BAB 1
SAAT KETIKA AKU MENGGENGGAM TANGANMU


Aku ingat pernah belajar kanji untuk kata 'teman' selama kelas Bahasa Jepang ketika aku masih di sekolah dasar.
'Tempatkan kedua tangan bersama-sama dan kemudian gunakan untuk membantu satu sama lain.’
Ini tampaknya mewakili situasiku saat ini.
Lakukan dengan cara yang mirip dengan diagram di bawah ini.


Aku berteman dengan diriku sendiri.
Awal bulan Desember, seringkali hari-hari setelah sekolah adalah cerah.
Aku, Hasegawa Kodaka, telah dipanggil ke atap oleh kouhai-ku. yang juga temanku satu klub, Shiguma Rika, dan kemudian kami bertengkar.
Pertengkara itu adalah perkelahian fisik, tapi itu benar-benar tidak imbang dan aku kalah telak.
Meskipun tampak seperti intimidasi sepihak, tapi aku pikir, itu masihlah suatu pertarungan yang layak.
Shiguma Rika, gadis yang sampai sekarang secara diam-diam mendukung Neighbor’s Club dengan lelucon-lelucon gilanya dari balik layar, membiarkan emosinya meledak-ledak untuk pertama kali. Dan dia pun mengalahkan semua omong kosongku.
Aku juga telah melepaskan semua emosiku yang kupendam di dalam dada untuk pertama kalinya dan meneriakan perasaanku yang sebenarnya pada orang lain.
Kami berdua percaya bahwa idealisme kami adalah benar dan mencoba untuk membuktikan bahwa idealisme yang lain itu salah, dan pada akhirnya kami berdua berkelahi.
Sambil melepaskan semua keberanianku, aku telah mengaku pada Rika tentang apakah dia akan menjadi temanku ataukah tidak, dan itu menyebabkan emosinya berubah menjadi tawa.
'Hah? Apa maksudmu?'
 Katanya, dan dia pun melanjutkan:
'Maksud Rika, tidakkah kita semua sudah menjadi teman?’
Dia mengucapkan kata-kata itu dan menerima pengakuanku.
'Rika, dapatkah kau membantuku?’
'Tentu.’
Rika telah menjawab permintaanku untuk meminta bantuan dengan suara yang santai yang tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan.
Rika, sambil menyandarkan punggungnya pada pagar atap, perlahan-lahan berdiri.
Kemudian dia datang dan menjulurkan tangannya padaku karena aku berbaring telentang.
Aku meraih seluruh tangannya dan berdiri sambil meringis kesakitan.
Begitu mirip dengan tampilan kanji 'teman'.
Tak satu pun dari kami akan saling mengabaikan, jadi kami berdua saling mengulurkan dan mencengkeram tangan satu sama lain.
Pada saat itu, kami telah menetapkan pikiran kami untuk terus maju.
Mungkin, Shiguma Rika dan aku telah menjadi teman sejati.