Lahirnya Seorang Pangeran
Saat ini adalah tahun 2100 SM. Sebagai hasil dari perkembangan teknologi – seperti munculnya realitas maya dan diciptakannya mesin game berbasis tidur – game online telah berkembang pesat dalam beberapa tahun.
Karena itu, realisme game online telah meningkat dari 50% …60% …70% hingga menjadi 80%. Pasar saat ini didominasi oleh dua raksasa MMO – The World dan Life – yang mana keduanya telah mencapai tingkat realisme 85%. Dengan lebih dari 80%  dari populasi manusia sebagai player, hal pertama yang setiap orang tanyakan pada kenalan barunya adalah, “Kau dari The World atau Life?”
Bagaimanapun, hal-hal mulai berubah. Perusahaan teknologi terbesar di dunia telah menyebabkan kegemparan besar dengan pengungkapan rahasianya : setelah sepuluh tahun penelitian, mereka menciptakan Second Life, game terbaru dengan level 99% realisme.
Dan sekarang seluruh dunia menunggu dengan nafas tertahan…

Online, di The World…
“Hei lihat, menurutmu ini apa?”
Aku, Feng Xiao Xiao, mengangkat tongkat “Blue River Goddess”, memamerkannya kepada adik kembar laki-lakiku. Haha!  Dengan magic power sebesar 102, dan kemampuan menaikkan kekuatan serangan dasar es sebanyak 20%, tongkat “Blue River Goddess” sudah pasti harta berharga mage. Memerlukan usaha besar membujuk suamiku untuk membelikannya.
“Tongkat “Blue River Goddess”? Apa-apaan itu, Kak; bukankah tongkat ini berharga ratusan ribu gold? Darimana kamu mendapatkan uang? Apakah kamu memenangkan lotere atau semacamnya?” Feng Wu Qing – yang juga adalah adik laki-lakiku di kehidupan nyata – bertanya, menatap tongkat di tanganku.
“Suamiku memberikannya padaku, tentu saja,” balasku puas, masih pamer.
“Hadiah lain dari ‘kakak ipar-ku’…Pasti bagus sekali menjadi seorang perempuan, dengan equipment yang dikirim ke depan pintu rumahmu secara otomatis, dan tidak perlu bekerja keras sendiri untuk hal itu,” rengut Feng Wu Qing.
“Apa katamu!” Alisku mengernyit memfokuskan diri. Sebuah ledakan es – sebuah mantera tingkat menengah – melayang ke arahnya.
Sebagai warrior, daya tahan sihir Feng Wu Qing tidaklah besar. HP-nya berkurang secara instan menjadi setengahnya. Mengingat bahwa rasa sakit yang terasa di dalam game hanya 20% dari yang mungkin dirasakan di dunia nyata, ledakan es ini mungkin hanya sesakit seperti dipotong dengan pisau dapur. Tunggu, bukankah itu…sangat sakit? Aku tersadar
“Hei, itu sakit sekali! Bisa hentikan, kan!” Melihat dirinya kehilangan setengah dari health-nya, Feng Wu Qing tidak punya pilihan selain mulai meneguk health potion. “Brengsek…”
“Apa…”
Kau berani memanggilku brengsek? Atau perlu kukatakan. Jika kau –yang hanya seorang warrior level 95 – berani menghinaku – seorang mage level 115… Kau pasti mau MATI! Dengan murka, aku benar-benar lupa bahwa orang di hadapanku adalah saudaraku dan merapal mantera level tinggi, meledakkannya dengan badai salju.
Tiba-tiba, aku menyadari apa yang telah kulakukan. Sial, Wu Qing tidak akan tewas, ya ‘kan?
“Ughh…” Dari suara erangan menyedihkan saudaraku, itu pasti amat sangat sakit… Maaf, dik.
“Brengsek sialan, perempuan gila, kakak bodoh! Kau mencoba membunuhku?!” Feng Wu Qing tersengal-sengal, berbaring di atas tanah dalam keadaan setengah mati. Melihat bahwa dia masih hidup, rasa lega menguasaiku.
“Siapa yang menyuruhmu memanggilku brengsek? Selain itu, level dan perlengkapanmu terlalu menyedihkan. Jika kau ambruk setelah serangan es dan badai salju belaka, aku bisa saja menginjakmu dan kau akan mendapat keberuntungan menjadi warrior pertama yang diinjak sampai mati oleh seorang mage.” Melihat bahwa Wu Qing masih hidup, aku tidak dapat menahan diri untuk mengejeknya lebih lagi.
Terbaring di tanah, Feng Wu Qing terlihat berubah dari malu menjadi marah, karena dia menjawab dengan dingin, “Siapa yang mau setidak tahu malu sepertimu?! Selalu meminta para cowok untuk memberikanmu perlengkapan atau membantumu menaikkan level, selalu bersembunyi di belakang party, selalu mengincar barang rampasan bagus…Sudah tentu akan konyol jika kau masih level rendah dan mengenakan perlengkapan sampah!”
Dalam geram, aku dapat merasakan hawa hangat naik di pipiku. “Aku…aku…” merasa sedikit bersalah…
Melihatku tidak bisa berkata apa-apa, Feng Wu Qing memutuskan untuk mengoleskan garam di lukaku. Menjadi begitu tak sopan, apa dia benar-benar adikku? “Aku belum selesai bicara. Kalian para cewek hanya tahu bagaimana memohon pada orang lain untuk memberi kalian perlengkapan dan membantu kalian menaikkan level, selalu memilih class yang akan mengijinkan kalian untuk bersembunyi dan mendapat EXP dari jauh.”
Kusentakkan kakiku ke tanah. “Baiklah, kenapa kita tidak reroll dan melihat siapa yang naik level lebih cepat?”
Feng Wu Qing menyeringai mencemooh. “Lupakan saja. Apa gunanya reroll? Kakak ipar masih akan menolongmu dan masih ada segerombolan cowok yang akan membantumu naik level dan memberimu equipment.”
“Itu karena mereka yang mau, jadi tidak ada hubungannya denganku!”
“Kalau begitu jangan terima dan berusahalah sendiri!”
“Tapi, itu jadi sayang sekali…” kataku dengan suara kecil.
“Hmph!” Feng Wu Qing menatapku dingin.
Aku merasakan amarahku naik lagi, tapi tepat ketika aku membuka mulut untuk melanjutkan perdebatan dengannya, seekor bos Fire Monkey yang teramat sangat cepat tiba-tiba muncul dari belakang adikku. Menghambur ke arah kami dengan kecepatan tinggi, dia menyerang kepala adikku dengan pukulan hebat.
Mungkinkah itu dendam…, pikirku.
<System Notice :Feng Wu Qing -135 HP, Feng Wu Qing HP= 0. Status : Dead>
Tercengang, aku mengawasi tanpa daya ketika adikku berubah menjadi pilar cahaya dan melesat ke langit. Setelah tewas di dalam game, seseorang akan selalu berubah menjadi pilar cahaya dan terbang kembali ke rebirth point.
Oh sial, adikku mati… aku berada dalam masalah besar. Menurut peraturan memuakkan The World, jika terbunuh oleh monster, level orang tersebut akan kembali ke level satu. Dia akan memberiku kesulitan besar, pikirku, berkeringat dingin. Aku benar-benar lupa, bagaimanapun, bahwa bos monster masih ada di depanku -  kecuali sekarang aku adalah seorang mage tanpa warrior sebagai pelindung…
“Urgh…” Aku, yang tidak pernah mati sebelumnya, merasakan kematian untuk pertama kalinya. Jadi kematian rasanya semengerikan ini … Aku segera melepaskan helm game dan melemparkannya.
“Kau mati ?” Aku mengangkat kepalaku melihat adikku menatapku dengan ekspresi tak paham. Dia telah tergesa-gesa dari kamarnya untuk mengomeliku yang menyebabkan dia kembali ke level satu, tapi sekarang … dia tetap akan mengomeliku bagaimanapun juga. “Dasar bodoh ! Kenapa kau tidak menggunakan scroll of recall ketika melihatku mati ?”
“Aku terlalu kaget untuk bereaksi ketika melihatmu mati !”
Aku menatapnya tidak keruan. Bagaimana aku bisa tahu bahwa dalam beberapa detik aku membeku, bos monyet sialan itu akan mengubahku menjadi pilar cahaya dalam sekejap mata ?
“Maaf membuatmu terbunuh…”
“Lupakan saja; lagipula, aku tidak akan main The World lagi.”
“Hah ? Kau tidak main ? Kenapa?”
Adikku – kurasa aku sebaiknya menjelaskan ini: namanya adalah Feng Yang Ming, dan aku Feng Lan – melihatku dengan ekspresi yang menjengkelkan. “Kau tidak tahu bahwa Second Life diluncurkan ?”
Second Life ?” ulangku, bingung.
Adikku segera memandangku seakan-akan aku adalah orang bodoh.
Second Life adalah game realitas maya, dengan tingkat realisme 99%. Dikatakan bahwa kau bahkan dapat merasakan angin berhembus di wajahmu dan mendengar suara derik lembut serangga-serangga, rasanya persis seperti kau sedang di dunia nyata.”
Aku mengerutkan dahi, alisku bertaut. “Jadi bukankah itu akan sangat menyakitkan? Jika kau terluka…”
“Bah! Kalian para cewek selalu takut dengan rasa sakit. Dengan realisme mencapai 99%, siapa yang peduli dengan rasa sakit?” Adikku yang sialan itu menatapku dengan ekspresi superior yang menyebalkan, dan menambahkan, “Jangan khawatir, rasa sakit yang dirasakan hanya dibuat sebesar 30%.”
Aku berkata, “Oh,” tapi tetap aku tidak bisa berhenti berpikir. Hmm, berpikir bahwa kau tadi mengeluh karena rasa sakit, jika mereka benar-benar menaikkannya ke tingkat 99%, aku ragu kau tetap berkata tidak peduli dengan rasa sakit! Tetapi, karena aku baru saja membuatnya terbunuh, aku tidak berani menyudutkannya lebih lagi. “Jadi kau tidak bermain The World lagi kalau begitu?”
“Ayolah. Setiap orang yang bermain The World dan Life sekarang sedang menunggu Second Life untuk muncul. Ketika Second Life diluncurkan, baik The World dan Life mungkin akan tutup!”
“Kurasa aku akan ikut bermain juga kalau begitu.” Tingkat realisme 99% terdengar menarik dan karena aku akan mengulang kembali, sebaiknya aku memulainya di Second Life.
“Kau akan menggunakan skill ‘berikan aku equipment dan bantu aku naik level’ lagi, hah?”
Sekarang aku kesal. “Feng.Yang.Ming. kuperingatkan kau… Kali ini aku pasti tidak akan membuat siapapun untuk menolongku atau memberiku equipment, jadi jangan mengeluh padaku jika kau naik level lebih lambat dariku.”
“Mana mungkin aku naik level lebih lambat darimu.”
Kami dua bersaudara saling melotot satu sama lain.

Kuambil cartridge game, berkomat-kamit diam-diam pada diriku sendiri. Saudaraku yang bodoh, aku akan melampauimu dan meninggalkanmu tanpa kesempatan untuk mengeluh. Kujejalkan cartridge game dengan penuh dendam ke dalam helm game dan melirik jam. Melihat sudah waktunya, kukenakan helm dan merencanakan untuk bergegas langsung menuju game dan berlatih secepat mungkin sehingga dia pun tidak akan bisa mengejar. Namun aku lupa, bahwa dulu aku telah memasang jamku menjadi 5 menit lebih awal daripada waktu yang sebenarnya, supaya aku selalu bisa tepat waktu untuk janji temu…
Kenapa gelap gulita? Tepat ketika kepalaku penuh dengan pertanyaan, cahaya terang membanjiri mataku dan seorang gadis yang luar biasa cantik muncul di hadapanku. Hmph! Jangan gadis cantik lagi! Benar-benar menyebalkan! Tidakkah para pengembang game tahu bahwa perempuan juga bermain game online? Kenapa mereka tidak pernah membuat pemuda tampan untuk menyambut kami para gadis?
“Halo dan selamat datang di Second Life. Ini adalah kali pertama kau bermain, jadi silakan berikan kami waktu untuk memindai tubuhmu dan merekam frekuensi vokalmu. Dengan begitu, kau bisa langsung log in game begitu kau mengenakan helmmu.”
Aku menunggu proses pemindaian selesai dalam diam.
“Baiklah, sekarang kau dapat mulai membuat karaktermu. Sebelum kau mulai, aku harus mengingatkanmu bahwa kau hanya mendapat satu kali kesempatan untuk membuat karakter. Setelah dibuat, rasmu, nama, dan penampilan tidak dapat diubah.”
“Jadi, aku tidak bisa membuat ulang karakterku?” Bukankah mereka terlalu berlebihan dengan peraturan seketat itu?
“Untuk menjaga realisme dari Second Life, setiap orang hanya mendapat satu akun dan satu karakter, tanpa terkecuali.”
“Lalu, apa yang terjadi jika karakterku mati?” Jangan bilang bahwa aku tidak akan bisa bermain lagi…?
“Jika karaktermu mati, kau dapat kembali ke rebirth point. Sebagai penalti, kau akan diturunkan satu level.”
Peraturan yang aneh, pikirku, terpana.
“Maukah kau mulai membuat karaktermu?”
“Oh ya. Mulai!”
“Silakan pilih ras.” Si NPC yang luar biasa cantik itu baru saja selesai bicara ketika tempat yang tadinya kosong tiba-tiba dipenuhi dengan begitu banyak karakter yang terlihat hidup, semuanya bergaya di depanku. Ras-ras berkisar dari human, elf, dark elf, dwarf, demon, holyman, beastman (subspesiesnya termasuk serigala, burung, kucing liar, dll) sampai ke spirit (dengan sepuluh subkategori, termasuk spirit pohon, spirit bunga, dll). Mataku mulai berputar. Ya ampun, apa yang harus kulakukan? Dan kenapa ada begitu banyak variasi ras?
Melihat ekspresiku yang kewalahan, si NPC cantik dengan baik hati menawarkan, “Pilihlah ras mana saja yang kau suka pertama-tama, aku akan menjelaskannya padamu. Dan gunakanlah waktumu sebaik-baiknya, karena kau tidak akan bisa mengulanginya!”
Aku memandang penuh rasa terima kasih pada si cantik, dia tiba-tiba terlihat lebih manis daripada sebelumnya…
“Apa karakteristik ras dari human?”
“Karakteristik ras human adalah status rata-rata. Untuk contohnya, fisik mereka tidak dapat dibandingkan dengan beastman dan kecepatan mereka tidak dapat dibandingkan dengan elf, tapi human lebih cepat daripada beastman dan fisik mereka lebih kuat daripada elf.”
“Aku mengerti…”
Melihat bahwa ini sama dengan game lainnya, aku mulai khawatir. Karena ras adalah sesuatu yang tidak dapat diubah, pikirku, apa yang harus kupilih?
Kali ini aku ingin menjadi warrior, pikirku, masih digusarkan oleh perkataan saudaraku…Adikku yang sialan itu mengatakan bahwa aku takut dengan rasa sakit dan hanya tahu bagaimana bersembunyi! Lihat dan tunggu saja; aku akan bermain sebagai warrior.
Dari apa yang pernah kudengar, human dan beastman adalah yang terbaik untuk kelas ini… “Kalau begitu, bisakah aku melihat seperti apa diriku sebagai human dan sebagai beastman?” Tidak baik untuk menilai sebuah buku dari sampulnya, tapi seorang gadis mau tak mau ingin kelihatan cantik…
“Tentu,” kata si cantik, dan dua versi diri’ku’ muncul. Seperti yang kuduga, ‘diriku’ yang human terlihat lebih baik, tapi saat akan kukatakan bahwa aku ingin bermain sebagai human, perkataan menusuk adikku melayang kembali ke dalam ingatanku.
“Lupakan saja. Apa gunanya reroll? Kakak ipar masih akan menolongmu dan masih ada segerombolan cowok yang akan membantumu naik level dan memberimu equipment...”
Sial, jika aku muncul di hadapannya dengan penampilan manis dan cantik, dia pasti tidak akan percaya bahwa aku berusaha keras sendiri. Dengan pikiran itu, tanpa pertimbangan aku berkata atas dorongan hati, “Bisakah kau membuatku menjadi lebih jantan?”
“Kau ingin menjadi laki-laki?” Si cantik terlihat agak heran dan mencoba untuk membujukku untuk menarik kembali permintaanku. “Kau sebaiknya mempertimbangkannya dengan hati-hati. Kau tidak akan dapat mengubah penampilanmu.”
Aku mulai ragu…
“Ditambah para gadis lebih mudah dalam menaikkan level, dengan para laki-laki yang membantu dan menjaga mereka.”
Mendengarnya, aku menjadi lebih kesal, “Aku tidak peduli.”
“Berikan aku waktu sejenak. Aku perlu untuk membicarakan hal ini dengan atasanku.” Dengan perkataan itu, dia tiba-tiba membeku, tidak menggerakkan satu otot pun.
Jadi dia sebenarnya adalah seorang GM…Ekspresinya begitu datar sampai aku salah mengiranya sebagai seorang NPC!
Setelah beberapa saat, si cantik bergerak kembali, dan ekspresinya terlihat ragu-ragu. “Walaupun mengubah jenis kelamin biasanya dilarang, kau adalah player pertama yang log on. Sebelumnya kami telah memutuskan untuk memenuhi permintaan apapun dari player pertama, selama itu masih masuk akal, sebagai hadiah. Untuk permintaanmu…setelah mendiskusikannya, kami telah memutuskan bahwa karena kau akan menjadi satu-satunya pengecualian, hal ini tidak akan berpengaruh pada game. Kami akan menerima permintaanmu.”
Tepat setelah dia selesai bicara, seorang pemuda tampan dan terlihat menakjubkan muncul di depan mataku.
Wow, tampannya! Kelihatannya aku lebih cocok sebagai laki-laki daripada perempuan…
“Kau dapat memilih untuk mempercantik atau memperjelek dirimu sebanyak 30%.”
Aku bahkan tidak perlu memikirkan jawabanku. “Percantik 30%.”
Seorang pemuda yang luar biasa mempesona segera muncul di hadapanku. Ini aku? Ya ampun, benar-benar laki-laki yang luar biasa tampan… Berliur bahkan walaupun aku menatap versi laki-laki diriku, aku berpikir, jika aku setampan ini sebagai human, kalau begitu…
“Aku ingin melihat diriku sebagai seorang elf.”
Seorang elf ramping dan bertelinga lancip muncul di depan mataku. Melihat sosok semampai itu, ditambah dengan wajah indah yang halus, rupa yang menawan…
“Tampannya…” Si GM cantik dan aku mendesah bernafsu pada saat yang bersamaan.
“Hei, maukah kau mempertimbangkan untuk operasi ganti kelamin? Jika kau menjadi laki-laki, aku pasti akan menjadi pacarmu,” si GM tidak dapat menahan bicara.
Apa tanggapanku seharusnya?
“Baik, sudah diputuskan. Menjadi seorang elf!” Itu bukan aku – itu adalah si GM cantik.
“Ini…” aku berkata kebingungan. “Tapi aku ingin menjadi seorang warrior…”
“Hah! Tolong, lihatlah betapa tampannya dirimu. Akan menjadi dosa besar terhadap alam jika kau tidak memilih menjadi seorang elf. Tidak peduli bagaimanapun, kau harus menjadi seorang elf!” Si GM cantik benar-benar mencoba mempengaruhiku… Aku bisa merasakan seluruh bulu kudukku merinding.
Kelihatannya dia tidak lagi menganggapkan sebagai seorang perempuan lagi, pikirku. Tapi …melihat versi laki-laki dari diriku berdiri di hadapanku, benar-benar terlalu indah… Oh tidak, bagaimana jika satu-satunya hal yang ingin kulakukan begitu masuk game adalah memandangi bayangan diriku sendiri?
“Kalau begitu sudah diputuskan. Apakah kau mengubah gaya rambut atau tinggi badan?” Tunggu sebentar, kau ini seorang GM atau bukan? Kau memutuskan segalanya untukku!
“Coba ubah menjadi pirang,” jawabku tanpa daya.
Setelah dua jam berdebat maju mundur, kami akhirnya memutuskan pada…penampilan. Si GM cantik bahkan mengatur untuk menaikkan tingkat percantikannya menjadi 40%, yang membuatku berpikir,  apakah dia benar-benar GM atau bukan? Melihat elf yang amat sangat tampan dengan rambut pendek yang putih, kurasa bahkan di dalam game, kesempatanku untuk menolehkan wajah-wajah dijamin sebesar 200%. Menatap tanpa henti, mataku mulai berubah menjadi dua hati lagi. Ya Tuhan apakah ini terhitung sebagai seorang narsis?
“Sudah selesai, sempurna,” Lolidragon berkata dengan puas. Lolidragon adalah nama dari si GM cantik…Dia bahkan mengatakan padaku untuk mem-PM-nya kapanpun aku mau.
“Tolong…bisakah kau mulai? Aku mungkin orang pertama dalam sejarah yang menghabiskan lebih dari dua jam dan masih belum selesai membuat karakter.”
“Lalu, kau mau dipanggil apa? Kuperingatkan, kau tidak diijinkan untuk menggunakan nama yang terdengar mengerikan!”
…Dia benar-benar memperingatkanku? Aku kehilangan kata-kata. Ini gawat. Aku biasa menggunakan nama Feng Xiao Xiao ketika bermain, tapi kelihatannya aku tidak bisa memakainya kali ini. “Kurasa aku akan menggunakan “Prince Charming”.”
Lolidragon memelotiku. “Terlalu norak. Sama sekali tidak boleh.”
“Kalau begitu kau yang pikirkan namanya,” aku memutar bola mataku; memangnya siapa yang akan memainkannya?
“Kita singkirkan Charming-nya dan memanggilmu Prince! Oke, itulah namanya.”
Merasa kata “Prince” sendiri sudah melebih-lebihkan “diriku” yang laki-laki, aku lagi-lagi dibuat menjadi kehilangan kata-kata.
“Di benua mana kau ingin mulai? Ada Benua Timur, Barat, Utara, Selatan dan Tengah,” kata Lolidragon dengan berseri-seri padaku.
“Yang manapun boleh…”
“Baiklah kalau begitu, kau siap untuk dilahirkan.” Begitu ia menyelesaikan kalimatnya, pemuda di hadapanku tiba-tiba menyambar ke arahku. Begitu kami bersatu, aku merasakan diriku sendiri jatuh…
“Hei, tunggu! Bukankah kita seharusnya mendistribusikan poin skill-ku?” teriakku.
“Kau pasti belum mengunjungi website resmi kami. Poin skill didistribusikan secara acak. Juga, ingat untuk PM aku, tampan! Jika kau PM aku, aku akan memberimu hadiah!”
*redup*
Setelah akhirnya mendarat, kutarik nafas dalam-dalam dan teringat misi paling penting saat ini – Cermin, di mana cermin? Aku perlu memeriksa dan melihat apakah aku benar-benar tampan.
“Dia tampan sekali!” Mendengarnya, aku menoleh, hanya untuk melihat seorang gadis – dengan mata yang berubah menjadi hati – melihat ke arahku. Secara refleks, aku melihat ke kiri dan ke kanan, berpkir, Di mana? Di mana pria tampan itu? Aku ingin melihatnya juga!
Saat aku memandang ke kiri dan kananku, entah bagaimana, seseorang tiba-tiba menggenggam tanganku. Siapa orang kurang ajar ini? Tidakkah dia tahu bahwa terlarang bagi seseorang untuk menggenggam tangan seorang gadis kapanpun dia mau? Aku menoleh, dengan pelototan yang menusuk pada siapapun yang sedang cari mati… Uups, benar-benar gadis yang imut. Hampir saja aku mengira dia sebagai orang mesum!
“Um, aku baru mulai bermain game ini. Bisakah kau membantuku?” tanyanya penuh harap padaku.
“Aku juga baru pertama kali, jadi aku takut aku tidak bisa banyak membantuku.” Game baru ‘hidup’ selama dua jam, jadi bagaimana mungkin ada seseorang yang bisa membantumu? Kemampuan merayu gadis ini masih belum sesuai standar. Saat ini, sebaiknya dia menaikkan level, untuk mendapatkan suami yang baik, kau harus terlihat manis, naik level, dan berbicara manis seperti seorang juara, wahahaha!
(Feng Wu Qing : Percaya padaku, semua pria di dunia ini harus menjauh dari saudariku. Dia bahkan tidak akan mengeluarkan tulangmu ketika kau ditelan bulat-bulat!)
“Kalau begitu ayo kita latihan bersama,” kata si gadis, mencoba terlihat tak berdaya sebisa mungkin.
“Aku juga ingin latihan bersama!”
“Aku juga!”
A-apa-apaan ini semua? Aku melihat sekumpulan gadis. Mata mereka semua bersinar buas, memandangku seakan mereka adalah serigala-serigala lapar yang melihat sepotong daging. Akhirnya aku mengerti bagaimana perasaan sepotong steak – Tenang, tenang! Para wanita akan tetap mempertahankan penampilannya; mereka pasti tidak akan seperti serigala rakus menerjang sepotong steak. Bagaimanapun, melihat keadaannya sekarang, aku tidak perlu untuk melihat cermin lagi. Aku sudah tahu aku pasti sangat tampan.
Menarik napas dalam-dalam, kukatakan pada diriku sendiri, Aku seorang laki-laki sekarang (Feng Wu Qing : Kau seorang banci…) Aku harus bersikap seperti seorang pria, walaupun aku benar-benar tidak tahu bagaimana seorang laki-laki bereaksi ketika ditatap sekelompok wanita seakan dia adalah sepotong daging.
Tiba-tiba, aku teringat namaku – Prince. Karena aku dipanggil “Prince”, aku harus bertingkah laku seperti seorang pria terhormat, jangan sampai menodai nama dan penampilanku…Dengan demikian, kukembangkan senyumku yang paling menawan dan menggunakan nada bicara yang paling halus dan hangat sebisa mungkin, aku berkata, “Maafkan aku, para gadis, tapi aku juga baru saja memulai. Aku baru saja berpikir untuk memotong beberapa monster level terendah, seperti slime…”
“Ya Tuhan, dia benar-benar keren!” Saat sorak kegirangan memenuhi udara, ada pergerakan tiba-tiba dan seorang gadis menerjang ke arah steak-nya – tidak, ke arahku – dan mengobarkan reaksi berantai. Ya ampun, ketika ada lusinan gadis menyerbu ke arahmu, apa yang biasanya laki-laki lakukan? Aku tidak tahu, tapi aku … aku ingin LARI!
“To--tolongg!” teriakku sambil aku berputar di tumitku dan lari.
Hampir sejam kemudian, aku menemukan diriku bersembunyi di sebuah toko peralatan kecil. Ketakutan, aku mengintip hati-hati ke luar pintu, hanya untuk melihat desa kecil untuk para newbie dipenuhi begitu banyak gadis yang mencariku. Kenapa ada begitu banyak perempuan? Aku menyadari jawabannya meskipun aku berlari mengelilingi desa tadi :  Ini adalah desa para elf, dan perempuan jauh lebih menyukainya ketimbang laki-laki untuk memilih bermain sebagai elf.
“Bolehkah saya tahu apa yang pelanggan sedang cari?” Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangku.
Aku melirik ke belakang. Ya Tuhan, seorang wanita! Aku begitu ketakutan hingga ke titik menempelkan diriku ke dinding, tapi wanita tersebut hanya menatapku penasaran, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan isyarat kekaguman sedikit pun. Menurut pengamatanku sebelumnya, sepuluh dari sepuluh wanita akan tertarik padaku, jadi yang berdiri di hadapanku hanya mungkin adalah seorang NPC. Aku menghela nafas lega. Kelihatannya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan!
Aku mengamati sekelilingku dan menyadari bahwa ini adalah pharmacy (toko obat). Tidak heran tidak ada seorangpun di sini; kemungkinan belum ada orang yang perlu membeli health potion, kan? Hmm…ini sudah tiga jam, tapi aku masih belum memulai latihan. Adikku mungkin akan menertawakanku ketika aku log off nanti… Jengkel, aku memutuskan untuk memulai latihanku…tapi pertama-tama, aku perlu untuk menemukan tempat latihan.
“Nona, bisakah kau katakan padaku di mana tempat terbaik untuk berlatih?”
Mendengarnya, NPC wanita menyadari bahwa aku bukanlah seorang pembeli. Wajahnya menggelap dan dia menjawab dengan bosan yang jelas, “Tepat di luar pintu masuk desa elf kau akan menemukan man-eating slime dan green gnome untuk dilawan. Kau tidak akan bisa menangani yang lebih kuat.”
Melihat ekspresi “jangan ganggu aku” di wajahnya, aku merasa desakan untuk berbalik dan berjalan keluar, tapi kupikir, akan lebih bijak untuk tidak langsung keluar dari toko ini, tidak dengan gadis-gadis yang mengintai berkeliling di luar. Aku tidak punya pilihan selain membuat ekspresi wajahku bersahabat dan tersenyum sopan.
“Kalau begitu, bisakah aku menanyakan apakah kau tahu bagaimana caranya memunculkan system menu?” aku ingin melihat statusku.
“Hanya katakan “system”. Bukankah kau bisa menyadari hal yang sejelas itu…?”
NPC sialan, pikirku, diam-diam mengutuk orang tuanya (perancang game?), tapi ekspresiku tidak berubah dan aku tetap tersenyum sopan. “Terima kasih banyak.” Lalu kukatakan, “System,” dan status dasarku segera menjadi terlihat di mata kiriku.
<Name : Prince | Gender : Laki-laki>
<Level : 1 | Race : Elf | Class : Tidak ada | Reputation : 0 | Health : 60 | Mana : 20 | Unspent skill points : 0 | Strength : 10>
…Seorang elf dengan strength 10? Kelihatannya bahkan langit ingin aku menjadi warrior, dan bahkan yang terkuat.
<Physique : 6 | Agility : 9 | Intelligence : 6 | Willpower : 4 | Wisdom : 5 | Charisma :10>
Karismaku benar-benar tinggi, apakah itu ada hubungannya dengan penampilanku? Kurasa begitu…
<Luck : Tidak diketahui | Abilities : Tidak ada>
Aku menghela nafas lega. Karena batas tertinggi setiap skill adalah sepuluh, kelihatannya statusku sangat bagus, terutama untuk menjadi seorang warrior.
Kubuka kantungku. Biasanya pemula diperlengkapi dengan equipment dasar. Seperti yang kukira, adalah sepasang celana (defense +2) dan sebuah kemeja (defense +1), begitu juga sebuah pisau kecil dengan attack power 1 …Ini benar-benar sebuah pisau kecil, dengan mata pisau tak lebih panjang dari lima belas sentimeter.
“Hei, jika kau tidak akan membeli apapun,  keluarlah, kau menghalangi pintu masuk.”
Grr, betul-betul NPC yang tidak sopan! Kutahan keinginan untuk menyumpahi nenek moyangnya. Hmph, seorang gadis yang baik tidak akan berdebat dengan seorang NPC. Dengan demikian, kupertahankan sikap wanita baik-baikku – Salah! Maksudku, pria baik-baik. Dengan tetap sudut bibirku membentuk sudut 30 derajat, aku berkata sehangat mungkin, “Terima kasih atas bantuannya.”
<System Notice : Prince telah mempelajari skill baru – Thick Skin>
Aku hampir terjatuh karena shock melihatnya. Tekhnik aneh apa itu? Aku segera melihat penjelasannya.
<Thick Skin : Ability Level 1, Charisma +5%>
Kurasa aku ingin pingsan. Lupakan saja,pikirku. Aku akan pergi dan menaikkan level pertama-tama, kalau tidak adikku akan tertawa sampai mati.
Aku menyelinap sepanjang pinggir desa dan, tidak berani untuk pergi lewat gerbang utama, melompati pagar pembatas desa newbie yang begitu rendah hingga hampir tak ada. Begitu aku bebas, aku bergegas menuju bukit di balik desa.
Man-eating slime, aku datang! Hal pertama yang kulihat adalah lusinan man-eating slime memenuhi pemandangan. Syukurlah mereka tidak agresif, kalau tidak, aku akan mati karena kaget ketika mereka menyerbu, pikirku. Melihat pisau kecil di tanganku, kusadari aku sepertinya sama sekali tidak memiliki pengalaman atau semacamnya dengan pertarungan jarak dekat. Dengan sembunyi-sembunyi aku mengitari seekor slime, mengangkat pisauku, dan menikamnya sekuat tenaga.
<Attack berhasil, Man-eating Slime HP-5>
Horeeee! Serangannya berhasil! Ya Tuhan, aku benar-benar merasa terharu, aku begitu mahir dalam hal ini. Kelihatannya aku benar-benar memiliki potensi untuk menjadi seorang warrior! Di dalam kepalaku aku melihat diriku sendiri mengenakan mantel putih, dengan pedang suci putih di tanganku yang satu, dengan yang lainnya berada di atas kepala adikku yang tak berdaya.
Wahahaha – Aduh! Tiba-tiba sesuatu menggigit tanganku, membuatku berteriak kesakitan dan kaget.
<Man-eating Slime attack berhasil, Prince HP-3>
Ketika rasa sakit membuatku menangis, kuangkat tanganku dan melihatnya. Ya Tuhan, begitu banyak liur, menjijikan! Kau slime sialan, tidak hanya kau menggigitku, kau bahkan berani untuk berliur di tangan seorang gadis muda sejati! Aku…aku benar-benar marah! Mengabaikan pisau di tangan kananku, kuangkat kakiku dan mulai menginjak-injaknya sekuat tenaga.Injak! Injak! Injak, injak, injak!
“Siapa yang menyuruhmu untuk meliuriku?! Berani sekali meliuriku seluruh tanganku… Kau pasti bosan hidup!” kataku bengis sambil menginjak-injak slime lagi dan lagi.
<Attack berhasil, Man-eating Slime HP -3>
<Critical hit berhasil, Man-eating Slime HP -10>
<Man-eating Slime telah mati, experience Prince meningkat menjadi 10/20, Prince telah mempelajari sebuah skill baru – Buddha’s Mountain’s Phantom Kick…>
Belum puas meluapkan seluruh amarahku, aku tidak repot-repot untuk melihat informasi tekhnikku yang baru. Sebaliknya, memandang pada Man-eating slime menutupi pemandangan dengan pisauku di tangan, aku tersenyum suram. Slime sialan, akan kudemonstrasikan kemampuan menyiapkan makanan yang bahkan membuat ibuku kagum! Man-eating slime? Wahahaha, tidak, di mataku kalian bukan lagi monster, hanya setumpuk wortel!
Aku memotong dan mengiris dan ---
(Attack berhasil… Attack berhasil… Attack berhasil>
<Prince telah mencapai level 2… 3… 4… 5… >
<Prince telah mempelajari sebuah skill baru. Chop>
Bukankah seharusnya “Slice”…? Hmmm, ya sudahlah, jika kau melebih-lebihkan gerakan mengiris, kurasa itu menjadi “Chop”!
<Prince mempelajari sebuah skill baru: Continuous Attack>
Continuous Attack? Wah… Itu mungkin karena aku mengiris “sayuran” ini dengan cepat!
“Wahaha, sekarang kau tahu bagaimana rasanya takut! Akan kita lihat apakah kalian masih berani meliuriku!” raungku, sambil mengejar para slime.
<Prince telah mempelajari skill baru: Terrifying Roar>
Wew, aku capek! Akhirnya, setelah kelelahan dari mengiris-iris, aku duduk di atas tanah. Ketika kuamati bukit sunyi bebas slime, tiba-tiba hal itu menyambarku.
Mungkinkah aku mempunyai … kecenderungan ke arah kekejaman? Ya sudah, lupakan saja; bagaimanapun aku adalah seorang laki-laki sekarang. (Feng Wu Qing : Kau adalah seorang banci!)
Setelah itu, aku melirik ke belakang dan menemukan permukaan tanah telah dipenuhi dengan item drop dan secepat mungkin mulai memungutinya. Jangan bergurau tentang tidak memungutinya! Semua barang ini dapat dijual untuk sejumlah uang yang lumayan! Melihat barang-barang tersebut, sepertinya sebagian besar adalah sampah, tapi itu tetap cukup pantas untuk pemula sepertiku. Kuganti pisauku dengan yang attack power-nya +3, menggunakan sepasang sandal (defense +1), pelindung lengan (attack power +5%), sebuah topi (defense +1), mengganti celanaku yang lama dengan yang +3 defense (jenis yang dipakai para elf, seperti Legolas di Lord of The Rings) dan mengenakan dua cincin dengan masing-masing +1 magical resistance.
Aku juga mengumpulkan lebih dari seratus copper. Dari apa yang kudengar, bahkan makanan paling payah di sini – mantou – berharga lima copper satunya…Para Man-eating slime benar-benar miskin.
Berkeringat begitu banyak dan menikmati angin sejuk, aku menyadari bahwa aku mulai menyukai rasanya sebagai warrior. Rasanya begituuu nyaman… Aku juga akhirnya menghargai sisi baik dari level 99% realisme, semenjak matahari terbenam terlihat luar biasa indah. Bagaimanapun, level 99% realisme memiliki kelemahan… Seperti perutku yang keroncong. Aku hanya bisa mendapat dua mantou dari paket untuk pemula dan, sembari makan, aku membayangkan jika Man-eating slime mungkin saja enak…
Aku mengaktifkan system menu, ingin melihat hasil dari kerja kerasku tadi.
<Name: Prince | Gender: Laki-laki>
<Level: 8 | Race: Elf | Class: None | Reputation: 0 | Health: 140 | Mana: 45 | Unspent skill points: 21 | Strength: 10 | Physique: 6 | Agility: 9 | Intelligence: 6 | Willpower: 4 | Wisdom: 5 | Charisma: 10 | Luck: Unknown | Abilities: Thick Skin –Skill Level 1, Charisma +5% / Buddha’s Mountain’s Phantom Kick – Skill Level 1, 10% kesempatan untuk tiga kali lipat attack power ketika menyerang menggunakan kaki (peningkatan tidak termasuk kekuatan senjata) / Chop – Skill Level 3, attack power +10% ketika menggunakan Chop / Continuous Attack – Skill Level 3, dapat menyerang terus menerus sampai 4 kali / Terrifying Roar – Skill Level 1, mengurangi defense musuh sebanyak 3%>
Setelah berpikir beberapa saat, aku menetapkan poin skill-ku, sehingga menjadi…
<Name: Prince | Gender: Laki-laki>
<Level: 8 | Race: Elf | Class: Tidak ada | Reputation: 0 | Health: 180 | Mana: 45 | Unspent skill points: 0 | Strength: 20 | Physique: 10 | Agility: 16 | Intelligence: 6 | Willpower: 4 | Wisdom: 5 | Charisma: 10 | Luck: Unknown>
Hehehe, aku akan menjadi seorang elf warrior dengan banyak strength dan agility. Walaupun aku sudah memantapkan tekad untuk tidak takut terhadap rasa sakit, tetap saja lebih baik untuk menghindari terkena serangan, sebisa mungkin. Dua level lagi sampai aku bisa memilih class-ku, pikirku. Melihat slime yang muncul kembali, sebuah senyum samar terukir di bibirku.
Tidak lama kemudian… Hehe, aku sudah mencapat level sepuluh! Sekarang aku akhirnya bisa memilih class-ku, aku merasa senang tak terkira, bisa memilih class-ku dengan usahaku sendiri rasanya benar-benar hebat. Lumayan. Dengan awal yang bagus seperti itu, tidak akan lama sebelum aku bisa mengalahkan adikku yang bodoh itu.
Menyenandungkan sebuah lagu ketika aku memasuki desa elf newbie lewat gerbang utama, aku baru saja akan menanyakan pada sekeliling informasi tentang memilih class ketika aku menyadari aku membuat kesalahan besar… Aku telah memasuki desa pemula lewat gerbang utamaYa ampun…! Aku menemukan diriku dikenali dengan perasaan sepotong steak sekali lagi, melihat begitu banyak serigala kelaparan di depanku…
Melarikan diri sekali lagi ke pharmacy, aku berpikir merana, jika banyaknya waktu yang kuhabiskan sebagai steak bisa dialihkan untuk melawan monster, aku mungkin sudah menjadi salah satu player hebat saat ini…
“Sedang apa kau?” sebuah suara pria datang dari belakangku. Semenjak aku merunduk bersembunyi dekat pintu, mengintip keluar situasi di jalan-jalan, aku tidak melihatnya.
“Hehehe! Orang ini benar-benar konyol,” suara manis seorang gadis berkata… Seorang gadis? Waaah! Aku tidak ingin menoleh!
“Bolehkah saya bertanya potion apa yang sedang anda cari?” Suara ini milik si NPC XX. Kelihatannya aku tidak bisa bersembunyi lagi… Karena itu, dengan kepala tertunduk rendah – hampir serata dengan tanah – aku berbalik perlahan untuk berhadapan dengan NPC tersebut. “Bisakah kau memberitahuku ke mana harus pergi untuk mengubah class-ku?”
“Kenapa kau lagi? Ini adalah pharmacy, bukan pemandu untuk pemula.” Ada apa denganmu, pikirku, bersumpah diam-diam di kepalaku. Tunggu saja kau; ketika levelku lebih tinggi, aku pasti akan datang kembali dan langsung membunuhmu, NPC sialan!
“Kau ingin mengubah class-mu?” suara manis gadis itu terdengar lagi. “Class apa yang rencananya kau pilih? Mungkin kami bisa membantumu!”
“Oh… aku ingin menjadi warrior.” Dengan kepalaku masih direndahkan, aku mencuri lihat sekitar lantai. Dikurangi NPC, ada total delapan kaki, jadi mungkin ada empat orang, kemungkinan tiga laki-laki dan seorang perempuan.
“Orang aneh…” ujar laki-laki yang lain.
Si gadis hanya tersenyum, sepertinya lumayan geli. “Apa kau merasa malu? Kenapa kau menundukkan kepalamu begitu rendah?”
Bagaimana aku menjelaskannya? Ugh… sebaiknya aku menanyakan ke mana aku harus pergi untuk mengubah class-ku, dan segera melarikan diri--- Er, tidak, maksudku, segera mengubah class-ku. “Tolong. bisakah kau memberitahuku ke mana aku harus pergi jika aku ingin menjadi seorang warrior?”
“Untuk menjadi seorang warrior, kau harus pergi ke bagian utara dari alun-alun utama dan temukan NPC yang membawa sebuah pedang dan mengenakan seragam prajurit,” laki-laki yang pertama mengatakan dengan baik hati. “Dia akan memintamu membunuh sepuluh serigala, jadi sebaiknya kau membawa beberapa health potion atau kau harus istirahat setelah melawan hanya satu serigala.”
“Terima kasih…” kataku sebelum bergegas membeli sepuluh minor health potion dari  si NPC XX. Waaah! Habislah seratus copper-ku, pikirku ketika mengambil health potion-ku dan memasukkannya ke dalam kantungku. Aku baru saja akan pergi ketika satu dari player lain itu berbicara lagi.
“Apakah kau tahu di mana tempatnya untuk menemukan serigala?” tanya si gadis, terdengar khawatir. Tanpa menunggu jawabanku, dia melanjutkan, “Kami juga akan berlatih melawan serigala; kenapa tidak kau ikut saja dengan kami? Kau sebaiknya mengambil misinya terlebih dulu. Kami akan menunggumu di gerbang sebelah barat. Jangan lama-lama, ya!”
Aku terharu… Dia benar-benar orang yang baik, pikirku, mengangguk dengan semangat. “Baik.”
Aku berjalan terang-terangan ke alun-alun utama, menemukan NPC berseragam prajurit dan menerima misi warrior… Huh? Kau bertanya bagaimana bisa aku berani berjalan terang-terangan ke alun-alun utama? Kenapa aku tidak takut menjadi sepotong steak? Wahaha! Itu karena ketika aku pergi ke armorer (toko baju) untuk menjual hasil rampasan sampah, aku menemukan bahwa mereka ternyata menjual topeng – tepatnya, topeng penyamaran, jenis yang menutupi setengah bagian atas wajahmu. Itu bahkan menawarkan +1 defense! Takut dikejar lagi, aku membeli satu tanpa ragu. Syukurlah! Akhirnya aku bisa bergerak bebas sekarang!
Berjalan ke gerbang barat, aku melihat dari jauh ada tiga laki-laki dan satu perempuan menunggu di situ, dan aku pun cepat-cepat. “Maaf menunggu.”
“Tidak apa-apa, ayo saling memperkenalkan diri. Aku Snow White Rose, kau bisa memanggilku Rose. Aku seorang mage,” kata Rose riang.
Menenangkan diriku sendiri, aku menatap baik-baik padanya… Orang yang cantik! Luar biasa cantik! Diriku sendiri adalah orang yang cukup cantik, tapi bahkan aku sendiri tidak dapat menyangkal bahwa wajahnya lebih cantik, dadanya lebih besar, pinggulnya lebih ramping, kakinya lebih panjang, dan kulitnya lebih cerah… Waaah! Aku merasa seperti jamur yang tumbuh di sudut…
Jangan pedulikan, Feng Lan, kau adalah seorang laki-laki sekarang (Feng Wu Qing: Berapa kali kau membuatku mengatakannya. Kau adalah seorang BANCI!), jadi adalah hal yang sia-sia untuk bersaing dengan seorang perempuan.
“Legolas, archer,” kata laki-laki terkurus.
“Aku adalah The Strongest Elf. Panggil saja aku Li’l Strong.” Apakah kau seekor kecoa? pikirku. “Aku adalah seorang warrior; warrior adalah class yang bagus!” kata The Strongest Elf, ekspresinya begitu terbuka dan jujur.
“Aku adalah For Healing Only, seorang priest,” kata seorang cowok cantik dengan nada sopan.
“Aku Prince, belum ada class…” ujarku dengan suara kecil.
Rose memperhatikan baik-baik topengku. Aku menahan napas gugup di bawah tatapannya. “Prince, kenapa kau memakai topeng?”
“To-topeng memberikan perlindungan ekstra, bukan?” jawabku, pura-pura bingung. Hehe! Berpura-pura polos adalah salah satu keahlianku…  “Karena itu aku membelinya.”
“Kurasa dia hanya mencoba untuk kelihatan keren,” sahut Legolas, tak terkesan.
Mendengarnya, aku menunjukkan wajah kosong  dan tersenyum samar. Tetapi, dalam kepalaku aku berpikir, aku sudah cukup keren sebagaimana mestinya, untuk apalagi aku mencoba untuk lebih keren?
“Baiklah, sekarang kita telah sampai di tepi sungai serigala. Healing, tolong buff untuk Prince! Kita akan membantunya menyelesaikan sepuluh serigala secepatnya supaya ia bisa mengganti class-nya,” kata Rose baik hati. Ya Tuhan, aku benar-benar tersentuh, waaahh…! Rose, aku ingin menjadi saudarimu. (Feng Wu Qing: …Berubah menjadi wanita? Lagi?)
Begitu si laki-laki cantik selesai merapal sebuah kalimat mantra, aku merasa defense-ku meningkat dan berkata dengan tulus, “Terima kasih.”
“Sama-sama. Ayo maju dan bertarunglah!” balas si laki-laki cantik dengan sopan.
Kupusatkan perhatianku pada seekor serigala yang sendirian dan bergerak perlahan, menghadapinya dengan tenang… Waaah! Serigalanya benar-benar besar dan menakutkan. Mata merah darah monster tersebut menatapku dan bibirnya melengkung, menunjukkan gigi taringnya yang tajam. Tapi yang paling menakutkan dari semuanya adalah, monster itu berliur…
Aku merasa begitu tertekan, pikirku, otakku menjadi tumpul. Aku lebih baik mengiris-iris slime – bagaimanapun, mereka terlihat seperti buah beku – tapi serigala… Aku tidak pernah menggunakan pisau dapur untuk mempersiapkan sesuatu yang masih hidup, apa yang harus kulakukan sekarang? Aaaaah!
Serigala tersebut menyerbu dan dengan begitu datanglah mulut penuh dengan liur dan gigi taring yang tajam.
Tidaaaak! Aku berputar balik… dan lari!
“Prince, apa yang kau lakukan? Cepat berbalik dan bertarung. Jangan khawatir. For Healing Only akan menyembuhkanmu,” teriak Rose.
Bukan itu masalahnya, teriakku dalam hati, A-- Aku tidak mau—Aku tidak mau digigit oleh moncong serigala yang menakutkan dan menjijikkan itu!
“Apa yang sedang dia lakukan…?” tanya Legolas, ekspresinya dingin.
“Itu… aku juga tidak tahu!” jawab Li’l Strong, jelas-jelas keheranan melihatku lari dengan begitu cepat. “Tapi agility-nya sangat tinggi, sampai bisa menghindari seekor serigala padahal dia baru level sepuluh.”
“Aaaah…” Berlari terlalu cepat, aku tanpa sengaja tersandung sebuah batu dan terjatuh. Level 99% realisme sialan… Sebuah pemikiran melesat di pikiranku, serigala tersebut datang menyerang dan dengan kejam menggigit tangan kiriku.
<System notice: Prince HP -30>
Owww! Waaaah! Begitu, begitu banyak liur, menjijikkan! Berikutnya, serigala itu tiba-tiba membuka rahangnya dan akan menggigit kepalaku ketika liurnya… Liurnya menetes di wajahku…
TIDAK BISA DIMAAFKAN!
Ctash! Kedengarannya sebuah syaraf telah putus di kepalaku – sebuah syaraf yang disebut alasan.
Aku marah! Aku marah! Aku BENAR-BENAR marah! Lalu, aku mengingat ketika ibuku membunuh seekor ayam, ia selalu mencengkeram lehernya, dan kemudian… Heh heh heh!
“Prince, cepat bangun dan lari! Jika kau menerima serangan kali ini, kau pasti akan mati!” Rose dan yang lainnya berubah menjadi pucat dan tergesa-gesa berlari ke arahku. Sayangnya, jarak mereka terlalu jauh.
Tanpa ragu-ragu, kugenggam pisauku erat-erat dan mengayunkannya dari kanan ke kiri dengan segenap kekuatanku, dengan brutal memotong sepotong bagian atas tengkorak serigala tersebut, memisahkan otak dari badannya.
<System notice: Critical hit, Wolf telah mati, experience Prince telah meningkat menjadi 100/200, Prince telah menerima barang misi: Wolf Fang x1>
Terjebak di bawah tubuh serigala, aku sepenuhnya dilumuri darah serigala… Darah yang hangat – dengan bau tembaga – mengalir ke manapun, mengotori bajuku dan mengering di kulitku.
Mengerikan! Menahan air mata, pikiranku hanya dipenuhi dengan dua kata.
Pertanyaan: apa yang menurutmu akan terjadi ketika seseorang amat sangat ketakutan? Jawaban: Alasan mereka akan menghilang!
Perlahan aku bangkit di atas kedua kakiku, menggenggam erat pisauku, menatap langsung ke para serigala di sekitar tepi sungai.
Jangan takut, pikirku, Mereka tidak ada bedanya dengan ayam, bebek, ikan atau jenis daging lainnya, jadi mereka seharusnya tidak terlalu sulit untuk ditangani dengan kemampuan memasakku. Ayo kalau begitu! Waktunya mulai memasak…  Dengan sorot mata buas, aku menerjang langsung ke serigala terdekat.
Sambil membayangkan bagaimana caranya aku menumbangkannya, aku terpikir dengan Buddha’s Mountain’s Phantom Kick-ku dan Continuous Attack, juga fighting game PS13 yang kumainkan dengan adikku baru-baru ini. Menggabungkan ketiga hal ini bersama dan apa yang akan kau dapat?
Mengarah ke tenggorokan serigala itu, aku teringat, tendangan atas, dan lalu menendang ke samping. Selanjutnya, sebuah tendangan berputar, dan akhirnya menendangnya ke tanah dengan tumitku. Aneh, kenapa tiba-tiba aku merasa seperti Chun Li… ?
<System notice: Buddha’s Mountain’s Phantom Kick sukses dilakukan>
<Continuous Attack sukses dilakukan>
<Wolf HP -30>
Masih belum mati? Kuangkat pisauku dan, menggenggamnya dengan kedua tangan, menusukkannya ke dalam tengkorak serigala yang sekarat.
<Wolf telah mati, experience Prince telah meningkat menjadi 200/200, Prince telah menerima barang misi: Wolf Fang x1>
<Abilities: Skill Buddha’s Mountain’s Phantom Kick meningkat -  Skill Level 2, 10% kesempatan untuk tiga kali lipat attack power ketika menyerang menggunakan kaki (tidak termasuk peningkatan kekuatan senjata), attack power +20 / Skill Continuous Attack meningkat – Skill Level 4, dapat menyerang terus menerus sampai 5 kali>
“Ya ampun, hanya dengan kakinya…” Li’l Strong menatapku dengan keheranan lagi, kekaguman tercermin di matanya.
“Tidak bisa dipercaya…” gumam Legolas dengan bibir yang terpuntir aneh.
“Kenapa itu mengingatkanku pada gerakan yang digunakan oleh seorang karakter pada sebuah fighting game…” si laki-laki cantik, For Healing Only, berkata dengan senyum mengetahui.
“Keren sekali…” bisik Rose dan hawa dingin menjalar di punggungku ketika ia bicara.
Semua tendangan itu membuatku kelelahan, tapi saat itu juga aku terpikir metode yang biasa kupakai untuk menyiapkan ikan. Yang dibutuhkan hanyalah mengiris perutnya terbuka dan semua isi bagian dalamnya akan terburai keluar. Dengan ingatan itu, aku tersenyum samar dan menuju serigala berikutnya.
Seperti sebelumnya, aku menendang ke atas, mengangkat serigala tersebut ke udara dan, dengan serangan cepat ke atas, membuat sebuah lengkungan di udara dengan pisau. Sambil mengamatinya, tanah menjadi ternoda dengan benda-benda merah dan putih, dan kutemukan diriku membayangkan, Mungkin usus serigala lebih enak daripada usus babi? Masih membayangkan, aku mengejar serigala berikutnya.
(Nantinya, ketika kulihat kembali sejarah pertarunganku, aku mau tidak mau kagum. Second Life, game ini dengan level realisme 99%, membuat mungkin bagi semua orang – dengan kecepatan dan keakuratan yang cukup – untuk menyelesaikan musuh mereka tanpa menumpahkan bahkan setetespun darah mereka. Ini mempengaruhi sekali pada gaya bertarungku nantinya.)
Mulai dari titik ini, Rose tidak berani untuk melihat. Buktinya, dia menutup kedua matanya setelah melihatku mengeluarkan isi perut serigala pertamaku. Sedangkan yang lain, wajah mereka sepucat seprai ketika mereka melihatku menyiapkan makanan – uh, tidak. Maksudku, membunuh monster.
(Feng Wu Qing: Pelajaran moral dari hal ini adalah, jangan pernah membuat jengkel seorang cewek, terutama yang mempunyai banyak pengalaman di dapur, atau kau mungkin akan mengalami nasib yang sama dengan sayur-sayuran yang tak bersalah…)
<Ting! System notice: Prince telah mencapai level 11>
Aku naik level? Begitu cepatnya? Kulihat isi dari kantungku dan melihat bahwa aku sudah mendapatkan sepuluh taring serigala. Wahaha, akhirnya aku mengganti class, asyik! Aku berjalan kembali menuju Rose dan kawan-kawan dengan riang.
Wew, memasak benar-benar tugas yang melelahkan! Aku begitu capek hingga hingga langkahku terseret-seret. Lalu aku berteriak pada Rose dari jauh, “Rose , aku sudah selesai dengan misinya.”
Rose perlahan menurunkan tangannya dari matanya. Dia menatap, lidahnya terkunci, pada potongan-potongan tubuh yang bertebaran di mana-mana, sungai terisi dengan air bercampur darah, tanah dikotori dengan benda-benda merah dan putih, dan elf bermandi darah di hadapannya – aku – memegang sebuah pisau di tangan kanannya dan perlahan berjalan menuju mereka.
“Blood …Elf (Elf Berdarah)!” Rose setengah memekik dengan suara tertahan.
Di hari-hari berikutnya, ketika namaku menjadi terkenal, aku menerima banyak nama panggilan, tapi hanya dua  yang dikenal luas. Itu adalah Si Super Tampan Prince dan … Blood Elf.
Setelah mengucapkan salam perpisahan pada Rose dan teman-temannya, aku berjalan kembali ke desa seorang diri untuk mengganti class-ku. Begitu aku memasuki desa, aku bergegas menemui NPC class warrior. “Paman, aku sudah mengumpulkan sepuluh taring serigala, bisakah kau mengganti class-ku sekarang?”
“Cepat sekali! Seperti yang mereka bilang, Yangtze menghebat dengan setiap ombak barunya, tepian menjadi gelombang besar makam…” Melihat sepertinya Paman akan memulai obrolan panjang tanpa akhir, aku cepat-cepat mengakhirinya.
“Ya, ya, ya, kau benar seperti biasa, tapi bisakah kau pertama-tama menolongku merubah class?”
“Baik, baik! Anak-anak muda jaman sekarang…” Menggerutu tanpa henti, si paman NPC mengambil taring-taring serigala dariku.
Tiba-tiba, sebuah cahaya putih membungkusku dan aku mendengar suara dari system berbicara.
<Ting! System notice: Class Prince sudah berhasil diubah menjadi Warrior>
Aku segera memanggil, “System.”
<Name: Prince | Gender: Laki-laki>
<Level: 11 | Race: Elf | Class: Warrior | Reputation: 0 | Health: 450 | Mana: 100 | Unspent skill points: 0 | Strength: 25 | Physique: 12 | Agility: 21 | Intelligence: 6 | Willpower: 4 | Wisdom: 5 | Charisma: 10 | Luck: Tidak diketahui>
“Kawan kecil, sebagaimana aturan yang berlaku, kau mendapat sebuah senjata  dan tiga kemampuan secara cuma-cuma!” Si paman NPC mulai menjelaskan. “Untuk senjatamu, kau dapat memilih dari belati, dao. rapier, pedang lebar, axe, dll. Takdirlah yang akan menentukan apakah kau mendapatkan sesuatu yang bagus atau yang jelek.
“Secara keseluruhan ada sepuluh kemampuan yang dapat kau pilih dari Passive skill termasuk Continuous Attack, Increased Strength, Reinforced Defense, Litheness, dan Life Extension sedangkan kemampuan menyerangnya termasuk Heavy Blow (hanya untuk senjata dua tangan, yang akan menghabiskan 20 mana), Inferno Slash (hanya untuk senjata satu tangan, yang akan menghabiskan 20 mana), Fatal Blow (hanya untuk senjata kecil, akan menghabiskan 20 mana), Blazing Determination (akan menghabiskan 20 mana, attack power +100%, berlangsung selama 20 menit) dan Impenetrable Wall (akan menghabiskan 20 mana, defense +100%, berlangsung selama 20 menit).
“Weapon… Sebuah pisau iris?” renungku.
“Hah?” Si NPC terlihat bingung
“Ah, dao.” Walaupun aku merasa lebih nyaman dengan pisau iris… untuk alasan penampilanku yang indah, aku memutuskan untuk melepaskan yang lebih kusukai dan mengambil sebuah dao sebagai gantinya.
“Seorang elf pengguna dao, benar-benar pemandangan langka. Ini dia; sudah ada dalam inventarismu.”
Mendengar hal itu, aku segera membuka kantungku, dan menarik perlahan sebuah dao hitam. Kenapa aku menyebutnya dao hitam? Karena baik gagang dan sarungnya berwarna hitam? Tidak, alasan sebenarnya adalah karena di sarungnya tertulis dua kata dalam huruf berwarna emas : Black Dao (Dao Hitam).
Aku membayangkan pendekar pedang di masa lalu yang akan, pada saat seperti ini, perlahan-lahan mengeluarkan pedangnya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Di bawah sinar matahari, mata pedang yang berkilat akan memantulkan cahaya matahari yang terang. Keren sekali! Dengan pikiran tersebut, aku juga, menarik keluar dao tersebut, tapi ketika kukeluarkan mata pedangnya, aku mendapati bahwa dao ini…tidak dapat dipercaya…hitam. Bahkan mata pedangnya berwarna hitam!
Dasar b*****k, bagaimana caranya aku memantulkan cahaya matahari dengan pedang ini! ARGHHH, benar-benar menghancurkan kesempatanku untuk beraksi keren, sial! Aku menyimpan dao tersebut dalam-dalam, mengantunginya.
“Hei, teman kecil, sudahkah kau memutuskan kemampuan apa yang kau mau?”
“Tunggu, tunggu, biar kupikirkan! Aku ingin mempelajari Increased Strength, Litheness, Life Extension, dan Inferno Slash, tapi aku hanya dapat memilih tiga! Benar-benar membingungkan, pikirku, mengernyitkan alis. “Kurasa aku akan mengambil Increased Strength, Litheness, dan Inferno Slash.” Bagaimanapun, aku tidak gagal sekalipun ketika aku bertarung melawan serigala bersama Rose dan kawan-kawan. Dengan kecepatanku menumbangkan monster saat ini, HP-ku seharusnya akan cukup untuk sementara waktu.
<Ting! System notice: Prince mempelajari 3 kemampuan baru – Increased Strength; Kemampuan Level 1, Strength +5% / Litheness; Kemampuan Level 1, Agility +5% / Inferno Slash; Kemampuan Level 1>
<System notice: Game mendapat gangguan dari luar; meminta konfirmasi player untuk log off>
Apa yang terjadi? pikirku. Sebaiknya aku log off dari game dan melihat ada masalah apa yang terjadi.
Begitu aku melepaskan helm game, aku mendengar adikku menggerung menggelegar. “AGGHH! Kak, kapan kau akan mulai memasak? Sekarang sudah jam 9 malam. Kau mau membuatku mati kelaparan!?”
Aku sebaiknya menjelaskan di sini, saat ini, adalah liburan musim panas. Kedua orang tuaku sedang pergi keluar negeri bahkan sebelum liburan, meninggalkan adikku dan aku untuk mengurus diri kami sendiri. Juga, jika ada pertanyaan muncul, aku lebih memilih memakan Man-eating slime daripada sesuatu yang dimasak adikku – dan aku yakin rasanya akan sama. Jadi tugas memasak tiga kali sehari jatuh sebagian besar padaku.
“Baiklah, aku akan memasakkan mie.”
Dua puluh menit kemudian, aku duduk berseberangan dengan adikku dan, sambil kami memakan mie kami, kami mulai mengobrol tentang game.
“Kak, aku sudah level lima belas! Kau level berapa?” Sialan kau Yang Ming, hanya berani menjengkelkanku setelah mendapatkan mie-mu…
Dengan enggan, aku menjawab, “Aku level sebelas! Tapi aku berlatih sendiri…”
Dia tertawa. “Sudah kubilang, tidak mungkin kau naik level lebih cepat dariku!”
“Cih, jika bukan karena aku terlalu tampan, kau tidak bisa berlatih lebih cepat dariku!”
“Hah? Lebih tampan? Kau bicara apa?” Adikku terlihat bingung.
Lalu, aku menceritakan padanya keseluruhan cerita… dan dimarahi, lagi. Waaah!
“Kau ini bodoh, ya? Kau mendapat satu keinginan dan, hanya seperti itu, kau menggunakannya untuk mengganti jenis kelaminmu? Jujur saja, kau seharusnya meminta senjata dewa, atau seekor pet dewa, atau poin skill yang lebih banyak, tapi tidaaak, kau malah menggunakannya untuk menjadi seorang banci!” adikku menggerutu, ekspresinya campuran berduka dan marah.
“Hei, kau seharusnya melihat seperti ini: cepat atau lambat seseorang akan mempunyai senjata dewa atau pet dewa dan seseorang bisa mendapat lebih banyak poin skill selama mereka naik level, tapi tidak akan pernah ada banci selain aku!” jawabku sambil tertawa.
…Haah, aku tidak bisa diganggu olehmu.” Wajah adikku masih terlihat muram. Aku bertaruh bahwa dia berharap bahwa dialah yang mendapat keinginan itu…
“Apa namamu? Aku akan mem-PM-mu besok ketika log on.”
“Tidak akan kuberitahu.”
“Kenapa tidak?”
“Karena kau akan menggunakannya untuk mengancamku… Misalkan saja, jika aku menolak memasak untukmu, kau mungkin akan mengancam untuk mengungkapkan identitasku sebagai banci, dan sebagainya dan sebagainya.” Aku sangat mengenalmu, Dik.
“Bagaimana kau tahu – Ah, tidak, bagaimana bisa kau tidak mempercayai adikmu sendiri?!”
Adikku yang bodoh, menggunakan ekspresi sedih seperti itu, cih! Kau mungkin bisa menipu gadis-gadis kecil polos itu untuk jatuh hati padamu, tapi mencoba memperdaya saudarimu yang mengenalmu selama sembilan belas tahun? Lupakan saja!
“Hmph!”
“Baiklah! Lupakan bahwa aku pernah menanyakannya.” Feng Yang Ming menempelkan ibu jari ke hidungnya ke arahku; kelihatannya rencananya untuk mengancamku telah gagal.
“Cuci mangkuknya begitu kau selesai, kalau tidak kau tidak akan dapat sarapan besok!”
“Kau akan bermain Second Life?”
“Tidak, aku akan bermain ‘King of Fighters 100’ di PS13 milikmu.” Aku akan meneliti sebaik-baiknya, untuk mengembangkan lebih banyak lagi gerakan dan menjadi Chun Li yang sejati.
Adikku menatapku tak percaya. Dia mengawasi ketika aku benar-benar mengeluarkan PS13 dan mulai bermain, bergumam, “Aneh… Sejak kapan Kakak mulai suka fighting game? Dulu dia bermain hanya karena aku tidak bisa menemukan orang lain untuk bermain denganku, jadi aku memaksanya.”
Setelah percobaan selama lebih dua jam sebagai “Chun Li”, dengan percaya diri aku kembali ke Second Life, berencana untuk naik level seperti orang gila. Heh heh, kau tunggu saja, adikku yang bodoh. Aku akan segera melampaui levelmu dan akan kita lihat apakah kau masih berani menertawakanku! Waktunya untuk pergi dan memasak beberapa serigala – ah, tidak, membunuh beberapa serigala, maksudku…
Tetapi, baru saja aku akan masuk melewati gerbang barat, aku tiba-tiba mendapat pukulan keras di kepalaku dan mulai melihat bintang-bintang.
<System notice: Prince berhasil diserang oleh player Lolidragon. Prince HP -5>
Hah? Lolidragon… Astaga, GM menyerang player! Aku mau protes! Sayangnya, sebelum aku bisa berbicara lebih, Lolidragon sudah mulai memaki-makiku keras-keras.
“Sudah kubilang padamu untuk mem-PM-ku, tapi tiiiidak, kau malah melupakanku, akhirnya memaksaku untuk mencarimu ke mana-mana – dan kenapa kau bahkan menggunakan topeng konyol itu? Jika bukan karena kita berdebat selama dua jam, menentukan tinggi dan model rambutmu, aku tidak pernah bisa mengenalimu!”
Aku menoleh ke belakang untuk melihat Lolidragon, hanya untuk melihat seorang super cantik mengenakan pakaian pemula dan tidak terlihat sama sekali seperti seorang GM. Aku jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, Kenapa para GM terlihat biasa saja di dalam game ini? Jika mereka berpenampilan seperti ini, lalu bagaimana caranya kami mengenali GM dari para player?
“Lolidragon, kenapa kau berpakaian seperti ini? Bukannya kau seorang G---“ Tanpa menungguku untuk menyelesaikan kalimatku, Lolidragon cepat-cepat menutup mulutku dan menyeretku ke hutan terdekat. Ya Tuhan, apa yang sedang coba kaulakukan?
“Ssst! Apa kau mencoba untuk memberitahukan pada dunia bahwa aku adalah seorang GM?” gerutu Lolidragon.
Seorang GM yang ketakutan dikenali sebagai GM? Situasi apa ini? Kepalaku hampir meledak dengan pertanyaan.
“Dengar. Aku sebenarnya adalah GM tersembunyi!” Lolidragon, tahu bahwa aku tidak banyak melihat website resmi, mulai menjelaskan dengan terperinci.
“Seorang GM tersembunyi umumnya tidak berbeda dengan player biasa, kecuali bahwa mereka memiliki tugas penting: Kami melaporkan kekurangan apapun dalam game – keluhan player, kerusakan, dll – selama dalam game kami. Terlebih lagi, karena kami berbaur dengan player biasa, kami bisa menemukan hal yang tidak mudah ditemukan oleh GM biasa.”
“Tapi bukannya itu sangat tidak adil?” protesku. Kalau begitu, bukankah semua player tingkat atas adalah GM tersembunyi?
“Seandainya begitu. Kami mungkin adalah GM tersembunyi, tapi perusahaan tidak memberikan kami perlakuan khusus, jadi kami sama saja seperti player biasa.” Lolidragon memukul kepalaku lagi.
“Oh…” Aku mengerti. Jadi begitu, Lolidragon tidak ada bedanya dengan player biasa, hahaha. Jadi aku tidak perlu khawatir untuk membuatnya marah, heh heh heh!
“Apa kau ada urusan denganku kalau begitu?”
Nada suara Lolidragon tiba-tiba berubah menjadi genit. “Tentu saja – itu adalah untuk meminta seseorang yang sangat tampan sepertimu untuk berlatih denganku!” Berjalan menyamping ke arahku sambil berbicara, dia bahkan bertindak lebih jauh dengan ringan menggambar lingkaran di dadaku.
Waahh, aku mendapat pelecehan seksual dari seorang GM! Aku segera mundur beberapa langkah dan sembunyi di belakang sebuah pohon.
Lolidragon terkekeh. “Baiklah, baiklah. Melihat begitu traumanya dirimu, kurasa kau ketakutan setelah dikejar-kejar para gadis… sampai-sampai menggunakan topeng!”
Mendengarnya, kepalaku terkulai ke depan dan mulai dengan tersedu-sedu mencurahkan seluruh kisah menyedihkanku yang mendapat bencana steak tak terduga. Lolidragon hanya tertawa tanpa perasaan dari awal sampai akhir. Sikap macam apa itu? Pikirku pahit.
Melihat begitu stressnya aku, bagaimanapun, Lolidragon cepat-cepat berkata, “Jangan khawatir. Sekarang aku ada di dekatmu, aku akan menolong menjagamu terhadap kupu-kupu gila dan melindungi kehormatanmu.”
… Lalu kenapa aku merasa bersamamu lebih membahayakan kehormatanku lebih dari apapun?
“Terlebih lagi, walaupun aku tidak memiliki otoritas khusus, aku sa-a-ngat akrab dengan game ini. Kau bisa menanyakan langsung pertanyaan apapun padaku!” Lolidragon berkata dengan ekspresi licik.
Aku memutar bola mataku. Pada akhirnya, sepertinya aku tidak bisa melakukan apa pun untuk menyingkirkan dia. “Baiklah, ayo berlatih bersama kalau begitu.”
“Horee!” sorak Lolidragon. Memangnya ada sesuatu yang membuat senang? Aku penasaran.
“Ayo! Ayo!” seru Lolidragon. Dia menangkap lenganku dan mulai menyeretku serta.
“Jalan saja, jangan merangkul lenganku!” Wajahku memucat.
“H-hei! Jangan membuat lingkaran di dadaku dengan jarimu!”
“Ah! Jangan meniup telingaku!”
“Jika kau menyentuh pantatku lagi, kubunuh kau!”
Waah! Kehormatanku dalam bahaya besar! Akankah seseorang datang dan menolongku dari cengkeraman wanita genit ini?

[½ Prince Volume 1 Chapter 1 Selesai]

MMO : Singkatan dari “Massively Multiplayer Online” yang merujuk kepada video game yang dapat menampung begitu banyak jumlah player dalam satu waktu. Game-game ini biasanya dimainkan player lewat internet. Salah satu cabang MMO adalah MMORPG atau “Massively Multiplayer Online Role-playing Game”. Second Life adalah sebuah MMORPG
Reroll : Istilah gamer untuk membuat karakter seseorang mulai dari awal; kadang juga termasuk dengan perubahan kelas (Mis. dari mage menjadi priest) atau spesifikasi (mis. dari fire mage menjadi frost mage).
Scroll of recall:  Dalam hal ini, sebuah gulungan (scroll) digunakan oleh player untuk memindahkan mereka ke sebuah kota atau tempat yang aman.
Non-player Character (NPC): Dalam MMO, NPC biasanya dimaksudkan pada karakter yang tidak dalam kontrol player, tapi biasanya bersekutu atau netral terhadap player.
Game Master (GM): Sebuah istilah lama, biasanya merujuk kepada seseorang yang bertugas untuk berurusan dengan gangguan, keluhan player, pemberitahuan, dll. GM juga sering dikatakan mempunyai akses ke senjata rahasia, area, dll.
PM: Kependekan dari “Private Message” (Pesan Pribadi) di MMO; “mem-PM” seseorang bisa berarti mengirimkan mereka pesan lewat channel pesan pribadi.
Mantou: Roti khas Cina tanpa isi apapun.
Li’l Strong: Di Cina, nama panggilan ini tertulis sebagai ” (prn. xiao qiang) – yang juga merupakan bahasa sehari-hari untuk menyebut kecoa.
Buff: Sebuah kemampuan (skill) atau mantera yang dapat menaikkan status karakter atau memiliki efek menguntungkan pada karakter dan biasanya berlangsung untuk beberapa waktu. Biasanya digunakan pada diri sendiri dan anggota tim sebelum bertempur.
Chun Li:  Karakter wanita terkenal dari seri fighting game Street Fighter. Dia mengenakan pakaian yang samar-samar seperti cheong sam (atau qi pao) dan mengikat rambutnya dengan model dua cepol. Dia lemah dalam pertarungan tangan, tapi serangan kakinya (atau tendangan) sangat kuat, dan gerakan khasnya adalah Lightning Kick.
Usus babi: Usus babi adalah masakan yang sangat populer di Cina – dengan menghilangkan semua lendirnya lalu mengungkepnya (seperti mengungkep ayam atau bebek), sering dengan banyak kecap, bersama dengan irisan daging babi, tahu, irisan perut babi, hati babi, dan kadang-kadang kulit babi…
Yangtze menghebat dengan setiap ombak barunya, tepian menjadi gelombang besar makam…: Di Cina, syair lengkapnya adalah “长江后浪推前浪,前浪死在沙” (prn. cháng jiang hòu làng tui qián làng, qián làng si zài sha tan shàng) dan jika diterjemahkan secara literal, artinya “Di Yangtze, gelombang arus di belakang mendorong gelombang arus di depan, sehingga gelombang arus di depan mati di pantai.” Pepatah tersebut pada dasarnya artinya adalah generasi baru akan menguasai dan melampaui pendahulunya.
Dao: Sejenis pedang yang muncul secara dominan di kebudayaan Cina. Senjata ini bermata pedang satu dan biasanya memiliki bilah yang cukup lebar, sehingga memiliki kemiripan dengan pisau potong saat ini (bisa dibayangkan kenapa Prince memilih senjata ini). Walaupun senjata ini mirip dengan pedang biasa, gagangnya sangat berbeda (dibandingkan yang lainnya). Untuk contoh dari manga, silakan melihat dari senjata Ling Yao di Fullmetal Alchemist.