hanya bingung:
"Sebenarnya, aku sedang berbicara tentang Kusunoki Yukimura."
Aku masih berdiri di sana, dan kebingungan terhadap apa yang Aoi baru saja katakan sambil tersenyum.
Ketika mereka bertemu sehari sebelumnya, Aoi mengatakan dengan waspada: 'Dia adalah orang yang mencoba meracuniku!" Yukimura jelas membenci Aoi, dan dia pun juga mengatakan: "Aku tidak suka orang ini sama sekali." Sepertinya, mereka berdua tidak akan pernah bisa bergaul dengan baik.
"Sekarang, Kodaka juga sudah datang, mari kita mulai aktifitas OSIS untuk hari ini, oke?"
"Ehh ?! M-Maaf!?"
Meskipun aku begitu sungkan, aku akan memberitahu mereka tentang keinginanku untuk memprioritaskan kegiatan Neighbor’s Club dan aku pun tidak lagi bisa muncul pada aktifitas Dewan OSIS sehari-hari.
"Muu2 ... Betapa memalukan."
Mata Aoi mengungkapkan kekecewaannya.
"Fumu ... Kegiatan klub juga penting, jadi aku kira, apa boleh buat."
"Walaupun dengan keberadaan Hasegawa-kun di sini, kami benar-benar banyak terbantu."
"..."
Hinata-san dan Akane-san mengatakannya sembari menyesali keadaan ini, tampaknya Karin juga ingin mengucapkan sesuatu.
Tiba-tiba, diriku juga mulai dipenuhi dengan rasa penyesalan.
Meskipun ruang osis hanyalah tempatku melarikan diri dari kenyataan, namun, selama satu minggu ini, aku telah menjadi bagian dari Dewan OSIS.
"Tapi, yaaahhh, tidak berarti ini adalah akhir! Setiap kali kalian perlu bantuankau, jangan ragu untuk memanggilku. Aku akan mencoba untuk datang dan membantu sebanyak yang aku bisa! "
Melihat semangatku dalam bekerja, Hinata-san tertawa dengan sepenuh hati dan mengatakan:
"Ya, kami akan membuatmu bekerja keras besok! Bagaimanapun juga, kau sudah mirip seperti bagian dari Dewan OSIS! "
"Hinata-san...!"
Aku begitu bahagia setelah mendengarkan ucapan itu.
Namun, setelah itu...
"Kau akan ikut kami pada tour besok lusa, kan?"
Untuk membalas ajakan Hinata-san, yang seakan-akan menanyakan pertanyaan paling normal di dunia, suatu tanda tanya besat melayang-layang di atas kepalaku.
"... Tour? Apa yang sedang kau bicarakan? "
"Eh? Kau tidak tahu? "
Akane-san terkejut.
"Eh, ah, ya."
Ketika aku mengangguk sebagai balasan, Akane-san memindahkan pandangannya menuju arah Hinata-san.
"... Hina, kau tidak memberitahu Hasegawa-kun tentang hal itu?"
"Mumu?", Hinata-san mengatakannya sambil memiringkan kepalanya.
"Betul juga, aku tidak ingat pernah mengatakan itu kepadanya! Aku lupa! Fuhaha! "
"Ampun deh, kau ini..."
Melihat Hinata-san, yang tertawa terbahak-bahak tanpa sedikit pun niat jahat, Akane-san mendesah dan memulai penjelasannya.
"Ini adalah semacam acara tradisional di Dewan OSIS, kau tahu. Akhir pekan ini, Dewan OSIS akan melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk penginapan, yaitu tempat yang akan digunakan untuk menginap oleh para pelajar selama kursus ski. "
Di sekolah ini, Kelas II mendapatkan tour untuk kursus ski di bulan Januari, bukannya study tour.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan ski mereka dan mengambil tindakan berdasarkan apa yang instruktur katakan kepada mereka, Yozora pernah mengatakan padaku bahwa tour ini adalah suatu perjalanan yang lebih ramah terhadap para penyendiri daripada study tour biasa.
"Yah, karena kita akan tinggal di penginapan yang sama setiap tahun, seharusnya tidak ada masalah, jadi pada dasarnya, ini adalah perjalanan santai dengan dalih pemeriksaan awal. "
"Aku paham... Jadi kau mengundang aku?"
"Awalnya, direncanakan bahwa lima anggota Dewan OSIS akan pergi, tapi sayangnya orang yang kami tunjuk tidak bisa ikut. Jadi kami memutuskan untuk mengundang Hasegawa-kun sebagai gantinya. Aku benar-benar berpikir bahwa Hina sudah bilang padamu tentang semua ini, tapi... si idiot ini... "
Hinata-san tertawa pada Akane-san, yang tampak sudah putus asa pada kebodohan ketuanya, dan mengatakan:
"Hahaha, maaf, Akane. Dan sekarang kau sudah mengetahui situasinya, Kodaka, mari kita pergi tour!"
"Apa kau idiot? Besok lusa kita berangkat, kau tahu? Hasegawa-kun pasti juga punya rencana lain!"
"Eh? Ah, tidak, aku tidak benar-benar punya rencana untuk beberapa hari mendatang. "
Aku sedikit terkejut dengan kata-kata Akane-san, jadi aku akhirnya menyangkalnya secara refleks.
"Sudah jelas bahwa dia memiliki rencana untuk akhir pekan." Itu adalah pertama kalinya ada orang yang berpikiran demikian terhadapku sejak aku bersekolah di sini.
"Kalau begitu, tentu saja, mari kita semua pergi bersama-sama!"
Aoi berkata sambil bersandar ke depan.
"Ah, tapi aku ..."
"Jangan sungkan-sungkan, Kodaka. Atau apakah kau memang tidak ingin pergi bersama kami dalam suatu tour? "
"I-Itu tidak benar! Aku benar-benar ingin pergi! "
Mendengar kata-kata Hinata-san, aku bingung dan menggeleng untuk menyangkalnya.
"Kalau begitu, sudah diputuskan!"
"Maaf untuk semua ini, Kodaka-kun. Tapi aku senang." Akane-san mengatakan itu sambil tersenyum.
Karin adalah satu-satunya yang acuh tak acuh terhadap semua yang terjadi di sini, dan ketika aku meliriknya, dia tampak sedang mengetik beberapa dokumen di laptop-nya.
Dan dengan demikian, diputuskan bahwa aku akan menemani anggota Dewan OSIS di tour santai mereka.
Walaupun ini hanyalah hubungan yang aku bentuk selama aku melarikan diri dari kenyataan, sepertinya hubungan ini tidak akan rusak dengan begitu mudah.